[Oneshoot] For a Reason

 

Author: Minji ^__^

Cast: Cho Kyuhyun – Kang Minji – Lee Donghae – Song Qian (Vixtoria f(x)) – and other cameo ●

Length : Oneshoot ● Genre : Romance – Straight

 

Halo readers yang budiman ^^ I’m back dengan satu FF oneshoot~~

Semoga kalian suka yaaa.. Hmm,, kalo bisa dengerin lagu Day Dream yang dari album baru

SJ 6jib yah ^^  Soalnya aku lagi suka banget sama lagu itu.. hehe xD

Happy reading !

 

———————————–

Minji POV

Aku bahagia. Ya, aku yakin.. bahkan sangat yakin jika saat ini aku sudah bahagia. Kurasa aku bukan lagi Minji yang dulu. Sekarang aku telah mendapatkan apa yang kuinginkan untuk benar-benar menyebut jika hidupku telah layak. Meskipun aku tidak mendapatkan ini semua dengan mudah, namun kurasa aku berhak atas ini semua.

Kini aku memiliki rumah sendiri, kendaraan pribadi, dan yang terpenting aku bisa membahagiakan ibuku, orang yang selama ini juga ikut menderita karena aku. Aku berhutang nyawa pada wanita paruh baya yang telah melahirkanku ini, dan aku justru membuatnya ikut kehilangan senyuman karena semua kebodohan yang kulakukan.

Meskipun bukan orang berada, aku senang dan bangga bisa mencukupi kebutuhan hidup kami dengan jerih payahku sendiri saat ini. Ternyata ibu adalah kebahagiaan terbesarku. Melihatnya bisa tersenyum kembali sungguh membuat hatiku tenang.

“Chagiya~ kupastikan pukul enam sore aku sudah berdiri di depan rumahmu. Jadi berdandanlah secantik mungkin untukku.”

Ia memutus telepon. Dalam hati aku tersenyum, satu hal lagi  yang menyempurnakan hidupku saat ini. Seorang namja yang sangat berjasa dalam hidupku, orang yang selalu ada untukku beberapa tahun terakhir, tak peduli bagaimanapun keadaanku. Ia adalah namja paling tulus yang pernah kutemui seumur hidup. Mungkin aku  seringkali menyakitinya karena sifat dan  jalan pikiranku yang kadang tak menentu. Tapi perhatian yang ia berikan padaku tak pernah habis.

Aku bersyukur, lega, dan merasa bahagia, akhirnya aku bisa memberikan sebuah tempat di hatiku untuknya. Ia begitu sabar, sabar menungguku. Kurasa menjadi dirinya sangatlah sulit, memberikan segala yang terbaik dari dirinya untuk membahagiakan orang lain yang mungkin belum tentu akan membalas sesuai harapannya.

Lee Donghae, namja inilah harapanku mulai detik ini dan detik-detik berikutnya. Cincin pertunangan ini kini mengikatku dengannya. Sebentar lagi aku akan menyempurnakan hidupku dengan menjadi teman hidupnya. Aku telah menentukan pilihanku. Kami hanya perlu bersabar sebentar lagi untuk melihat kebahagiaan itu. Kurasa tak hanya aku dan Donghae, namun ibuku pasti juga akan sangat bahagia.

“Aku sudah memintamu untuk berdanan secantik mungkin. Mengapa kau tidak menurutiku, hum?” Donghae menatapku. Ia tersenyum dan aku benar-benar melihat ketulusan di matanya. Ia selalu tampan dan rapi di hadapanku. Meskipun tidak seperti biasanya ketika ia menemuiku sepulang dari kantor yang masih lengkap dengan setelan formalnya, namun  jins dan kemeja putih lengan panjang yang dua kancing atasnya dibiarkan terbuka, membuatnya sangat sempurna.

“Jadi aku kurang cantik malam ini?” aku berpura-pura kesal lalu melemparkan pandangan ke luar kaca mobil. Kudengar ia tertawa renyah.

“Kapan aku pernah mengatakan jika kau tidak cantik? Kau selalu cantik, bahkan tak hanya wajahmu, namun hatimu.” Ia mulai memujiku lagi.

Sekali lagi, aku merasa tersanjung dan berbesar hati karenanya. Namja ini selalu bisa membangkitkan semangatku.

“Minji ah…”

Aku tertegun. Suaranya. Mengapa terdengar begitu jelas? Seluruh tubuhku seketika bergetar karenanya. Aku yakin itu suaranya. Ah, aku rasa aku hanya berhalusinasi dan terlalu berlebihan. Aku meremas kedua tanganku, menghilangkan rasa gugup. Sial, mengapa tiba-tiba aku kembali merasa seperti ini?

“Minji ah, apa yang kau pikirkan?’

Aku tersentak. Donghae mengguncang bahuku. Kami masih berada di dalam mobilnya, hendak pergi makan malam. Jadi sedari tadi memang hanya ada aku dan dia di dalam mobil ini. Apa yang baru saja kupikirkan?

——————————————

AUTHOR POV

Seorang namja menatap bayangannya pada cermin besar yang ada di depannya. Ia membenarkan sedikit letak dasinya. Kemeja hitam dengan dasi hitam yang dipakainya sungguh membuat namja ini terlihat begitu gagah dan tampan.

“Mari kubantu memakaikan jasmu..” seorang yeoja muncul di belakangnya dengan membawa sebuah jas pria berwarna hitam, senada dengan kemeja dan dasi sedikit mengkilat yang dipakai namja ini.

“Aku bisa memakainya sendiri. Gomawo..” ujar namja ini sambil mengambil jas dari tangan yeoja itu. Ia kembali menatap bayangannya pada cermin, memastikan jika penampilannya telah rapi pagi ini.

Ia melihat bayangan yeoja dengan rok putih dan cardigan coklat tengah menatapnya. Yeoja itu tersenyum, menatap dirinya dengan kagum.

“Aku ingin memelukmu.., bolehkah?”

Belum sempat namja ini menjawab, yeoja itu telah memeluknya dari belakang, menyandarkan wajahnya pada punggung tegap namja ini. Kyuhyun tidak bisa menepis atau melepaskan tangan halus yeoja yang tengah memeluknya. Namja ini kembali menarik nafas, untuk kesekian kalinya ia merasa seperti ini.

“Qian, aku harus berangkat sekarang.” Kyuhyun melepas dengan halus tangan yeoja itu. Ia melangkah keluar kamar dengan menenteng tas kerjanya, diikuti yeoja tadi. Sampai di depan, Kyuhyun berjongkok di depan seorang anak kecil berusia tiga tahun yang tengah membawa pesawat mainan.

“Appa berangkat kerja dulu. Kau tinggalah di rumah dengan omma, jangan nakal. Arachi?” Kyuhyun mencubit gemas pipi anak itu kemudian berjalan perlahan menuju ke mobilnya. Mobil sedan hitam mewah itu akhirnya keluar dari rumah. Yeoja bernama Song Qian itu menatap ke depan hingga suara mobil Kyuhyun benar-benar tidak lagi bisa dijangkau oleh pendengarannya. Ia berjongkok dan menatap anak kecil di depannya, matanya kembali terasa basah dan penuh akan air yang siap tumpah.

“Kau tahu nak? Omma sangat mencintai appamu.” Qian membawa anak kecil itu ke dalam pelukannya.

——————————————-

Minji duduk dengan santai di ruangannya, sebuah ruangan yang selalu bisa memberikannya inspirasi. Ruangan ini adalah ruangan pribadinya, berada di dalam sebuah butik besar dan terkenal di kawasan Myeongdong. Ialah pemilik tunggal butik besar ini. Berawal dari hobinya mendesain gaun dan busana wanita, Minji berhasil merintis sendiri karirnya padahal ia tak memiliki latar belakang pendidikan desain.

Butik ini sangat ramai setiap harinya, dan customernya kebanyakan adalah kalangan menengah ke atas. Minji tahu dirinya adalah orang awam dalam hal  berbisnis, namun Donghae yang selalu mendukungnya beberapa tahun terakhir senantiasa memberikan masukan dan membantu gadis ini memasarkan usahanya hingga butik ini menjadi besar dan memiliki pelanggan tetap. Bahkan beberapa selebriti dan model Korea juga senang memakai produknya yang dikenal sangat menyesuaikan dengan musim.

“Wow, sepertinya coretan tanganmu itu akan menjadi sesuatu nantinya.” Seorang gadis tiba-tiba muncul di hadapan Minji, kemudian meletakkan secangkir teh ginseng di atas meja.

“Gomawo Minrin ah. Ah, kau menyukai ini?” Minji memperlihatkan desain kasar di atas kertas putih yang sedang digambarnya.

“Elegan sekali. Apa seseorang memesannya darimu? Kurasa kau tidak pernah menerima pesanan untuk gaun seperti ini.” ujar Minrin.

“Aniyo. Aku membuatnya untuk diriku sendiri. Aku ingin mengenakan ini di hari pernikahanku nanti.” Minji tersenyum.

“Minji ah, kau tahu? Aku turut senang. Akhirnya kau mendapatkan apa yang seharusnya kau dapatkan.” Minrin tersenyum menatap sahabat yang telah hampir sepuluh tahun dikenalnya. Minrin tahu betul ini semua tidaklah mudah bagi Minji.

“Apa yang kau rasakan saat ini? Donghae benar-benar namja yang hebat.” Minrin melanjutkan perkataannya, sementara gadis di hadapannya tersenyum simpul sambil menatap kembali kertas yang ada pada tangannya.

“Ne, kau benar. Ia namja yang hebat. Aku bersyukur telah dipertemukan dengannya.” Gumam Minji. Gadis ini menatap coretan tangannya, membayangkan betapa Donghae akan memujinya jika ia memakai benda itu nantinya.

————————————–

“Kau mau diramal?” Donghae bertanya pada gadis di sebelahnya.

“Diramal? Hmm, aku tidak suka diramal. Aku takut.” Sahut Minji.

“Wae? Aku akan menemanimu. Ini hanya sesuatu yang menurutku sedikit seru. Ayolah. Aku ingin meramal tentang kita.” Donghae menarik tangan Minji, berjalan cepat di sela-sela kerumunan pasar malam tanpa mendengar persetujuan gadis itu. Minji menurut saja, mengikuti saja saat namja itu membawanya masuk pada salah satu stand ramal.

“Kalian pasangan?” Tanya seorang wanita ahli nujum yang cukup cantik dan masih muda.

