[Oneshoot] At Least I Still Have You

At Least I Still Have You [One Option sequel]

Author : Minji ^__^

Cast :

Kyuhyun-Minji couple

Park Haneul

And another supporting cast ^^

Genre : romance

Length : oneshoot

 


Haloo~ saya kembali lagi dengan satu FF oneshoot, yang ini request dari temen2 reader yang semuanya rata2 kurang puas dengan ending One Option [NC] kemaren..

Hehe akhirnya saya kelar juga bikin sequelnya, Cuma mungkin cerita ini terkesan agak lebai.. semoga sequel ini bisa memenuhi harapan, keinginan, dan rasa penasaran kalian sama lanjutan ceritanya ^^

…………………………………..

“CHO KYUHYUN, MENIKAH TANPA PESTA RESEPSI!”

Setelah beberapa waktu lalu sempat dicengangkan dengan pernyataan juru bicara keluarga yang menyatakan bahwa putra bungsu pejabat Cho yaitu Cho Kyuhyun akan menikah dalam waktu dekat, kali ini masyarakat kembali dibuat keheranan dengan pesta pernikahan putra bungsu mereka yang terkesan sangat sederhana dan tanpa persiapan. Sebelumnya, publik mengira bahwa calon istri Kyuhyun adalah dari kalangan pejabat, namun ternyata pemuda tampan yang saat ini sedang memegang jabatan sebagai direktur salah satu perusahaan keluarga Cho tersebut justru mempersunting gadis biasa yang kabarnya adalah salah seorang wartawan di salah satu harian ternama di Seoul.

Kang Minji, yang ternyata juga adalah teman kuliah Kyuhyun, adalah seorang putri bungsu dari seorang pemilik restoran ternama di Incheon. Menurut beberapa narasumber, keduanya memang sudah menjalin hubungan cukup lama sehingga tidak diragukan lagi jika mereka memutuskan untuk menikah pada akhirnya. Publik cukup terkejut, karena selama ini Kyuhyun yang terkenal juga sempat memikat hati beberapa selebritis Korea ini sangat jarang terlihat tampil dengan gadis di sekelilingnya. “Mereka memang bukan pasangan yang suka mengumbar kemesraan di depan umum, namun saya tahu pasti Kyuhyun sangat mencintai gadis itu, dan semua ini memang sudah direncanakannya.” Ujar Yesung, salah satu sahabat dekat pasangan ini yang juga merupakan Putra pejabat Kim.

Yang mengherankan, mengapa pernikahan ini terkesan ditutup-tutupi bahkan tanpa pesta resepsi seperti pada pesta pernikahan para pejabat kebanyakan? Tidak ada satupun yang berhasil dimintai keterangan soal ini, karena memang tidak ada satupun media yang diijinkan untuk meliput. Hal ini semakin menyiratkan jika ada sesuatu di balik pernikahan ini.

Kyuhyun Pov

Aku terbangun dan kembali mendapati di sebelahku tidak ada siapa-siapa. Aku sudah menikah bukan? Sudah menjadikannya istriku, namun satu kalipun aku tidak pernah melihatnya saat membuka mata di pagi hari. Entahlah, sepertinya Minji berubah semenjak pernikahan kami. Apa dia tidak ikhlas menikah denganku? Kenapa aku merasa justru makin jauh darinya? Kuakui, Minji menjadi lebih pendiam dan .. ah aku tidak mau berpikir negatif. Sepertinya ia sedikit tertekan. Apakah kehilangan pekerjaan sangat membuatnya menderita?

“Kumohon jangan meninggalkan tempat tidur jika aku belum membuka mata..” aku memeluknya sambil membisiki telinganya. Ia sedang sibuk di dapur, sepertinya menyiapkan sarapan.

“Mandilah dulu. Hari ini hari Minggu, kau butuh banyak istirahat.” Jawabnya lembut. Ia memegang wajahku.

“Bisakah kita berdua saja hari ini? Ayo pergi ke suatu tempat.” Ujarku menatapnya. Wajahnya terlihat sayu, namun tetap saja ia Minjiku.

Minji menggelengkan kepalanya dan melanjutkan aktivitasnya. Ia tidak menjawab permintaanku.

“Waeyo? Kau tidak mau??” aku mendekatinya dan merangkulnya lagi.

“Bukan begitu, aku hanya..”

“Hanya apa? Minji ah, aku tidak mau ada yang berubah setelah kita menikah. Aku ingin kita tetap bisa menghabiskan waktu bersama seperti ketika kau belum menjadi istriku.” Minji menatapku, dan aku tidak suka pancaran matanya yang seperti ini. Ini bukanlah Minji yang kukenal. Tiba-tiba saja matanya jadi berkaca-kaca, dan seketika aku mencium bibirnya lalu memeluknya.

“Kau kenapa? Maafkan aku, jika karena aku kau jadi kehilangan sedikit kebebasanmu. Tapi kau harus bahagia bersamaku. Aku tidak ingin melihatmu seperti ini.” Aku mencoba bicara dengannya, dan Minji hanya terisak di dadaku. Aku bisa merasakan kaosku basah karena air matanya.

“Aniyo~ aku bahagia. Sangat bahagia. Aku hanya belum percaya sepenuhnya sekarang aku bisa berada di rumah ini. Aku suka suasana rumah ini. Rumah dimana kau dibesarkan sejak kecil.” Minji akhirnya menatapku setelah bicara sambil mengusap air matanya. Aku turut mengusap sisa tangisan itu.

Aku sedikit berjongkok dan menghadap perutnya.

“Dan kau, jangan pernah membuat ommamu kerepotan dan kesakitan. Jika itu sampai terjadi, appa akan memarahimu. Arraseo?” ujarku mencoba bicara pada calon anakku.

“Kau bicara apa hah? Bahkan perutku belum sebesar itu. Aku yang akan membelanya jika kau berani memarahinya.” Kurasakan Minji mengacak-acak rambutku.

Aku berdiri kembali dan memeluknya lagi. Tidak sabar rasanya menanti kehadiran anak ini di tengah-tengah kami. Aku pasti akan cemburu karena kasih sayang Minji pasti akan terbagi.

“Kyu, kembalilah ke kamar. Jika ommamu melihat kita seperti ini ia pasti akan menegurku lagi. Aku sedang menyiapkan sarapan. Nanti aku pasti akan memanggilmu jika sudah selesai.”

“Seharusnya kau tidak mengerjakan ini. Keluargaku sudah membayar pelayan untuk mengerjakan ini.”

“Aniyo~ aku istrimu, dan aku ingin melakukannya sendiri sebagai seorang istri. Ayolah, turuti kata-kataku..”

………………………………………………

Entah ini perasaanku saja, ataukah memang demikian kenyatannya. Aku merasa makin hari makin sibuk dan pekerjaan di kantor semakin banyak saja. Bukankah kini aku seorang direktur? Kenapa justru aku merasa lebih sibuk daripada bawahanku sendiri? Ada saja hal baru yang harus kukerjakan. Sekalipun pekerjaanku telah kuselesaikan dengan cepat, pasti ada saja permintaan untuk menemani klien makan siang, makan malam, atau meeting-meeting lainnya yang membuatku tidak bisa menghabiskan banyak waktu dengan istriku.

Beginikah kehidupan setelah menikah? Ternyata memang tidak enak. Aku jauh lebih suka hidup bebas di luar, bisa menghabiskan banyak waktu dengan Minji sekalipun aku tidak memegang jabatan tinggi. Tapi setelah menikah, aku merasa justru makin jauh dengannya padahal kami tinggal serumah dan tidur di ranjang yang sama. Aku hanya bertemu dengannya di pagi hari menjelang sarapan dan saat kembali ke rumah di malam hari. Hal ini sudah berlangsung selama dua minggu semenjak pernikahan kami. Hanya ada hari Minggu untuk kami bersama. Ingin rasanya aku berkata pada appa, meminta waktu untuk berbulan madu. Ya, kami tidak menjalankan semuanya seperti pasangan-pasangan pengantin baru pada umumnya. Semua pengantin baru pasti meminta waktu untuk bulan madu. Mengapa aku justru melupakan hal itu?

“Appa.. ada yang ingin kubicarakan. Bolehkah aku meminta sesuatu?”

“Katakanlah. Apa kau ada masalah di kantor?”

“Aniyo~ bisakah aku meminta waktu liburan bersama istriku? Hmm.. maksudku, semacam bulan madu. Bukankah kami belum berbulan madu?”

“Bisa saja.. asalkan tidak lama..”

“Ne, hanya seminggu. Setelah ini aku janji akan menyelesaikan semua tugas-tugasku lagi. Appa menyetujuinya?”

“Baiklah. Hanya satu minggu, dan jangan bepergian jauh.”

Tuuut~ tuuut~

Bagus sekali! Appa menyetujui permintaanku. Aku jadi tidak sabar untuk pulang dan memberitahu Minji kabar gembira ini. Ia pasti akan  sangat bahagia.

………………………………………………..

Author POV

Siang itu Minji diminta untuk menemani nyonya besar Cho, ibu mertuanya untuk menghadiri undangan ke sebuah acara peresmian butik elit keluarga Park di salah satu kawasan di Gwangju. Sebenarnya ia tidak terlalu menaruh minat terhadap hal-hal semacam ini, namun tentunya ia tidak boleh menolak karena ini adalah kewajiban yang harus dijalani sebagai menantu pejabat. Apalagi mertuanya adalah orang yang sangat perfeksionis, tentunya ia tidak ingin mengecewakan permintaannya. Minji sangat berusaha keras agar mertuanya itu senang dan bisa menerima kehadirannya.

“Nyonya.. kami sangat berterima kasih karena anda bersedia meluangkan waktu untuk datang ke peresmian butik kami.” Nyonya Park menyambut Nyonya Cho dan juga Minji. Wanita paruh baya itu hanya tersenyum di balik harga dirinya yang tinggi.

“Ah, Nyonya.. siapa gadis ini?” Tanya Nyonya Park lagi.

“Dia istri putraku, Cho Kyuhyun.” Jawab Nyonya Cho dengan nada dingin.

“Ah jeongmal? Dia menantumu? Gadis yang tegas.” Puji nyonya Park.

“Aku tidak mengatakan dia menantuku, hanya istri dari putraku. Dia bukan siapa-siapa, hanya gadis dari kalangan biasa.” Jawab Nyonya Cho lagi. Minji sedikit menunduk mendengar itu, dan pastinya ia merasa sangat sakit.

Nyonya Park tidak berani bertanya lebih lanjut lagi, dan ia segera mengajak tamu agungnya ini untuk berkeliling. Butik ini benar-benar mewah, karena memang dirancang dan didirikan untuk golongan atas yang ingin mencari busana sesuai selera mereka. Harga jualnya juga mahal karena kualitas barang yang didatangkan adalah barang-barang impor.

“Sebenarnya butik ini adalah usaha dari Haneul, putri kami. Kami hanya membantunya dalam permodalan saja.” Nyonya Park sedikit bercerita.

“Ah benarkah? Aku tahu putri kalian adalah gadis yang cerdas dan berjiwa bisnis. Itu berarti dia sudah pulang ke Seoul?” Nyonya Cho terlihat antusias.

“Ne, setelah menyelesaikan pendidikannya di Belanda, ia kembali dan membawa bisnis ini. Kami hanya bisa memberikan dukungan..”

“Di mana dia? Aku ingin sekali bertemu dengannya.Apa putrimu sudah memiliki kekasih?”

“Belum. Gadis seperti dia mana sempat memikirkan masalah seperti itu? Terlebih dia sangat bersemangat untuk menyelesaikan pendidikannya terlebih dahulu. Bahkan sekarang pun ia masih di luar negeri untuk beberapa urusan hingga tak sempat hadir pada pembukaan butiknya sendiri.” jelas Nyonya Park.

“Beritahu aku jika ia sudah pulang. Aku ingin memberikannya ucapan selamat secara khusus.”

……………………………………………..

