[1] May I wait You Till The End

 

Author : HyoDina

Cast: Cho Kyuhyun – Choi Hyojin – and other cameo ●

Length: Part 1 of 2 ● Genre: Straight – Romance

 

Note : Bagian yang dicetak miring artinya flashback yoo XD

Apa yang kau rasakan ketika seseorang yang sangat kau cintai terlibat suatu kejadian yang membuatnya kehilangan kesadaran begitu lama. Saking lamanya hingga semua orang berpikir bahwa orang itu tidak akan memiliki harapan untuk membuka matanya kembali. Dan hanya kau seorang yang masih mempercayai jika orang itu masih mempunyai harapan untuk bangun, tersenyum kembali padamu, memberikan sentuhan-sentuhan yang sangat kau rindukan?

-Choi Hyojin-

Author’s POV

Gadis itu berjalan terburu-buru setelah ia selesai memarkirkan mobilnya digarasi rumah mungilnya. Rumah mungil yang cantik, yang ia tinggali berdua saja dengan kekasihnya. Aneh memang, mereka hanya berstatus sebagai sepasang kekasih namun tinggal dalam satu atap. Tapi gadis itu tidak pernah peduli dengan pandangan orang-orang disekitarnya. Yang menjadi fokusnya hanya satu, ia ingin selalu bersama pria itu, pria yang selama 3 tahun ini telah merebut hatinya tanpa menyisakan sedikitpun untuk pria lain.

Gadis itu, Choi Hyojin. Seorang desainer disebuah perusahaan  yang cukup terkenal di Seoul. Ia tergolong masih sangat muda untuk prestasinya yang gemilang. Ia lulus dari Universitas Seoul pada usia 20 tahun dan langsung diterima pada perusahaan tempat ia bekerja sekarang, membuat seluruh keluarga dan kekasihnya, Cho Kyuhyun sangat bangga padanya. Untuk seorang gadis muda yang karirnya cemerlang seperti itu, hidupnya terasa sangat sempurna bukan? Keluarga yang selalu mendukungnya dan memiliki kekasih yang sangat tampan dan tentunya sangat mencintainya. Ayolah, siapapun pasti akan merasa iri dengan kehidupan yang bisa dikatakan sempurna seperti itu.

Namun, semua itu berubah sejak kejadian yang sangat menyakitkan itu menimpanya. 2 Maret 2011. Tanggal yang ingin ia hapus dari kalender dan sangat ia inginkan untuk tidak ada. Hari dimana kekasihnya mengalami kejadian yang menyebabkan ia hampir kehilangan pria itu. hari dimana penantiannya akan kesadaran pria itu dimulai. Hari dimana ia tidak bisa lagi melihat sinar teduh dari mata pria itu hingga sekarang, mata itu tetap terpejam, seakan enggan untuk terbuka kembali dan memperlihatkan sorot matanya yang tajam namun meneduhkan. Hari dimana ia tidak bisa merasakan kembali sentuhan dari pria itu, genggaman tanggannya, pelukannya, ataupun rasa nyaman ketika pria itu mengelus atau mengacak-acak rambutnya. Ya, pria itu mengalami koma yang berkepanjangan. Kecelakaan itu merenggut kesadarannya, juga merusak rencana pernikahan mereka yang telah direncanakan secara matang dan hanya menunggu tanggal pelaksanaan saja. Bukankah itu sangat  menyakitkan?

“Oppa, aku pulang.” Serunya dari ruang tamu dan berjalan menuju kamar dimana Kyuhyun selama ini terbaring. Ia berharap ketika ia membuka pintu itu, ia mendapati Kyuhyun sudah sadar dan tersenyum kepadanya. Namun semua harapan itu terasa sia-sia, ketika ia membuka pintu kamar Kyuhyun dan melihat tubuh itu tidak bergerak sedikitpun dari posisi semula. Ia melihat pria itu masih terbaring, dengan berbagai alat yang tetap menyokong kehidupannya. Matanya masih terpejam, tidak terbuka seperti yang ia harapkan. Bibir itu, masih mengatup rapat, tidak memberikan senyum hangat yang selalu Hyojin rindukan diwajah tampan pria itu.

Hyojin menghela napas, menahan rasa sesak yang selalu muncul disaat seperti ini. Ia begitu merindukan Kyuhyunnya. Ia merindukan segala yang ada dari pria itu. Suara merdu pria itu ketika menyanyikan lagu untuknya, senyum hangatnya, pelukannya, sorot matanya yang tajam namun meneduhkan, suara tawanya, seringaiannya yang selalu berhasil membuat Hyojin terpaku ketika melihatnya. Dan tentu saja saat-saat ketika Kyuhyun bersikap jahil padanya. Gadis itu sangat merindukan saat-saat seperti itu.

Hyojin menghampiri pria itu, duduk di kursi samping tempat tidur pria itu. Tempat ia biasanya menghabiskan waktunya selama setengah tahun ini untuk berbincang-bincang dengan Kyuhyun. Membacakannya buku, menceritakan segala yang ia alami hari itu kepada pria itu.

“Oppa, aku merindukanmu. Sangat merindukanmu. Apa kau tidak merasakan hal yang sama sepertiku?” sebisa mungkin ia menahan air matanya yang sudah menggenang dipelupuk matanya. Rasa sesak yang melanda hatinya semakin kuat, perasaan cinta, rindu, semua menjadi satu.

“Oppa, apa kau tidak merasa lelah dan bosan tidur terus? Ini sudah lebih dari satu tahun, begitu banyak yang kau lewatkan. Tidur lebih dari delapan jam saja aku sudah merasa bosan. Bangunlah, oppa. Aku merindukanmu.” Air mata Hyojin akhirnya menetes, tidak dapat terbendung lagi.

Hyojin menghapus air mata dipipinya, mencoba tersenyum lagi. Ia menggenggam erat tangan Kyuhyun. Menyalurkan seluruh perasaannya melalui genggaman itu. Betapa besar rasa cinta dan rindu yang sedang ia rasakan.

“Oppa, apa kau tahu, hari ini mendapat pujian lagi dari Kim Sajangnim karena desainku dinilainya sangat bagus dan inovatif. Aku merasa senang, tidakkah kau juga merasa senang? Maukah kau bangun dan mengucapkan selamat untukku?”

Seperti biasa, tentunya tidak ada respon dari Kyuhyun. Pria itu tetap tertidur. Namun itu tidak menghentikan Hyojin untuk menceritakan apa yang ia alami hari ini. Gadis itu tetap bercerita tentang kejadian-kejadian dikantornya. Ia tidak pernah merasa bosan walaupun ia tidak mendapat respon dari Kyuhyun, karena ia yakin Kyuhyun mendengarnya. Kyuhyun mendengar semua ceritanya.

“Ah, aku sudah menceritakan semua yang aku alami hari ini dan tidak menyadari kalau sudah lebih dari satu jam aku mengoceh didepanmu Oppa. Badanmu lengket, tunggu sebentar, aku akan membersihkanmu.” Hyojin segera bangkit dan keluar dari kamar Kyuhyun. Tidak lama, karena ia segera kembali dengan sebaskom air hangat dan kain ditangannya. Ia dengan telaten dan berhati-hati membersihkan tangan, leher, dan bagian tubuh Kyuhyun lainnya.

“Oppa, sudah lama menunggu? Mianhae, jalanan macet sekali.” Hyojin menghampiri  Kyuhyun yang sedang duduk di meja favorit mereka di café  langganan mereka. Pria itu mengerucutkan bibirnya, menunjukkan wajah aegyonya yang membuatnya terlihat lebih tampan.

“Kau terlambat 45 menit, Nona Choi.” Kyuhyun masih mengerucutkan bibirnya, membuat gadis itu tergelak dan segera mencubit pipi Kyuhyun gemas.