“Ne, kami pasangan kekasih. Bisa kau ramal kami?” Donghae tersenyum.

“Apa yang ingin kalian ketahui?”

“Chagi, apa yang ingin kau ketahui?” Donghae menyikut lengan gadis yang duduk di sebelah kirinya.

“Terserah kau saja.” Minji tersenyum pasrah. Wanita ahli nujum ini menatap Minji lekat, mengamati ekspresi gadis itu.

“Hmm, jika begitu ramalkan saja masa depan kami berdua.” Ujar Donghae singkat.

Wanita itu kemudian mengambil sekumpulan kartu, mengacaknya dan meminta Donghae juga Minji untuk mengambil masing-masing dua lembar kartu. Wanita itu mengamati sejenak kartu yang terpilih dengan menggunakan sudut pandangnya. Ia sedikit mengernyitkan alisnya.

“Bisa kulihat tangan kalian?”

Donghae memberikan telapak tangannya, begitu juga Minji. Wanita itu kemudian sedikit mengangguk, tanda ia mengerti dan mendapatkan apa yang dilihatnya.

“Eotte?” Tanya Donghae antusias.

“Kalian tidak berjodoh.” Ujar wanita itu. Ekspresi wajah Donghae yang tadinya sangat antusias seketika berubah dengan cepat. Begitu pula Minji, ia seketika menatap namja di sebelahnya dengan wajah tak kalah cemas.

“Begitukah? Tidakkah kau salah melihat?” Tanya Donghae.

“Aku sudah menggunakan dua ilmuku, dengan melihat kartu yang kalian ambil dan memastikannya sekali lagi dengan melihat telapak tangan kalian. Aku tak menemukan keseimbangan. Jika kalian ingin bersama, temukanlah keseimbangan itu.” Wanita ahli nujum itu menjelaskan.

“Jinja? Ah, gamsahamnida.. Kalau begitu kami akan berusaha agar bisa menemukan keseimbangan yang kau maksudkan.” Donghae tersenyum dan mengajak Minji keluar dari stand itu.

Setibanya di luar, Minji menatap Donghae dengan tatapan khawatir. Ia takut mengecewakan namja ini. Ia takut perkataan peramal tadi adalah benar, Donghae bukanlah jodohnya.

“Sudah kubilang tidak usah minta diramal.” ujar Minji.

“Wae? Aku tidak apa-apa. Ramalan hanya ramalan. Tetap saja yang menjalani semuanya adalah kita. Kau percaya seratus persen pada ucapannya?” Tanya Donghae.

“Tapi..”

“Minji ah, hasil ramalan tadi bisa kita jadikan saran. Bagaimana bisa kita tidak berjodoh sementara sebentar lagi kita akan menikah? Coba saja kau pikirkan.” Donghae mulai menghibur Minji, meluruskan pikiran gadis itu. Ia kemudian mengajak Minji membeli es krim, menenangkan gadis itu. Donghae tahu betul apa yang dipikirkan Minji saat ini. Ia tidak ingin membiarkan gadis ini berpikir macam-macam lagi, karena Donghae juga sudah berjanji pada dirinya sendiri akan membuat gadis ini bahagia.

————————————

Kyuhyun mengemudikan mobilnya menuju sebuah restoran seafood di kawasan Apgujeong. Namja ini hanya keluar dengan membawa sebuah tas kecil berisikan notebook. Malam ini ia sengaja makan malam di tempat ini sambil melakukan meeting pribadi dengan beberapa klien pentingnya untuk membahas sebuah proyek dari perusahaannya.

“Ini dia, bos besar kita baru saja datang.” Siwon menyambut Kyuhyun dan mempersilakan namja itu duduk di tempatnya. Di sana telah hadir beberapa orang pria, yang kesemuanya sepertinya adalah para eksekutif muda.

“Kyuhyun ssi, kenalkan. Ini Lee Donghae, salah satu klien yang akan menanamkan sahamnya pada proyek kita kali ini. Dan ini Yesung, orang yang akan membantu kita memonitoring langsung pembangunan di Jeju.” Ujar Siwon.

Mereka berempat kemudian memesan makanan, dan memulai perbincangan ringan sambil menunggu makanan datang.

“Senang sekali bertemu dengan anda, Kyuhyun ssi. Saya harap kerjasama ini akan berlangsung dengan lancar.” Ujar Donghae.

“Haha, jangan terlalu formal. Kurasa kita masih seumuran.” Ujar Kyuhyun.

“Tapi kudengar kau sudah menikah dan memiliki seorang anak..” balas Donghae.

“Hahha, iya itu benar. Tapi aku masih muda. Ah, bagaimana denganmu?” Tanya Kyuhyun.

“Donghae ssi masih muda, tapi ia juga sebentar lagi akan menikah. Itu yang kudengar. Bukan begitu?” Siwon tertawa. Donghae hanya tersipu malu namun dari wajahnya ia membenarkan itu semua.

“Ah, mari mengganti topik. Aku merasa tidak nyaman karena aku sendiri belum menemukan orang yang tepat.” Gurau Yesung.

Keempat namja ini kemudian tertawa, dan mereka memulai obrolan inti sambil menunggu makan malam datang. Kyuhyun dan Donghae yang baru mengenal hari itu seketika menjadi akrab. Maklumlah, nantinya Kyuhyun harus sering berhubungan dengan Donghae karena kerjasama yang akan mereka jalani. Donghae akan menanamkan sahamnya untuk sebuah pembangunan hotel dan resort berbintang lima di Pulau Jeju yang akan dikelola oleh perusahaan keluarga Kyuhyun. Karena proyek kali ini cukup riskan dan membutuhkan banyak bantuan, Kyuhyun meminta Siwon sahabatnya yang juga turut bergabung di dalamnya untuk mencarikan beberapa pengusaha lain yang juga tertarik dengan bidang ini. Bagaimanapun juga, ini adalah proyek besar pertama yang ia kerjakan tanpa bantuan ayahnya, untuk itulah Kyuhyun masih merasa cukup awam dan butuh banyak dukungan.

“Kau sudah memegang kartu namaku bukan? Kurasa kita bisa pergi minum sambil membahas urusan lainnya di lain waktu.” Ujar Donghae pada Kyuhyun.

“Ne, senang sekali mengenalmu Donghae ssi. Aku pasti akan rajin menghubungimu.” Kyuhyun tersenyum sebelum masuk ke dalam mobilnya.

—————————————

Minji tersenyum sambil menyambut seorang wanita cantik yang datang ke butiknya, khusus menemuinya. Semalam ia menerima telepon dari seorang yeoja yang ingin sekali datang ke butiknya dan melihat-lihat langsung sambil mengobrol dengannya. Tentu saja Minji dengan senang hati menerima orang yang mungkin saja jika berjodoh orang ini akan menjadi pelanggan tetapnya.

“Nona Qian?” Minji tersenyum.

“Ah, aku sudah bukan nona lagi. Aku sudah menikah.” Yeoja itu tersenyum sambil menenteng tas tangannya.

“Jinja? Kau terlihat masih sangat muda. Ah, silakan melihat-lihat dulu. Aku harap kau akan menyukai apa yang ada di butik ini.” ujar Minji sambil mengajak Qian berkeliling.

Yeoja ini mengamati satu-persatu busana yang ada di butik, dan kepalanya mengangguk-angguk sambil tersenyum. Di sini juga menyediakan busana pria, dan Qian tersenyum saat menatap sebuah setelan kemeja pria berwarna biru laut, membalut tubuh manekin di depannya.

“Apa menurutmu itu bagus? Itu rancanganmu juga?” Qian menunjuk kemeja yang sedari tadi menarik perhatiannya.

“Ne, kau menyukainya? Kurasa akan sangat bagus jika suamimu bisa memakainya.” Minji tersenyum.

Qian tahu niatnya sangat terbaca oleh wanita pemilik butik ini, dan tanpa ragu ia mengambil kemeja yang harganya cukup mahal itu. Ia ingin memberikan kemeja ini sebagai hadiah ulang tahun bagi suaminya.

“Kau tidak membeli sesuatu untuk dirimu sendiri?” Tanya Minji.

“Mungkin tidak sekarang. Aku ingin memesan yang spesial darimu. Aku akan menelponmu segera karena aku sendiri masih bingung, begitu banyak yang kusukai dan ingin kupakai.” Qian tersenyum.

“Hahaha, aku mengerti. Memang sangat susah menjadi seorang wanita.” Minji tertawa renyah. Ia pun mengantar tamu spesialnya hari ini sampai ke depan butik dan mengucapkan terima kasih berulang kali.

—————————————

Minji berjalan perlahan, meletakkan segelas cappuccino hangat di atas meja. Ia turut menghempaskan tubuhnya di atas sofa, merapatkan dirinya pada sosok namja yang sudah menyiapkan lengan kekarnya untuk disandari. Minji merapatkan tubuhnya, membiarkan Donghae merangkul bahunya. Ia menghirup aroma parfum maskulin yang menguar dari tubuh namja ini. Minji seakan mendapat aroma terapi dan semua rasa lelahnya seakan lenyap begitu saja.

“Jika kau memelukku terlalu erat seperti ini bagaimana bisa aku menikmati cappuccino buatanmu, hum?”

Minji terkekeh dan sedikit melepaskan pelukannya, memberikan ruang bagi namja ini untuk bergerak. Donghae tersenyum dan meminum minuman favoritnya itu, apalagi yang membuatnya adalah Minji.

“Bagaimana hari ini?” Minji bertanya.

“Aku agak sibuk. Ah, aku lupa bercerita padamu jika aku turut andil dalam sebuah proyek pembangunan hotel di pulau Jeju.”

“Oh ya? Proyek siapa?” Minji bertanya antusias. Ia selalu antusias jika menyangkut tentang apapun yang dikerjakan Donghae. Ia tahu namja itu adalah namja yang juga pekerja keras.

“Aku baru mengenalnya. Ia juga seorang pengusaha muda, namun sudah menikah. Orangnya cukup pintar, dan aku bisa berteman akrab dengannya padahal belum lama mengenalnya. Suatu saat aku akan mengenalkannya padamu. Ah, bagaimana denganmu? Apakah butik ramai hari ini?”

“Seperti biasa, berkat kau juga. Setiap harinya selalu ada pelanggan baru dan mereka menyukai produkku.” Ujar Minji.