Minji POV

Aku merasakan pintu kamar dibuka dari luar, kemudian terdengar langkah kaki berjalan mendekat. Lampu pun kembali menyala, dan benar saja, Kyuhyun baru saja pulang. Aku tetap pada posisiku, sedang malas untuk menyapanya. Hari ini aku benar-benar lelah dan banyak pikiran. Mungkin memang semua wanita hamil mengalami ini. Emosi yang memuncak, dan aku lebih memilih diam daripada melampiaskannya pada orang lain di sekitarku. Jujur saja, hal yang sangat kuinginkan saat ini adalah pulang ke Icheon, menemui keluargaku dan menangis di pelukan omma. Tadi siang aku menelpon omma, dan rasanya benar-benar merindukannya. Aku tidak pernah merasa seperti ini sebelumnya. Mungkin karena dulu aku disibukkan dengan pekerjaanku, sementara sekarang aku hanya diam di rumah tanpa mengerjakan apa-apa.

“Aku tahu kau belum tidur. Ayolah buka matamu..” Kyuhyun memeluk pinggangku dan berkata pelan di telingaku.

Percuma saja membohonginya, karena tidak akan berhasil. Lagipula Kyuhyun tahu dengan jelas aku tidak terbiasa tidur di bawah jam 10 malam.

“Kau sudah pulang? Aku sudah menyiapkan air hangat. Apa kau sudah makan malam?” tanyaku kemudian mencium kilat bibirnya.

“Aku sudah makan bersama klienku. Apa sesuatu terjadi hari ini?” Kyuhyun menopang kepalanya dengan tangan kirinya, masih berbaring di sebelahku. Matanya menatapku lekat.

“Aniyo. Aku baik-baik saja. Perutku juga tidak terlalu mual seperti hari-hari sebelumnya.” Jawabku sambil merapikan rambutnya. Namun sepertinya Kyuhyun tidak puas dengan jawabanku. Ia menatap mataku lebih dalam lagi, seolah mencari kebenaran.

“Aku menemukannya. Kau berbohong lagi. Katakan apa yang terjadi..”

“Aku berkata jujur. Aku baik-baik saja Kyu.. kau yang terlalu lelah sehingga berpikiran macam-macam. Lebih baik kau mandi sekarang dan kita bisa bicara lagi kemudian..”

“Jika kau baik-baik saja, tidak mungkin memadamkan lampu kamar lebih cepat dari biasanya. Kau berpura-pura tidur dan tidak menyambutku, dan ommamu juga menelponku tadi sore. Apa itu bisa meyakinkanku bahwa semua baik-baik saja? Hmm?” giliran dia yang mengusap dahiku.

Aku membenarkan posisiku dan bersandar pada tempat tidur. Kyuhyun kemudian duduk di hadapanku.

“Apa saja yang dikatakan omma padamu?” tanyaku.

“Dia hanya menanyakan kabarmu, dan memintaku untuk menjagamu dengan baik. Itu saja. Ah, dia juga bilang kalau hari ini kau menelponnya dan menangis. Apa itu yang kau sebut baik-baik saja?”

Aku terdiam mendengarkan ucapannya. Ia benar. Aku memang tidak dalam keadaan yang baik-baik saja. Terlalu banyak hal yang harus kupikirkan. Memikirkannya. Itu yang paling menguras tenagaku.

“Minji ah~ kita akan pergi berbulan madu. Appa sudah memberikanku ijin selama satu minggu. Kita perlu banyak waktu untuk berdua. Aku sudah memilih Taipei, karena appa tidak menginginkan kita pergi terlalu jauh.” Ujarnya dengan wajah senang.

“Bulan madu? Apa perlu?”

“Kau bicara apa? Tentu saja perlu. Apalagi aku lihat kau masih begitu lelah dan tertekan setelah menikah. Aku ingin kau kembali bersemangat seperti dulu. Minji ah, tidak ada kata tidak bahagia untukmu. Kau harus bahagia, karena kau menikah denganku.” balasnya tajam. Kyuhyun kembali mencium bibirku selama beberapa saat.

Aku menghentikan ciumannya dan memegangi wajahnya, mencoba menatapnya.

“Aku tidak bisa. Maafkan aku, kurasa kita tidak usah pergi untuk berbulan madu.” Jawabku dan Kyuhyun cukup kaget mendengar jawabanku. Ia menatapku lebih dalam.

“Kau ini kenapa? Appa sudah mengijinkanku. Kau mau menolak apa yang diberikan appa?”

“Bukan begitu. Tapi kurasa, itu terlalu berlebihan. Kita sudah melewati hampir tiga minggu dan bukankah kita bisa berbulan madu di sini saja?”

Kyuhyun menggeleng heran dan beranjak dari tempat tidur, berdiri membelakangiku sambil membuka kancing kemejanya.

“Aku tidak mengerti apa maumu. Tapi kau benar-benar mengecewakanku.” Setelah berkata demikian kulihat punggungnya menjauh memasuki kamar mandi. Aku semakin sakit hati melihatnya. Maafkan aku, Kyu.

…………………………………………..

Kyuhyun POV

Omma selalu saja berhasil membuat moodku berantakan. Hari ini aku pulang cepat dan berencana akan mengantar Minji untuk check up, namun nenek sihir ini membatalkan segalanya. Ia mengajakku untuk menghadiri jamuan makan malam. Appa, seharusnya appa ada di sini dan menemani omma. Mengapa dia lama sekali di luar negeri? Dengan tidak adanya appa di sini, semakin membuat kebebasanku terenggut. Aku sudah sibuk di kantor dan belum lagi harus menemaninya kemana-mana. Kurasa saat ini akulah orang yang paling sibuk di keluarga ini.

“Yeobo, mianhae. Check upnya besok saja ya.. aku akan mengantarmu.” Ujarku pada Minji yang sedang memasang dasi di leherku.

“Gwaenchana, jamuan itu lebih penting kan? Lagipula aku sudah menelpon Yesung oppa. Dia yang akan menjemputku.”

“Yaaa! Jangan pergi dengan namja! Aku tidak mau dokter berpikir Yesung itu suamimu!” aku memasang wajah kesal dan membuat Minji tidak konsen memasang dasi.

“Aigoo~ kau ini kenapa seperti anak kecil. Aku tidak mungkin mengundur jadwal check up karena aku sudah membuat janji dengan dokter. Lagipula dokter sudah tahu suamiku itu kau..”

“Tidak. Tetap tidak boleh. Jika kau bersikeras untuk tetap check up hari ini, maka carilah orang lain untuk mengantarmu.” Aku melangkah mengambil ponselku dan menekan salah satu number di kontakku.

Setelah menelpon dan mendapat jawaban, aku kembali menghampirinya.

“Aku sudah menelpon Ahra noona. Dia akan menjemputmu setengah jam lagi. Lagipula dia sudah pernah hamil sebelumnya jadi kau bisa berkonsultasi banyak hal dengannya.” ujarku padanya.

“Aish. Kau ini kenapa malah merepotkan orang lain? Onnie pasti sedang sibuk sekarang.”

“Dia tidak sibuk. Bahkan dia mengatakan memang berencana ke sini. Jadi sebaiknya kau telpon Yesung untuk membatalkan semuanya, dan tunggu noona di sini, arraseo? Aku pergi dulu.” Kucium bibirnya singkat dan juga mencium calon anakku di perutnya yang sudah mulai membesar. Aku yakin Minji tidak akan berani melanggar perintahku.

………………………………….

“Sebaiknya kalian mengobrol dulu. Bukankah kalian sudah lama tidak bertemu?” Omma memberikan tanda padaku dan ia pun meninggalkanku berdua dengan gadis ini. Acara makan malam sudah selesai, dan sekarang tinggal urusan orang-orang tua yang tidak kumengerti.

“Oppa, senang bertemu denganmu lagi.” Haneul memulai pembicaraan. Ia tersenyum menatapku.

“Ah, aku juga. Bagaimana kabarmu?” balasku sambil meneguk wineku.

“Aku baik. Kau sendiri? Ah, kurasa kau pasti sangat bahagia karena sudah menikah.” Jawabnya dengan nada ingin tahu.

“Ya, begitulah. Seperti yang kau lihat.”

“Hmm, jujur saja, aku sangat kaget saat omma memberitahuku tentang pernikahanmu. Tak kusangka, kau  menikah lebih cepat dari perkiraanku.” Ujarnya lagi.

“Oh ya? Haha, mungkin memang sudah menjadi jodohku. Lagipula aku mencintai istriku.” Jawabku bangga. Haneul hanya diam menanggapi balasanku. Kurasa gadis ini mulai berpikir tentang masa lalu. Sayang sekali, aku bukan tipe pria yang senang terikat pada masa lalu, apalagi aku sudah menciptakan sendiri masa depanku.

“Haneul ya~ kau pasti akan menemukan namja yang tepat. Bukankah sudah saatnya bagimu untuk memutuskan masa depan? Aku yakin kekasihmu menunggu jawabanmu. Apalagi kau gadis yang cerdas.” Ujarku.

“Sayang sekali tidak ada yang menungguku. Justru aku yang sedang menunggu, namun sepertinya pria yang kutunggu sudah menemukan apa yang diinginkannya.”

………………………………………………………

Author POV

Hari itu Kyuhyun mengajak Minji jalan-jalan berdua meskipun yeoja itu menolak pada awalnya. Namun karena nyonya besar sedang pergi ke luar kota, Kyuhyun berhasil meyakinkan Minji untuk mengikuti ajakannya. Kebetulan sekali hari itu adalah hari Sabtu, Kyuhyun mengajak istrinya pergi ke tempat-tempat yang sering mereka kunjungi saat masih pacaran.

“Kau merasakan perbedaan?” Kyuhyun menggandeng tangan Minji saat keluar dari bioskop.

“Aniyo. Karena aku masih bersamamu.” Jawab Minji sambil tersenyum.

“Kau mau kemana? Apa kau sudah lapar? Atau mau berbelanja dulu?” Kyuhyun bertanya. Ia melihat jam tangannya dan waktu masih tersisa begitu banyak. Masih banyak yang bisa mereka lakukan di luar rumah tanpa ada yang mengganggu.

“Kita berbelanja dulu. Lagipula aku belum terlalu lapar.”

Kyuhyun menuruti keinginan istrinya lalu membukakan pintu mobil dan mereka melangkah menuju salah satu pusat perbelanjaan ternama di Seoul. Saat berjalan beriringan, cukup banyak orang yang mengamati mereka berdua karena Kyuhyun memang berpenampilan sangat menarik. Ia mengenakan kemeja putih lengan panjang dan jins kasual lengkap dengan kacamata hitamnya, memperlihatkan jika ia memang dari kalangan berada. Apalagi ia mengajak seorang wanita cantik yang sedang hamil, tentu saja menyita perhatian banyak orang. Namun tidak semua orang mengenalinya sebagai putra orang penting negeri ini.

“Hei, lihat ini. Kau suka?” Kyuhyun menarik tangan Minji dan yeoja itupun terkagum mengamati sebuah kalung berlian yang harganya cukup mahal. Kalung itu sangat elegan dan pastinya akan memikat hati siapapun yang melihatnya.

“Eotte? Kau suka?” Kyuhyun bertanya sambil menatap yeoja di sebelahnya.

“Ne, aku suka. Sangat suka.” Jawab Minji tanpa mengalihkan pandangannya dari benda tersebut.

“Baiklah. Kalau begitu aku pilih yang ini, tolong diurus berapa semuanya.” Kyuhyun berkata pada pramuniaga yang sedari tadi mengawasi mereka sambil tersenyum.

“Aigoo~ aku tidak meminta kau membelinya untukku. Maaf, tidak usah saja. Kami hanya ingin melihat-lihat.” Minji berkata pada pramuniaga sambil tersenyum.

“Minji ah~ kau kenapa? Aku belum pernah membelikanmu sebuah hadiah yang mahal.” Kyuhyun menatap istrinya heran.

“Tapi itu terlalu mahal. Aku tidak mau membuang-buang uangmu.”

“Bukankah kau menyukainya? Itu tidak akan membuang-buang uang. Ayolah, sebentar lagi kau berulang tahun. Ijinkan aku membelikanmu sesuatu.”