“Aigoo, apa kau tidak mendengarkanku? Jalanannya macet sekali, kau tahu ini jam pulang kerja. Lagipula aku sudah meminta maaf bukan?” Gadis itu tersenyum manis, senyum yang selalu membuat Kyuhyun luluh dan melupakan kekesalannya.

“Ne, ne, ne. Aku memang tidak bisa kesal padamu. Eh, kau terlihat pucat. Neo gwaenchana?” Raut wajah Kyuhyun berubah ketika melihat wajah gadisnya agak pucat.

“Nan gwaenchana, Oppa. Aku hanya merasa sedikit lelah.” Hyojin tersenyum, mencoba menunjukkan jika ia baik-baik saja. Tapi pria didepannya sangsi akan hal itu, ia hafal betul dengan sifat kekasihnya yang selalu ingin terlihat baik-baik saja didepan semua orang. Hyojin termasuk tipikal orang yang selalu berusaha tampil sesempurna mungkin didepan orang dan tidak ingin orang melihat kelemahannya.

“Kau fikir bisa membohongiku, Nona Choi? Kau demam. Kau pasti begadang lagi bersama kertas-kertas yang sama sekali tidak aku mengerti itu.” Kyuhyun memeriksa suhu di dahi Hyojin dengan telapak tangannya dan menatap Hyojin tajam. Dipandangi seperti itu tentu saja membuat Hyojin bergidik dan hanya bisa menundukkan kepalanya.

“Oppa, aku baik-baik saja. Aku yakin ini hanya sebentar dan kita masih bisa melanjutkan rencana kita hari ini.” Pinta Hyojin dengan wajah berharap, sedikit mengeluarkan aegyonya untuk meluluhkan hati pria didepannya ini. Namun Kyuhyun masih tetap dengan ekspresi sebelumnya. Tanda bahwa pria itu tidak menerima alasan apapun.

“Kita pulang saja. Kau harus istirahat. Oppa antar, mobilmu nanti Oppa akan suruh Park ahjussi yang mengambilnya disini.” Pria itu memanggil waitress untuk meminta bill atas kopinya, yang ia minum saat menunggu Hyojin beberapa saat yang lalu.

“Tapi Oppa, kau tahu ini pertemuan pertama kita setelah kau pergi ke Jeju selama seminggu. Aku tidak mau pulang sekarang. Aku masih merindukan oppa. Apa oppa tidak merindukanku?” Hyojin mengerucutkan bibirnya sebal, Kyuhyun hanya bisa tersenyum melihat tingkah gadis dihadapannya ini.

“Ne, Oppa juga merindukanmu. Tapi saat ini kondisi kesehatanmu yang lebih penting daripada kencan kita malam ini. Aku hanya tidak ingin kau terlanjur sakit dan terpaksa terbaring dikamarmu berhari-hari. Bukankah itu lebih buruk? Oppa tidak menerima penolakan.” Jawab Kyuhyun tegas. Kalau sudah seperti ini, sekeras apapun usaha Hyojin untuk merayunya, tidak akan pernah berhasil.

“Hhhhh, baiklah Oppa. Kita pulang saja.” Hyojin menyerah untuk merayu Kyuhyun dan menurut saja.

“Kajja.”

“Ng, Oppa. Sebagai gantinya, kencan kita selanjutnya aku ingin Oppa membelikanku komik dan eskrim strawberry.” Dengan memasang wajah aegyonya lagi, Hyojin meminta pada Kyuhyun.

“Aigooo, kau ini. Baiklah, akan Oppa belikan. Tapi kau harus janji, kurangi begadang. Kau tahu kau mudah sakit jika kurang tidur dan kau masih bersikeras untuk menyelesaikan desainmu tanpa memperdulikan waktu tidurmu sendiri.” Kyuhyun mengacak rambut Hyojin gemas.

“Yak, kau merusak tatanan rambutku. Arasseo, aku tidak akan begadang lagi Oppa.” Kyuhyun hanya tersenyum mendengar ucapan Hyojin. Mereka jalan beriringan menuju mobil kyuhyun terparkir sambil bergandengan tangan.

+++

“Hyo-ya, kita sudah sampai.” Kyuhyun melepaskan seatbeltnya dan menoleh kearah Hyojin. Gadis itu tertidur, raut kelelahannya terlihat jelas diwajah pucatnya.

“Dia tertidur, manis sekali. Baiklah Putri Tidur, sepertinya kali ini aku harus menggendongmu masuk. Wajahnya terlihat sangat lelah.” Gumam Kyuhyun sambil membuka pintu mobilnya, dan berjalan memutar untuk membuka pintu disamping Hyojin. Ketika ia memeriksa kembali suhu badan Hyojin, ia terperanjat. Suhu badan gadis itu meningkat. Ia bergegas menggendong Hyojin, membuka pintu rumah Hyojin dengan kunci yang ia simpan. Ia memang memiliki kunci rumah Hyojin, gadis itu sengaja memberikannya. Setelah membaringkan Hyojin di tempat tidurnya dan melepaskan high heel yang dipakai gadis itu, ia melangkah ke dapur, mengambil sebaskom air dan kain untuk mengompres gadisnya. Tapi pikirannya buntu, ia tidak tahu apa lagi yang harus ia lakukan setelahnya. Ia teringat untuk menelepon nunanya.

“Yeoboseyo Kyuhyun-ah, ada apa?” Suara lembut nunanya langsung terdengar ketika teleponnya diangkat.

“Nuna, Hyojin demam. Aku tidak tahu lagi apa yang harus aku lakukan selain mengompresnya. Bisakah kau membantuku? Aku sedang dirumahnya sekarang.”

Baiklah, nuna akan kesana sekarang. Apakah dirumahnya ada bahan makanan untuk membuat bubur?”

Kyuhyun berlari menuju dapur, membuka kulkas dan mendapati isi kulkas Hyojin hanya ada beberapa kotak susu strawberry.

“Sepertinya gadis itu belum belanja untuk keperluan dapurnya. Kulkasnya hanya berisi susu strawberry.”

“Kalau begitu aku akan ke supermarket juga. Tunggulah, aku usahakan tidak terlalu lama. Kau kompres saja dulu dahinya.”

“Gomawoyo, Nuna. Hati-hatilah.” Kyuhyun mengakhiri teleponnya. berjalan menuju kamar Hyojin lagi. Sambil menunggu Nunanya datang, ia tetap mengompres Hyojin. Ia juga menyeka keringat dingin yang mengalir di sekitar leher kekasihnya itu. 30 menit berlalu akhirnya Ahra, Nuna dari Kyuhyun datang bersama seorang dokter. Kyuhyun mengantar dokter menuju kamar Hyojin dan Ahra menuju dapur untuk memasak bubur.

“Bagaimana keadaannya, Dok?” Kyuhyun langsung bertanya pada Dokter itu, Dokter Kim. Yang juga merupakan Dokter pribadi keluarga Cho.

“Ia kelelahan. Sepertinya akhir-akhir ini ia kurang istirahat hingga kondisinya drop seperti ini. Ini resep obatnya.”

“Ah, ye. Khamsahamnida. Aku akan segera ke apotek untuk menebus obatnya.” Jawab kyuhyun setelah menerima kertas resep itu.

“Tetaplah mengompres dahinya hingga suhu badannya menurun. Itu juga banyak membantu. Kalau sudah selesai, saya pamit. Kyuhyun-ssi.”

“Baiklah. Sekali lagi khamsahamnida, Dokter. Mari saya antar kedepan.” Jawab kyuhyun sopan.