Donghae menatap gadis ini, mengusap rambut hitamnya yang lurus dan panjang. Setahun terakhir, Donghae merasa lega akhirnya senyuman gadis ini tulus untuknya. Ia bersyukur Minji menikmati apa yang dijalaninya sekarang.

Perlahan Donghae mendekatkan kepala gadis itu padanya, dan ia mencium kening Minji dengan lembut, menahannya sejenak dan menikmatinya. Minji memejamkan matanya, membiarkan bibir namja ini mencium keningnya.

“Ehem~ sepertinya aku datang di saat yang tidak tepat.” Suara seorang wanita membuat pasangan ini terlepas satu sama lain.

“Ommaaa..” Minji merenggut mengetahui ommanya tengah berdiri di pintu ruang tengah. Donghae tersenyum malu sambil menggaruk-garuk kepalanya.

“Nanti saja dilanjutkan. Makan malamnya sudah siap. Donghae ya kau sudah lapar bukan? Bibi memasak masakan kesukaanmu..” Nyonya Kang tersenyum. Donghae dan Minji saling pandang, dan mereka bergegas bangkit untuk menyantap makan malam yang sudah disiapkan oleh ommanya Minji.

—————————————-

Qian terlihat begitu sibuk. Dapur rumahnya menjadi berantakan karena ia masak besar malam ini. Kyuhyun belum pulang, mungkin satu jam lagi. Ia telah menata ruang tengah dengan hiasan seadanya dan juga menyiapkan kue tart. Seorang bocah nampak duduk dengan tenang di sana sambil menonton film kartun kesukaannya. Yeoja ini tersenyum, ia tinggal menyelesaikan makan malam maka semuanya tinggal menunggu kedatangan Kyuhyun saja.

Kyuhyun masuk ke dalam rumahnya dengan tenang. Ia melepas sendiri dasi yang terpasang di kerah kemeja kantornya, dan betapa terkejutnya namja ini saat lampu ruang tengah tidak menyala. Ini masih pukul 7 malam namun ruangan sudah gelap?

KYUHYUN POV

Aku sedikit heran. Apakah Qian ke luar? Rumah sepertinya sepi. Aku berjalan dan menyalakan lampu. Betapa terkejut saat melihat Qian dan bocah kecil itu menyambutku dengan sebuah kue tart dan juga melihat ruang tengah sedikit lebih ramai dari biasanya. Aku lupa, hari ini aku berulang tahun.

“Tiuplah lilinnya dan ucapkan permohonan.” Yeoja ini tersenyum padaku.

Aku menuruti permintaannya, dan mengucapkan sebuah permohonan. Apa yang kuminta pada Tuhan masih tetap sama, tidak berubah dari tahun-tahun sebelumnya. Kuharap kali ini Tuhan akan mengabulkan permohonanku.

Qian membimbingku menuju meja makan dan aku melihat masakan kesukaanku. Dalam hati aku merasa sangat sedih. Aku adalah pria yang gagal. Bahkan ketika seorang yeoja dengan sangat tulus mencintaiku, aku tidak juga bisa membahagiakannya dengan memberikan perasaan yang sama. Seperti hari ini, apa yang ia berikan padaku justru mengingatkanku pada hal lain di masa laluku.

“Tutup matamu, dan ucapkan permohonan!”

Aku menuruti perkataannya, dan mengucapkan sebuah permohonan yang sangat indah. Setelah membuka mata, tiba-tiba saja sebuah kecupan hangat mendarat di pipiku. Aku tersenyum menatap wajahnya yang berbinar.

“Katakan padaku apa yang kau minta kali ini pada Tuhan..”desaknya saat kami sedang menikmati kue blackforest berdua.

“Hei, itu adalah rahasiaku dengan Tuhan. Kau tidak boleh mengetahuinya..” aku mencolek hidungnya dengan krim.

Gadis ini merasa kesal dan tidak mau kalah. Ia duduk di pangkuanku dan berusaha untuk mengoleskan krim-krim ini di wajahku. Aku melawan sekuat tenaga, berusaha menahan tangannya, namun nampaknya ia sangat ingin melakukannya hingga wajahku penuh dengan krim karenanya. Ia tertawa terbahak-bahak saat berhasil melakukan itu padaku.

“Yaa~ Cho Kyuhyun wajah tampanmu terlihat seperti badut. Hahahhahha..” Gadis ini tertawa hingga ia terduduk lemas di atas sofa.

Aku mendekatinya, memposisikan diriku di atasnya, menatap wajahnya intens dan lekat. Ia menghentikan tawanya dan menatapku. Aku tersenyum melihatnya. Di wajahnya hanya ada satu polesan krim tart namun wajahku nyaris tak berupa karena ulahnya.

“Bersihkan krim-krim ini dari wajahku..” pintaku padanya. Ia bersiap mengambil tisu, namun kutahan tangannya.

“Minji ah, lakukan dengan cara yang kumau.”

“Kau selalu memaksaku..” ia mencibir ke arahku.

“Hei, hari ini aku berulang tahun. Jadi kau tidak berhak menolak kemauanku.”

Aku membawanya duduk di pangkuanku, dan gadis ini tersenyum sambil memegang wajahku dengan kedua tangan halusnya. Ia mulai membersihkan satu-persatu hasil perbuatannya di wajahku, mencium tiap sisi wajahku dengan bibir mungilnya. Ia melakukannya begitu lembut, membuat hasratku bergejolak dan ingin memilikinya. Saat ia membersihkan bibirku, aku melumatnya lembut dan kami berciuman hingga lelah.

“Aku punya kado untukmu, kuharap kau menyukainya.” Ucapan Qian membuatku tersadar. Saat ini tidak ada dirinya di sini, seharusnya ia di sini. Keluarga kecil ini seharusnya aku bangun bersamanya.

Aku membuka kado dari Qian dan menemukan sebuah kemeja dengan warna favoritku. Desainnya sangat sederhana, kurasa Qian memahamiku terlalu dalam. Ia benar-benar tahu apa yang kusukai.

“Kau menyukainya?”

Aku mengangguk. Jujur, kali ini aku benar-benar menyukainya. Kemeja ini mengingatkanku pada sesuatu. Gadis itu dulu pernah membuat yang persis sama seperti ini. Ya, ia sangat suka menggambar desain dan aku tidak tahu apakah sampai sekarang ia masih menggeluti hobinya itu. Ia pernah berkata akan membuatkan kemeja hasil rancangannya dan ia sangat ingin melihatku memakainya.

“Syukurlah, Minji ssi memang berbakat. Aku akan sangat berterima kasih padanya karena membuatmu menyukai apa yang kupilihkan.” Qian tersenyum. Apa katanya?

“Qian, siapa kau bilang tadi?”

“Minji, Kang Minji. Aku membeli kemeja ini di butiknya. Butik besar dan terkenal di daerah Myeongdong. Kau suka? Jika kau suka, kau juga bisa datang ke sana untuk memilih busana. Kebetulan aku punya kartu namanya. Chakkaman..”

Qian pergi ke kamar dan memberikanku sebuah kartu nama. Kang Minji. Mengapa mereka memiliki nama yang sama? Apakah dia Minjiku? Ah, tidak mungkin. Tidak mungkin gadis itu memiliki sebuah butik sebesar ini. Tapi ini membuatku begitu penasaran. Aku mengambil kartu nama pemberian Qian.

———————————–

MINJI POV

Hari ini tak banyak hal yang harus kukerjakan. Aku sudah menyelesaikan daftar pesanan bulan ini, dan Minrin juga telah membantuku mengecek daftar barang-barang yang habis. Inilah yang kusuka, jika memiliki waktu luang seperti ini aku bisa terjun langsung menemani customer untuk memilih keinginan mereka.  Sangat menarik mendengar pendapat orang secara langsung atas apa yang kita buat. Meskipun tidak semua item di butik ini adalah rancanganku, namun aku senang karena hasil karyaku menjadi pilihan dan favorit mereka.

“Minji ah, aku akan keluar sebentar untuk mengecek pesanan bulan ini pada Tuan Kim. Sebentar lagi aku pasti akan kembali.” Ujar Minrin.

Aku mengamati beberapa pramuniaga yang kupekerjakan, dan aku cukup puas dengan cara mereka melayani customer. Siang ini tidak terlalu ramai, dan kurasa cuaca mendung di luar adalah salah satu penyebabnya.

“Nona, seseorang mencari anda.” Jisun, salah satu pramuniaga memanggilku.

“Siapa? Aku merasa tidak memiliki janji dengan siapapun hari ini.” balasku.

“Entahlah. Seorang pria. Dia menunggu anda di depan. Sepertinya customer juga.”

Aku bergegas ke depan, melihat sesosok namja dengan jas hitam, sepertinya ia bekerja di kantoran. Tubuhnya tinggi dan tegap, rambutnya coklat dan sedikit bergelombang, entahlah. Perawakannya mengingatkanku akan seseorang. Namja ini sedang mengamati koleksi kemeja pria yang tertampang di hadapannya.

“Maaf, tuan mencari saya?’

Namja itu menoleh, membalik tubuhnya menghadap ke arahku. Tuhan, apakah aku bermimpi? Jika iya, kumohon bangunkan aku sekarang juga.

Namja itu tersenyum, ia berjalan mendekat ke arahku dan kini berdiri tepat di hadapanku. Ia mengulurkan tangannya, hendak menjabat tanganku.

“Ternyata feelingku benar. Ini kau..” gumamnya sambil tersenyum.

Kepalaku mendadak terasa pusing. Aku tahu jantungku berdetak dengan kecepatan melebihi biasanya saat ini, dan kurasakan keringat dingin menetes melewati punggungku. Aku menelan ludahku sendiri, terasa pahit. Aku diam mematung, menatap wajahnya. Ini benar-benar dirinya, Cho Kyuhyun. Aku tidak mungkin salah. Aku menghapal, masih menghapal sangat jelas semua detail wajahnya, caranya tersenyum, bentuk hidungnya yang mancung, kulit putihnya yang selalu bersinar di mataku.

“Minji ah..”

Kembali kudengar suara rendahnya. Ia menarik uluran tangannya, sepertinya ia tahu aku tak akan memberikan respon yang diinginkannya. Tubuhku kaku, kakiku seketika lemas, dan kurasakan tubuhku terjatuh di atas lantai.

Aku bisa merasakan kedua tangannya menyentuh lenganku, membantuku untuk berdiri. Ia nampak panik. Ia tak berubah, ia tetap peduli padaku. Aku belum mengucapkan sepatah katapun sedari tadi, masih belum percaya pada apa yang kulihat.

