I Want A Baby (NC21)

Author : tavita
Cast : Cho Kyuhyun
Kang Minji
Genre : NC 21
Length : one shoot

Hehe annyeong semuaa ^^ khkhkkh ini NC pertama yang saya post di sini.. FF ini sebenernya unreleased story dari FF Single Parent 🙂

kalo di FF itu lebih fokus ke Sungmin-Minri couple, ini adalah secuil kisah *pret* dari Kyuhyun-Minji, yang berjuang supaya mendapatkan keturunan.. *alay sumpah* awalnya dari sini kenapa bisa terjadi seperti ini :

Single Parent Part 3

oke deh daripada berlama-lama, langsung dibaca aja yaah ^^

Kyuhyun Pov

Gara-gara Sungmin ada urusan ke luar negeri, seminggu ini aku selalu pulang terlambat dan tak sempat menghabiskan waktu dengan istriku. Ditambah lagi ia mengharuskanku menemani klien barunya yang adalah seorang wanita cerewet dan sedikit aneh, membuatku harus menguras tenaga juga pikiran. Kalau saja ini bukan bisnis besar, aku tak akan sudi kerepotan seperti ini. Ahh~ lupakan sejenak. Yang jelas hari ini aku bisa pulang cepat, aku ingin kangen-kangenan dengan istriku. Pasti dia kesal sekali sehingga untuk menciumku menjelang berangkat ke kantor saja tak pernah dilakukannya seminggu ini. Hihi biar saja, aku sengaja tak menelpon Minji hari ini karena aku ingin dia terkaget dan lebih menikmati rasa rindunya terhadapku. Hahaha.. aku tahu pasti ia sangat merindukan pelukan suaminya yang ganteng ini.

“Annyeong..”
Tak ada jawaban. Kemana dia yah? Apa pergi mengantar Yoogeun jalan-jalan? Padahal kulihat mobilnya terparkir rapi di garasi. Tak ada yang menyambutku, aku langsung masuk ke kamar. Pasti Minji sedang membaca majalah fashion untuk butiknya. Itulah kebiasaannya akhir-akhir ini saat waktu senggang menjelang malam begini. Saking sibuknya mengelola usaha barunya itu, aku jadi sedikit terabaikan juga olehnya. Namun aku tak menemukannya di kamar, malah kulihat Yoogeun tertidur lelap di ranjang sambil memegang remote AC. Hahahha.. anak ini lucu sekali. Meskipun dia bukan anak kandungku, Tapi seperti anak kandung sendiri rasanya.  Yah dia adalah anak Sungmin. Saking sibuknya anak manis ini sampai harus dititipkan pada kami. Hmm.. aku membelai kulit halus Yoogeun. Tidurnya lelap sekali. Pasti seharian ini ia main-main terus, dan kurasa Minji pasti sangat kelelahan hari ini. Ya Tuhan.. kapan Kau akan berikan kebahagian itu juga padaku dan juga Minji?

“Ternyata kau di sini, Jagi..” ujarku sambil merengkuh pinggangnya dari belakang.

Minji menoleh sebentar, namun tak bereaksi. Biasanya kalau aku pulang, cium kening atau kecupan di bibir wajib hukumnya.

“Wae? kau tidak mau menyambut suamimu ini ya?” Aku berbisik menggodanya sambil mencium tengkuknya dengan lembut.. Minji sedikit bergidik.

“Jangan berlagak mesra.. kau tidak lihat aku sedang menyiapkan makan malam?” Ujarnya agak ketus.

“Iyaa.. aku tahu. Tapi tidak usah ketus begitu donk.. Hahhaha,, kau marah padaku ya?”

“Ani..!” sahutnya singkat sambil memasukkan potongan sayur ke dalam panci.

CETEK!!

“YAA!! kenapa kau matikan kompornya??!!” Minji mengomel lalu melepaskan tanganku yang dari tadi memeluk pinggangnya. Ia menjauh pelan mengambil lap tangan di salah satu sudut dapur.

“Hehe.. aku ingin kau memperhatikanku.. kompor itu membuatku cemburu..” ujarku sambil menghampirinya lagi.

“Hei hei .. mau apa mendekat.. sudah sana ganti bajumu!!” Minji mendorong dadaku agar menjauh.