“Aniyo~ belikan yang lain saja. Ah, bagaimana jika kau membelikanku sebuah buku terbaru, emmm maksudku aku sudah lama menginginkan buku itu namun belum sempat untuk…”

“Aku akan membelikanmu buku itu tapi aku akan tetap membeli kalung ini. Tolong segera dibungkus..” ujar Kyuhyun pada pramuniaga. Pramuniaga itu pun segera mengambil kalung itu dari tempatnya dan mengikuti perintah Kyuhyun.

“Kyuhyun ah~ kau …” Minji sedikit kecewa.

“Tidak akan ada yang bisa melarangku untuk membuatmu bahagia. Jangan khawatirkan uangku. Aku sudah merencanakan ini, jadi jangan menolaknya, arraseo?” Kyuhyun menarik Minji ke pelukannya dan tidak memberikan kesempatan pada yeoja itu untuk protes lagi.

…………………………………..

“Mengapa kau tersenyum seperti itu? Ada yang aneh dengah wajahku?” Kyuhyun berhenti mengunyah pizzanya lalu menatap heran pada Minji.

“Kau sebentar lagi mau menjadi seorang ayah, mengapa makan dengan benar saja masih belum bisa?” Minji meletakkan pizzanya lalu mengelap dengan tisu sisa makanan yang menghiasi pinggir bibir Kyuhyun. Namja itu hanya diam tanpa ekspresi saat diperlakukan seperti itu.

“Gomawo Minji ah~ aku bahagia sekali hari ini.” Ujar Kyuhyun.

“Kau seperti baru pergi berkencan saja. Ayo habiskan makananmu.” Balas Minji.

“Oh ya, aku jadi penasaran. Setahun, dua tahun, bahkan lima tahun ke depan, saat anak kita sudah lahir, apakah kau akan tetap perhatian dan memanjakanku seperti ini?” Kyuhyun bertanya.

“Pertanyaanmu tidak perlu kujawab.”

“Ah, aku serius. Dan satu lagi, kau akan lebih bahagia jika anak kita laki-laki, ataukah perempuan?” Kyuhyun menghentikan makannya lalu menatap Minji.

“Aku ingin keduanya. Bisakah? Hahhaha..” Minji tertawa.

“Kau jangan membuatku tidak sabar. Jika dia sudah lahir kita baru bisa merencanakan seorang adik lagi untuknya.” Kyuhyun ikut tertawa.

“Dasar mesum. Yang jelas jika ia laki-laki, aku tidak akan membiarkannya tumbuh menjadi lelaki mesum seperti appanya.” Balas Minji.

“Oh ya? Tapi ia harus mewarisi seratus persen ketampananku.” Ujar Kyuhyun lalu mencium pipi istrinya.

“Kyu, ini tempat umum. Jadi jangan berlaku aneh-aneh di sini..” Minji menolak wajah Kyuhyun yang bersiap mendekat lagi.

…………………………………………….

Sore itu begitu dingin, dan Minji merasa kehilangan seluruh tenaganya. Ia sudah lelah menangis. Seberapa hebat dan keras pun ia menangis, tetap tidak akan mengembalikan semuanya. Kyuhyun sebentar lagi bukan lagi miliknya. Apa yang bisa ia lakukan? Ia hanya bisa menangis di dalam kamarnya dan meneriakkan nama Kyuhyun.

Rumah besar itu sudah dipenuhi banyak orang penting. Mereka semua nampak bahagia dan hanya dirinya yang merasa ini semua seperti neraka. Kemana Kyuhyun? Bahkan ia tak juga melihat namja itu. Pasti ia sedang sibuk mempersiapkan dirinya. Minji memilih untuk berdiam diri dan tidak ingin melihat kenyataan pahit di hadapannya. Ia menatap dirinya di cermin, dirinya yang sedang hamil dan mungkin Kyuhyun memang tidak akan pernah lagi menyentuhnya. Ia sudah menjadi wanita gemuk yang bahkan sangat lamban untuk bergerak kemana pun. Air matanya perlahan turun sambil mengamati dirinya sendiri yang begitu menyedihkan.

“Nona Minji, keluarlah. Sebentar lagi upacara akan dimulai. Semua butuh kehadiran anda sebagai istri pertama untuk menyetujui pernikahan ini.” Pelayan memanggil Minji.

Haruskah ia keluar? Haruskah ia memberikan restu pada pernikahan kedua Kyuhyun yang bahkan tidak diinginkannya? Bahkan anaknya belum juga lahir, namun Kyuhyun menyetujui saja permintaan ommanya itu. Ada apa sebenarnya dibalik ini semua? Minji menyesal telah masuk ke dalam keluarga ini dan terjebak di dalamnya. Ia menyesal telah menikahi Kyuhyun jika akhirnya ia harus berbagi cinta dengan gadis lain yang sebentar lagi akan menjadi madunya. Gadis itu masih suci, masih cantik, dan Kyuhyun pasti akan lebih sering bersama gadis itu daripada dirinya.

Minji merasa dirinya sebentar lagi akan pingsan. Ia menyaksikan betapa suaminya begitu tampan dan di sisinya telah berdiri seorang gadis yang cantik dan tersenyum manis memukau banyak orang. Hingga akhirnya mereka berdua saling bertukar cincin, dan Minji mulai tidak tahan lagi melihat itu semua.

“Andwaeeee!!! Andwaeeee!! Aku tidak setuju! Aku tidak menginginkan pernikahan ini!”

Blet.

Lampu kamar menyala terang dan Kyuhyun melihat istrinya menangis sambil memeluk lututnya sendiri. Bibirnya bergetar dan wajahnya dipenuhi keringat dingin. Melihat hal itu Kyuhyun buru-buru bangkit lalu mengambil segelas air putih dan kembali mendekati Minji.

“Minumlah~ kurasa kau bermimpi buruk.” Kyuhyun membantu Minji meminum air tersebut. Setelah selesai ia memeluk yeoja yang sangat dicintainya itu. Ia bisa merasakan Minji terisak dalam pelukannya.

“Aku tahu kau ada masalah. Ceritakan padaku. Tolong jangan lagi sembunyikan hal-hal seperti ini dariku.” Kyuhyun mencium kening Minji.

“Jangan tinggalkan aku. Kumohon jangan tinggalkan aku apalagi sampai menikah lagi dengan gadis lain..” Minji terisak. Kyuhyun mengerutkan keningnya setelah mendengar apa yang dikatakan istrinya.

“Lihat aku. Sekarang kau bisa percaya dan pegang kata-kataku. Aku tidak akan pernah mewujudkan apapun yang menjadi mimpi burukmu. Lupakan mimpi burukmu, dan sekarang kau bisa memelukku, agar kau yakin aku selalu ada di sebelahmu.” Kyuhyun menatap Minji lalu mengusap sisa tangisannya.  Minji menatap Kyuhyun seolah tidak menginginkan namja itu meninggalkannya barang sedetik saja. Kyuhyun mencium bibir istrinya dengan lembut dan membaringkan yeoja itu agar kembali terlelap di sebelahnya.

………………………………………..

Flashback

“Tak kusangka, ternyata kau gadis yang pintar. Ah, kuralat ucapanku. Maksudku, kau cukup licik dalam hal ini.” Nyonya Cho menekankan kalimat terakhirnya. Gadis yang duduk di hadapannya hanya bisa diam menahan diri.

“Katakan sesuatu, apa yang bisa kau jelaskan, Nona Kang?” wanita paruh baya itu kembali melayangkan pertanyaan.

Gadis itu menarik nafas sejenak sebelum akhirnya memberanikan diri menjawab.

“Maaf, saya rasa tidak ada yang perlu dijelaskan lagi. Bukankah semuanya sudah jelas?” Minji bergetar.

“Begitu rupanya. Tapi aku masih tidak yakin akan ketulusanmu pada putraku. Jika seandainya Kyuhyun bukan anak kami, apakah kau tetap akan menyerahkan tubuhmu padanya?”

“Maaf, Nyonya. Saya mencintai putra anda..”

“Mencintai? Tapi sayangnya keluarga ini sangat sulit membedakan mana cinta yang tulus, dan mana yang bukan. Kau mencintai putraku? Ataukah semua yang dimilikinya?”

Minji terdiam. Dadanya terasa sesak dan sangat sakit. Apakah ia harus menjawab?

“Ah, atau kau bisa katakan dengan jujur padaku. Apa saja yang telah kau dapatkan darinya? Ia membayar tubuhmu dengan mobil? Perhiasan? Atau mungkin kartu kreditnya?”

Minji terisak pelan. Ia sangat ingin menjawab, tidak suka harga dirinya diinjak-injak seperti ini. Perlahan ia mengusap air matanya yang menetes. Ia tidak mau terlihat seperti gadis lemah. Jika saja tidak memikirkan Kyuhyun dan masa depan janin di perutnya, mungkin saja Minji sudah berteriak melawan ucapan Nyonya angkuh ini. Minji kembali menarik nafasnya.

“Anda bisa berkata apa saja. Tapi yang jelas, saya tidak pernah mendapatkan apapun seperti yang Nyonya tuduhkan.” Suara gadis itu bergetar.

“Kau menangis? Kau takut? Tenang saja. Aku tidak akan menggagalkan pernikahan kalian. Tapi kita lihat saja, berapa lama pernikahan ini akan bertahan. Ah, tentu saja aku punya syarat yang harus kau penuhi..”

Minji menatap wanita di hadapannya, melihatnya tersenyum licik.

“Kau bersedia?” Nyonya Cho meyakinkan gadis di depannya.

“Jika memang itu yang harus saya lakukan untuk bisa menikah dengannya, akan saya lakukan.”

“Bagus sekali. Ternyata kau gadis yang penurut. Setidaknya kau menurut padaku dan bisa bekerja sama denganku.”

Flashback end-

…………………………………………….

Siang itu Kyuhyun terkejut mendapati seorang gadis menemuinya di kantor. Gadis itu begitu cantik dan berpenampilan sangat rapi dan anggun. Terlihat jika ia memang gadis yang cerdas dan bukanlah sembarangan. Meskipun demikian, tetap saja Kyuhyun mengenalnya untuk itu ia sedikit tersenyum menyambut kedatangannya.

“Selamat siang, Tuan Cho..” sapanya lembut.

“Haha, panggil saja aku oppa seperti biasa..”

“Tidak, ini adalah kantor, jadi kita harus memisahkan hubungan personal.” Gadis itu bergurau membuat Kyuhyun tertawa.

“Jadi katakan apa tujuanmu menemuiku. Sepertinya bukan urusan pribadi?” Kyuhyun mempersilakan gadis itu duduk.

“Tentu saja bukan. Tidakkah kau lihat aku sudah berpenampilan sangat formal hari ini? Aku butuh bantuanmu.” Gadis itu menyerahkan sesuatu dan Kyuhyun membacanya.

“Aku rasa ommamu pasti sudah memberitahumu soal ini..” Gadis itu menambahkan.

“Jadi?” Kyuhyun bertanya.

“Aku benar-benar butuh bantuanmu. Aku ingin butik ini berkembang menjadi beberapa cabang. Kau bisa membantuku bukan? Aku yakin kau pasti mau bekerja sama membantuku sekalipun kini kau sudah memiliki seorang istri.” Gadis itu bergurau lagi.

“Hahhaa.. Haneul ya~ kau ini menyindirku? Tentu saja aku akan menolongmu karena kau sudah seperti adikku sendiri. Apalagi aku yakin usahamu ini pasti akan sukses. I trust you.” Kyuhyun memberikan tanggapan.

“Gamsahamnida.. aku tahu kau baik padaku.” Gadis itu tersenyum.

……………………………………………..

Minji POV

Sejujurnya aku tidak ingin mengikuti makan malam ini. Sekalipun diadakan di rumah, aku selalu saja punya perasaan tidak nyaman jika ada acara-acara formal seperti ini. Namun karena aku adalah istri Kyuhyun, tentu saja tidak ada alasan bagiku untuk menolak.

“Senang sekali akhirnya kita bisa berkumpul kembali di acara keluarga seperti ini.” Nyonya besar membuka pembicaraan.