“Nona, kau tidak apa-apa? Saya akan mengambilkan air putih.” Kudengar suara seorang gadis, sepertinya pramuniagaku.

“Tidak apa-apa, aku teman lamanya. Ia baik-baik saja.” Kudengar namja ini mencoba menenangkan beberapa pelanggan yang kebetulan ada di ruang depan. Ia kemudian membimbing tubuhku untuk duduk.

“Maafkan aku. Aku tahu kau pasti sangat shock melihatku. Mianhae, jeongmal mianhae..” ia menggenggam tanganku. Rasanya hatiku berkata untuk menolaknya, namun entah kenapa aku tak punya tenaga untuk melakukan itu.

“A.. apa.. yang kau lakukan.. di sini?” aku berkata terbata-bata.

“Menemuimu. Aku datang untuk menemuimu, Minji ah..” ucapnya.

“Untuk apa menemuiku. Aku tidak ingin melihatmu lagi. Aku tidak butuh kehadiranmu lagi.  Aku tidak mengenal siapa dirimu.” Balasku dingin. Aku tahu suaraku bergetar.

Ia nampak kecewa dan terkejut mendengar jawabanku. Matanya menatapku lekat. Aku melihat ekspresi kecewa di wajahnya. Ia sangat kecewa. Tapi hatiku sudah mati.

“Jadi begitu? ” ujarnya masih menatapku.

Aku tidak bisa membiarkan keadaan ini berlama-lama. Aku bergegas berdiri, dan ia juga turut berdiri, mencoba memegang bahuku namun aku menepisnya.

“Pergi. Aku tidak menerima orang yang bukan pelangganku di sini.” Ujarku tajam.

Aku masuk ke dalam, dan kurasa ia masih berdiri mematung di sana.

————————————-

AUTHOR POV

Minji menarik nafas panjang. Keringat mengaliri seluruh tubuhnya. Air mata menetes mengaliri kedua pipinya. Ia tersenyum bahagia di akhir perjuangannya. Yeoja ini tersenyum bahagia saat mendengar tangisan bayi di ruangan ini. Minji menoleh, melihat ibunya tersenyum di tengah-tengah tangis. Wanita paruh baya itu mendekatinya kemudian memeluknya. Minji merasakan wanita itu mengusap-usap rambutnya pelan.

“Bagaimana rasanya? Kau tahu kan betapa bahagianya setelah mengetahui ia lahir dengan keadaan normal?”

“Bayi anda laki-laki. Kami akan membersihkannya terlebih dahulu, setelah itu anda bisa melihatnya di ruangan. Beristirahatlah.” Ujar Dokter.

Minji berjalan dengan tidak sabar, hendak melihat malaikat kecilnya. Akhirnya ia masuk ke ruangan ini, melihat makhluk kecil, sangat kecil, kedua pipinya memerah dan ia sedang tertidur. Rambutnya cukup lebat, dan Minji meneteskan air matanya saat menyadari jika anak ini benar-benar mirip dengan seseorang.

Minji menyentuhkan jari telunjuknya pada pipi makhluk ini, mengusapnya perlahan. Halus sekali, dan ia tahu kulit ini masih sangat rapuh. Yeoja ini kembali tersenyum, dan air mata tak bisa berhenti mengalir dari kedua sudut matanya. Tak ada satupun dari bayi ini yang mirip dengannya, kecuali rambutnya yang lebat dan hitam. Semuanya, mata, hidung, bahkan bibir, semuanya mirip dengan ayahnya.

“Kyu..” Minji menangis, menyebut nama namja itu dengan suara bergetar.

Minji menahan pedih dalam hatinya, ia bertekad akan membesarkan anak ini sendirian. Ia akan bertahan hidup demi membahagiakan anak ini. Ia tidak mau siapapun menyakiti malaikat kecilnya, bahkan seekor nyamuk sekalipun. Minji bertekad untuk menjadi wanita yang kuat demi anak ini. Ia harus bisa menjadi ibu sekaligus ayah bagi anak ini.

***

Minji sangat kaget, ia mendapati ibunya tengah menangis tersedu-sedu sambil duduk di lantai. Yeoja ini melempar begitu saja belanjaan yang dibawanya, memeluk ibunya. Tubuh wanita itu bergetar hebat.

“Mereka membawanya.. mereka membawanya pergi.. maafkan omma.. Minji ah mereka membawanya pergiiii…!!!” Nyonya Kang menangis, ia berteriak.

Minji sadar, hal yang sangat buruk baru saja terjadi. Ketakutan terbesarnya baru saja terjadi. Ia terlambat. Jika saja ia datang lebih awal, mungkin saja hal itu tidak akan terjadi.

Tubuhnya seketika melemas. Kini giliran ialah yang menangis sambil berteriak. Mereka telah mengambil malaikat kecilnya, penyemangat hidupnya yang baru berusia tiga bulan. Minji tahu, ia tak akan bisa berbuat apa-apa untuk mendapatkan anak itu kembali. Ia bukanlah apa-apa, dan ia juga belum membuatkan akta kelahiran untuk anak itu sebagai bukti.

Minji depresi. Ia stress berat karena kehilangan dua hal yang sangat dicintainya. Ia sudah merelakan kehilangan calon suaminya, ayah dari anak itu. Namun kini, mereka juga merampas anak itu. Berhari-hari, berbulan-bulan, bahkan hingga dua tahun ke depan yeoja ini hidup dalam keterpurukan, seperti orang gila yang nyaris tidak peduli lagi akan lingkungannya.

Donghae memasuki kamar Minji, berjalan perlahan. Ia melihat yeoja itu berbaring dengan tubuh menghadap ke samping, memeluk guling. Donghae membalik tubuh gadis itu, dan ia menatap wajah Minji yang kacau. Air mata membasahi bantal yang dipeluknya.

Donghae membangunkan gadis itu, memintanya untuk duduk. Ia menatap dalam wajah yeoja yang selama ini sudah tidak pernah lagi dilihatnya menangis.

“Apa yang terjadi? Ceritakan padaku. Kurasa tidak benar seperti kata ibumu, jika kau tidak enak badan hingga seperti ini.” ujar Donghae pelan.

Minji menatap Donghae, ia kembali menangis dan menenggelamkan wajahnya di dada namja itu. Donghae tahu, ada yang tidak beres pada gadis ini. Keadaan inilah yang dulu dilihatnya ketika pertama kali mengenal gadis ini.

“Dia kembali.. dia kembali.. apa yang harus kulakukan?” Minji terisak dalam. Donghae tahu apa yang dimaksudkan gadis ini.

“Minji ah, tenangkanlah dirimu. Menangislah sampai kau puas. Aku akan menemanimu di sini.” Ujar Donghae. Ia memeluk gadis itu, dan air mata gadis itu membasahi kemeja yang dipakainya. Tak ada suara lagi di kamar itu selain suara tangisan Minji.

————————————–

Donghae memegang hangat tangan gadis di sebelahnya. Hari ini ia mengajak Minji untuk menghadiri pesta ulang tahun Siwon, sekaligus peresmian usaha restoran yang baru saja dibukanya. Minji tampil dengan dress hitam sederhana dengan aksen pita merah di bagian pinggang. Donghae juga tampil dengan busana berarna senada, hanya saja ia mengenakan kemeja putih sebagai dalamannya. Siwon nampak sangat tampan dan gagah malam ini meskipun tanpa ditemani oleh seorang gadis di sisinya. Ia mengundang cukup banya kolega dan kenalannya kali ini.

“Chagi, ayo kita ke sana. Aku akan mengenalkanmu pada rekan-rekan kerjaku yang baru.” Donghae tersenyum. Mereka berjalan beriringan, menuju kerumunan yang dicari Donghae. Nampak Siwon, Yesung, dan juga Jungsoo, salah satu pebisnis handal yang sangat dihormati Siwon. Jungsoo ditemani oleh istrinya, Kang Sora.

“Inikah calon istrimu? Hahhaha Donghae ssi, kau benar-benar beruntung. Yeoja yang manis dan cantik.” Puji Yesung.

“Gamsahamnida..” Minji tersenyum.

Tak berapa lama, seseorang muncul di tengah-tengah mereka.

“Kyuhyun ssi! Kau nyaris terlambat. Untung saja acara belum kumulai.” Ujar Siwon.

Minji menegang. Kyuhyun. Cho Kyuhyun. Ia kembali bertemu namja ini dalam jarak kurang dari seminggu. Kyuhyun pun terpaku, menatap Minji. Yeoja ini begitu cantik di matanya, namun Kyuhyun sangat kaget setelah menyadari jika sedari tadi tangan yeoja itu tak pernah kepas dari genggaman Donghae. Namja yang baru datang ini melihat ke arah dua orang ini secara bergantian.

Mata mereka bertemu. Kyuhyun akhirnya menatap Minji dalam. Minji sempat menatap mata Kyuhyun, namun ia tahu itu sama sekali tidak baik untuk keadaannya saat ini. Ia segera mengalihkan pandangan dan menguatkan genggaman tangannya pada Donghae.

“Kyuhyun ssi, mana istrimu? Sangat disayangkan jika kau tidak mengajak pasanganmu di saat-saat seperti ini. Lihatlah Donghae, ia membawa calon istrinya.” Goda Siwon.

Kyuhyun tercekat. Calon istri? Jadi apa yang dipikirkannya sedari tadi adalah benar. Minji adalah kekasih Donghae. Ia bahkan melihat sebuah cincin melingkar di jari manis kiri gadis itu. Mungkin mereka sudah bertunangan dan menjalani hubungan yang serius.

“Kenalkan, ini kekasihku. Kang Minji.” Donghae tersenyum, dan ia melihat kedua orang ini berjabat tangan dengan kaku. Donghae tersenyum menatap Minji, ia melihat wajah gadis itu pucat pasi.

“Chagiya.. gwaenchana? Apa kau sakit?” Tanya Donghae. Minji menggeleng.

“Aniyo.. aku hanya ingin ke toilet sebentar.” Minji permisi.

—————————————

KYUHYUN POV

Sudah hampir tiga jam aku menunggu, namun ia belum juga keluar dari tempat ini. Aku tahu jika aku masuk ke dalam, ia pasti akan mengusirku lagi. Tak ada cara lain selain ini. Aku sudah menghubunginya setiap hari lewat nomor yang tertera pada kartu nama itu, namun ia sama sekali tak menjawab panggilanku dan tak membalas satupun pesanku.