“Kenapa? aku mau menciummu…” *smirk

“Aisshh!! sana pergi.. aku mau….hmmpphhhfft…”

Belum sempat melanjutkan ocehannya, aku mendaratkan sebuah ciuman hangat di bibirnya. Ahh~ gara-gara sibuk terus, sudah lama aku tidak merasakan bibirnya seperti ini. Mungkin sudah hampir seminggu kami tidak ada kontak fisik karena kesibukan masing-masing. Minji tidak melawanku seperti tadi. Ia justru membalas ciumanku. Aku tahu dia pasti juga sangat rindu saat-saat seperti ini. Perlahan kupaksa ia membuka bibirnya agar lidahku bisa masuk ke dalamnya. Tangan Minji memegangi kerah kemejaku sambil sesekali mengusap rambutku dengan mesra. Namun di tengah-tengah kenikmatan itu, tiba-tiba aku merasa celana panjangku ditarik-tarik. Agak sedikit mengganggu, dan aku tahu itu bukan tangan Minji karena dari tadi dia hanya bermain di kerahku.

“Ajusshii …”

Aku dan Minji menghentikan ciuman kami dan menoleh ke arah suara mungil itu. Kulihat Yoogeun memegang pinggir celanaku. Aku dan Minji saling menatap dan bergegas kugendong anak manis itu.

“Kyu.. kau ini! Bagaimana jika Yoogeun mengerti apa yang dilihatnya barusan?” Minji menjitak kepalaku.

“Hehe.. tadi kau lihat apa anak manis?” aku mencium pipi Yoogeun.

Anak itu hanya menggelengkan kepalanya. Hahhaha.. sepertinya efek ngantuk cukup bagus untuk membuyarkan kesadaran anak berusia 4 tahun.

“Ajusshii .. haus..” Katanya sambil mengucek-ucek matanya.

“Ne .. ne.. tunggu sebentar yaah.. bibi akan membuatkanmu susu..” Minji bergegas menuju lemari es.

“Jagii.. aku juga mauu …” ujarku manja.

“Aissh.. mandi dulu.. kalau kau belum mandi tak ada makan malam untukmu!”

……………………………………………………………………………..

“Apa dia sudah tidur?” tanyaku tanpa menoleh ke arah istriku. Ia baru saja menidurkan Yoogeun di kamar kosong di sebelah kamar kami.

“Ne.. Kyu~ tidurlah.. ini sudah jam 11.. besok kau harus ke kantor pagi-pagi kan?” Minji duduk di sebelahku.

“Tunggu .. masih seru.. aku tunggu satu gol lagi yaa..”

“Aishh.. kalau begitu aku tidur duluan ..” Minji beranjak ke kamar, namun kutahan tangannya.

“Hei.. mau kemana? temani aku..kau sama sekali tidak kangen padaku yaa?” *smirk

Akhirnya Minji menyerah dengan wajah ngantuknya. Ia menemaniku menonton pertandingan bola sampai habis, dan kepalanya bersandar manja di bahuku. Ia juga memelukku dengan lembut. Sesekali kulihat ia  menguap, dan itu sangat lucu…  Aku sangat yakin, pasti sangat capek harus bekerja dan juga mengurus rumah sekaligus. Belum lagi ada Yoogeun. Sebelumnya aku pernah menawarkan untuk mempekerjakan seorang pembantu rumah tangga namun Minji menolak dengan alasan ia masih mampu bekerja sambil menjalankan tugasnya sebagai seorang istri. Hmm.. malam ini aku akan memberikan sebuah hadiah untuknyaa ^^

“Minji ah~”

“Ne..” Ia hanya menjawab pelan tanpa merubah posisinya. Sepertinya ia tertidur di bahuku.

Aku tak ingin membangunkannya, namun juga tak tahan melihatnya dalam keadaan pasrah seperti ini. Perlahan kuangkat dagunya, lalu kuciumi bibirnya dengan lembut ..

“Hummm.. ..Kyuu..~” ujarnya dengan mata sayu.

Hahhaha.. istriku ini memang menggoda. Dan tak ada yang lebih menyenangkan daripada melihatnya di saat-saat seperti ini..

“Jagi.. kau tak ingin kehadiran seorang anak kecil di rumah ini..?” tanyaku sambil memandang mata polosnya.

“Hah? maksudmu? itu.. ada Yoogeun ..” Jawabnya asal.