“Hahaha, sudah lama sekali ya. Kalau tidak salah waktu Kyuhyun masih SMA terakhir kita mengadakan makan malam bersama seperti ini.” Tuan Park menanggapi.

“Andaikan saja suamiku juga ada di sini sekarang, pasti suasana ketika itu terasa sekali. Masa-masa di mana Kyuhyun dan Haneul masih menjadi sepasang kekasih.”

“Omma..” Kyuhyun memotong ucapan ommanya. Kurasa ia menjaga perasaanku. Sedetik kemudian ia melirikku namun aku yakinkan bahwa aku baik-baik saja.

“Kau ini kenapa? Aku hanya bernostalgia. Apa salahnya? Lagipula Haneul sekarang di sini. Apa kau tidak rindu padanya?”

“Kyuhyuna~ jangan terlalu menanggapi ucapan ommamu. Orangtua memang suka bernostalgia.” Nyonya Park bicara pada Kyuhyun. Kulihat namja di sebelahku hanya tersenyum singkat. Sementara gadis di hadapannya, diam-diam melihat Kyuhyun. Aku tahu gadis ini akan menjadi sesuatu dalam pernikahan kami. Sesuai prediksiku, sesuai mimpi burukku. Namun aku harus sabar dan menunjukkan jika aku sama sekali tidak terpengaruh. Lagipula aku sangat yakin, Kyuhyun sepenuhnya mencintaiku. Bukankah aku sudah seharusnya percaya pada suamiku sendiri?

“Bagaimana urusan kalian? Kyuhyuna~ kau sudah mengurus keperluan Haneul?” Nyonya besar kembali bertanya dan aku sedikit tidak mengerti.

“Sudah. Kami sudah bertemu dan membicarakan itu. Omma jangan khawatir.” Jawab Kyuhyun. Aku sedikit melirik ke arahnya, ingin tahu apa yang sedang mereka bicarakan. Namun sepertinya ini bukan kapasitasku, jadi kuputuskan untuk diam dan mencoba mengunyah makananku dengan baik.

“Nak, gomawo karena masih mau peduli pada Haneul. Tolong bantu dia dan bimbing dia. Anak ini masih belum banyak pengalaman.” Nyonya Park kembali bicara.

“Tentu saja. Kalian jangan khawatir.” Jawab Kyuhyun.

………………………………………….

“Ia menemuiku ke kantor untuk mengajukan permohonan kerja sama. Ia ingin perusahaan membantu permodalannya dengan saham yang kutanamkan pada usahanya.” Jelas Kyuhyun. Ia membelai rambutku. Aku berbaring di sebelahnya sambil memeluknya.

“Ne, aku mengerti. Kyu, apa aku boleh bertanya sesuatu lagi?” aku mendongakkan kepalaku untuk menatapnya.

“Katakan saja, apa yang ingin kau tanyakan?”

“Hmm, kau.. dan.. maksudku.. berapa lama kau dan Haneul dulu berpacaran?”

“Sudah kuduga kau pasti akan menanyakan soal itu.”

“Kau keberatan menjawabnya?”

“Seharusnya omma tidak mengungkit-ungkit hal itu.”

“Aku tidak apa-apa. Aku hanya ingin tahu, karena bagaimanapun ia bagian dari masa lalumu.”

“Tolong jangan berpikir aneh-aneh terhadapku. Aku mencintaimu.” Kyuhyun mencium puncak kepalaku.

“Aniyo~ aku tidak bermaksud begitu. Aku hanya ingin kau bercerita sedikit padaku. Kau tidak pernah menceritakannya padaku sejak kita bertemu.”

“Aku tidak suka dan aku tidak mau terikat masa lalu. Apa sebegitu penting untuk kau tahu?”

“Ya.” Jawabku dengan nada tegas. Aku yakin Kyuhyun paham jika itu adalah harga mati dari pertanyaanku.

“Masa SMA. Ia masa SMAku dan kami putus.”

“Kau menyentuhnya?”

“Maksudmu?” Kyuhyun mengernyitkan alisnya dan nampak ketidaknyamanan di wajahnya. Tapi aku akan memaksanya, agar hatiku merasa lebih baik.

“Bagaimana gaya pacaranmu dengannya?” aku memperjelas pertanyaanku. Kyuhyun menghela nafas.

“Kau ingin jawaban jujur?”

“Jika kau berbohong tentu saja itu akan menyakitiku.”

“Kami berciuman, berkencan seperti layaknya anak remaja.” Jawab Kyuhyun.

“Lalu?”

“Aku yang dulu bukanlah aku yang sekarang. Haneul adalah gadis polos. Kau tenang saja, karena kau tetap menjadi wanita pertama yang kusentuh.” Kyuhyun menjelaskan sedikit lebih panjang. Sepertinya ia mengerti maksud pertanyaanku.

“Sekalipun kau melakukan itu dengannya, aku tidak masalah. Hanya saja aku memikirkan kalian saat ini. Jika hal itu memang pernah terjadi bukankah kalian..”

“Untuk itulah aku tidak suka kau bertanya tentang masa laluku. Tolong jangan menambah pikiran buruk dalam kepalamu.” Kyuhyun menatapku tajam. Kurasa ia berkata serius, karena ia menatapku dengan cara seperti ini. Aku menghindari tatapannya, dan memeluknya lagi.

“Minji ah~ dia sudah kuanggap seperti adikku sendiri. Kami memang dekat sejak awal. Apalagi sekarang aku punya kau. Bisa menikahimu adalah harga mati bagiku. Sedekat apapun aku dengannya, tidak akan mengubah perasaanku terhadapnya. Aku sudah melupakan perasaan itu, dan aku sudah bisa membedakan perasaanku terhadapmu, terhadap ommaku, terhadap noona dan juga terhadapnya. Itu semua sangat berbeda. Arrasseo?” Kyuhyun menjelaskan dengan sungguh-sungguh. Kurasakan ia mencium keningku.

“Aku percaya kau jujur. Aku percaya padamu. Saranghae..” ujarku kemudian menutup mataku. Rasanya begitu lega.

……………………………………………….

Kyuhyun POV

Apa lagi ini? Apa sebenarnya yang dipikirkan oleh wanita ini? Ia mengajak Haneul untuk tinggal di rumah sementara orangtuanya liburan ke luar negeri. Bukannya tidak suka, aku hanya ingin menjaga perasaan Minji. Aku tahu dia belum bisa menerima sepenuhnya jika Haneul sudah kembali. Semua mimpi  buruk yang dialaminya, dan pembicaraan kami beberapa hari yang lalu. Sangat terlihat jelas jika Minji cemburu pada gadis itu.

“Omma, kurasa ini terlalu berlebihan. Bukankah dia bisa tinggal sendiri? Lagipula ada pelayan yang menemaninya. Ia juga punya banyak teman di sini.”

“Tutup mulutmu. Omma tahu kau beralasan karena wanita itu kan?”

“Tentu saja. Ia istriku. Aku menghormatinya.”

“Cih, jika ia tidak setuju, silakan kau panggil Minji dan omma sendiri yang akan meminta ijin padanya.”

“Kau tahu ia tidak mungkin menolaknya. Tapi ia pasti sakit hati.”

“Apa peduliku? Aku mengajaknya tinggal di sini bukan urusannya. Lagipula ini rumahku, bukan rumah kalian.”

“Kalau begitu ijinkan kami tinggal di rumah kami sendiri.”

“Cho Kyuhyun! Sejak kapan kau berani melawan perkataan ommamu?”

Selalu saja begini. Aku tidak pernah bisa bicara baik-baik dengan ommaku. Dua minggu? Apa dia pikir dua minggu itu waktu yang sebentar? Aku yakin, omma tidak mungkin tidak akan merepotkanku. Ia pasti akan memintaku untuk menemani Haneul dan sebagainya. Aku tidak bermaksud durhaka pada orangtua, namun aku sangat mengenal siapa ommaku.

“Aku tahu kau pasti keberatan. Mianhae..” aku melihatnya.

“Mengapa kau meminta maaf? Aku tidak apa-apa. Sungguh..” Minji mendekatiku dan duduk di sebelahku.

“Aku sudah mencoba mengajak omma bicara, namun ia tetap saja bersikeras agar Haneul tinggal di sini.”

“Jangan khawatir. Bukankah kau sibuk bekerja dan ia juga bekerja? Kalian sama-sama sibuk tak akan ada waktu untuk bertemu. Jadi apa yang harus kutakutkan?” Minji memegang wajahku. Ia tersenyum. Senyuman wanita yang paling bisa mendamaikanku saat ini.

“Aku janji padamu. Aku akan menjaga jarak dengannya.”

……………………………………………….

Author POV

Hari ini adalah hari ulang tahun Minji. Kyuhyun telah mempersiapkan acara makan malam yang spesial untuk mereka berdua. Ia sudah merencanakan ini di hari-hari sebelumnya, dan ia tidak ingin sama sekali ada yang merusaknya.

“Selamat pagi yeobo. Happy Birthday~” Kyuhyun memberikan kecupan hangat di pipi Minji saat istrinya itu baru saja membuka mata.

Thanks~ kau bangun pagi?” Minji tersenyum.

“Karena hari ini hari spesialmu. Lihatlah, aku sudah menyiapkan sarapan untukmu.”

Minji bangun dan mengikat rambutnya, kemudian melihat di atas meja sudah tersaji roti panggang, selai, dan segelas susu.

“Aigoo.. kau pasti kerepotan dari subuh.” Minji tersenyum lagi karena ia sendiri menyadari ia bangun terlalu pagi. Masih jam 7, dan itu berarti Kyuhyun pasti sudah bangun jauh lebih awal.

“Ini bukan apa-apa. Kau harus menungguku pulang. Kita makan malam di luar.” Kyuhyun memeluk istrinya dan mencium bibirnya kilat. Minji tertawa geli karena melihat Kyuhyun sudah rapi dengan dasinya. Itu artinya namja ini sudah siap akan ke kantor.

“Kau bahkan memasang dasi sendiri hari ini.” Minji merapikan dasi Kyuhyun yang sedikit aneh.

“Mengurangi tugas seorang istri di hari ulang tahunnya sudah menjadi tugas seorang suami.” Kyuhyun menyeringai kecil.

“Gombal~ haha.. tapi kau romantis sekali pagi ini.” Minji mencium bibir Kyuhyun dan mereka berkonsentrasi sejenak pada hal itu sebelum akhirnya suara ponsel Kyuhyun menghentikan aktivitas indah itu. Kyuhyun bicara sejenak kemudian menutup telponnya.

“Wae?” Minji menatap wajah suaminya.

“Appa pulang hari ini. Omma memintaku menjemputnya di bandara.” Wajah Kyuhyun terlihat kusut.

“Ah, bukankah bagus? Kau tidak boleh melupakan kewajibanmu sebagai seorang anak.”

“Bukan begitu. Tapi ia memintaku mengajak Haneul ikut serta.” Kyuhyun menatap mata istrinya. Ia takut menyakiti Minji. Namun di luar dugaan, yeoja itu tersenyum sambil mengusap pipi Kyuhyun dengan punggung tangannya.

“Gwaenchana. Kau terlalu memikirkanku. Setidaknya aku tahu kau pergi bersamanya dan kemana. Pergilah.” Ujar Minji.

“Gomawo~ kau sangat baik.”

……………………………………………………

Tuan besar Cho benar-benar pulang hari itu. Sore itu ia duduk sendirian di ruang santai yang menghadap kolam renang di rumah ini. Ia sedang menunggu seseorang. Sesekali ia membolak-balik halaman koran yang dibacanya, mencari-cari bacaan menarik yang layak untuk dikritisi.

“Tuan besar, anda memanggil saya?” Minji muncul dengan sopan.

“Ah, akhirnya kau datang. Apa kabarmu, Nak?”

“Baik. Tuan apa kabar?”

“Jangan memanggilku Tuan. Kau sudah menjadi anakku sekarang. Panggil aku appa.”

Minji cukup terkejut dengan ucapan pria paruh baya di hadapannya. Ia belum pernah bicara sedekat dan sepribadi ini dengan ayah dari orang yang sangat dicintainya.