Aku tak bisa berhenti memikirkannya semenjak pertemuan di butik beberapa waktu lalu. Aku sangat merindukannya, namun ia sangat susah untuk kujangkau. Ia semakin cantik, hanya saja ia banyak berubah. Kurasa apa yang dialaminya selama ini telah merubahnya mejadi wanita yang pendiam dan tertutup. Itu semua salahku. Akulah yang menghancurkan hidupnya, akulah yang seharusnya bertanggungjawab atas semuanya.

Hatiku semakin tidak bisa berkompromi dengan pikiranku ketika mengetahui kenyataan jika saat ini ia sudah menjadi milik orang lain. Aku tidak mungkin membiarkannya menikah dengan namja lain. Aku harus mendapatkannya kembali. Minji hanya untukku, dan itu tidak akan berubah sampai kapanpun. Aku akan berusaha untuk mendapatkannya kembali. Aku tahu ini akan sangat sulit, karena pasti di matanya aku tak lebih dari seorang pecundang atau pengecut yang hanya berserah pada nasib. Aku baru menyadari bagaimana sakitnya, dan bagaimana rasanya menyesal.

Itu dia! Dia keluar dari dalam dan bersiap hendak masuk ke mobilnya. Aku segera turun dan mencegahnya, dan Minji benar-benar kaget dengan kemunculanku yang secara tiba-tiba. Seperti biasa, aku melihat ketakutan dan kemarahan di wajahnya setiap kali ia melihatku.

“Kumohon, sekali ini ikutlah denganku. Aku ingin bicara..” aku meminta padanya.

“Kau tahu saat ini aku sudah memiliki seorang tunangan, dan ia sedang menungguku.” Ujarnya dingin tanpa menatapku.

“Baiklah. Aku mengerti. Tapi tidakkah kau merindukannya? Aku ingin sekali mempertemukanmu dengan seseorang. Ia sudah bisa bicara dan berjalan. Kau tidak mau melihatnya?”

Minji seketika menatapku. Wajahnya melunak, dan kurasa ia tak mungkin akan menolakku kali ini. Aku merasa lega dan sedikit beruntung anak itu bersamaku. Mungkin dengan itu aku akan bisa mendapatkan hati gadis ini kembali.

——————————————

MINJI POV

Aku tidak tahu lagi harus melakukan apa. Aku hanya bisa menatap anak ini tanpa berani menyentuhnya. Ia sedang makan, didampingi ayah kandungnya, dan juga aku di sebelahnya. Ia sudah bisa makan sendiri meskipun hanya potongan ayam. Aku tak tahan untuk menyentuh kulitnya lagi, sama seperti dulu saat kulitnya masih sangat rapuh.

Ia benar-benar mirip dengan Kyuhyun. Bahkan ekspresinya ketika makan juga sangat mirip dengan Kyuhyun. Mereka memiliki mata yang sama-sama bening, sama-sama memiliki kulit yang cerah dan bersih, dan sama-sama memiliki bibir yang indah. Hanya rambutnya saja yang lebat sepertiku, namun tetap bergelombang dan agak ikal seperti ayahnya.

“Minji ah, maukah kau membantuku merawatnya?” ujar Kyuhyun tiba-tiba.

Aku tak menjawab pertanyaannya. Aku berusaha untuk tidak mendengar apapun, seolah aku tak mendengar apa yang baru saja dikatakannya. Kubersihkan bibir anak ini yang belepotan dengan tisu, membantunya minum, dan membawanya ke atas pangkuanku. Akhirnya, aku bisa menggendongnya setelah sekian lama.

Ya Tuhan, hatiku menghangat. Akulah ibu kandung dari anak ini, namun ia terlanjur mengenal orang lain sebagai ibunya. Dengan memeluknya seperti ini aku seolah lupa dengan kemarahanku pada ayahnya, seolah aku tak punya masalah apapun sebelumnya. Aku mencium kepala anak ini, membaui rambutnya. Akhirnya setelah hampir tiga tahun, aku bisa memeluknya lagi.

“Kyungsoo, beri salam pada omma. Dia ommamu..” Kyuhyun tersenyum dan bicara pada anak ini. Namanya Kyungsoo? Cho Kyungsoo pastinya. Nama yang bagus.

Aku tidak bisa membayangkan Kyuhyun hidup merawat anak ini berdua dengan yeoja lain yang bukan ibu kandung Kyungsoo. Aku merasa sangat sakit membayangkan itu semua. Seharusnya akulah yang merawat anak ini, membesarkannya, dan memeluknya seperti saat ini.

“Kyungsoo tidak betah dengan orang baru, tapi ia betah denganmu. Kau lihat? Ia pasti tahu kau ibu kandungnya. Ia merasa nyaman saat kau peluk.” Ujar Kyuhyun.

Hatiku semakin sakit. Kenyataan saat ini berbeda. Kyuhyun berkata seolah-olah ia tidak memiliki seorang istri. Bagaimanapun juga, sejak kecil anak ini dibesarkan oleh sosok ibu yang dikenalnya, dan itu bukan aku. Itu tidak akan merubah apapun.

“Minji ah, maukah kau kembali padaku? Kita merawat dan membesarkan anak itu bersama-sama..” Kyuhyun menyentuh tanganku. Aku menatapnya lekat. Aku melihat kelelahan dan penantian di matanya. Tapi seberapa lelah jika dibandingkan dengan penantianku dulu? Sembilan bulan yang penuh perjuangan.

Aku tahu, ini semua tidak sepenuhnya kesalahan Kyuhyun. Tapi yang kusesalkan dan tak bisa kumaafkan, mengapa Kyuhyun tega meninggalkanku? Ia berjanji akan menikahiku ketika mengetahui anak ini tumbuh dalam perutku. Namun karena keluarganya yang tidak akan pernah menyukai gadis biasa sepertiku, mereka meminta Kyuhyun untuk pergi ke luar negeri dan meninggalkanku. Seharusnya, Kyuhyun menolaknya. Seharusnya, Kyuhyun menentang hal itu. Namun karena ketika itu ibu kandungnya sakit parah dan meminta hal itu pada Kyuhyun, ia terpaksa menyetujuinya. Ia meninggalkanku, aku mengandung anak itu selama sembilan bulan kurang dan melahirkan tanpa ditemani seseorang yang berstatus suamiku. Dan aku makin sakit hati ketika mengetahui keluarga Kyuhyun merampas begitu saja anakku saat mengetahui anak itu laki-laki. Setelah itu, Kyuhyun tak pernah menghubungiku lagi, ia seolah lepas tanggung jawab dan aku merasa seperti hanya kenangan lalu dalam hidupnya. Hidupku berjalan sangat berat dan lambat, butuh waktu dan pengorbanan untuk mengembalikan semuanya seperti semula.

“Aku tidak bisa.” jawabku tegas tanpa melihatnya.

“Apa yang kau pikirkan? Inilah yang seharusnya kita jalani. Kau, aku, dan anak kita.” Kyuhyun kembali berujar.

“Aku sudah memiliki Donghae.”

“Tapi kalian belum menikah. Tidak bisakah kau melupakannya demi anak ini?”

“Kau sungguh egois. Lalu kau juga tidak memikirkan perasaan istrimu?” aku sedikit berteriak, dan ujung-ujungnya terisak. Kesal. Marah. Benci. Semudah itukah baginya?

Kyuhyun terdiam mendengar ucapanku. Aku menurunkan anak ini dari pangkuanku, lalu bersiap bangkit dan pergi.

“Chakkaman. Kita masih bisa bertemu lagi bukan? Aku ingin anak ini merasakan kasih sayang kedua orangtuanya seperti hari ini.”

Aku diam, menatap mata Kyuhyun. Aku benci sekali pada namja ini. Aku sangat membencinya.

————————————–

AUTHOR POV

Minji meletakkan kedua tangannya di atas perut, mengusapnya perlahan. Ia memandang namja di sebelahnya yang tengah asik membuat laporan. Wajahnya begitu serius. Minji tahu, ia tidak akan bisa mengusik keseriusan namja ini, untuk itulah ia menunggu dengan sabar di sebelahnya.

“Kau mau kemana?” Kyuhyun bertanya ketika menyadari gadis ini beranjak dari duduknya.

“Aku akan keluar sebentar. Aku tidak mau mengganggumu di sini.” Minji tersenyum.

“Sebentar lagi. Setelah ini kita keluar mencari makan. Jangan kemana-mana.” perintah Kyuhyun.

Minji menurut perkataan kekasihnya, menunggu dengan sabar. Namja ini menepati omongannya, ia segera menghampiri gadisnya setelah selesai.

“Kyu, kapan kau akan mengatakan ini pada keluargamu?” Minji bertanya cemas.

Kyuhyun mengusap rambut gadis ini, ia tersenyum tipis, menarik sudut bibirnya.

“Bersabarlah. Kita pasti akan menikah. Kita akan menikah sebelum perutmu membesar. Bisakah kau menunggu sebentar lagi? Ommaku sedang sakit.”

Minji hanya menatap Kyuhyun, ia tak berkata apapun. Dalam hati ia merasa sedikit tidak nyaman. Ada sesuatu yang mengganjal, membuatnya takut. Ia tahu betul orangtua Kyuhyun tidak menyetujui hubungan mereka, terlebih ibu kandung Kyuhyun.

“Mengapa wajahmu seperti itu? Kau percaya padaku kan?” Kyuhyun menarik dagu gadisnya, mencium perlahan bibir yang selalu manis dirasakannya. Minji memejamkan matanya. Ia hanya tahu jika cinta yang dirasakannya terlalu indah dan membuatnya selalu melayang. Namja ini telah merebut seluruh hatinya.

“Kau sudah berjanji padaku.” Ujar Minji di sela-sela ciuman mereka.

Kyuhyun meletakkan tangannya di atas perut gadis ini.

“Ia juga pasti mendengarnya. Kau jangan khawatir.” Kyuhyun berkata pasti.

**

“Ayo kita menikah..”

Donghae terkejut, menghentikan makannya sejenak. Ia menatap gadis dihadapannya. Sangat jarang Minji berbicara blak-blakan seperti ini.

“Kita pasti akan menikah,, apa yang kau katakan?” Tanya Donghae.

“Kita menikah secepatnya. Aku tidak mau menunggu lagi..”

Donghae menangkap nada serius dari ucapan gadis ini. Ia meminum air putih di gelasnya dan menatap Minji yang masih memegang sendok juga garpunya.