Setelah mengantar Dokter Kim kedepan rumah, kyuhyun kembali masuk dan menemui Nunanya yang masih memasak di dapur Hyojin, menyiapkan bubur untuk Hyojin.

“Nuna, aku akan pergi ke apotik untuk membeli obat yang sudah diresepkan dokter Kim. Aku segera kembali. Tolong jaga Hyojin kalau saja ia terbangun.”

“Ne, tapi aku tidak bisa berlama-lama disini, Kyu. Aku masih harus kembali ke butik. Jadi setelah kau kembali dari apotik, aku akan pergi. Tidak apa-apa kan?”

“Tidak apa-apa. Kau sudah banyak membantuku, Nuna. Ah iya, bisa tolong sekalian gantikan pakaian Hyojin? Aku tidak mungkin melakukannya, bukan?”

“Ne, nanti akan kugantikan pakaiannya. Aku akan menghajarmu kalau kau sampai berani melakukan itu.” Ucap Ahra sambil mengacungkan sendok sayur ditangannya.

“Baiklah, aku pergi dulu.”

“Hati-hati. Kemampuan menyetirmu itu masih perlu dipertanyakan.”

“Ne, ne, ne.”

+++

“Nggg, Oppa?” Hyojin membuka matanya, terkejut ketika melihat Kyuhyun duduk disamping tempat tidurnya sambil membaca salah satu koleksi novelnya.

“Ah, kau sudah bangun. Demamnya tadi bertambah parah. Untung saja tadi aku membatalkan kencan kita. Suhu badanmu pun sekarang sudah mulai menurun.” Kata Kyuhyun sambil meletakkan telapak tangannya lagi ke dahi hyojin, merasakan suhu tubuh gadis itu.

“jadi sedari tadi kau menjagaku disini, Oppa? Dan sejak kapan pakaianku terganti. Jangan bilang kalau..”

“Ahra Nuna yang menggantinya. Hey, aku tidak mungkin melakukannya kan?” Kyuhyun langsung menyambar perkataan Hyojin.

“Tadinya aku pikir begitu. Dan kalau itu terjadi, aku tidak akan membiarkanmu lolos.” Hyojin tersenyum jahil. Menanggapi perkataan Kyuhyun.

“Sudahlah. Sekarang kau makan. Kau mau bubur ini aku hangatkan dulu atau tidak?”

“Oppa, apa kau yang memasak bubur itu? Kalau iya, aku tidak mau memakannya.” Hyojin seketika menutup mulutnya dengan dua telapak tangannya.

“Yak, ini Ahra Nuna yang memasaknya. Aku masih sadar akan kemampuan memasakku.” Bibir Kyuhyun mengerucut sebal. Hyojin yang melihatnya hanya bisa tergelak.

“Ah, kalau begitu aku mau memakannya. Kau mau menyuapiku atau terus-terusan memegang mangkuk bubur itu hem?” Hyojin masih terkikik geli melihat tingkah kekasihnya.

“Ah, iya. Buka mulutmu. Setelah ini kau harus meminum obatmu. Dan jangan sampai sakit lagi. Kau membuatku takut.” Kyuhyun menyuapi Hyojin. Selama beberapa saat, mereka terdiam, Kyuhyun masih asyik menyuapi Hyojin dalam diam, begitupula dengan Hyojin.

“Oppa.”

“Ne, Hyo-ya. Ada apa?”

“Gomawoyo. Oppa selalu menjagaku. Jadi, walaupun aku terpisah jauh dari keluarga, asalkan aku memiliki oppa. Aku tidak akan merasa kesepian. Jangan pernah pergi jauh dariku oppa. Menunggumu selama seminggu kemarin saja sudah cukup menyiksaku. Aku kesepian, karena itu aku menenggelamkan diri dengan kertas-kertas desain hingga larut malam.” Setelah mengatakan itu, Hyojin menundukkan kepalanya. Ia selalu bisa bersikap terbuka dan berbicara secara gamblang pada Kyuhyun, hanya Kyuhyun. Ia masih bisa menutupi perasaannya didepan orang lain, tapi tidak pada Kyuhyun. Mendengar hal itu, Kyuhyun tersenyum, ia meletakkan mangkuk buburnya dan mengangkat dagu Hyojin, membuat mereka saling bertatapan.

“Ne, oppa mengerti akan hal itu. Oppa tidak akan meninggalkanmu terlalu lama. Tapi aku mohon, walaupun kau merindukanku, jangan terlalu menenggelamkan dirimu pada pekerjaanmu hingga kau lupa waktu dan mengabaikan waktu tidurmu. Apa kau tahu bagaimana perasaanku jika kau sakit? aku masih beruntung bisa merawat dan melihat langsung keadaanmu sekarang. Bagaimana kalau kau sakit ketika aku  masih di Jeju kemarin? Aku tidak akan merasa tenang, Hyo-ya. Dan apabila kau sakit ketika aku berada diluar kota, aku akan langsung pulang dan meninggalkan pekerjaanku yang masih belum terselesaikan.” Ujar Kyuhyun lembut.

“Mianhae oppa. Terkadang aku memang kekanakan. Seharusnya aku mengerti akan pekerjaanmu yang menyebabkanmu akhir-akhir ini sering bepergian keluar kota. Mungkin karena aku belum terbiasa. Aku tidak akan mengulanginya lagi oppa. Aku tidak mau kau meninggalkan pekerjaanmu karena aku.”

“Ne, oppa mengerti. Sekarang kau minum obat dan tidurlah lagi. Kau butuh istirahat yang banyak. Besok kau tidak usah pergi bekerja dulu. Aku sudah memberitahukan pada atasanmu.” Ujar Kyuhyun lembut sambil mengacak rambut Hyojin. Tanpa protes, Hyojin meminum obatnya.

“Oppa, mendekatlah. Sepertinya aku ingin dipeluk olehmu.” Hyojin memasang wajah kekanakannya dan menggeser sedikit posisinya. Kyuhyun tersenyum. Ia bangkit dari kursinya dan duduk dipinggiran ranjang Hyojin dan memeluk gadis itu.

Hyojin membenamkan kepalanya didada Kyuhyun, mendengar suara detak jantung namja itu. Selalu seperti itu. Ia sangat menyukainya, mendengarkan bunyi detaknya. Baginya, itu suara yang paling menenangkannya. Kyuhyun mengelus kepala Hyojin pelan. Setelah beberapa lama, Hyojin mendongak.

“Oppa, aku selalu suka bunyi detak jantungmu. Jadi, buatlah jantung ini tetap berdetak untukku. Apakah kau bisa melakukannya untukku?”

“Oppa akan melakukannya untukmu, Hyo-ya. Asalkan kau juga melakukan hal yang sama. Kau harus membuat jantungmu tetap berdetak selama mungkin. Hingga kita menjadi renta dan sampai Tuhan yang menghentikan itu semua.”

“Gomawo. Aku akan melakukannya juga,Oppa. Ehm, sepertinya obat itu sudah mulai bekerja. Aku mulai mengantuk. Oppa tidur disini saja. Disampingku, dan aku ingin mendengarmu menyanyikan lagu untukku.” Hyojin menepuk tempat tidur disamping badannya. Memberikan tempat untuk Kyuhyun berbaring. Kyuhyun membaringkan badannya disamping Hyojin, menghadap kearah Hyojin dan memeluknya lagi.

“Tidurlah, Oppa disini.” Ia mencium dahi Hyojin lalu menyanyikan lagu favorit Hyojin.