“Duduklah..” Tuan Cho meminta Minji untuk duduk di depannya.

“Apa kandunganmu baik-baik saja?”

“Ne, baik-baik saja. Sudah memasuki bulan ke-6, dan saya sudah melakukan check up rutin untuk itu.” Minji tersenyum sopan. Ia menjawab dengan hati-hati.

“Lalu suamimu? Apa dia bekerja dengan baik?”

“Iya, Kyuhyun selalu ke kantor pagi-pagi.” Minji kembali tersenyum.

“Baguslah, berarti menikah memang membuatnya lebih bertanggungjawab.” Tuan Cho tersenyum.

“Mengapa kalian tidak jadi berbulan madu?”

Minji sedikit tercekat. Apakah ini tujuan mertuanya memanggilnya sore ini? Minji merasa dirinya telah berbuat kesalahan besar, menolak niat baik appa mertuanya.

“Eng.. tidak apa-apa. Maafkan saya. Saya yang merasa bulan madu itu tidak perlu. Saya tidak ingin mengganggu pekerjaan Kyuhyun.” Ucap Minji. Berbohong pastinya.

“Ah begitu rupanya. Oh ya, kudengar hari ini kau berulang tahun. Aku punya sesuatu untukmu. Anggap saja ini pemberian dari seorang ayah kepada anaknya.” Tuan Cho menyerahkan sebuah berkas dan sebuah kunci.

Minji tertegun menerimanya apalagi setelah membaca isinya.

“Maaf, appa.. ini terlalu..”

“Gwaenchana. Aku sudah lama ingin memberikan ini untukmu, awalnya sebagai hadiah pernikahan. Mungkin Kyuhyun belum bisa memberikannya. Tapi ini pasti akan sangat membantumu kemana-mana.”

“Tapi ini pasti mahal sekali dan..”

“Jangan menolak. Kau adalah bagian dari keluargaku. Lagipula kau sudah membahagiakan putraku dan mengubahnya menjadi lebih baik. Tidak boleh menolak pemberianku.” Tuan besar Cho tersenyum.

Minji tidak bisa berkata apa-apa lagi. Ia merasa ia sama sekali tidak pantas mendapatkan ini. Pantas saja tadi siang sebuah mobil baru terparkir di halaman rumah keluarga Cho yang luas ini. Dada wanita ini makin sesak. Ia sangat terharu ternyata orang yang paling dihormati di keluarga ini peduli padanya. Tapi di lain sisi, ia memikirkan hal lain. Ia tidak mau dicap sebagai wanita yang materialistis. Minji merasa posisinya benar-benar sulit.

………………………………………………

“Berapa lama? Kumohon jangan meninggalkanku lama-lama.” Kyuhyun membantu Minji memasukkan pakaiannya.

“Tidak akan lama. Begitu ommaku sembuh dan dinyatakan bisa pulang ke rumah, aku pasti akan kembali. Kau jangan khawatir.” Minji tersenyum.

Minji akan pulang ke Incheon untuk menjenguk ommanya yang sedang menjalani operasi mata. Karena appanya sibuk mengurus restoran serta pekerjaan lainnya, tentunya akan sedikit kerepotan. Lagipula ia sangat merindukan keluarganya dan ingin mengistirahatkan sejenak pikirannya, untuk itulah ia memutuskan untuk menginap di Incheon beberapa hari sampai ommanya sembuh.

“Jaga kandunganmu. Jangan pergi kemana-mana sendirian. Aku pasti akan sering-sering datang jika punya waktu.” Kyuhyun menasihati Minji. Ini berat sekali bagi namja itu. Ia bukanlah tipe pria yang bisa ditinggal lama oleh yeoja ini.

“Incheon itu tidak jauh. Kau bisa menjangkaunya dengan mobil hanya beberapa jam. Mengapa seolah aku akan ke luar negeri saja?”

“Aish. Sudahlah. Ayo berangkat. Aku hanya berharap satu minggu ini akan berjalan cepat.”

………………………………………..

Kyuhyun POV

Aku tidak suka keadaan ini. Minji pergi dari rumah sementara ada gadis lain yang tinggal di rumahku. Aku harap Minji tidak menjadikan ommanya alasan agar ia bisa lari dari situasi sulit ini. Tidakkah ia memikirkan perasaanku? Tapi aku tidak punya pilihan lain karena kurasa Minji perlu sedikit kebebasan. Ia juga perlu banyak bicara dengan ibu kandungnya. Bagaimanapun juga, seorang anak perempuan akan merasa lebih baik jika bisa berdiskusi dengan ibu kandungnya sendiri. Beruntung ada appa di rumah jadi omma tidak mempersulit ijin untuk Minji.

“Oppa, kau mau minum? Aku sudah buatkan teh hangat untukmu.”Haneul tiba-tiba muncul.

“Gomawo~ letakkan saja di sana.” Jawabku tanpa mengalihkan pandangan dari layar TV.

“Jarang sekali aku melihatmu di luar kamar seperti ini. Pasti karena Minji onnie sedang tidak di sini..”

“Ne, kau sudah tahu pasti alasannya..” responku singkat.

“Oppa, kau tidak suka aku tinggal di rumah ini? Tenang saja. Begitu orangtuaku pulang dari liburan, aku akan kembali ke rumahku..”

Aku menoleh ke arah gadis ini. Apa yang sedang dibicarakannya?

“Aku tidak pernah bicara begitu..” ujarku.

“Tapi kau seolah menjauhiku. Padahal kita tidak pernah jauh sebelumnya.”

“Haneul ya~ kau tahu sekarang aku memiliki seorang istri. Seharusnya kau bisa mengerti itu. Minji mengetahui masa laluku. Aku harus menjaga perasaannya.” Jelasku jujur. Aku harap gadis ini akan mengerti dengan ucapanku.

“Dia.. cemburu padaku?”

“Dia tidak berkata begitu. Tapi secara tidak langsung, aku tahu isi hatinya.”

“Ne, aku bisa mengerti. Maafkan aku, oppa..”

“Baguslah jika kau mengerti. Aku juga minta maaf..”

……………………………………………………

Kepalaku terasa begitu pening. Aku mencoba memeluk sesuatu di sebelahku, namun kosong dan tidak ada siapa-siapa. Aaah! Sial! Bukankah Minji masih berada di Incheon? Seketika keinginanku untuk bermalas-malasan menjadi hilang dan aku bergegas hendak mandi lalu berniat menyusulnya ke sana. Ini sudah hari ke-lima, dan kurasa omma mertuaku pasti sudah akan diijinkan pulang oleh dokter karena ini sudah hari ketiga pasca operasinya. Terakhir kemarin siang Minji mengabariku dan mengatakan jika ia baik-baik saja. Aku sudah rindu sekali padanya dan juga pada calon anakku yang ada di perutnya.

Seusai mandi, bukannya merasa baikan, aku justru merasa makin tidak enak badan. Kepalaku semakin pusing dan wajahku sedikit pucat. Apa aku sakit? Tapi tolong jangan sekarang. Aku baru mau pergi menyusul istriku. Lama-kelamaan mataku berkunang-kunang dan gelap di sekeliling.

…………………………………

Minji POV

“Omma, banyaklah istirahat. Jangan terlalu banyak mengambil pekerjaan berat agar matamu tidak lelah.” Ujarku pada omma. Hari ini ia diperbolehkan pulang dan kami baru saja tiba di rumah.

“Kapan kau akan pulang, Nak?” Tanya ommaku lembut.

“Nanti sore. Tapi sepertinya aku akan pulang naik taksi saja karena Kyuhyun nampaknya sibuk.”

“Hati-hatilah. Sampaikan salam omma padanya. Katakan bahwa dia adalah menantu kesayangan omma..”

Aku tersenyum menanggapi ucapan omma. Rasanya ingin menangis. Aku tidak mau omma melihat kesedihanku. Aku sangat mencintai Kyuhyun. Aku sama sekali tidak menyesal telah mengorbankan banyak hal untuk bisa menjadi wanita yang dicintainya.

“Minji ah~ berhati-hatilah dalam menjaga kandunganmu. Jaga cucu omma baik-baik. Omma senang sekali karena sebentar lagi anak itu akan lahir.” Lanjut ommaku lagi.

“Ne, omma.. jangan khawatir. Aku bisa menjaga diriku sendiri.”

……………………………………….

Tepat pukul 8 malam aku tiba di rumah Kyuhyun dan mendapati suasana sepi. Memang selalu seperti ini. Aku bergegas melangkah masuk ke kamarku, namun sebuah pemandangan tidak mengenakkan menantiku. Sejenak aku terpaku dan mematung di pintu, namun aku harus menyadari posisiku. Perlahan aku mundur dan meninggalkan kamar, dan aku kembali dikagetkan karena Nyonya besar sudah berdiri begitu saja di belakangku.

“Kau sudah pulang rupanya.. bagaimana liburanmu menyenangkan?”

“Saya tidak sedang liburan. Tapi menjenguk omma yang sedang sakit.” Jawabku jujur. Aku sedang tidak ingin menjumpainya. Aku ingin Kyuhyun.

“Ah, maafkan aku. Seharusnya aku bertanya apakah ommamu sudah sembuh atau tidak? Begitu bukan? Tapi kurasa ia pasti sudah sembuh, apalagi setelah mendengar kabar bahwa kau sudah menerima mobil mewah baru dari mertuamu.”

“Nyonya saya mohon jangan membahas hal seperti itu. Ibu dan keluarga saya bukanlah keluarga yang materialistis. Kami bisa menghidupi keluarga kami dengan usaha kami sendiri.” Jawabku tegas dengan menekankan ucapanku. Aku harap wanita ini tidak akan memancing emosiku lebih dalam lagi.

“Oh, begitukah? Maaf jika membuatmu tersinggung. Tapi tingkahmu yang meninggalkan rumah di saat suamimu terbaring sakit itu benar-benar keterlaluan.”

“Kyuhyun.. sakit?” aku merasa lemas. Jadi Kyuhyun sakit di dalam?

“Kau tidak tahu? Lucu sekali. Ini semakin membuktikan bahwa kau hanya menginginkan uang putraku, tapi kau tidak tulus mencintainya. Istri macam apa bisa tidak mengetahui suaminya sedang sakit?”

Air mataku menetes. Bukan lagi atas caci maki wanita angkuh ini, namun lebih pada Kyuhyun. Aku bergegas masuk ke kamar dan tidak peduli lagi dengan yang lainnya.

“Maaf, bisakah aku menjaga suamiku?” ujarku dengan suara bergetar.

Haneul nampak kaget dengan kehadiranku dan Kyuhyun juga menatapku dengan kaget. Gadis itu segera meletakkan mangkok bubur yang dipegangnya.

“Onnie, kau sudah pulang? Mianhae~ kumohon jangan salah paham..” Haneul berdiri dan menundukkan kepalanya.

“Bisa kau tinggalkan kami berdua?” aku menekankan ucapanku, dan gadis itu segera keluar lalu menutup pintu.

Aku segera duduk di ranjang dan memeriksanya. Wajah dan lehernya begitu hangat, dan wajahnya sedikit pucat. Ia tersenyum dan memegang tanganku.

“Dokter bilang apa?” tanyaku pelan.

“Dia bilang aku terserang virus berbahaya karena sangat merindukan sentuhan istriku.” Jawabnya.

Aku tertawa dalam hati. Namja ini benar-benar menyebalkan. Sudah tidak memberitahuku jika sedang sakit, dan sekarang ia berusaha menggodaku.

“Tidak ada virus seperti itu dalam dunia kedokteran. Kau kenapa? Mengapa tidak mengabariku? Sejak kapan kau seperti ini?” aku mengusap wajahnya.

“Kemarin pagi. Aku demam dan dokter bilang aku terlalu lelah. Tapi kau jangan khawatir. Aku sudah minum obat apalagi sekarang obat spesialku sudah di sini.” Kyuhyun menyeringai kecil.

“Aku tahu. Tanpa aku pun kau pasti terurus dengan baik. Aku harus berterima kasih pada Haneul. Beruntung ada dia di rumah ini.”