“Apa kau sudah siap? Menikah adalah keputusan besar. Menikah berarti kau menyerahkan dan mempercayakan kebahagiaanmu pada seseorang.”

“Apa kau pikir aku tidak percaya padamu? Aku mencintaimu. Kau sudah membuatku bahagia selama ini.” sergah Minji.

“Bukan begitu. Aku tahu, kau mencintaiku. Tapi ada hal lain yang harus kita capai selain cinta.” Ujar Donghae.

“Apalagi? Kau mau ramalan ahli nujum itu menjadi kenyataan?” Minji berkata tidak sabar.

Chemistry. Aku butuh chemistry dalam hubungan kita. Yang dimaksudkan peramal itu adalah chemistry. Aku belum menemukan itu dalam hubungan kita.” Ujar Donghae.

Minji menghentikan makanannya. Ia meminum air di gelasnya kemudian beranjak ke mobil meninggalkan Donghae. Namja ini mengikutinya setelah membayar, dan Donghae sangat kaget saat mendapati Minji menangis di dalam mobil. Donghae ikut masuk, duduk di sebelah gadis ini. ia merapikan rambut Minji yang sedikit berantakan.

“Uljima..” bisik Donghae.

Ia tahu sesuatu terjadi pada gadis ini beberapa hari terakhir. Minji kembali sering melamun, dan terkadang ia tidak fokus ketika diajak berbicara. Tak hanya dirinya yang merasakan itu, namun ibunya, Minrin, dan beberapa pramuniaga butik yang sempat ditanyai Donghae juga mengatakan hal yang sama. Minji kembali menjadi pendiam.

“Aku takut. Aku takut menghadapi kenyataan..” Minji bergumam sambil menatap ke luar kaca. Ia tak mempedulikan Donghae yang tengah melihat khawatir ke arahnya. Air mata gadis ini kembali mengalir melalui sudut matanya. Donghae bisa mendengar isakan gadis ini.

“Kau tahu? Namja yang telah merubah hidupku ada di sini. Ia kembali dan berada di sekitarku.” Isak Minji.

Donghae mengernyitkan alisnya. Ia tahu ini adalah sebuah ancaman.

“Nuguya?”

“Cho Kyuhyun…” Minji menangis lagi setelah mengatakan itu. Donghae diam, tak bisa menjawab apapun. Yang ia tahu pasti adalah ia akan segera meminta gadis ini untuk bercerita lebih lanjut setelah ini.

——————————————–

“Aku ingin kita bercerai..”

Wanita yang tadinya terlihat antusias itu seketika merubah ekspresinya. Ia tidak menyangka hal inilah yang akan dikatakan Kyuhyun padanya. Awalnya ia menyangka Kyuhyun ingin menyampaikan hal lain yang akan membuatnya bahagia.

“Wae? Aku butuh penjelasan..” yeoja ini bertanya dengan nada kacau. Ia meremas tangannya sendiri.

“Qian, alasannya sudah jelas. Kau tahu pasti aku tidak pernah mencintaimu. Bahkan aku tidak pernah menyentuhmu selama ini. Aku sudah berjuang dan mencoba semuanya dalam kurun waktu dua tahun ini, namun ternyata aku tidak bisa.” Kyuhyun berkata pelan.

“Kyu..”

“Aku bertemu kembali dengannya. Tuhan mempertemukanku lagi dengannya, ibu kandung Kyungsoo. Qian, kumohon mengertilah. Hanya gadis itu yang kuinginkan,, hanya dialah satu-satunya wanita yang kucintai. Bisakah kau bekerjasama kali ini denganku?”

“Tapi aku mencintaimu..” gumam yeoja ini. Ia takut sekali akan kehilangan Kyuhyun. Ia tahu Kyuhyun menikahinya hanya demi memenuhi permintaan ommanya.

“Qian,, kumohon. Aku sangat menderita seperti ini.” Kyuhyun berlutut, menundukkan kepalanya pada kaki wanita yang selama dua tahun ini menemani hidupnya meskipun tak pernah disadarinya.

Wanita ini menangis, ia hanya menatap Kyuhyun yang berlutut di hadapannya. Selama ini ia sudah cukup sering mengalah, dan kali ini Qian ingin sekali egois terhadap Kyuhyun. Rasa cintanya pada namja ini begitu besar, ia bahkan bisa menerima dan merawat Kyungsoo yang notabene bukan anak kandungnya. Namun melihat Kyuhyun berlutut dan memohon seperti ini di hadapannya, membuat wanita ini sakit. Ia menahan air matanya, kedua tangannya menyentuh kepala Kyuhyun.

————————————————

Kyuhyun tertegun, ia seakan kehilangan setengah nyawanya ketika menerima sebuah undangan dari Donghae. Undangan pernikahan. Di sana tertulis nama Lee Donghae dan Kang Minji. Nama yeoja itu, yeoja yang seharusnya menjadi miliknya, bukan milik Donghae.

“Wah! Chukkae! Akhirnya undangan ini aku terima!” Siwon menepuk-nepuk punggung Donghae. Namja itu hanya tersenyum, ia menatap Kyuhyun yang sedang memandangi benda itu di tangannya.

“Kalian harus datang. Kyuhyun ssi, ajaklah istrimu. Jangan sampai kalian tidak datang.” Donghae tersenyum.

Kyuhyun masih terdiam. Minggu depan. Pernikahan ini minggu depan. Itu berarti waktu yang dimilikinya tidak lama lagi.

“Donghae ssi, bisakah kita bicara hanya berdua?” ujar Kyuhyun akhirnya.

———————————————

Donghae menatap Kyuhyun di depannya. Ia mencoba untuk santai, meskipun ia sudah tahu apa yang akan dikatakan Kyuhyun padanya. Namun namja ini tetap diam, ia menunggu Kyuhyun yang berkata terlebih dahulu.

“Apakah Minji pernah memberitahumu sesuatu?” Tanya Kyuhyun akhirnya.

“Tentu saja. Aku tahu semuanya. Tak ada yang ia rahasiakan dariku, termasuk masa lalu kalian.” Jawab Donghae tenang.

Kyuhyun menatap Donghae. Kedua mata namja ini bertemu, saling menatap tajam.

“Lalu mengapa kau tetap melanjutkan keputusan ini?” Tanya Kyuhyun.

“Maafkan aku. Ia yang memintaku untuk mempercepat ini semua. Aku tidak pernah memaksanya. Aku sudah menanyakan hal ini berulang-ulang padanya, dan jawabannya tetap sama.”

“Aku masih menginginkannya. Anak kami juga membutuhkannya.” Kyuhyun berkata jujur, ada semacam permintaan di dalamnya, mungkin agar Donghae merubah keputusannya. Ia tahu Donghae adalah orang baik meskipun ia belum lama mengenal orang ini.

“Aku tahu. Ini juga sulit baginya. Ia juga memikirkan anak itu. Kau tidak tahu bukan betapa hancur hidupnya saat anak itu direnggut paksa dari tangannya? Aku tidak percaya Minji bisa pulih lagi dengan cepat. Ia depresi.”

“Ne, itu semua kesalahanku.”

“Ne, dan aku benar-benar meminta maaf dalam hal ini. Aku juga mencintainya.”

———————————————

Kyuhyun menatap yeoja di sebelahnya. Minji tengah asik memangku Kyungsoo. Mereka sedang berada di taman kota, sengaja bertemu di tempat ini agar Kyungsoo juga bisa bermain. Suasana di sekitar nampak sepi, mungkin karena hari masih siang. Biasanya tempat ini akan sangat ramai di sore hari.

“Lalu apa keputusanmu?” Kyuhyun bertanya sekali lagi.

“Kau bertanya lagi? Keputusanku tidak berubah..” Ujar Minji tanpa melihat Kyuhyun.

“Minji ah, lihatlah Kyungsoo..” Kyuhyun memelas.

“Kau terlambat. Jika saja kau kembali dua tahun yang lalu, mungkin saja ini akan mengobati lukaku. Aku sangat berharap dan menunggu kau akan mengobati luka yang kau buat, namun Tuhan mengirimkan penawar lain bagiku.” Minji menatap Kyuhyun.

“Belum terlambat. Selama pernikahan itu belum terjadi..”

“Kau sendiri sudah menikah. Mengapa kau begitu egois? Kau bilang pikirkan Kyungsoo? Aku bahkan selalu memikirkannya selama ini.”

Kyuhyun diam.

“Aku mencintai Donghae. Dan aku minta maaf,aku sudah mengubur semua yang pernah kumiliki untukmu.”

“Sedikitpun.. tak tersisa?”

“Ne. Luka yang kau tinggalkan terlalu dalam. Penghinaan yang kuterima terlalu menyakitkan.” Minji berkata pasti. Ia menatap mata Kyuhyun. Namja itu diam, mungkin merasa bersalah.

“Kyu, aku bukan lagi Minji yang dulu. Aku sudah berubah. Jadi.. lupakan aku.”

Hati Kyuhyun seakan ditusuk ribuan jarum ketika yeoja yang sangat diharapkannya kini mengucapkan hal itu padanya.

“Mianhae, jeongmal mianhae. Kumohon maafkan aku..” Kyuhyun memegang tangan Minji. Ia tak tahu lagi harus melakukan apa agar Minji kembali padanya. Gadis ini begitu keras. Ia tak lagi gadis penurut yang dikenalnya di masa lalu.

“Karena sebuah alasan, aku sudah memaafkanmu. Aku memaafkanmu karena anak ini.”

“Kau tahu anak ini pasti akan membutuhkanmu. Bagaimana dengannya? Kumohon, pikirkan sekali lagi.”

“Aku sudah mengambil keputusan, kau bisa membawanya. Ia sudah mengenal istrimu sebagai ibu kandungnya. Aku sudah merelakan itu, Kyu.”

“Tapi kau ibu kandungnya.”

“Ne, aku tahu. Jangan menjadikan Kyungsoo sebagai alasan ketakutanmu. Ia anak kandung kita. Kau ayahnya, dan aku ibunya. Itu tidak akan pernah berubah sampai kapanpun. Aku tidak akan menghapus atau melupakan ikatan itu. Mungkin Kyungsoo akan mengingatkanku jika aku pernah mengenalmu dalam hidupku.”