“Maksudku anak kita. Aku ingin punya anak.. aku ingin menggendong seorang bayi..” ujarku. *ngeles*

Minji tak lagi merespon ucapanku. Ia hanya menatap mataku, dan aku semakin tak tahan melihatnya. Tatapan matanya seolah mengundangku untuk menyentuhnya dengan segera. Aku pun membaringkanya di sofa, dan kulakukan apa yang ingin kulakukan.

Minji Pov

Dengan kesadaran yang sedikit kurang, aku masih bisa merasakan Kyuhyun mendorongku dengan lembut hingga aku terbaring. Ia mencium bibirku lagi, menggigit bibir bawahku hingga akhirnya kubiarkan lidahnya bermain-main dalam mulutku. Perlahan ciumannya kurasakan makin panas, hingga rasa ngantukku lenyap. Kini yang aku rasakan adalah kehangatan. Kehangatan yang diberikan Kyuhyun, ia yang detik ini menindihku dan menghabisi bibirku. Perlahan kurasakan jari jemarinya masuk ke bawah dasterku, dan aku bisa merasakan sentuhan lembutnya pada kedua pahaku. Aku pun terangsang dan tak tahan juga untuk membalas semua perlakuannya. Kuhentikan ciuman panasnya, dan kupandangi sejenak wajah suamiku yang penuh nafsu ini. Kulahap bibirnya dengan refleks dan kurasa itu membuat gairahnya makin besar untuk memilikiku. Tak nyaman dengan posisi ini, kami pun bangun dan sama –sama terduduk masih melanjutkan hal tadi. Aku meremas kerah bajunya, dan perlahan tanganku turun ke dadanya. Aku merabanya sebentar, lalu kubuka satu persatu kancing yang menutupi dada bidangnya. Terbuka sudah semua kancing kemeja Kyuhyun, dan aku memainkan sesuatu yang tersembunyi sedari tadi di sana.

“Aaahhh~  Jagi… kau .. kau ini…”kudengar Kyuhyun mendesah.

“Wae? tak boleh ya?” aku menggodanya, masih meraba dada bidangnya.

“Hahhaa~ sekarang kau nakal yaa.. awas nanti kubuat kau mendesah lebih hebat dari sebelumnya..” Kyuhyun mengeluarkan senyuman khasnya.

Sepertinya Kyuhyun benar-benar membuktikan ucapannya. Ia menurunkan tali dasterku, lalu diciumnya pundak kiriku dengan lembut. Lepas dari sana, Kyuhyun menjelajahi leherku dengan bibirnya, membuatku merasakan geli namun juga sensasi yang luar biasa karena sentuhannya.

“Kyuuuhhh .. jangan… gigit leherku.. aww..”

“Sshhh.. hmmmpfftt.. sudah.. kuh.. bilang kan.. hmmpfftt…” Kyuhyun seperti mengigau. Ia terus menciumi dan menggigit leherku. Pasti ia sedang membuat sebuah kissmark yang sempurna di sana. Kurasakan aura makin panas, dan rasa ngantukku benar-benar sudah hilang. Kutarik kepalanya dari leherku dan kupegangi wajah tampannya.

“Wae jagi? Apa kau takut?” Kyu tersenyum sinis.

“Ani.. kau ingin melakukannya malam ini?” Tanyaku sembari membenarkan rambutnya yang teracak-acak karena ulah kami.

“Ayo kita teruskan.. mumpung Yoogeun sudah tidur..” Kyuhyun kembali mencium bibirku.

“Chakkaman ..” Aku melepaskan ciumannya, dan kuletakkan telunjukku tepat di bibirnya yang tebal itu.

“Kenapa?”

“Kyu, aku juga ingin punya bayi~..”

“Hehe, ayo buat sekarang..” *smirk

“Jangan pernah tinggalkan aku hanya karena kesalahan ini Kyu..”

“Hahaha, aku tidak mungkin meninggalkanmu.. kau yang terbaik Minji Ah..”

“Tapi itu klien wanitamu.. aku takut kau akan ..”

“Kau cemburu? Mana mungkin aku mencari kepuasan di luar jika aku masih punya kau yang selalu memuaskanku dengan baik?” Kyuhyun tersenyum nakal dan menempelkan ujung hidungnya di hidungku.

“Kau!! jangan menggombal teruss..” Aku memukul dadanya.

Dia mengambil tanganku.

“Ne..Jagi..  aku akan berusaha… kita sama-sama berusaha ..” Kyu memelukku.