“Kumohon jangan memulai.. kau tidak marah kan dengan apa yang kau lihat tadi?”

“Aku tidak melihat apapun, kecuali jika ada yang terjadi sebelum aku datang.” Aku menatapnya.

Kyuhyun bergegas memelukku dan menciumku. Sepertinya ia benar-benar merindukanku. Lihatlah, bahkan saat tidak bertemu denganku ia jatuh sakit seperti ini. Aku akan mengobatimu, kau pasti akan sembuh malam ini juga.

……………………………………….

“Gamsahamnida, sudah menjaga suamiku selama aku pergi.”

“Tidak usah dipikirkan onnie~ aku sudah terbiasa mengurusnya sejak dulu.” Jawabnya sambil tersenyum.

“Aku tetap harus berterima kasih, karena sekarang ia suamiku, tanggung jawabku. Akulah yang seharusnya menjaganya ketika dia sakit.” Aku menekankan ucapanku.

“Onnie, kau sangat beruntung. Bisa mendapatkan Kyuhyun oppa..” tiba-tiba ia berkata demikian. Aku hanya tersenyum menanggapi ucapannya dan menanti apa yang akan diucapkan lagi olehnya.

“Aku, benar-benar menyesal. Telah meninggalkannya ke Belanda dan menetap di sana. Jika saja tidak, mungkin saat ini ia masih bersamaku. Ah, maafkan aku. Tidak seharusnya aku berkata seperti ini padamu.”

“Kau menyesal? Tapi kuharap kau bisa mengerti keadaanku sekarang. Aku bisa merasakan bagaimana jika ada di posisimu. Mari kita saling mengerti satu sama lain. Dan belajarlah untuk menghadapi kenyataan.” Ujarku tegas. Aku tidak suka ia ingin mencoba mengatakan perasaannya padaku.

“Onnie, jika saja kau tidak hamil.. apa Kyuhyun oppa tetap akan menikahimu?”

“Bisakah kau berhenti untuk membahas hal itu? Kami menikah karena kami saling mencintai. Anak ini juga ada di dalam perutku karena kami saling mencintai.”

Aku kesal sekali. Ia mencoba untuk memojokkanku, aku tahu itu. Dan siapa lagi yang memberitahunya jika bukan mertuaku yang angkuh itu? Haruskah aku selamanya menyandang status sebagai seorang istri dengan kedok memiliki maksud lain di balik pernikahanku? Kami sama-sama terdiam, dan entahlah. Aku benar-benar membenci gadis ini, dan aku sama sekali tidak ingin ia berada di dekat Kyuhyun lagi.

……………………………….

Author POV

Kyuhyun memeluk Minji sangat erat seolah tidak ingin yeoja itu lepas dari sisinya. Minji menyadari namja di sebelahnya itu belum juga tidur, seperti ada sesuatu yang dipikirkannya. Minji pun membalik tubuhnya dengan hati-hati dan berhadapan dengan Kyuhyun. Ia menepuk pipi namja tampan itu hingga Kyuhyun terpaksa membuka matanya.

“Wae? Sudah lewat tengah malam kau belum juga tidur..” Tanya Minji. Ia menelusuri setiap detail wajah Kyuhyun dan melihat kecemasan di wajah namja itu.

“Ikut aku ke Shanghai besok..” ujar Kyuhyun tiba-tiba.

“Aigooo~ aku kira kau memikirkan hal lain. Tidak siap berpisah denganku? Hanya tiga hari. Belajarlah hidup tanpa memelukku.” Balas Minji. Yeoja itu tersenyum simpul.

“Aku sudah memohon pada appa supaya bukan aku yang pergi. Tapi tetap saja aku harus pergi.” Namja itu merengut manja. Minji tersenyum lagi dan ia tahu bagaimana harus menghadapi suaminya yang manja ini. Ia mengecup kilat bibir tebal Kyuhyun.

“Aku sudah membuktikan bahwa seminggu di Incheon dan aku baik-baik saja.” Ujar Minji.

“Tapi Shanghai bukan Incheon. Aku tidak bisa mengendarai mobil begitu saja jika aku merindukanmu.”

“Berlebihan. Uruslah urusanmu dan jalani dengan senang hati. Tidurlah dengan cepat maka akan cepat pula kau menemui pagi. Jadi tiga hari akan berlangsung dengan cepat.” Jawab Minji.

“Kau benar. Inilah yang aku suka darimu. Kau pintar dan pemikiranmu itu selalu sesuai dengan logika..” balas Kyuhyun. Tangannya kemudian bergerak mengusap perut Minji.

“Kapan anak ini akan lahir? Perutmu sudah seperti ini.” Tanya Kyuhyun. Minji kemudian bangun dan mengambil posisi bersandar pada tempat tidur. Kyuhyun mengikutinya, dan berbaring santai sambil menghadap perut istrinya. Ia terus meletakkan tangannya di sana dan menempelkan telinganya di sana.

“Aigoo~ Minji ah! Dia bergerak. Kau tidak merasa sakit? Dia pasti menjawab pertanyaanku. Dia bilang akan lahir sebentar lagi. Omoo~” Kyuhyun heboh sendiri. Minji tertawa geli melihat ulah suaminya. Ia mengacak-acak rambut Kyuhyun saking gemasnya. Dalam hati yeoja itu sedikit meringis. Jika saja anak itu sudah lahir nanti, ia tidak sanggup memikirkan kenyataan lain yang akan dihadapinya.

“Hei, cepatlah keluar dari perut ibumu. Aku bersabar sekian bulan demi menjagamu. Aku ingin melihat istriku seksi seperti dulu..” gurau Kyuhyun. Minji terkekeh mendengar obrolan bodoh sorang ayah yang sedang menasihati calon anaknya itu.

“Jangan membicarakan hal-hal seperti itu kepada anak yang bahkan belum lahir. Aku tidak mau anakku jadi mesum seperti ayahnya. Ara?” Minji memeluk Kyuhyun.

…………………………………………….

Kyuhyun sudah berangkat ke Shanghai tadi pagi untuk urusan meeting besar kantornya. Tuan besar juga turut serta sehingga hanya ada Nyonya besar dan juga Minji di rumah itu. Haneul sudah kembali ke rumahnya karena orang tuanya sudah kembali dari liburan. Minji tahu, hidupnya akan seperti apa tanpa adanya Kyuhyun di sisinya. Terlebih tuan besar, mertua yang akhirnya membuatnya nyaman berada di rumah ini juga tidak ada. Tapi Minji berusaha akan kuat dan menjaga agar semuanya baik-baik saja.

“Buatkan aku teh ginseng hangat..” perintah Nyonya Cho.

Minji menuruti kemauan ibu mertuanya, karena ia tahu ini adalah salah satu cara perempuan itu untuk menyusahkannya. Ia pun bersedia turun ke dapur untuk membuatkan teh meskipun ia tahu banyak pelayan yang bisa melakukan itu. Ia pun kembali dan membawakan pesanan wanita angkuh itu.

“Kau bahkan tidak mengerti bagaimana menyajikan minuman ini dengan benar. Mengapa menambahkan gula? Wanita Koreakah tidak bisa membuat minuman ini?”

“Maaf, akan kubuatkan ulang, tanpa gula..” Minji pun kembali dan membuatkan minuman sesuai permintaan mertuanya itu. Dalam hati ia meringis, namun ini adalah perjuangan. Minji percaya suatu ketika usaha kerasnya akan membuahkan hasil. Wanita itu pasti akan menerima dan melihat ketulusannya.

“Hmm~ yang ini lebih baik. Tapi bisakah aku meminta tolong padamu sekali lagi? Tolong ambilkan gelas tradisional diruang tengah. Aku tidak biasa jika meminum minuman ini dengan gelas biasa seperti ini. Ah, kenapa kau tidak berpikir sampai ke sana? Pengetahuanmu benar-benar kurang.”

Minji tertegun sejenak. Ia lelah sekali harus bolak-balik demi melayani nafsu wanita jahat ini. Tapi ia akan membuktikan jika ia memang tulus berada di rumah ini.

“Maaf, apa ada hal lain lagi? Supaya aku bisa langsung mengambilkannya untukmu.” Tanya Minji sopan.

“Tidak ada. Hanya itu saja..” jawab Nyonya Cho.

Minji pun turun ke bawah dan mengambil gelas yang dimaksud. Ia jadi semakin lamban dan hati-hati karena kondisinya sedang hamil. Saat kembali naik, Minji benar-benar tidak menyadari bahaya besar sedang mengancam nyawanya. Ia terpeleset di pertengahan anak tangga dan jatuh kembali ke bawah. Gelas yang dibawanya pecah dan menimbulkan suara yang ia yakin mengagetkan seisi rumah besar itu. Minji menangis, meringis menahan sakit. Untung saja ia masih bisa menjaga posisinya hingga kepalanya tidak membentur lantai dan mengakibatkan pingsan. Tapi Minji merasakan sakit luar biasa di bagian perutnya, dan ia merasakan darah segar mengalir dari selangkangan mengaliri kakinya. Minji tahu ini bukan pertanda baik. Ia butuh Kyuhyun saat ini juga.

“Aigooo!! Nona… anda tidak apa-apa?” seorang pelayan wanita keluar dari salah satu ruangan dan dengan panik menghampiri Minji. Tangannya terluka akibat pecahan gelas. Nyonya besar pun kaget dan ikut panik mengetahui apa yang terjadi pada menantunya itu. Ia pun berteriak panik dan segera menghampiri Minji di bawah.

“Supir! Cepat panggilkan supir!” perintah Nyonya besar.

…………………………………………………….

Kyuhyun terdiam meskipun ia tahu hatinya sama sekali tidak tenang. Pesawat yang ditumpanginya delay, dan ia tidak tahu apalagi yang bisa dilakukannya agar segera tiba di Seoul. Berita hari ini sungguh mengejutkannya, dan Kyuhyun memutuskan untuk pulang padahal ia baru saja melewati satu hari meeting pentingnya di Shanghai. Untung saja appanya mengerti dan mengijinkan putranya pulang terlebih dahulu, meskipun dalam hati lelaki paruh baya itu juga sangat mengkhawatirkan menantunya.

“Seorang laki-laki harus kuat dan bisa menjadi pemecah permasalahan. Jangan menambah masalah dan kendalikan dirimu. Appa mendoakan yang terbaik.”

Kyuhyun membaca pesan singkat yang dikirimkan appanya. Matanya panas sekali, namun ia berusaha menahan agar jangan sampa tangisan itu keluar. Ia harus percaya bahwa kali ini, dalam hal ini, Minji adalah wanita yang kuat dan ia pasti bisa melalui semuanya.

…………………………………….

Suasana rumah sakit nampak lenggang dan Kyuhyun hanya melihat ommanya, Ahra, Yesung, beserta Sungmin dan Minrin istrinya. Saat melihat putranya tiba, Nyonya Cho mendekati Kyuhyun dengan segera dan memeluk Kyuhyun sangat erat. Yesung dan yang lain hanya bisa menatap pasangan ibu dan anak itu dan Kyuhyun mengerti dari tatapan mereka, sesuatu yang buruk telah terjadi. Ia pasti terlambat.

“Nak, maafkan omma.. ommalah yang patut disalahkan atas ini semua..” Nyonya Cho bersuara lirih. Kyuhyun melepas pelukan ommanya, kemudian menghampiri Yesung.

“Di mana dia?” Kyuhyun bertanya dengan suara sedikit bergetar. Yesung menepuk bahu Kyuhyun dan Sungmin juga turut menghibur sahabatnya itu. Ahra mendekati adiknya dan memeluknya.

“Ayo ikut aku. Kita ke ruangan dokter sekarang..” ujar Ahra.

……………………………………….

Kyuhyun POV

Aku melihatnya. Ia terbaring lemah dan perutnya sudah kembali rata. Aku mendekatinya dan sepertinya ia bahkan tidak menyadari kehadiranku di sebelahnya. Aku bisa mengerti dan merasakan apa yang dipikirkan olehnya saat ini. Ia menoleh ke arah lain. Entah apa yang dilihatnya.