Jiun jul arasseo neoui gieokdeureul
Chingudeul hamkke moyeo sure chwihan bam
Ni saenggage nan himdeulgon hae
Geureon chae sarasseo neul honjayeotjanha
Han ttaeneun neol guweonira mideosseosseo
Meoreojigi jeone
Geugeotman gieokhae jul su itgetni
Naega neoui gyeote jamsi saratdaneun geol
Gakkeum neol georieseo bolkka bwa
Chorahan nal geoure bichweo danjanghagon hae
Apeujin anni manhi geogjeong dwae
Haengbokhagetjiman neoreul wihae gidohalge
Gieokhae dareun saram mannado
Naega neoui gyeote jamsi saratdaneun geol
Jamsi saratdaneun geol…

(Kyuhyun – I Temporarily Lived By Your Side)

Air mata Hyojin sudah tidak dapat  terbendung lagi. Ia membenamkan kepalanya di sisi ranjang Kyuhyun. Sudah tak terhitung lagi banyaknya ia menangis sejak Kyuhyun kecelakaan. Tapi, ia tetap percaya, bagaimanapun keadaan Kyuhyun sekarang, ia yakin kyuhyun akan membuka matanya kembali. Melaksanakan proses pernikahan mereka yang tertunda. Ya, Kyuhyun kecelakaan tepat seminggu sebelum pesta pernikahan mereka. Semua persiapan sudah selesai, tinggal menunggu hari pelaksanaan saja. Namun Tuhan memiliki rencana lain. Kyuhyun kecelakaan dalam perjalanan pulang dari Busan. Semuanya terjadi begitu cepat. Merusak segala rencana yang sudah tersusun rapi. Namun itulah hidup, bukan? Kita tidak pernah tahu apa rencana tuhan terhadap kita.

“Mianhae Oppa, aku pernah berjanji padamu untuk tidak menjadi gadis yang cengeng dan selalu kuat. Tapi aku tidak bisa menepatinya. Aku membutuhkanmu Oppa. Bangunlah, aku sangat merindukanmu. Tapi kau tenang saja. Aku akan selalu menunggumu. Hanya kau pria yang aku cintai.” Hyojin menyeka air matanya. Mencoba tersenyum kembali dan mengelus rambut Kyuhyun lembut.

“Sudah mulai gelap. Aku sudah selesai membersihkan badanmu. Sekarang giliranku untuk mandi. Setelah ini aku juga akan menyiapkan makan malam. Dan malam ini sepertinya aku ingin makan jajangmyun. Aku akan makan disini. Kau tahu aku tidak suka makan sendirian, bukan? “ Hyojin bangkit dari tempat duduknya dan mencium dahi Kyuhyun sebelum keluar dari kamar Kyuhyun untuk mandi dan memasak.

++++

“Pagi, Oppa. Apa kabarmu hari ini? Hari ini aku libur, jadi aku akan menemanimu seharian. Hey, sepertinya rambutmu mulai mengganggu. Nanti aku akan memanggil Hanwoo untuk merapikan rambutmu. Hari ini Dokter Kim juga akan datang untuk pemeriksaan rutin. Semoga ada perkembangan atas kondisimu.” Seperti biasa, Hyojin selalu menyapa Kyuhyun dipagi hari dan membersihkan badan Kyuhyun dengan kain yang dibasahi air. Biasanya ia dibantu Yoora, perawat yang ia minta secara khusus untuk merawat dan menjaga Kyuhyun ketika ia pergi bekerja. Tapi karena hari ini ia libur, jadi ia meminta Yoora untuk tidak usah datang kerumahnya hari ini. Ia bisa melakukannya sendiri. Karena ia berfikir, dengan begitu ia bisa menghabiskan lebih banyak waktu bersama Kyuhyun.

“Rambutmu tumbuh cepat sekali. padahal rasanya belum terlalu lama kau potong rambut sebelumnya.” Hyojin telah selesai membersihkan badan Kyuhyun. Sekarang ia duduk ditempat favoritnya sejak Kyuhyun ia rawat dirumahnya. Kursi disamping tempat tidur Kyuhyun. Ia memperhatikan wajah Kyuhyun, wajah tidur Kyuhyun. Wajah itu tetap terlihat tampan meskipun ia tertidur. Lalu ia mengelus rambut Kyuhyun, salah satu bagian tubuh yang disukai Hyojin dari pria itu.

“Oppa, hari ini kau harus ikut aku ke salon Hanwoo. Kau harus mengganti gaya rambutmu itu. Apa kau tidak bosan dengan model rambutmu?” Hyojin menarik-narik tangan Kyuhyun untuk segera mengikutinya. Ia sudah terlalu gemas pada kyuhyun yang tidak mau mengganti gaya rambutnya. Jadi ia memutuskan untuk memaksa namja itu untuk ikut dengannya ke salon.

”Mwo? Untuk apa diganti, Hyo-ya, aku cukup nyaman dengan potongan ini sekarang.” Kyuhyun berusaha menolak, namun ternyata kali ini Hyojin lebih kuat menariknya.

“Tapi aku bosan melihat gaya rambutmu yang tidak pernah berganti sejak pertama kali kita bertemu, Oppa. Lagipula ponimu itu sudah mulai mengganggu bukan?” Gadis itu tidak peduli dengan penolakan kyuhyun, ia tetap menarik-narik kyuhyun dan memaksa namja itu untuk ikut dengannya.

“Baiklah, baiklah. Oppa akan ikut denganmu. Jadi berhenti menarik-narik Oppa seperti itu. Ini masih dilingkungan kantor, Hyo-ya. Apa yang ada dipikiran anak buahku kalau melihatku diseret-seret oleh yeojachingunya sendiri, hm?”

“Aissh, masa bodo dengan pikiran anak buahmu. Yang aku utamakan saat ini adalah rambutmu itu.” Hyojin berkacak pinggang, Kyuhyun tahu, saat ini sifat tuan putri dari gadisnya sedang muncul. Jadi ia hanya tersenyum menanggapinya.

“Arasseo, kalau begitu, kajja kita kesalon temanmu itu.” Kini ganti Kyuhyun yang menarik Hyojin, membuat gadis itu tersenyum lebar.

 

+++

 

“Oppa, sepertinya aku menyesal memintamu memotong rambutmu. Lihatlah, kau jadi pusat perhatian sekarang. Gadis-gadis itu sejak tadi selalu memperhatikan Oppa. Apa mereka tidak menyadari kalau kau sedang bersamaku? Dasar yeoja-yeoja centil.” Hyojin mengerucutkan bibirnya. Ya, kini Kyuhyun telah mengganti gaya rambutnya dengan hair style pilihan Hyojin. Dan model rambut yang sekarang membuatnya jauh lebih tampan. Awalnya Hyojin sangat menyukainya ketika mereka masih disalon Hanwoo. Namun sekarang ketika mereka berada di kafe langganan mereka, ia menyesalinya. Bagaimana tidak, sejak mereka memasuki kafe, Kyuhyun langsung menjadi pusat perhatian dari pengunjung kafe yang rata-rata adalah yeoja. Hal itu tentu saja membuat Hyojin kesal. 

“Benarkah? Apa aku setampan itu?” Kyuhyun menanggapinya santai. Sebenarnya ia menyadari akan hal itu. Namun ia mengabaikan itu. Ia mencoba untuk menggoda Hyojin kali ini.

“Yak, aku serius. Dan berhentilah bersikap sok tampan seperti itu. Kau mau gadis-gadis itu menghampirimu disini dan meminta nomor teleponmu hah? Tapi akan kupastikan kalau sampai itu terjadi, mereka tidak akan mendapat apapun.” Hyojin merajuk, kyuhyun hanya terkekeh pelan melihat tingkah kekanakan gadis didepannya itu. ia mengacak rambut gadis itu pelan.