Entah kenapa aku ingin menangis. Sudah hampir dua tahun kini hidup bersama, namun belum juga kebahagiaan itu datang. Sesungguhnya beberapa saat yang lalu aku sempat hamil, namun karena kesibukan dan ketidakhati-hatianku kandungan usia muda itu gagal. Aku sangat terpukul, takut tak akan bisa mengandung lagi anak Kyuhyun. Memang sih dokter mengatakan keadaanku baik-baik saja dan aku masih bisa hamil lagi. Tapi tetap saja aku sangat khawatir. Aku merasa sangat berdosa pada Kyuhyun sekaligus keluarganya karena tak berhasil menjaga calon cucu mereka meskipun mereka tak pernah menuntut hal itu. Dan Kyu, dia juga tak pernah menyalahkanku atas kesalahan itu. Dia sangat sabar dan baik padaku..

“Kyu….” aku menatapnya.

Kyuhyun langsung melahap lagi bibirku. Kali ini, gerakannya lebih agresif karena ia mulai meremas kedua payudaraku yang masih berbalut daster tipis. Kepalaku terasa sedikit pusing akan ciumannya. Beginilah dia. Jika berhubungan intim, Kyuhyun selalu ingin memegang kendali dan ia sulit dihentikan. Ia akan mengawalinya dengan ciuman yang lama dan membuatku hampir pingsan. Namun Kyu selalu memperlakukanku dengan baik agar aku tidak merasa disakiti olehnya. Sepertinya ia sangat ahli dalam hal ini. Ciumannya selalu bisa membuatku merasa deg-degan dan terangsang dengan sempurna.

“Humm.. ummmmm..”

Suara-suara aneh mulai memenuhi seisi ruang tengah. Kyuhyun akhirnya menanggalkan dasterku, dan ia kembali menciumi pundak dan leherku. Bibirnya bekerja sangat cepat. Tanganku juga bergerak melepas kemejanya. Ia membaringkanku yang hanya berbalut bra tanpa tali dan juga celana dalam, namun kali ini tak lagi di sofa. Ia membaringkanku di atas karpet..

Kyuhyun Pov

“Minji ah~  bersabarlah.. kali ini pasti akan berhasil ..” ujarku lalu melepas branya.

Mataku seketika disuguhkan tontonan yang sungguh indah, bersemangat menyaksikan kedua payudaranya yang kencang.

“Waaah~ hampir dua minggu tak kusentuh, ternyata ia makin montok saja yaa..” aku menggodanya.

“Iya, dia merindukanmu Kyu.. sentuhlah dia sekarang.. lakukan apapun yang kau mau..” Minji berkata pasrah.

Langsung saja kubenamkan wajahku pada belahan dadanya. Kuciumi satu persatu dan kupilin hingga nipplenya mengeras. Kukulum bagian kanannya dan kuremas bagian kirinya. Ah.. sepertinya aku terlihat seperti seorang anak yang sedang menyusu pada ibunya. Kurasakan Minji meraba punggungku dan sesekali diremasnya rambutku ini.

Kali ini aku mengulum bagian kirinya dan sebaliknya kuremas bagian kanannya.

“Aaahhh~ Kyuuuh.. jangan gigit..” nafas Minji terdengar tak teratur.

“Mian jagi.. sakit yaa? aku tak sengaja.. kau tau kan ini kebiasaanku..” Kuciumi bibirnya sebagai permintaan maaf.

Kulihat wajah Minji. Tetes-tetes keringat mulai nampak di wajah bulatnya. Matanya menatapku sayu, namun bibirnya selalu tersenyum. Manis sekali. Istriku memang yang terbaik.

Aku menarik celana dalamnya, lalu kuberikan sentuhan awal pada daerah sensitifnya. Rambut-rambut halus yang ada di sana serasa menyambut perlakuanku dengan lembut. Aku belum melakukan apa-apa, hanya kuberikan sentuhan lembut dan sepertinya Minji tak tahan dengan hal itu.

“Aaahhh~ Kyu!! jangan siksa aku seperti ini.. ahhh..” Minji mendesah karena sentuhanku.

Ku ciumi bibir mungilnya, dan tanganku masih bertamu pada kewanitaannya.

“Sabarlah.. aku hanya ingin kau benar-benar menikmatinya dan mencapai klimaks dengan sempurna..” Ujarku tersenyum.

“ahhh.. huuhh.. aku.. tak tahaann..” Minji meracau lalu mencium tengkukku. Sial! Ciumannya membuatku ingin segera membereskannya.