“Dan aku tidak mau menyakiti hati lebih banyak orang lagi dengan mengikuti kemauanmu kali ini. Ibuku, Donghae, dan juga istrimu. Lihatlah paling tidak istrimu.” Minji melanjutkan. Kali ini ia benar-benar menumpahkan isi hatinya.

Kyuhyun terdiam. Emosinya meluap, namun semua itu tertahan di matanya. Matanya sangat perih. Ucapan Minji bagaikan vonis mati baginya. Ia menyesal sangat dalam, seharusnya ia mengambil keputusan yang berbeda saat itu. Hati gadis ini benar-benar sudah tertutup untuknya. Tak ada lagi celah baginya untuk masuk ke dalamnya.

“Bolehkah aku memelukmu? Untuk terakhir kalinya..” Kyuhyun berkata pasrah.

Minji hanya diam saat namja itu memeluknya. Dalam hati gadis ini menangis. Ia memang telah kehilangan perasaannya terhadap Kyuhyun. Namun ia masih sangat menyayangi anak ini. ia baru saja bertemu anak ini kembali. Sulit baginya untuk percaya jika ia telah memiliki anak sebesar ini.

“Nan meomunda.. saranghae..” bisik Kyuhyun.

Minji sedikit melunak mendengar itu. Perlahan ia membalas pelukan Kyuhyun. Ia tahu ia tidak akan menyesali keputusan yang diambilnya.

Covering my ears to listen to you
Shutting my eyes to imagine you
You have slowly become blurred, you have slowly left me
In the unstoppable memories

I stop.. I stop…
The memories of having once loved, control me so easily
Once again, One more time
How can it end like this I cannot believe
Those countless promises, what to do, what to do

Not breathing to feel you
Clutching both fists together to touch you
You have slowly become blurred, you have slowly left me
In the unstoppable memories

-Day Dream, Superjunior-

———————————–

Minji berjalan perlahan, memasuki gereja dan merasakan semua mata menatap ke arahnya sambil tersenyum. Gadis ini berusaha tenang, ia tidak ingin menatap satu-persatu wajah mereka yang hadir karena itu hanya akan membuatnya semakin gugup. Ia memilih untuk fokus ke depan, di mana Donghae tengah menantinya dengan senyuman segarisnya yang selalu meneduhkan hati gadis ini beberapa tahun terakhir.

Minji menyambut uluran tangan Donghae, namja yang beberapa menit lagi akan menjadi suaminya. Gadis ini menarik nafas panjang ketika akhirnya ia sudah bersebelahan dengan namja ini, dan pastur akan membimbing mereka memasuki kehidupan baru sebagai pasangan hidup.

**

Pasangan baru ini tersenyum, mereka menuruni tangga gereja dengan diikuti oleh kerabat dan teman-teman yang hadir. Donghae tak melepaskan sedikitpun genggaman tangannya pada gadis ini, dan mereka melemparkan senyuman pada semuanya sebagai ucapan terima kasih karena telah bersedia menjadi saksi hari ini.

Pandangan Minji terhenti, ia melihat seorang namja sedang menggendong seorang anak kecil yang tengah menatapnya, dan ia melihat senyuman tipis yang dipaksakan pada wajah namja itu. Anak kecil itu menatap wanita yang tengah berhenti di depannya, matanya yang besar menatap wanita itu seakan ini bukanlah hal yang biasa dilihatnya.

“Minji ah, chukkahamnida.. semoga kau bahagia..” ucap Kyuhyun.

“Gamsahamnida.” Minji menundukkan kepalanya, kemudian ia tersenyum menatap wajah polos dan bening anak kecil yang masih menatapnya.

Yeoja ini kembali berjalan ditemani suaminya, hendak masuk ke dalam mobil yang tengah menanti mereka. Minji masuk, dan Donghae duduk di sebelahnya, menemaninya, tak melepaskan genggamannya. Mereka menoleh ke luar kaca, melambaikan tangan pada semuanya. Mata yeoja ini kembali terfokus pada anak kecil itu. Ia sempat melihat Kyuhyun sejenak, namun ia tak ingin menatap mata namja itu berlama-lama.

“Omma menyayangimu. Kau adalah anak omma, sampai kapanpun. Kita memiliki ikatan, dan itu tidak akan pernah dipisahkan oleh apapun.” Minji bergumam dalam hati. Ia mencoba menarik nafas untuk mengimbangi sedikit rasa haru yang dirasakannya. Ia tidak boleh menangis tentunya. Ini adalah hari bahagianya.

“Kau bisa membawa Kyungsoo tinggal dengan kita kapanpun kau mau..” tiba-tiba Donghae mengatakan sesuatu saat yeoja ini masih tenggelam dalam pikirannya sendiri.

“Apa yang kau katakan? Aku tidak mengerti..” Minji menatap mata Donghae.

“Anak itu sudah punya dua ibu, dan ia juga akan punya dua ayah.” Donghae tersenyum.

Minji terharu, menatap mata namja ini. Donghae benar-benar tulus mencintainya. Ia mempererat genggaman tangannya pada Donghae.

“Jeongmal gomawo~ kau sudah mau menerimaku apa adanya. Aku benar-benar tidak menyesal dengan keputusan yang telah kuambil.” Ujar Minji. Donghae kembali mencium kening yeoja ini, yeoja yang akhirnya kini menjadi istrinya.

END-

 

 

Maaf endingnya kurang memuaskan yaaa..

Mohon komen kalian,,

Buat Yoora maaf Donghaenya tak pinjem bentar ya,, nih tak balikin lagi..

Belum diapa-apain kok kkkk

Soalnya kalo sama cast lain kurang dapet feel pas ngetiknya hhe xD

Cho Kyuhyun, I love you forever pokoknya.. ^^

Yeee!! Sexy, free and single!! *gapen*

ThanKYU for reading yaaaaaa

71 thoughts on “[Oneshoot] For a Reason

  1. YAAAAAAAAAAA..
    FF MACAM APA INIIIIII???

    TT____TT

    onnie-yaaaaaa…hikseu
    tapi setuju sih sama keputusannya minji..
    Kyu, stop being too selfish laaaaa..

    awalnya ngira kalo ujungnya bakalan kembali ke kyuhyun n nyakitin dongek..
    kalo itu terjadi, dina siap2 cekek onnie..kasian dongeknya kalo ky gitu.

    aiiitt..DO debuut..nyahahaha
    yah yg penting semua bahagia pada akhirnya, kecuali kyuhyun yg pastinya masih ngerasa miris..
    hohohohoho..

    Suka

    • haha DO debutnya ga dsini diin,, debut officialnya nanti aja kkk
      iya donk ceritanya bakalan aneh kalo Minji balik sm kyu lg hehe

      Suka

  2. sad ending ni….
    Setidak’a Kyungsoo tp slh Kyu jga sih…
    Sumpah ni crta bikin mewek *mana lg dkostan teman jd diketawain*…
    Sequel’a deh pokok’a Kyu harus b’satu ma Minji…

    Suka

  3. minji-ssi dirimu mengecewakan dengan endingnya….

    aaaah sumpah gg mau endingnya begitu…

    please ff kyuminji story dong…

    mian banyak maunya *plak

    Suka

    • I’m so sorry for this time >__<
      Day dream itu lagu farewell aku ga mgkin bikin mreka nyatu,,

      buat Kyuminji story very very soon xD
      just wait yooo

      Suka

  4. Huaaaaaaaaaaa.. aqu kira endingNa bakal ama kyukyu, pas d gereja hae nyerahin minji k kyu *ngarang bebas xD

    *nyanyi buat minji*
    qu hamil duluan telat 3 bln krn pacaran gelap2an wakakakkk~

    kesian bgt liat kyu tp tekat minji salut bgt daah! sekali2 minji ama hae hepiendang boleh jg *d gampar*

    kyungsoooooDO……….
    sini maen ama tante
    xD XD
    kerenlah nie ff thor d luar pikiran qu endNa LIKE this yoooo :))

    Suka

  5. hhhh~~~
    Cho Kyungsooo sebenarnya aku fifty2 sama kamu. antara kasian ibu kandungmu g mau kembali lagi sama appa dan memilih namja lain dan juga antara iri sama dia punya dua ibu dan dua ayah.
    cho kyungsoo~~~ nanti sama tante hanwoo saja ya.

    onnieee kenapa onnie giniin ayank ohaeku lagi >.<
    awas g dibahagiain ayank ohaeku. aduuuhh cho yoora baca kayak gini gmn ya?? Jleb moment pastinya.

    Sudah seharusnya Kyuhyun tdk boleh egois lagi. dia harus bersama Qian. Kasian Qian kalo sampe kyu kembali sama minji. Donghae juga kasian kalo minji balik sama kyu. miris bgt ff ini. Donghae baik bgt. masa iya ada cowok kayak gitu? eunhyukpun g bakalan kayak gitu #tendangeunhyukkedalamhatiku. greats job unn^^

    Suka

    • iya emang ada cowok kaya gtu lan,,
      di FF ini dah km nemu cowok kaya gitu /hugsohae/

      hehe km iri sm anak kecil,, nasibnya untung punya dua pasang ortu yg unyu2 :3

      Suka

  6. . . . . . . . . . . . . . .
    . . . . . . . . . . . . . .
    . . . . . . . . . . . . . .

    terus aku mesti gimana ee baca ff ini? 😦
    tak kira bakal balik lagi sama kyu trus nyakitin qian sm hae 😦
    sedih 😦
    jleb moment 😦
    yobo 😦
    senyum segaris 😦
    lengan kekar 😦
    parfum maskukin yg menguar 😦
    author 😦
    jeleeeekkk!! aku nyebak !! tanggung jawab !! 😦

    ah otohke ? Nan meomunda nam meomunda ahjumma nakal *stressss*

    Aduh !! Aku sukaa bgt onn !!!! Endingnyaa gak ketebak !! Walopun aku sakit hati bacanyaa 😦
    Ahh semuanyaa butuh perjuangan minji , hae , qian , dan walopun gak sepenuhnya salah kyuhyun tapi tapi ah kakaak uyun jangan egois lagi laaah~
    Dan semi waktu yang bergulir disampingkuu~~
    Aku pengen cipok minjinyaa !!!! Keputusan yang tepat !!!!!!
    Hae dapet apa yang seharusnya jadi miliknyaa …
    Euhm neomu neomu johaaaa~ walopun bukan yoora *tebekibe*