“Hey, hey, berhentilah bersikap seperti itu, Tuan Putri. Biarkan saja gadis-gadis itu. lagipula, sejak kapan kau mulai bersikap protektif begini hm? Apa karena kau baru menyadari kalau aku ini sangat tampan?” Kyuhyun menyeringai, membuat Hyojin terpaku sesaat. Namun gadis itu segera mengalihkan pandangannya kearah lain, menyembunyikan wajahnya yang memerah. Kyuhyun tergelak melihat perubahan raut wajah gadis itu.

“Yak, aku akui kau memang sangat tampan, Oppa. Selain itu, apa salahnya jika aku bersikap protektif hah? Aku hanya berusaha menjaga salah satu milikku yang paling berharga dari gadis-gadis centil yang mungkin saja menarik perhatianmu.” Ucap Hyojin setelah ia berhasil mengendalikan ekpresinya.

“Wow, jadi begitukah posisiku dihatimu, Hyo-ya. Oppa sangat tersanjung mendengarnya. Dan asalkan kau tahu, aku tidak akan tertarik dengan gadis manapun selain kau, Hyo-ya. Jadi kau tidak perlu mencemaskan hal yang tidak perlu seperti itu.” masih menyeringai, kyuhyun mengucapkan itu semua dengan gamblang. Dan sekali lagi, gadis itu hanya bisa terpaku melihat ekspresi namja didepannya itu.

“Oppa, apa kau sedang sakit? tidak biasanya kau berkata semanis ini. Atau, bergaul dengan Lee Donghae itu sedikit merusak otakmu yang awalnya sangat kaku itu?” Gadis itu memandang takjub pada kekasihnya, berpura-pura terkejut karena sikap Kyuhyun yang mulai bisa mengatakan hal-hal manis seperti itu.

“YAK, GADIS MENYEBALKAN.”

Ding-dong~

Suara bel itu membuat Hyojin tersentak, ia tidak menyadari kalau ia melamun sejak tadi. Setelah mencium dahi Hyuhyun dan mengatakan ia segera kembali, ia menuju pintu depan. Melihat siapa yang datang.

“Ah, ternyata anda sudah datang, Dokter Kim. Mari silahkan masuk.”

“Ne, Agashii. Apakah selama seminggu ini Kyuhyun menunjukkan pertanda seperti menggerakkan jarinya atau apalah itu?” saat menuju kamar Kyuhyun, seperti biasa, Dokter Kim selalu menanyakan apakah ada kemajuan dari Kyuhyun

“Tidak ada. Saat aku menjaganya atau saat bersama Yoora onnie dia tidak menunjukkan sedikitpun pergerakan salah satu anggota tubuhnya.” Hyojin menjawabnya dengan lesu.

“Baiklah, kalau begitu saya akan memeriksanya terlebih dahulu.”

Selama pemeriksaan, Hyojin hanya bisa melihat dalam harap-harap cemas, ia selalu berharap jika Dokter memberikan hasil yang membuat Hyojin lega. Setelah dokter selesai memeriksa Kyuhyun, ia langsung bertanya hasilnya.

“Bagaimana, Dok? Apakah ada kemajuan dengan kondisi tubuhnya?”

“Maafkan saya, Agashii. Tapi hingga saat ini kondisinya tetap sama seperti terakhir kali pemeriksaan. Tidak ada kemajuan sama sekali dengan kondisinya.”

“Begitukah. Jadi kita masih tidak bisa memperkirakan kapan Kyuhyun oppa akan bangun?”

“Ya, jika kita lihat dari kondisinya yang tidak ada perkembangan sama sekali, kita masih belum tahu kapan ia akan bangun. Tetaplah melakukan hal yang sudah biasa kau lakukan dalam merawatnya. Bacakan ia buku, ajak dia mengobrol, dengan begitu mungkin saja alam bawah sadarnya akan merespon.”

“Ye, khamsahamnida. Saya akan terus melakukan hal yang sudah biasa saya lakukan dalam merawat Kyuhyun oppa. Dan saya akan langsung memanggil anda kemari jika ada kemajuan dalam kondisinya.”

“Baiklah, anda masih menyewa suster untuk merawatnya ketika anda pergi bekerja bukan?”

“Ye, Yoora onnie selalu datang ketika saya akan berangkat kerja. Hari ini ia sengaja saya suruh untuk tidak datang karena saya libur dan ingin merawat oppa sendiri hari ini.”

“Ah, ne. saya mengerti. Kalau begitu, saya sudah selesai melakukan pemeriksaan rutinnya. Saya akan datang tiga hari lagi. Kalau ada perkembangan apapun, jangan ragu untuk menghubungi saya.”

“Ne. Khamsahamnida. Mari saya antar kedepan.”

++++

Angin musim gugur meniup pelan rambut Hyojin. Gadis itu merapatkan cardigannya. Ia sangat menyukai suasana musim gugur, suasana sejuk dan beragamnya warna disekitarnya membuat matanya kebih nyaman dan rileks. Melihat dedaunan yang mulai menguning dan bersiap menggugurkan daunnya untuk menyongsong musim dingin yang hanya memiliki satu warna. Musim yang juga sangat ia sukai. Namun tentu saja sekarang ia tidak terlalu bersemangat seperti biasanya, ini musim gugur keduanya setelah Kyuhyun koma. ia hanya bisa menikmati suasana musim gugur sendirian. Dan hanya bisa menceritakan susasana diluar pada Kyuhyun ketika ia pulang dari bekerja.

Gadis itu masih tetap berjalan, menghabiskan waktu makan siangnya untuk menikmati udara sejuk musim gugur. Melepaskan sedikit kepenatan dan rasa pusing akibat desain-desain gaunnya yang bertumpuk dan berbagai urusan lainnya. Ia tidak tahu dan tidak merencanakan menuju kemana, ia hanya mengikuti kemana kakinya melangkah.

Mendadak ia berhenti ketika ia melihat iklan kaset game terbaru yang ditayangkan pada layar besar diseberang jalan. Ia tersenyum, teringat akan Kyuhyun yag sangat menggilai game. Ia pun melangkah menuju kaset game yang terletak hanya beberapa meter dari tempat ia berdiri sekarang. Tujuannya, tentu saja membeli kaset game terbaru yang baru saja ia lihat.

++++

“Oppa, aku pulang. Lihat apa yang aku bawa hari ini. Aku membeli kaset game terbaru. Aku letakkan di rak kaset game milikmu ya. Lihatlah, sudah berapa banyak kaset game baru yang belum kau mainkan. Apa kau tidak merasa memiliki hutang karena meninggalkan rutininitas yang ini selama hampir satu setengah tahun?” Gadis itu menyapa Kyuhyun lalu meletakkan kaset game yang tadi siang ia beli di rak yang sudah berisi beberapa kaset game yang semua segelnya belum dibuka. Ya, itu adalah kaset-kaset game yang dibeli Hyojin selama hampir satu setengah tahun ini. Ia selalu membeli kaset game terbaru. Suatu aktivitas yang sebelumnya tidak pernah ia lakukan. Ia berpikir, Kyuhyun pasti akan sangat senang ketika ia bangun nanti dan sudah ada banyak kaset game yang menunggu untuk ditaklukkan. Yah, walaupun Hyojin tidak akan langsung membiarkan Kyuhyun memainkan itu semua secepatnya ketika pria itu sudah sadar nantinya.

“Oppa, kau harus segera bangun dan mainkan semua ini. Aku membelikan ini semua bukan untuk disimpan dalam rak seperti ini selamanya. Dan kau harus mengajakku untuk berduel. Kemampuanku dalam bermain game tidak seburuk dulu. Aku mungkin saja bisa menang darimu sekarang.” Ia melanjutkan untuk mengajak Kyuhyun mengobrol. Akhir-akhir ini ia sudah mulai jarang menangis ketika “bercengkrama” dengan Kyuhyun, seperti janjinya, ia mencoba untuk menjadi lebih kuat dan tegar.