Minji pasti sudah tak tahan. Bisa kulihat dari wajahnya. Ia menggigit bibir bawahnya dan terus saja meremas rambutku. Tak tahan, ia memelukku erat. Erat sekali. Aku jadi merasa geli karena payudaranya yang jadinya bergesekan di dadaku.

Aku meraba dan meremas bokongnya sebentar, dan Minji makin menggeliat karena hal itu. Ia melumat bibirku dengan cepat. Hahha~ sepertinya dia makin tak tahan.. Sabarlah nona manis, semua akan kulakukan dengan baik…

Jleb!

kumasukkan satu jariku pada kewanitaannya. Ekspresi Minji berubah, dan ia seperti menahan sakit. aku hanya menunjukkan smirk di hadapannya.

“Kyuu~ sakit ..” desahnya.

“Aku tak akan menyakitimu.. aku pelan-pelan kok.. masih sakit yaa? bukankah sudah sering?” Kucium leher jenjangnya.

“Tapi kau mengagetkanku barusan..ssshhh..” Minji memejamkan matanya.

Jariku mulai bekerja dalam liangnya. Kini kumasukkan satu jari lagi, dan kulakukan sedikit lebih cepat ..

“Aaahh~ Kyu…~ ppalii…~.. ahh..” Minji meracau tak jelas.

Kupercepat gerakan jariku, dan tak berapa lama cairan Minji memenuhi jariku. Ia sudah keluar rupanya. Kulihat payudaranya lagi, sungguh menggoda iman. Aku pun kembali melahap kedua payudaranya, namun Minji menghentikanku.

“Cukup Kyu! sekarang giliranku…” ujarnya lalu mengambil posisi untuk membuka celana panjangku. Dibukanya ikat pinggang dan resletingku, lalu ia tarik semua hingga boxer biruku juga dilepaskannya. Hahha.. sepertinya kali ini aku sukses memancingnya, mungkin juga karena ia sangat merindukanku akhir-akhir ini. Kulihat wajahnya sangat terburu-buru. Minji mendorongku hingga ke dinding, lalu ia bersiap akan memanjakanku. Saat tangannya sudah bersiap memegang juniorku yang hampir menegang, kutarik dagunya mendekat.

“Jagi.. jangan terburu-buru.. lakukan saja perlahan.. aku tak mau ini cepat berakhir..” Dan kukecup bibirnya cepat.

Minji langsung mengambil kendali. Aku hanya bisa bersandar pasrah pada dinding dan menerima perlakuannya. Minji memulainya dengan meremas juniorku dan ia juga memainkan twinsballku. Ia mulai mengocok benda andalanku itu hingga menegang sempurna.

“Aahhh.. teruskan jagiya.. teruskan… oh.. oh.. huuhhh ..” Kali ini aku yang dibuatnya meracau tak jelas.

Dengan posisi bersimpuh, ia memegang juniorku yang sudah tegang sempurna dan diusap-usapkan ke bibirnya. Sesuai dugaanku, Minji mengulum juniorku. Sepertinya mulutnya kepenuhan karena ukuranku yang melampaui kapasitas (¿). Ketika berhubungan sebelum-sebelumnya, Minji belum pernah sampai pada tahap ini. Untuk menyentuh dan meremas juniorku saja mesti aku dulu yang memintanya. Entah apa yang membuatnya begitu pengertian malam ini.

“Jagi.. jagi.. lakukan lebih cepat.. sedikit lgi.. ahh.. ah…” kurasakan suaraku bergetar. Entah kenapa aku grogi menghadapinya. Ada apa dengan istriku malam ini?

“Ahhhh~ Minjiiiiiii aahhh~ aku tak tahaaannn.. hooohh..”

Flasshh!! Spermaku keluar juga. Mulut Minji belepotan. Ia pun terduduk begitu saja, dan kini aku mendatanginya lalu membersihkan cairanku di mulutnya dengan bibirku.

Aku sudah tak tahan lagi. Kali ini aku yang mendorongnya ke dinding, dan kusiapkan senjata pamungkasku. Ini adalah pertama kalinya kami berhubungan di luar kamar. Ternyata seru juga. Mungkin karena perubahan suasana ini juga Minji jadi jauh lebih agresif.

“Kau sudah lelah jagi?” tanyaku sambil mencium keningnya.

“Ani.. ahhh.. sshhh ..” nafasnya tersengal.

“Bersiaplah..”