“Aku sudah di sini. Kau bisa memelukku sekarang..” ujarku pelan.

Minji menoleh kemudian menatapku sejenak. Matanya sayu, lelah, dan aku tahu bukan ini yang seharusnya ia perlihatkan padaku. Sedetik kemudian kulihat air mata mengalir di kedua pelupuk matanya. Aku memeluknya dan Minji menangis sejadi-jadinya. Aku bisa merasakan kemeja putihku basah oleh air matanya.

Sejak aku menyadari bahwa yeoja ini adalah orang yang sangat penting dalam hidupku, aku selalu bertekad akan melindunginya dan membuatnya bahagia. Hal yang paling tidak kuinginkan adalah melihatnya menangis karena sedih. Dan hari ini, tangisannya hari ini benar-benar membuatku merasa gagal untuk membahagiakannya. Aku yakin, Minji akan sulit menerima kenyataan. Harapan dan impiannya tentang hal ini sangatlah besar, dan itu selalu menjadi topik pembicaraan kami sebelum tidur.

…………………………………………

Author POV

Wanita paruh baya itu tidak tahu harus melakukan apa. Ia bahkan merasa tidak pantas untuk menemui wanita ini. Beberapa lama mereka saling terdiam, hingga akhirnya Minji membuka pembicaraan.

“Sekarang, aku sudah tidak punya hak apa-apa lagi. Aku mohon maaf, tidak bisa mewujudkan harapanmu yang satu itu. Aku tidak bisa menjaga calon cucumu.” lirih Minji. Ia mencoba kuat meskipun tangisan selalu ingin keluar dari bibirnya.

Nyonya Cho hanya menggeleng pelan. Ia mencoba untuk lebih dekat lagi dengan wanita ini.

“Tapi setidaknya kau harus tahu, aku sangat tulus mencintai putramu. Aku tidak akan pernah mencintai orang sebesar rasa cintaku pada putramu. Jadi kumohon, carikan calon istri yang juga mencintainya setulus aku, atau mungkin yang lebih baik dari aku. Jika memang Haneul orang yang kau siapkan untuk menggantikanku.. ”

“Aniyo~” Nyonya Cho mendekat dan mengambil tangan Minji. Ia kemudian bersimpuh dan menangis di pinggir ranjang rumah sakit.

“Wae? Kau tidak seharusnya seperti ini. Kau adalah wanita terhormat, Nyonya..” Minji sedikit heran.

“Aku adalah orang yang sangat jahat padamu. Jika saja aku tidak mempersulit posisimu, aku tahu kau akan sangat bahagia dengan pernikahanmu. Aku menyesal. Sangat menyesal.” Nyonya Cho menangis sejadi-jadinya.

Minji tidak bisa menahan emosinya. Air matanya kembali mengalir.

“Aku sangat mencintai Kyuhyun. Kau pasti tahu bagaimana perasaan seorang ibu yang ingin agar anaknya mendapatkan yang terbaik dan pantas.”

“Dan bukan aku orang yang pantas untuk putramu kan?” jawab Minji.

“Kyuhyun tidak akan memaafkanku. Aku sudah menghancurkan impian dan kebahagiaannya. Jadi kumohon, jangan tinggalkan putraku. Lupakan soal perjanjian itu. Aku menarik semua ucapanku.” Wanita tua itu kembali menangis.

Minji menoleh menatap wanita angkuh itu. Keangkuhannya entah lenyap kemana, dan ia merasa sangat kasihan melihatnya. Ia baru saja merasakan bagaimana sakitnya kehilangan seorang anak, dan ia tentunya tidak ingin wanita ini juga merasakan sakit sepertinya.

“Omma, bangunlah. Jangan seperti ini di depanku..” ucap Minji.

Nyonya Cho bangkit dan memeluk Minji. Kedua wanita itu menangis, tenggelam dalam kesedihan mereka masing-masing.

…………………………………………….

Kyuhyun POV

Kupeluk yeoja ini dengan erat. Aku tidak ingin ia merasa takut apalagi trauma. Aku harus menyembuhkan semua ketakutannya. Lihatlah wajahnya, ia sama sekali tidak cantik seperti ini. Ia nampak lebih tua sepuluh tahun dari yang seharusnya.

“Maaf, aku minta maaf..” ujarnya pelan.

“Jangan meminta maaf lagi. Bisakah kau membicarakan hal lain jika bersamaku sekarang?” balasku cepat.

“Kau tidak akan membenciku kan?” Minji menatapku. Apa yang dikatakan yeoja ini?

“Untuk apa? Aku tidak akan pernah membencimu.” Aku berusaha meyakinkannya.

“Padahal aku sudah berharap banyak akan bisa membesarkannya di tengah-tengah kita. Seharusnya saat ini aku menggendongnya dan kau bisa melihat betapa wajahnya mirip dengan salah satu diantara kita. Ia pasti akan..”

“Minji ah! Tolong hentikan. Aku tahu ini sulit bagimu, tapi ini juga sulit bagiku. Kau tahu, bagaimana perasaanku saat memikirkan tidak hanya nyawamu? Tapi juga nyawa anak kita? Aku bahkan ingin menukar diriku agar kalian berdua berhasil diselamatkan.” Aku menatapnya. Kulihat matanya kembali berkaca-kaca.

“Mianhae, Kyu.. mianhae..”

“Tapi sekarang aku masih bersyukur, karena setidaknya aku masih memilikimu. Aku masih bisa melihatmu bernafas, bergerak, bahan bicara denganku seperti saat ini. Kau juga harus berpikiran sama, setidaknya kau masih memilikiku.”

“Ne.. kau benar. Aku beruntung masih memilikimu, orang yang sangat sabar..” balasnya lagi. Kulihat setetes air mata mengalir dari pelupuk mata kanannya.

“Minji ah~ setelah kau pulang dari rumah sakit, kita liburan. Kita mulai lagi semuanya dari awal. Kita bisa membangun semuanya. Tuhan mungkin belum mengijinkan sekarang, tapi Ia pasti akan mengijinkannya kemudian. Kau percaya padaku dan Tuhan kan?”

Minji tersenyum. Akhirnya ia tersenyum. Untuk pertama kalinya ia tersenyum tulus setelah hari buruk kemarin. Kuberikan ciuman hangat pada keningnya agar ia merasa tenang.

Hidup memang tidak selamanya bahagia. Tapi aku percaya, di balik ini semua ada pelajaran dan hikmah yang sangat berharga. Aku benar-benar bersyukur setidaknya aku masih memiliki Minji. Dan dengannya, aku akan mencari apa yang dinamakan bahagia, dan juga memenuhi semua harapan serta impian kami yang tertunda.

THE END~

ASTAGANAGA BONAMANA~

Kekekkeke~ mohon maaf yah reader sekuelnya lumayan lama publishnya. Tapi masih inget kan cerita sebelumnya?

Gimana? Pasti masih banyak hal yang kurang sreg T__T

Ini mungkin terlalu berat ceritanya dan sekali lagi, terkesan lebai.

Kyuhyunnya mungkin ga banget yah di sini,, dan cobaan hidup ini ga cocok buat dia.. wkwkwkwk…

Tapi comment kalian sangat saya butuhkan~ jadi jangan coba-coba menjadi silent reader!!!

ThanKYU yah uda baca ^^

 

 

106 thoughts on “[Oneshoot] At Least I Still Have You

  1. fuifh………untng cm mimpi,kraen bnrn kyu poli karpus eh poli gami,bnrn poligami tak doain impotent dy……..

    bnr2 pngen ngvodoo emaknya kyu…….

    Suka

  2. Ah, bleh aq gak kment bo?
    Bener2 spechless tingkat akut.
    Kok bs2ny kwe memunculkan ff kyk gni?
    Aruh, kyuminji..ish..

    Berat y problem hdup kyuminji? Tp untnglah endingny bhagia. Kyuhyunie kalian msh bs buat anak lg kok. Tenang ja.
    Semangka eyaa

    Suka

  3. bantalnya basah nih…….
    kenapa coba?
    nangis banjir banget.

    huwaaaaaaaa tanggung jawab! jadi pilek lagi, gara-gara nangis.
    hwaaaaaaaa kyuuuuuu

    Suka

  4. Duuuuuu~ tanggung jawab duu~ sarung bantal basah.. Beliin bantal baru duu (-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩__-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩) batal jinbang duu (-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩__-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩)

    Demi apa ini sekuel nya kok gk da NC??? #plak
    Maav bukan itu maksud saya
    Demi apa ini sekuel nya bikin nangis seg2an begeneeeh???????
    Ampe ingusan aku duu!!! KyuNji (??) Mengapa hidup kalian begitu miris semiris silet?? Ɣåå Allah (╥﹏╥)
    Tapi utg Nji keguguran, kan jd omma kyu. Sesuju ma hubungan kalian..
    Huooo huooo bgt nie FF duu. Daebak duuu (˘̩̩̩⌣˘̩̩̩ )
    SarangHee Kyu ♡ (??)

    Suka

  5. aduh, ngakak sama kalimat ‘aktivitas indah’.. LOL
    jikpiing punya mertua kayak gtu~ untung emaknya donghae baik ama akuu onn (?)
    bak bikin sekuel mpe hamil lagi #ehh

    Suka

  6. nyesek baca y,,q sampe nitikin air mata…..
    eomma y kyu sadar y pas minji y keguguran kan??? sebel nih sama mertua kyk gini cucu t ngak bisa lahir gara2 dua j bary sadar *emosi*
    padahal berharap anak y lahir,,, aku shock pas minji mimpi kyuhyun nikah lg q pikir beneran oadahal udah nyesek bgt baca y tau y cuma mimpi jd lega…..

    Suka

  7. Aaaaaaaaaaaaaaaaaaakkkkhhhhh…
    APA INI ONN…???
    Demi apa…sekuel ini blengcyeeekkksss…
    Huweeeeee…
    T____T
    Jadi begitu toh kehidupan mereka setelah menikah…
    Uhm…berasa bgt dah emak’a kyu jadi mertua kejam disini…
    -____-
    Ish…pas pembukaan butik’a haneul itu..yg kata2 omma kyu yg bilang “aku tidak mengatakan kalau dia menantuku, dia hanya istri dari putraku” *entah itu bener apa gk, yg penting poinnya sama ajalah*PLAK!* itu berasa JLEB!! Bangeeet…
    Secara gak langsung kan dia ngasi tau ke orang lain kalo dia belum nerima minji…
    Kiraen…appa’a kyu jg sama kaya omma’a..tp ternyata…dia tidak jahat pemirsah…
    Hai aboji (?)…aku padamuuu…
    Awalnya aku ngira kalo mereka dikasi rumah..tp ternyata mobil toh…
    Tp gpplah…

    Aku gak nyangka…anak mereka meninggal…sebegitu besarkah pengorbanan yg diperlukan spy omma’a kyu sadar..??
    Ya…semua ada hikmahnya sih…tp keguguran pas udah hamil segede itu bener2 ASDFGHJKKFKGSA…*sindrom lebay

    Akh..sepertinya aku udh trll banyak ngemeng…
    Sampe disini sajalah..
    See ya..at next ff…
    Pai pai…

    Ps: jgn terlalu cepat merindukan aku yah (?)
    ㅋㅋㅋ

    Suka

  8. karena kau tetap wanita pertama yang ku sentuh 🙂 huuuhhh eonni kata itu bikin aku meleleh,,dilema bgt m ni ff…manis bgt kyuuu kamu .,.huuhuu
    apa ini onn??masih butuh sekuelnya niih,,kebahagian mereka nya mana d masa depan???masih butuh gambaran buat kebahagiaan mereka biar qt pembaca gk penasaran,,mending buat sekuelnya lagi..hehehe
    daebak onn ^ ^ d tunggu karya lainnya 🙂

    Suka

  9. ige mwoyaaaaaaaaaaaaa huaaaa huhuhuhu minji keguguran nangis2 bacanya ;_____________; yaoloh emaknya si kyu jahat bener dah sumpah kesel kesel kesel!!!!!!!!!!! bayanyin minji tiap hari pasti mukanya pucet terus huhuhuhuhu huaa nangis lgi ;__________;

    Suka

  10. #sigh .
    Kamu membuatnya sepenuh hati mom sehingga saya membacanya sepnuh hati juga . Tdk bs berkomentar banyak . Ini sempurna 🙂 author blengceksssss

    Suka

  11. Eonniii, yg lain na bantal pada basah,,
    Klo ak abis tisu 1 bungkus *lebai*….wkwkwk

    Crita na menyayat hati eonnn ….
    Kasiaaaan amat ma minji naaaa……
    Gaatauuu mw ngmong apaa eon,,
    Daebaaak dh ff na, kebawaa bgdh ma suasana ff naa ….