“Aku sudah banyak berlatih ketika aku mendapat waktu senggang atau ketika istirahat makan siang. Dan, apa kau tahu, aku sudah sangat mahir dalam bermain Starcraft, game yang dulunya sangat kubenci karena hampir semua waktu senggangmu diambil oleh game itu. tapi sekarang, Starcraft menjadi salah satu yang dapat menjadi tempat pelampiasan atas kerinduanku padamu. Dan benda ini, aku sudah memamerkannya padamu 6 bulan yang lalu. Aku membeli PSP ini karena aku tidak mau mengutak-atik milikmu. Karena bagimu, PSP itu salah satu benda yang menunjang ke-privasianmu bukan? Yah, walaupun aku tidak mengerti maksudnya apa karena semua orang tahu, isi dari PSP itu apa. Tapi dengan begini, nanti kita bisa bermain bersama. Dan kau harus siap-siap untuk menerima kekalahanmu, Oppa.” Gadis itu terkekeh, mebayangkan raut kekalahan yang menyedihkan dari Kyuhyun jika ia kalah main game.

“Hyojin-ah. Apa kau sudah makan?”

“Ah, onnie. Kau membuatku terkejut. Aku belum makan. Tadi aku langsung pulang tanpa mampir dulu membeli makanan. Lalu, apa onnie juga sudah makan?” Cho Yoora. Ya, perawat yang selama ini membantu Hyojin merawat Kyuhyun, dialah yang membuat Hyojin tersentak beberapa detik yang lalu. Yang menjadi lawan bicaranya saat ini.

“Aku juga belum makan. Apa kau ingin menitipkan sesuatu? Aku akan keluar untuk membeli ddokbokki.”

“Hmmm. Sepertinya aku ingin salad, onnie. Apa kau tidak keberatan untuk mampir ke supermarket untuk membeli sayurannya?” sedikit ragu, Hyojin mengungkapkan apa yang ingin ia titipkan pada Yoora.

“Tentu saja. Aku melewati supermarket dalam perjalanan kembali kesini setelah membeli ddokbokki. Aku pergi dulu ya.”

“Gomawo onnie. Hati-hati.”

Sepeninggal Yoora, gadis itu kembali pada aktifitasnya, bercengkrama dengan Kyuhyun. sambil menggenggam tangan Kyuhyun, ia mulai lagi berceloteh panjang lebar. Sejak kyuhyun koma, ia menjadi dua kali lipat lebih cerewet dan banyak bicara didepan Kyuhyun.

“Oppa, malam ini aku hanya ingin makan salad. Kalau kau mengetahui hal ini, kau pasti langsung mengomel panjang lebar dan berkata ini itu mengenai sayuran. Entah itu rasanya yang menurutmu tidak enak, bentuknya yang seperti rerumputan, tidak mengenyangkan atau apalah itu yang menunjukkan kebencianmu pada sayuran. Aku tidak habis pikir sampai sekarang, apa yang salah dengan memakan sayuran? Sayuran itu jelas-jelas baik untukmu. Tapi kau seperti disodori sesuatu yang sangat menjijikkan ketika kau melihat sayuran didepanmu.”

“Oppa, hari ini aku membawakanmu makan siang. Makanlah dulu, ini sudah waktunya kau istirahat. Singkirkan dulu file-file itu.” Hyojin tersenyum sumringah sambil memperlihatkan kotak bekal makan siang yang ia bawa ke kantor Kyuhyun.

“Jinjjayo? Aku juga sudah sangat lapar. Apa yang kau siapkan untukku hari ini?” Kyuhyun langsung bangkit dari kursinya dan menuju sofa di ruangannya untuk melihat apa makan siang yang dibawa oleh Hyojin.

“Buka saja dan kau akan tahu apa menu makan siangmu hari ini. Aku menyiapkannya sejak pagi, jadi awas saja kalau kau tidak menghabiskannya.”

“Waaa, kau menyiapkan bento untukku? Sepertinya enak, tapi kenapa kau menatanya seperti kau menata bento untuk anak-anak? Bentuk apa ini? Dan kenapa kau memasukkan rumput kedalam kotak bekal untukku?”

Bletak!

“Jangan banyak protes dan segera makan. Mengenai bentuknya, tadinya aku berencana untuk membuat bentuk yang menyerupaimu, tapi sepertinya gagal dan menjadi aneh. Dan yang perlu kau ingat, Oppa. Itu sayuran, bukan rumput. Kau juga harus memakan itu, aku tidak mau tau.”

“Shiroe. Aku tidak akan mau makan rumput itu. kau bisa memaksaku untuk melakukan apa saja tapi kau tidak akan pernah bisa memaksaku memakan rumput itu.”

“Benarkah?” Gadis itu tersenyum licik sambil merapikan poninya.

“Tentu saja. Kalau kau berhasil memaksaku untuk memakannya, aku akan menjadi budakmu selama sebulan. Hahahahahah..uupph”

Sebelum sempat Kyuhyun menghindar, Hyojin langsung menjejalkan sayuran itu kemulut Kyuhyun dan langsung menahan dagu dan membekap mulut pria itu untuk menghindari Kyuhyun membuka mulutnya dan memuntahkan sayuran dari mulutnya.

“Cepat kunyah dan telan kalau kau tidak ingin mencicipi rasanya terlalu lama di mulutmu, chagiya.” Pelan namun terkesan mengerikan, Hyojin berbisik ditelinga Kyuhyun. dengan susah payah, Kyuhyun menurutinya, lebih baik ia segera menelannya karena ia sudah tidak mungkin untuk memuntahkannya.

“Kau, gadis mengerikan. Bagaimana bisa kau menampakkan wajah kekanakan seperti tiu setelah kau menjejalkan rumput itu padaku hah?” setelah berhasil menelannya, Kyuhyun langusng menyambar segelas air putih didepannya.

“Haha, aku berhasil. Sekarang kau makan nasi dan lauknya ya. Aku tidak akan pergi sebelum kau menghabiskannya. Dan masalah perbudakan yang kau sebutkan tadi, kau resmi menjadi budakku mulai besok hingga sebulan kedepan. Jadi, bersiaplah untuk menerima telepon dariku jika aku butuh bantuan, budak tampanku.”

“YAK!!”

 

“Hyojin-ah, aku pulang. Supermarket di blok sebelah sedang kekosongan persediaan sayuran. Jadi aku membeli salad yang sudah jadi saja. Tidak apa kan?”

“Ah, ne. Gwenchanayo. Dengan begitu aku tinggal langsung memakannya saja. Tidak perlu mengolah lagi. Gomawoyo, onnie.”

“Ya, sama-sama. Ayo kita makan. Kurasa Kyuhyun tidak akan keberatan kalau kau tinggal untuk makan malam bersamaku.” Yoora tersenyum, lalu melangkah menuju dapur untuk menyalin makanan yang tadi ia beli ke dalam piring saji. Hyojin mengikutinya dari belakang dan langsung duduk di kusi meja makan yang berseberangan dengan kursi Yoora.

“Onnie-ya, setiap kali kita makan bersama seperti ini, aku tidak pernah melihat sedikitpun sayur dipiringmu. Apa kau juga sangat tidak menyukai sayuran seperti pria bodoh yang masih betah terbaring itu?” Hyojin tersenyum, memperhatikan Yoora yang sedang asyik makan ddokbokinya.

“Eh? Apa Kyuhyun juga sangat tidak menyukai sayuran?”

“Ne, dia sangat membeci sayuran. Berbeda sekali denganku yang sangat menyukainya. Hhhh, tidak heran kalau ia terlihat lebih tua dari umurnya.”