Aku pun memasukkan juniorku yang masih menegang ke dalam kewanitaannya. Agak aneh melakukannya dalam posisi berdiri seperti ini. Minji berdiri namun terlentang hingga aku bisa melihat jelas payudaranya. Kuangkat sebelah kakinya. Tapi aku tak ada waktu lagi untuk membaringkannya di sofa. Setelah masuk seluruhnya, aku pun mulai menggerakkan tubuhku, mengikuti irama nafas kami yang tidak jelas. Awalnya pelan, namun lama-kelamaan makin cepat.

“aahh.. ahh.. ohh.. Kyuuuhh.. Hmmmppff….” Minji terus bersuara dan aku melahap bibirnya. Aku memegang kedua tangannya. Tubuh kami benar-benar bersatu saat ini. Payudara Minji turut mengikuti irama gerakanku.

“Agak aneh, tapi…hhhh… tak apa.. kita… laku…kan lebih.. lama yaahh..ahh.. ahh…” ujarku sambil tetap memaju mundurkan juniorku.

Kupandangi wajah Minji yang sudah basah oleh keringat. Aku tahu dia kesakitan, namun di tengah-tengah keadaan ini ia masih bisa menunjukkan senyuman yang sangat manis pada suaminya. Aku tak tahan dan kulahap lagi bibirnya. Payudara Minji juga terus menyentuh-nyentuh tubuhku, membuatku juga ingin membereskannya. Tapi tak mungkin karena anggota tubuhku terbatas. Tanganku kini harus menekan dinding untuk menjaga posisi ini tetap sempurna.

“Kyuuhh.. aku.. ahh.. sudahh.. mauu…”

“Yaa.. aku jugaahh.. ahhh… sedikit lagi…aaaahhhhh~”

Crooottt!! .. cairanku kembali keluar.. aku pun melepaskan juniorku dari miliknya, dan kami sama-sama merosot ke lantai dalam keadaan lemas.

Aku memeluk tubuh Minji yang sudah lemas. Kami berpelukan untuk beberapa saat lamanya.

“Minji ah~ kita pindah ke kamar saja yaa..”

Kulihat istriku hanya mengangguk pelan. Aku pun membopongnya ke kamar masih dengan keadaan polos. J

…………………………………………………………………………………………….

Minji pov

Kyuhyun menidurkanku di ranjang. Aku hanya bisa pasrah menerima semua perlakuannya. Ia juga mengambil posisi berbaring di sebelahku, lalu memeluk tubuhku dengan hangat. Bisa kurasakan keringatnya juga menempel di kulitku, begitu pula sebaliknya. Kami istirahat sejenak. Tak berapa lama, Kyuhyun kembali memainkan payudaraku. Ia juga melumat bibirku. Sepertinya tak cukup hanya yang tadi saja baginya.

“Yeobo.. kau ingin lagi?” tanyaku sambil tersenyum.

“Mwo?! kau masih sanggup? Jika iya, aku akan melakukannya dengan senang hati..” *smirk

Dia meremehkanku. Tadi aku memang lelah sekali meladeninya. Tapi aura ranjang dan kasur yang empuk menimbulkan sensasi lain dalam diriku.

“Yeobo.. kita lanjutkan ronde kedua..” Aku menggodanya.

Belum apa-apa, Kyuhyun sudah menindihku sekarang. Semangat sekali dia. Nasibku punya suami yang agresif seperti ini. Tapi aku bersyukur mendapatkan Kyuhyun. Ia sempurna. Tampan, karirnya bagus, baik hati,  dan ia mengajarkanku berbagai macam hal baik dalam karirku maupun dalam hal di ranjang seperti ini. #PLAK

Kyuhyun memaksaku untuk membuka lagi bibirku agar lidahnya bisa menggila lagi di mulutku. Selanjutnya ia terus menghujaniku dengan ciuman panasnya. Tak perlu waktu lama untuk memancing gairah kami, karena apa yang terjadi di ruang tengah tadi sudah merupakan hal yang cukup dan masih terasa efeknya hingga sekarang.

Kyuhyun kembali meraba kewanitaanku, dan ia membawa juniornya untuk kembali berkunjung di sana. Dengan susah payah ia memasukkannya. Meskipun sudah beberapa kali berhubungan, tetap saja terasa sesak namun… hangat sekali. Keadaan seperti inilah yang kadang membuatku sadar kalau aku sangat mencintai suamiku. Aku bahagia hidup dengannya.