    YAAAA!!! Ah puasss .. Ah yobooo …
    Neh kan onniee ,, isiin apa yoora jadi ahli nujum ituu , ato pramuniaga dah , ato pacarnya yecung juga boleh huaaaaa
    Ah pokoknyaa aku suka ff iniiiiiiiii !!! Happy ending dan tidak menyakiti byk pihak …
    *cipokkyuhyun*

    Suka

    • Onnie…
      Komen macam apa iniiiii…
      😦

      Huweeeee..
      Udah myebak gr2 epepnya..
      Konen onnie jugak blengcyekidaaaaaa..
      T___T
      Tp malah ngakak juga akhirnya..
      Lolololol

      Suka

    • haha jleb moment~
      onni tak menyangka komenmu begini..
      maaf yoo donghaenya tak pinjem,,
      tp akan tak jaga dan tak perlakukan dg baik :)))))

      Suka

  7. aahhh eonni..bagus bgt ceritanya..sukkaaa..real bgt,,
    tpi kenapa endingnya harus sama hae..meskipun d krnyataan pasti itu yg akn terjadii..tapii tetep mau kyu ma minji..coba d bikin longshoot ajj..pastii lebi suka bgt…uuhh eonnii mianhae jdi banyak ny
    aranin..heheh
    tapii daebak bgt,,,d tunggu oneshoot lainnya…+your guardian nya jg d tunggu 🙂

    Suka

    • Huweeeeeeee….APE NE!????? Ya ampyuuunnn…bikin Nyebak tengah malem….
      Aahhhhh…Akhirnya Yeobo tak Tersakiti di EfEf ini…biasanya selalu jd pihak terdzalimi ama KyuMinji… *piiissssss
      Woohhhh….Lengan Kekar,Celana Jeans,Kemeja dengan 2 kancing terbuka,Parfum Aroma Maskulin…*Gmana Bisa Bayanginnya,terlanjur mimisan duluan*
      MinJi….Keputusan yg Tepat!!!!! Keputusan yg tidak menyakiti banyak orang…. *aahhhh Luph You dah*
      And KyuHyun…sekali sekali jadi orang Yg Gak Egois Bolelaaahhhh *dirajam author*

      Suka

      • ah masa si onn? kyuMinji ga pernah nindas donghae kook /ngeles
        wkwkwk knp semua komentarin lengan kekar xD

        Suka

    • haha tuntutan lagu g menginspirasi FF ini say 🙂
      iyah bener di real life pasti juga bakalan kaya gini kkk
      your guardian udah tuh ^^

      Suka

  8. NASKELENGGGGG. . .!!!! WEEEE KANG MINJI, MAI DUEL. . ANTOS CANG D PERAPATAN . . !!!

    Pantes donghae ninggalin q. . trnyata kau terpuruk karena pria brengsek brnama cho kyuhyun. . tp tp, AKU YG SEKARANG TERPURUKKK. . LEE DONGHAE AING T______T

    KYU BLENGCYEKKKK. . semua mau didapetin. . gak nyesel q ptus ma kamu. . huhhh. .

    but for all comment, cuma mw blang KANG MINJI KAMFRET, BKIN GENGGES PAGI2 ITU GAK BGUS BAGI PERUT SAYA KRN SAYA LAPAR. . *lanjut jambak minji

    Suka

  9. Huaaaaaa…. Endingnya..endingnya nyesek ke sebelah kyuhyun…
    Lu egois si kyu? Noh jd begiitu kan? Keputusan minji mang tepat, ke donghae. Tp… Kenapa tetep g rela ya. Kasiann suami aku kyuhyun.. Hahhaa

    Suka

  10. ahhh… suka banget kyuhyun tersiksa kaya gitu. aku lebih setuju minji sama donghae thor. setelah uda bikin minji depresi, kyuhyun malah pengen balik sama minji. emang segampang itukah. ga punya perasaan. yah walaupun bukan sepenuhnya kesalahan kyuhyun. tapi tetep aja ga terima. kaya ga ada perjuangan buat mertahanin minji.. hhuuu.. ff yang keren thorrrr… bikin terharu nyesek nangis bombay (?) oke ini alay 😀

    Suka

  11. This is one of a thousand ff out there that I’m really fucking in LOVE!!! And a bit heart breaking to me 😭😭😭 Daebak for the author. Two thumbs up for ya. 😻

    Suka

  12. kok jadi gini…
    padahal berharap banget kyuminji akan bersatu dan sama sama merawat anaknya, tapi kok seperti ini jadinya… sedih, kecewa, patah hati bercampur semuanya… huaaaaa

    Suka

  13. huwaaa…apaan ini…kyuhyun di ff ini blo’on bgt…. egois.nya gx ketinggalan… kenapa gx nawarin minji kalo dia bakal cerai.in istrinya biar minji mau kembali…heuh… baru di ff ini q ngrasa benci ma sifat kyuhyun…

    Suka

  14. Kirain bakal sama Kyuhyun endingnyaa huhu
    Tapi yasudahlah toh Donghaenya juga baik dan sabar banget salah sendiri Kyuhyunnya jahat banget dulunyaa ckckck rasakan itu Kyu wkwk

    Suka

  15. hehe ternyata cocok juga minji haeny-haenya ..
    aq suka story ini. endingnya udah pas. gk maksain kyu-minji bersatu . sesuai dg songnya. Day dream..

    Suka

  16. Yaahhh aku kira happy endingg. Kyuhyun bisa balik lagi sama Minji ehh ternyata engga. Tapi ga papa kok, pelajaran juga buat Kyuhyun.
    Truss gimana dong kehidupan Kyuhyun selanjutnya setelah semua harapan dia hanya cuma harapan? T_T

    Suka

  17. hmm gmn ya mungkin aku termasuk reader yg objektif dlm menilai. tp jujur q lebih suka ff yg triangle tp cast utamanya bersatu dr pada menjadi 2 keluarga seperti ini. sedikit sakit di hati sih..

    Suka

  18. kalo kyu cinta sama minji seharusnya dulu dia perjuangin minji bukan nya malah nurutin ke mauaan nya orangtuan nya dan tidak bertanggung jawab atas kehamilannya minji meskipun anak nya dia yg urus
    aku setuju sama keputusan minji yg memilih menikah sama donghae

    Suka

  19. Complicated sekali,,’,,,
    Tp emang i i realistis.
    Minji jg berhak bahagia, n kyu kenapa tidak bs tegas dlm mengambil keputusan.
    Qnsuka keputusan minji yg tetep menikah m hae,,,
    Kasian jg hae kalo minji kembali kepada kyu,,,,
    Meskipun kasian jg m kyu sich,,,
    Tp hidup itu g semudah n g sll sesuai dg keinginan.
    Keren bngt saeng!!!!

    Suka

  20. setujuuuu…q lebih setuju minji sama donghae oppa..terlalu memaksakan kalo dia hidup dgn kyuhyun..apa bisa keluarga kyuhyun nrima dia lagi..kasihan Akan disini..dia sebenarnya yang palingvtersiksa

    Suka

  21. bingung mo koment apa???
    cz disini banyak salahnya….
    terlalu bnyak minji terluka…
    knp kyu ga muncul 2 thn lalu malh nikah ma qian ….. skarang minji dh menata hidup dia jadi penghalang … pke atas nama kyusoo… kemana slama ini baru nongol bang kyu….? seenaknya mau rebut minji dr hae…. emang sgampang itu….. lo enak kawin ma qian minji ga pernah ganggu elo skarang minji dh nemuin yg terbaik elo ganggu….
    terima deh tu nasib elo…..
    *nah loh gw yg esmosi nih*

    Suka

  22. mwo? yakk kenapa akhirnya seperti ini?
    hiks hiks..
    Kyumin engga bersatu hwaaaa eonnie…
    kau tega…hiks..hiks…

    kan kasian kyussonya …

    aaa jd bingung mau komen apa…
    perasaanku dibuat campur aduk..
    hiks..hiks

    Suka

  23. Emng smua itu terjadi bukan kslahan kyuhyun sihh tapi mungkin kyuhyun tdk terlalu tegas dngn Cinta nyaa… aku seneng krena minji sma donghae gak tau knp.. itu keputusan yg tepat bngt!

    Suka

  24. Sedih bgttt..
    Kenapa harus sad ending?? Kyuhyunnya juga sih kenapa dulu pengecut bgt? Akhirnya Kyuhyun cerai sama Qian nggak sih?
    Lebih kasian lagi sama Kyungsoo, masih kecil nggak tau apa2, nasibnya gitu amaatt.. Kasiaannn..
    Fighting buat next post !!!

    Suka

  25. Sad ending emang buat kyuhyun sama minji. Tapi ga mungkin juga buat mereka bersatu lagi, udh banyak luka yg minji dapet dari kyuhyun walaupun bukan salah kyuhyun sepenuhnya dan bakalan banyak yang terluka kalau minji dan kyuhyun egois untuk kembali sama2.
    Well, ga semuanya kisah berakhir manis. Kyungsoo juga ngga akan kehilangan ibu kandungnya.

    Ahh, semua ffnya bikin nagih kak u,u

    Suka

  26. huaaa sad endinggg.. kyu dan minji ga bisa bersatu.. knapa minji harus jadi istrinya donghae siiiihhh.. ga terima.ga terimaaaa. kyungsoo nya juga kasiaaaan

    Suka

  27. huhu T_T knp jadi sad ending gini ceritanya kyuhyun sihh malah ninggalin minji demi keluarganya kasian bgt udah ditinggal kyuhyun dan nambah datu lagi orang2 keluarga cho bawa kyungsoo…

    Suka

  28. menyedihkan sekali thorr huhu sedih bangett bacanya, ternyata endingnya gini, it’s okay, bagus kok keputusan minji bener heheh, fighting authorr!

    Suka

  29. Aaaaaaa…. Kenapaaaaa sad Ending??
    Sebeeel…. Kenapa pernikahan minji gak jadi aja, kdg kan mempelai prianya yg mengajukan keberatan , kyk di ff ff lain gituh…
    Sediiiih bgt kyuminji bukan couple disini … Sediiiiiiih pokoknya , smpe nangis sendiri ,

    Knpa kyknya yg ff oneshoot nya kyuminji banyak masalah siiih…

    Oke lah , gpp
    Thaanks

    Suka

  30. Yahhh kok sad ending.. rasanya nggak rela bgt mereka terpisah, apalagi kasian sama Kyungsoo, dia cuma tau Minji ibunya aja, nggak bisa bersama2 sekeluargaa
    Fighting and keep writing !!!

    Suka

Leave a Comment ...