    Bikin sekuel na lg eon, biar minji hamil lg #plaaaak

    Suka

  12. puassssss…walopun sedih kyu batal jadi appa
    mertuanya telat sadarnyaaa..udah kehilangan cucu baru nyadar..
    hiks..sumpah ini sedih banget…air mata saya merembes keluarrrr
    kyu hebat banget bisa sabar kayak gitu..minji juga

    Suka

  13. Yaa allah eon, demi apapun NANGIS bacanya ! nusuk bgt cerita’a, ga bisa ngebayangin hidup kaya Min Ji, astagfir .. Mertua kejamnya naujibilah, *amit2 pnya mrtua kya gitu*, sumpaah, ini ff nguras emosi, sakit hati yg dirasain MinJi bener2 sakit, aku bisa ngerasainnya, hidup berdua sma kyu, tpi bagaikan dipenjara sma mertua’a, dan pas Haneul hadir . Sumpaaah, emak’a kyuuu sadisssss ! 😥 😥 . Banjir air mata ..! Min Ji, nasibmu malang sekali, anak mu meninggal . tpi brsyukur Kyu masih tetap sayang :’)
    GOOD!

    Suka

  14. Kya, oeni kau membuatku nangis bombay . Ya ampun minji nya kasian bgt dah di sia” sama oemma nya kyu trus keguguran lagi.. Tapi akhirnya mereka juga bahagia #hidup kyuminji .. Ceritnya keren bgt oen, suka bgt..

    Suka

  15. Hidup memang tidak selamanya bahagia. Tapi aku percaya, di balik ini semua ada pelajaran dan hikmah yang sangat berharga.
    woooo
    kata2 mu yang itu bener2q suka
    maknanya salem saengi
    ff ini penuh pelajaran hidup

    Suka

  16. huwaaa…. ceritanya sukses bikin nangis,
    salut sama minji dia sabar bgt mengahadapi hidupnya,
    ditunggu karya2 yang lain ^^

    Suka

  17. Sedihdihdih banget. Walaupum minji nggak terlalu mempermasalahin, tapi dia pasti luar biasa sedih. Perlakuan ibu kyuhyun ke dia emang jahat banget. Nggak diakui T,T selalu dihina, dicurigai. Haaaaaaak. Paling sedih waktu minji minta maaf ke ibunya kyuhyun gara gara nggak bisa jaga cucunya. Ayah kyuhyun malah baik banget sama minji. Semoga ke depan mereka bisa dapet anak yang lucu lucu dan keluarga kecil mereka bahagia ya. Minji itu wanita hebat.

    Suka

  18. kenapa disaat minji kehilangan bayinya, nyonya cho baru sadar kalau minji benar benar istri yg terbaik bagi putranya… sedihlah, konflik di ff ini dapat banget. bisa merasakan bagaimana perasaan minji di gituin oleh mertuanya… huaaaa yg sabar minji…

    Suka

  19. Huh berat bgt konfliknya, eommanya kyu kaya peran antagonis di tv 😄😄😄
    Syukurlah eommanya kyu sadar dan menyesali perbuatannya coba gak, gemes aku 😜
    Setidaknya Kyu Minji tetap bersama yeahh

    Suka

  20. Sdih jga minjinya kguguran, eomma kyu jhat banget sih
    Tpi untung deh akhirnya udh sdar dn khdupan mreka bsa lbih baik lagi hehe 😀😀😀

    Suka

  21. kyuhyun sweet banget…tapi kurang tegas harus.nya dia bisa gertak ibunya sebelum musibah itu terjadi…bilang ke mau kabur dr rumah kalo minji menderita…
    nah sekarang …kangen happy moment.nya… kasih sequel donk kak…

    Suka

  22. Ohh my god! Aku kira di bagian Minji keguguran dan Nyonya Cho minta maaf sama Minji, Minji bakalan minta pisah sama Kyuhyun. Aku kira ini jadi sad ending. Syukur deh jadinya happy ending.
    Gaada sequel lagi kah? Cerita mereka yang memulai hubungan dari awal yang udah di restui sama eomma nya Kyu? #ngarepp wkwk

    Siip, di tunggu cerita yg lainnyaaa^^

    Suka

  23. kakk, maafin aku.. aku udah tau blog kakak semenjak jaman clown man tapi ga kepikir buka library oneshoot. setelah tadi aku coba2 buka, ehhh ceritanya juga seruu wkwk
    pokoknya keren deh cerita2 kakak ituu. sambil nunggu my fair lady aku ijin baca ff oneshoot kakak yg lain ya.
    thanks kak :*

    Suka

  24. Ini ff pertama yg aku baca di blog ini , dan langsung bikin nangis bombay T.T
    Salut ma ketegaran minji ngadepin ibu mertua sekaligus masa lalunya kyuhyun .
    Dan aku lebih salut lagi ma kyuhyun , dia kuat ngadepin godaan dan tetep disamping minji meskipun haneul udh berusaha nggodain kyuhyun lg .
    Yang bikin mewek iti waktu minji kehilangan bayinyaa . haduuuhh . langsung banjir deh ditambah minji tetep gk marah sama ibunya kyuhyun dan tetep berniat nepatin janjinya buat ninggalin kyuhyun .
    Itu ibunya hatinya terbuat dr apa yaa , tp syukurlah kalau ibunya bisa berubah .
    Gak tega liat minji menderita batin gt .
    Salut buat kekuatan cinta kyuhyun ma minji ..
    Gomawo chingu buat ff nya yg bagus 🙂

    Suka

  25. Sukses nangis eon 😢
    Padahal Minji bentar lagi lahiran ya.. Yaampun, kenapa jahat banget mertuanya itu 😭
    But happy ending 😍
    Kereeeeen banget eon.. Semangat ya nulisnya

    Disukai oleh 1 orang

  26. hahaha..berapa kali dibaca ttp aja gemesss banget sama ny cho..disini dia kaya eommanya kin joo won di secret garden..eomma emma dgn harga diri selangit..apanya kyu untung aja dlbijaksana banget jd org

    Suka

  27. Q g tau cerita awalnya,,,,
    Tp disini yg jadi masalah adalah ibu mertua-nya ne,,,,
    Harusnya ny. Cho bs menghargai pilihan kyu.
    Apa yg menurut dia baik belum tentu baik buat kyu n bs membuat dia bahaia.
    Disinilah kadang kebijaksanaan ortu sangat diperlukan.
    Q salut sama minji.
    Bs menghadapi itu n kyu,,,,,jg bs menerima semuanya dg baik.
    Mereka bs saling menguatkan.
    Ny. Cho jg sadar dg semua kelakuannya.
    Dibalik musibah itu sll ada hikmah yg bs diambil.

    Suka

  28. Astaga, aq mewek lg malem2, sedih bgd bacanya, kebayang gmn tertekannya minji saat dlm keadaan hamil, dibenci mertuanya, n tinggal sma mantan pacar dr suaminya ..
    Sequel lg dong eon, pengen liat mereka bnr2 menimang anak ..

    Suka

  29. eonnie rasanya sakit banget ngebayangin Minji..
    hiks kau tega banget buat kehidupan minji seperti itu hiks..
    kan kasian Minji eonnienya…..

    hwaaaaa eommaaa
    aku dibuat nangis sama author…hiks..hikss….

    Suka

  30. Syukur deh ommanya kyu oppa dh sadar. Kasian minji ama kyu oppa, untung nya minji mau maafin ommanya kyu oppa. Semangat berkarya sista

    Suka

  31. Kasian banget minji harus punya mertua kaya eommanya kyuhyun *peace apalgi dia lagi mengandung, untung appa nya kyuhyun ga segalak dan senyebelin itu, dia malah sayang sama minji. ironis banget, disaat udah punya menantu dan bakalan punya cucu meski pun tidak diinginkan tapi kan seengaknya hargai gitu, lah ini malah mau jodohin lagi anaknya sama perempuan lain sampe dibawa-bawa tinggal dirumahnya segala. ampun, speechless. kalo jadi minji udah ga kuat saya hidup kaya gitu, dihina sama mertua sendiri, dituduh macem macem lah, dan cobaan apalaginya tuhan sampe harus kehilangan anaknya,untung minji org nya sabar,

    Suka

  32. tdi’a aku kira minji tertekan merid ama kyuhyun krna pembicaraan org luar saol dirinya yg org biasa merid ama cho kyuhyun yg kaya
    trnyta knra ad tekanan dri ibu’a kyuhyun
    apalagi ibu’a bawa” mantan kyuhyun yg msh berharap ama dia
    lagi hamil & banyak pkiran, ksian minji
    keguguran pula gara” ibu’a kyuhyun, untung mini’a pemaaf jdi bsa maafin ibu’a kyuhyun wlwpun ttp aja sedih hrus kehilangan anak’a

    Suka

  33. Huuwaaaaa nangis baca.n eonni, kasian minji, eomma.n kyuhyun knpa jahat banget sma minji. Tpi minji beruntung dpt suami seperti kyuhyun baik banget sma dia. . Tpi enggak rela minji keguguran. . ;(;(

    Suka

  34. ini apa sih ? koq jahat bgt eommanya ? ko dan ko sih ahhhhhhh kenapaharus keguguran lagi huhuhuhu. but menurut aku berat aja permasalahannya huhuh haneul diem2 nusuk lagi kan kamfretoooooo huwaaaaaaaaaaa boleh marah2 kah sama authornim ? hahah boongdeh keke aku sayang koq sama para auhornim

    Suka

  35. kasian bgt minji tertekan sama eommanya kyuhyun sempet sedih pas ada bagian kyuhyun mau nikah lg sama haneul tp untungnya itu cuma mimpi buruknya minjia doang, dan akhirnya sekarang eommonin bisa menerima minji dgn tulus

    Suka

  36. Cerita apa niiii…. Kenape smpe bikin nangiis sih,,,
    Omoooo…. Sumpaaah nyesek bgt wktu baca cerita dimana kecium niat busuk ibu ny kyu yg seolah olah mau nikahin kyu sm haneul,

    Sediiiiih bgt, anak ny mlh meninggal,
    Semoga cepet dpt penggantinya yaa..

    Thanks

    Suka

  37. otokhe??? kasian bgd sii minji nya 😭😭😭udh tekanan batin karna sikap ibu mertuanya eh anaknya ngilang sebelum nongol pula *apacoba

    smoga bahagia kedepannya ya kyuminji

    Suka

  38. Enggak nyangka kalo akhirnya Minji bakal keguguran
    Gw gregetan bgt sama Nyonya Cho di sini, bener2 deh..
    Tp untung mereka bisa ambil jalan keluar yg terbaik buat mereka
    Fighting and keep writing !!!

    Suka

  39. sedih nya si minji, untung kyu selalu ngedampingin jadi minji gak ngerasa sendirian, lagian ibu kyu jahat banget, tapi akhirnya ada hikmah yg menyenangkan. ibu kyu jadi berubah baik sama minji yeeeaaaay. eonni aku langsung baca ff ini tanpa baca ff sebelumnya. ff yg sebelumnya judul yg bener apa ya?

    Suka

  40. Butuh squel ini kak..
    Miris banget hidup Kyuhyun dan Minji harus kehilangan bayi mereka harusnya beri sedikit pelajaran untuk Nyonya Cho biar dia tau gimana rasanya menyesal dan Minji Kyuhyun segera diberikan momongan kembali dan terlahir dengan selamat

    Suka

Leave a Comment ...