“Bagaimana jagi? Kau baik-baik saja?” Ia bertanya dengan senyuman khasnya.

“Ne.. lakukanlah..”

Kyuhyun kembali memaju mundurkan juniornya. Kali ini terasa lebih rileks dari yang tadi. Tubuhku bergetar hebat karenanya, dan aku juga dimanjakan oleh ciumannya. Beberapa saat lamanya ia melakukan itu, dan kamar kami kembali dipenuhi oleh suara desahan serta jeritan kecilku disertai udara yang semakin panas. Kubiarkan Kyuhyun memegang kendali permainan ini sepenuhnya.

“Aahhh~ jagiiiiiii…. aku sebentar lagii….” Kyuhyun memejamkan matanya.

Aku mencium bibirnya, dan kurasakan juga tubuhku merasakan kenikmatan yang luar biasa. Aku juga sudah merasakannya.

Byuuurr~ sperma Kyuhyun kembali membasahi rahimku. Dia pun terkapar lemah di atas tubuhku.

“Jagiyaa.. hufffff ..” Kyu menarik nafasnya.

Aku merapikan rambutnya, dan sepertinya ia benar-benar kelelahan.. wajahnya terbenam di dadaku.

“Sudah yaa.. ini sudah jam berapa, kau bisa telat ke kantor besok pagii..” Ujarku sambil mengusap rambutnya.

“Ne.. ne.. aku juga sudah tidak sanggup lagi.. tapi…”

“Apa yeobo?”

“Biarkan milikku tetap di situ yaa.. aku ingin tidur denganmu dengan posisi seperti ini..” Kyu menunjukkan smirknya.

“Dasar! ya sudah tak apa… ayo tidur..”

Kami berciuman untuk beberapa saat lamanya sebelum akhirnya kami benar-benar terlelap.

……………………………………

THE END ~

khkhkkhkh.. gaje? iya donk.. kwkwk..

kalo mau tahu apakah Kyuhyun-Minji berhasil ato nggak, baca di sini yaah ^^

Single Parent Part 5

FF ini pasti akan saya masukkan ke sini.. masih penyesuaian ^^

jangan lupa comment atau like yah.. NO SILENT READER!! kalo ga comment ga bakalan ketemu biasnya.. Loh?!

49 thoughts on “I Want A Baby (NC21)

  1. 1st kah?? ㅋㅋㅋ
    Ini demi apa piku pembuka’a uda menggoda (??)
    Skarang onn ayu juga buat ff nc.. Nambah gy author nc’a xP
    La2 gk ngerti onn kata2 ‘minji berdiri namun telentang’ kaya gimana itu?? (–˛ — º)

    Yg single parent post juga… Indah (??) FF yg itu. Suka suka.. XD

    Suka

  2. Ebuset , sofa? karpet? Berdiri? Ronde kedua? Campah onn ini hot ! Buset ini pling hot huakakak.
    Bagus onn, hahaha evil kyu nya keren !
    Baguuuuss onnie ..

    Suka

  3. Ahahaha ternyata yang ini toh ! Saya sudah pernah bacaaaa tapi saya lupa kalo ada adegan ‘cetek’ emang like bgt ama nih NC ! Daebak yang buat .. Ahahahaaa~

    Suka

  4. Onnieeee~
    maaf baru sempet komen *bow*

    Yampuun, kyu disini hot banget onn >.<
    Nyampe pake ronde kedua segala *mangap*

    Aku sampe baca Single Parent series lagi biar ngeh sama ceritanya XD

    Suka

  5. haloooooooooo autor~~mau tanya itu single parentnya kenpa gag bisa di buka T________T aku pengen tau lanjutannya =((~ jebal balaslah komenku~~ agak kurang nyambung gara-gara langsung baca NC~

    Suka

  6. kalimat awal udah disuguhi kalimat NC (?) hahahahhha XD
    author ini one shoot ya brarti sequelnya ada atau gag ada (?) brharap ada
    keren thor ncnya like this ^^

    Suka

  7. ckckck…kyu…kyu…daebak 2 ronde haha
    lam kenal author saia reader baru, istrinya kim kibum suju, anaknya taeteuk couple*plakkk
    manaso bangapseumnida *bow*

    Suka

  8. ‘Berdiri namun telentang’, itu kayak gimana?? ckckck, bener2 ganas nih si Evil. Bagian Nc-nya aku suka karena banyak dialognya.

    Suka

Leave a Comment ...