“Hahaha. Berarti dia sama sepertiku. Sayur itu tidak enak. Dan walaupun aku sangat tahu apa saja manfaat sayuran itu, aku sama sekali tidak tertarik untuk memakannya.”

“aku juga sampai hampir putus asa untuk membujuknya memakan sayuran. Bocah itu selal menyisakan sayurannya. Dan aku, jika memang sudah tidak bisa lagi membujuknya, sayuran itu akan masuk ke perutku. Sayuran itu tidak boleh dibuang.” Hyojin terkekeh, kembali mengingat-ingat lagi akan kebiasaannya memakan sayuran yang disisakan oleh Kyuhyun di pinggiran piringnya.

“Sayuran itu pahit, tidak enak.”

“Aniyo, sayur itu sangat enak.”

Selama makan malam, mereka terus berdebat mengenai sayuran. Begitulah, selama ini, selain berinteraksi dengan Kyuhyun, Yoora juga menjadi teman baik bagi Hyojin. Hyojin merasa sangat beruntung bisa mengenal dan meminta Yoora untuk membantunya menjaga Kyuhyun.

++++

“Oppa, tadi aku bedebat dengan Yoora onnie mengenai sayuran. Kalau kau ada diantara kami, pasti kau akan memihak pada Yoora onnie , bukan? Kalian sesama pembenci sayuran.” Lagi, Hyojin terkekeh saat mengingat-ingat kembali perebatannya dengan Yoora.

“Kau harus segera sadar, dan kau harus berkenalan dengan Yoora onnie. Dia bermarga yang sama denganmu. Dan kalian juga sesama pembenci sayur. Kalian akan menjadi teman yang klop. Haha.”

Hyojin bangkit dari tempat duduknya, lalu ia berbaring disamping Kyuhyun. Dengan hati-hati, ia meletakkan kepalanya di dada Kyuhyun. Mendengarkan detak jantung pria itu, suara yang sangat ia sukai selain suara dari pita suara pria itu.

“Detak jantung ini, aku hampir kehilangan bunyi detak jantung favoritku. Aku sangat beruntung masih bisa mendengarkan detak ini sampai sekarang. Setidaknya ini bisa mengobati kerinduanku pada suaramu. Tetaplah berusaha agar jantung ini tetap berdetak dan cepatlah sadar. Aku sangat merindukanmu, Oppa.”

Tak lama setelah itu, gadis itu tertidur, tertidur dengan mendengarkan suara detak jantung pria itu. detak jantung yang pelan dan teratur itu ibarat lagu pengantar tidur yang sangat indah baginya. Dan malampun terus berjalan, bersiap untuk menyambut pagi yang cerah dan membawa semangat baru bagi Hyojin untuk tetap tegar dan menunggu kesadaran Kyuhyun.

++++

Musim dingin telah tiba. Udara dingin yang menusuk, warna putih salju yang bertebaran dimana-mana, orang-orang yang mengenakan mantel musim dinginnya sesuai dengan style masing-masing.  Hyojin sangat menyukainya, sebagai seorang desainer, ia sering berjalan-jalan saat musim dingin untuk memperhatikan cara berpakaian muda-mudi si Seoul ini. Terkadang ia menemukan cara berpakaian yang unik ketika ia berjalan-jalan. Hal itu juga bisa menjadi referensinya untuk membuat desainnya berikutnya. Biasanya, ia selalu ditemani Kyuhyun ketika ia berjalan-jalan seperti ini. Ya, ini musim  dingin kedua setelah peristiwa itu. Musim dingin keduanya tanpa Kyuhyun. Kyuhyun masih tetap terlelap dalam komanya, seakan enggan untuk bangun.

“Dingin sekali, tapi ini semua terlihat sangat indah. Kau seharusnya ada disini, disampingku, menemaniku jalan-jalan sambil menikmati musim dingin, lalu kita akan ke kafe langganan kita untuk meminum cokelat panas. Dua tahun tidak melakukan apa yang telah menjadi kebiasaan, terasa sangat berbeda. Kau berhutang banyak padaku, Tuan Cho. Entah berapa gelas cokelat panas yang belum kau nikmati bersamaku. Herannya, aku selalu memsan dua gelas, padahal hanya satu gelas yang aku minum. Kau jahat sekali padaku, Tuan Cho.” Gadis itu bergumam sambil merapatkan mantel musim dinginnya.

“Hyojin-ah?”

Panggilan itu membuat Hyojin menoleh kearah suara yang memanggilnya. Setelah melihat siapa yang memanggilnya, gadis itu tersenyum lebar dan melambai kearah orang itu.

“Ahra onnie. Tumben sekali kita bertemu seperti ini. Kau darimana?” Cho Ahra, orang yang memanggilnya, dia kakak perempuan satu-satunya dari Kyuhyun, dan Hyojin sudah sangat akrab dengan Ahra dan orang tua Kyuhyun.

“Aku, aku tadi ada pertemuan dengan klien direstoran disebelah sana. Dan aku tadi melihatmu berjalan sendirian. Awalnya sih aku ragu itu kau, makanya aku tidak langsung memanggilmu.”

“Ah, hampir setengah tahun kita tidak bertemu dan kau hamper melupakan wajahku. Ingatanmu bagus sekali, onnie.”

Pletak!

“Yak, kau sama seperti terakhir kali kita bertemu rupanya, masih tetap menyebalkan. Dari sekian banyak sifat Kyuhyun, kenapa kau juga harus tertular sifat yang ini.” Dumel Ahra sambil berkacak pinggang setelah menjitak Hyojin.

“Appo. Kau semakin mengerikan saja, Onnie. Kudengar dari eommonim kau sudah memiliki kekasih, apa kekasihmu itu juga tidak bisa merubah sikap mengerikanmu itu?” Hyojin tetap tidak mau kalah, masih bersemangat unhtuk mendebat Ahra.

“Aigooo, kau semakin pintar berdebat rupanya. Ah, ayo kita megobrol, aku traktir kau cokelat panas. Apa kau sedang terburu-buru?”

“Aniyo. Aku sedang santai saja hari ini. Ayo kita pergi. Udaranya semakin dingin saja disini.”

“Ne. Kajja.”

++++

“Bagaimana keadaanmu dan Kyuhyun?” Ahra memulai pembicaraannya ketika mereka selesai memesan minumannya.

“Kyuhyun Oppa masih tetap sama saja keadaannya. Belum ada perkembangan yang berarti. Ia masih betah tertidur. Membiarkan kita terus menunggunya. Pria itu, aku akan menyumpalkan segenggam sayuran kemulutnya saat ia sadar nanti. Aku, seperti yang kau lihat. Aku baik-baik saja. Dan aku sudah mulai jarang menangis. Aku akan terus merawatnya dan menunggu ia sadar dan kembali lagi pada kita.” Hyojin terseyum pahit, mencoba untuk menahan air matanya yang sudah mengambang dipelupuk matanya.

“Maafkan kami jika kami jarang menjenguk dan membantumu merawatnya. Kau tahu, kesibukan orang tua kami yang membuat mereka jarang berada di Korea, dan aku yang harus menggantikan posisi Kyuhyun di kantor. Membuat waktu kami sangat terbatas.” Ahra menunduk.

“Gwenchanayo, Onnie. Aku sama sekali tidak keberatan. Dan kau sangat tahu, aku senang kalian memintaku untuk merawat Kyuhyun oppa. Aku tidak tahu bagaimana keadaanku jika kalian jadi membawanya dan merawatnya di Amerika saat itu. Kapan Abonim dan eommonim kembali ke Korea?”

“Ah. Kebetulan mereka akan pulang akhir minggu ini. Mereka eomma tadi sempat menelepon dan mengajakmu untuk makan malam. Apa kau punya waktu?”

