[8] Your Guardian

Image

Author: Minji ^__^

Cast: Kang Minji – Cho Kyuhyun – Lee Brother – Choi Hyojin – Cho Yoora –  and Others Cameo •

Genre : Straight – Romance • Length: Part 8

—————————————–

AUTHOR POV

Hujan mulai turun, langit gelap gulita namun anak-anak berusia sepuluh tahunan ini belum juga mau beranjak. Mereka masih saja bermain di taman, menata makanan di atas tikar yang mereka siapkan untuk piknik. Satu tenda kecil berwarna-warni berdiri di sana, dan seorang anak laki-laki tengah berada di dalamnya.

Hujan semakin deras. Tiga orang anak laki-laki lainnya segera berlari ke dalam rumah yang jaraknya agak jauh dari taman belakang tempat mereka bermain sekarang. Seorang anak perempuan masih saja bersikeras hendak merapikan semua makanan yang ia letakkan di atas tikar.

“Minji ah, cepat!” Kyuhyun berteriak saat berlari menuju ke dalam rumah.

Anak perempuan itu mulai basah karena hujan. Ia kemudian berpikir cepat dan masuk ke dalam tenda yang mereka buat. Saat masuk ke dalamnya, ia menemukan seorang anak laki-laki tengah memegang pesawat mainan, menatapnya dengan polos.

“Donghae, kau ada di sini dari tadi? Aku pikir kau di dalam bersama yang lain.” Tanya Minji heran. Anak laki-laki itu diam saja, ia kembali menatap pesawat di tangannya yang Minji sendiri baru menyadari jika sayap pesawat itu patah.

“Mengapa bisa patah?! Coba aku lihat..” Minji dengan segera hendak mengambil pesawat itu dari tangan Donghae, namun Donghae menahannya.

“Wae? Aku hanya ingin melihatnya.”

“Jangan. Aku tidak mau pesawat ini jatuh lagi dan semakin rusak jika dipinjam.” Jawab Donghae.

“Kau ini kenapa? Aku tidak akan merusak pesawat itu. Aku tahu harganya mahal.” Minji beralasan.

“Tapi Kyuhyun merusaknya. Ia meminjamnya dan menjatuhkannya hingga sayapnya patah.” Jawab Donghae.

Minji mendengar cerita Donghae. Ia mengerti mengapa anak ini memilih diam di dalam tenda dan menyendiri. Ia pasti kesal pada Kyuhyun. Donghae sangat menyayangi pesawat mainan itu, oleh-oleh dari ayahnya ketika berlibur ke Rusia. Dan Kyuhyun mematahkannya. Minji sedikit kesal.

“Dia itu selalu saja kasar. Apa dia sudah meminta maaf padamu?” Minji menatap Donghae.

Anak laki-laki itu hanya diam, ia menatap mainan di tangannya. Donghae tidak menangis, tapi Minji tahu anak itu sangat sedih.

“Aku akan menyuruh Kyuhyun meminta maaf dan membelikan yang baru untukmu. Ia harus menggantinya, Donghae ya~” Minji meletakkan tangannya di bahu anak laki-laki itu.

“Tapi tidak ada yang menjualnya di sini. Kata appa pesawat ini hanya ada di Rusia.” Balas Donghae singkat.

**

Donghae berdiri, menyibak sedikit tirai putih yang menutupi jendela kaca besar di kamarnya. Matanya terfokus menatap taman belakang rumah tempat tinggalnya. Hujan masih turun dengan deras sejak pagi dan belum juga berhenti. Hal ini mengingatkannya pada masa kecil, taman belakang rumah ini selalu menjadi tempat bermain ia dan saudara-saudaranya juga Kyuhyun dan Minji.

Dulu, taman ini banyak pohon besar dan terdapat dua buah ayunan. Donghae tahu Minji sangat suka bermain ayunan di sana. Hal ini semakin mengingatkannya pada waktu itu, untuk pertama kalinya Donghae merasa ada gadis yang peduli padanya. Minji benar-benar memarahi Kyuhyun kala itu, meminta anak itu untuk meminta maaf dan membetulkan pesawat mainannya yang patah.

Namja ini tersenyum. Sebelah wajahnya masih memar dan terkadang terasa sedikit nyeri akibat hantaman Kyuhyun beberapa hari yang lalu. Terkadang ia berpikir ini begitu lucu. Kyuhyun tidak pernah mengubah sifat keras kepala dan egoisnya. Ia sangat egois terhadap beberapa hal, terhadap apa yang diinginkannya dan menjadi tujuannya. Minji adalah salah satunya.

“Kau terlalu sering melamun. Apa yang sebenarnya kau pikirkan?” sebuah suara membuat Donghae menoleh. Sungmin tengah berada di kamarnya, menatapnya dengan tatapan seorang kakak yang peduli pada adiknya.

“Hyung..”

“Kudengar kau dan Kyuhyun bertengkar.”

“Tidak seperti itu. Ia hanya salah paham dan memukulku karena emosi.” Ujar Donghae.

Sungmin menatap dongsaengnya.

“Katakan padaku, kau menyukainya?” Sungmin menatap mata Donghae. Donghae terdiam dan menghindari tatapan hyungnya itu.