“Tentu, aku sangat merindukan masakan eommonim. Aku akan datang. Dengan senang hati.” Hyojin tersenyum senang.

“Oh iya, kebetulan pekerjaanku hari ini sudah selesai. Aku ingin menengok keadaan adik bodohku itu. Kau tidak keberatan bukan?”

“Tentu saja tidak. Kau ini, seperti Kyuhyun oppa bukan siapa-siapamu saja Onnie. Oh iya. Kau belum bercerita tentang kekasihmu. Ayo ceritakan padaku. Kapan kalian pertama kali bertemu, bagaimana kalian bisa berpacaran, dan kapan kalian akan menikah?” Ujar Hyojin bersemangat.

“Ah, itu..itu. Yak, kau ini, selalu ingin tahu.” Ahra tidak bisa menyembunyikan rona merah yang muncul di pipinya.

“Ayolah kakak ipar, ceritakan padaku. Kau tidak ingin adik iparmu ini sampai menyewa detektif untuk menyelidikinya bukan?”

“Aigoooo, rasa ingin tahumu itu benar-benar mengerikan. Baiklah, akan kuceritakan, tapi sebelumnya, ayo kita makan dulu. Pesanan kita sudah datang.”

“Arassoo.”

++++

“Hyojinnie, kau sudah datang. Astaga, baru tadi siang kita bertemu dirumahmu saat aku menjenguk Kyuhyun dan aku sudah merindukanmu.” Ujar Nyonya Cho ketika menyambut Hyojin untuk makan malam dirumah keluarga Cho.

“Aku memang calon menantu eommonim yang mudah dirindukan. Bagaimana penampilanku? Apa aku terlihat manis dimatamu, Eommonim?” ucap Hyojin bangga.

“Kau ini, tidak pernah berubah, sikap percaya dirimu yang berlebihan itu benar-benar menggemaskan. Kau terlihat cantik sekali. Kyuhyunie seharusnya melihat penampilanmu yang makin hari semakin modis ini.” Nyonya Cho tersenyum, lalu mengajak Hyojin masuk ke ruang tamu rumah itu.

“Hahahaha, gomawoyo. Eommonim memasak apa? Ah, aku sudah sangat merindukan masakanmu. Dan, dimana Abonim?”

“Aku memasak makanan kesukaanmu. Abonim, dia masih dikamar. Mungkin sebentar lagi ia keluar. Ah, itu dia. Yeobo, Hyojinnie sudah datang.”

“Annyeong Haseyo Abonim. Lama tidak berjumpa. Kau terlihat sehat dan semakin segar.” Hyojin menyapa Tuan Cho sopan.

“Kau sudah datang rupanya. Kau semakin terlihat cantik dan dewasa. Bagaimana keadaanmu?”

“Khamsahamnida abonim. Aku baik-baik saja.”

“Nanti lagi ngobrolnya, sekarang ayo kita makan. Nanti makanannya keburu dingin.” Nyonya Cho menyela pembicaraan.

“Baiklah. Ayo kita makan dulu.” Ujar Tuan Cho.

“Ne.”

++++

“Hyojin-ah. Sebenarnya ada yang ingin kami bicarakan padamu. Aku sudah membicarakan ini dengan istriku dan Ahra. Ya, walaupun mereka menentang keras hal ini pada awalnya, namun setelah mereka pikirkan lagi, mereka akhirnya menyetujuinya.” Ujar Tuan Cho ketika mereka berkumpul di ruang keluarga setelah makan malam.

“Tentang apa, Abonim?” Hyojin mulai merasakan atmosfer yang berbeda saat ini. Terlihat agak bingung melihat ekpresi sedih dari Ahra dan Nyonya Cho.

“Hyojinnie, percayalah. Apapun yang kami putuskan, ini semua karena kami sangat menyayangi Kyuhyun dan juga kau.” Nyonya Cho menambahi.

“Sebenarnya ada apa ini? Kenapa suasanya jadi sedikit aneh?” Hyojin mencoba mencairkan suasana yang dirasanya kurang megenakkan ini.

“Kami memutuskan untuk…..

TBC

 

Annyeong readers sekalian. Ini FF pertamaku.

Apa ceritanya begitu biasa? Atau datar-datar aja?

Maafkan author yang belum berpengalaman ini TT____TT

Sengaja sih dibikin kaya gini dulu di part 1, ini juga udah mulai menuju ke klimaks kok.

Ntar puncaknya di part 2.

System POV, mungkin di part 2 nanti juga ada POVnya Hyojin, jadi gak melulu Author POV.

Kkkkkk

yah, walaupun kelihatannya membosankan, kalo bisa dikomen yak.

Biar jadi cambuk (???) buat author supaya makin semangat ngelanjutin n menamatkan FF ini.

Khamsaaaaa~

^^

HyoDina

15 thoughts on “[1] May I wait You Till The End

  1. geeeeeeeeez T_T
    Gini nih kalo pecinta angst lgsung dibuat terkapar begini~
    betapa kangen ni hyojin sm kyuhyun kerasa bgt..

    Akhirnya kejawab knp si kyu dirawat sm hyojin pdhl dy py keluarga~
    Budak tampan? IYA! Dy budak tampan!

    Mana eunhyuk? *clingak clinguk
    pemutusan di part itu bikin berasumsi byk. Jgn2 si kyu mau diambil ortunya? Ah sudalah. Ayo next part.

    Suka

    • huehehehe..
      ini ff di post kapan, dikomen kapan..n dibalas kapan..
      maaf yooo..baru bales sekaraang..
      kkkk

      kyakyaaaaa..dia tampans walopun tak jadiin budak..
      nyahahah

      Suka

  2. akhirnyaa komment lalalalala~~
    cieeh yg debut !!! asiik nantik ditraktirrr yeee :33

    aduh kyuhyunnya T___T
    abuuik hyojin desainer muda dg hidup yg sempurnaaa …

    dan itu ada yobo lewat lol lol
    Emg otak kyu jadi kenapa bergaul sama dongek huh?? -__-”

    Eh ada cho yoora juga asiik2
    Aaah itu bener sekalii ,,, sayur itu ga asik -__-” dan hanwoo jd tukang potong rambut gt ? Lol lol

    Eeeh kyu mau diapain ituu?
    Cepet part 2 nya …
    saya shipper HyoDina dan Jin ! *eh?

    Suka

  3. Dina aku baru koment dan aku sudah baca !!!
    kyaaa~~~
    g nyangka FF debutmu bagus nak !! ampe gak nyadar kalo ini part length aku kira oneshoot.
    aku suka kyuhyunnya disini oppa bgt ngejaga kamu banget. kya kya kya ~~~
    dannnn apa itu hanwooo?? saloon?? kya #tutupmuka
    lanjutin say lanjutin ^^ jgn lama2, okay :**
    ahh ahh itu tlg kyuhyunnya jangan lama2 koma.
    hhuhuhu.

    Suka

    • ini twoshoot laaan..
      awalnya mau bikin oneshoot tp ternyata kepanjangan..

      dia emang penjagaku lan..
      nyahaha..

      monggo atuh dibaca part akhirnyooo

      Suka

  4. orang tua y kyuhyun jgn2 mau mutusin alat penyambung hidup kyuhyun lagi or pa mau bawa kyuhyun kekuar negri????
    jangan ding kasian hyojin y udah bgurusin 2 tahun tanpa nyerah gt….
    lagi kyuhyun knp blm bangun juga sih,,, cepetan bangun…..
    Lanjut…….

    Suka

  5. Karena sering baca kyuminji jadi agak aneh kyu dipasangin yg lain 😀😀
    Tapi kasihan bgt si hyojin, please jgn menyerah dgn kondisi kyu 😭😭

    Suka

Leave a Comment ...