“Beberapa tahun terakhir kulihat kau begitu peduli padanya. Aku bahkan sempat berpikir jika kalian memiliki hubungan khusus.” Sungmin mendekat dan membuka tirai keseluruhan, menatap hujan deras dari balik kaca.

“Apakah terlihat seperti itu?”

“Kau tidak pandai berbohong, Hae ya~ matamu terlalu jujur.” Ungkap Sungmin. Donghae kembali diam.

“Tapi aku memang tidak akan pernah bisa masuk di antara mereka. Kyuhyun sangat melindunginya, dari apapun.”

“Bahkan dari kita?” Sungmin tersenyum.

“Hahaha, mungkin dari semua namja yang berniat untuk memilikinya.”

“Dan kau salah satunya?”

“Hyung, berhentilah memojokkanku. Aku tidak berniat seperti itu.” Donghae menatap Sungmin. Wajahnya sedikit berubah, sepertinya ia malu karena Sungmin terlalu terang-terangan.

“Kau sangat berbeda dengan Eunhyuk.” Sungmin menggeleng-gelengkan kepalanya.

“Tentu saja. Ia iblis, dan aku malaikat.” Donghae tertawa.

“Kau harus mengerti, di dunia ini ada beberapa hal yang tidak bisa kita paksakan. Tapi aku yakin kau pasti sudah mengerti hal itu.” Ujar Sungmin. Ia menepuk bahu dongsaengnya.

“Aku mengerti. Aku tahu apa yang harus aku lakukan, hyung. Gomawo karena kau peduli padaku.” Donghae tersenyum, menatap butiran hujan yang turun semakin besar.

———————————-

Kyuhyun menurunkan sedikit buku yang sedang dibacanya, menatap wajah seorang yeoja yang nampak  begitu serius di hadapannya. Minji tengah menyalin beberapa data dari buku yang dibacanya untuk melengkapi laporan tugas akhirnya. Sebuah senyuman secara alami terukir di wajah namja tampan itu. Ia suka sekali menatap wajah gadis ini, apapun ekspresinya, apapun yang sedang dilakukannya.

Minji menghentikan gerak tangannya, ia merasa ada yang tengah memperhatikannya sedari tadi. Gadis ini segera menatap lurus ke depan, dan melihat Kyuhyun tengah tersenyum ke arahnya.

“Kau sedang membaca buku. Mengapa menatapku?”

“Wajahmu jauh lebih menarik daripada buku yang kubaca.” Kyuhyun berkata jujur, membuat gadis ini tersipu dalam hati hingga ia tidak tahu lagi bagaimana harus menjawab.

“Cho Kyuhyun, aku sedang sibuk. Jika kau sudah tidak ada urusan lebih baik pulang saja.” Minji kembali menulis.

“Hahahha.. apa kau mengusirku?”

“Tidak, namun lebih baik daripada kau hanya menatapku seperti itu.”

“Apa aku mengganggu konsentrasimu?” Kyuhyun sedikit menyeringai.

Minji kembali memicingkan matanya, menatap curiga ke arah Kyuhyun. Namja itu hanya memasang seringaian yang bagi gadis ini cukup mengesalkan. Minji tahu, Kyuhyun telah meyelesaikan tugas akhirnya. Kini namja itu hanya membuang-buang waktu liburnya hari ini untuk datang ke kampus agar bisa menemuinya. Gadis itu menghela nafas, kemudian kembali melanjutkan aktivitasnya tanpa menanggapi lagi ocehan Kyuhyun.

“Minji ah, minggu depan adalah upacara kelulusan. Bagaimana jika setelah itu kita menikah?”

“Mwo?!” Minji menghentakkan pensil yang tengah dipegangnya ke atas meja, dan gadis ini kembali menatap Kyuhyun dengan ekspresi kaget.

“Wae? Mengapa kau begitu terkejut?”

“Kau tidak pernah menggunakan otakmu saat bicara. Aku tidak mau.” Minji kembali menulis, namun di dalam hati ia kembali mencerna perkataan Kyuhyun. Menikah katanya?

“Tidak ada alasan bagimu untuk menolakku. Begitu kelulusan selesai, aku akan melamarmu di depan orangtuamu. Bukankah sekarang mereka sedang berada di Seoul, hum?” Kyuhyun mendekatkan wajahnya, berusaha agar Minji melihatnya.

“Michiyeosso.” Gumam Minji.

“Sudah kubilang aku memang gila sejak dulu karenamu. Hahahha, wajahmu memerah. Sudahlah, jangan malu seperti itu.” Kyuhyun tak tahan hingga ia mencolek pipi gadis itu. Minji menatap Kyuhyun tak sabar. Ia ingin sekali menjitak kepala namja tampan itu.

“Orangtuaku akan kaget jika kau melakukan itu. Sudah, lupakan pembicaraan bodoh ini.”

“Mereka tidak akan kaget. Bukankah mereka mengenalku sejak kecil? Lagipula apa kau tidak bercerita tentang hubungan kita saat ini?”

“Tidak ada waktu bagi mereka untuk mendengarkan ceritaku.” Minji memasang wajah kesal dan kembali menulis, berharap Kyuhyun akan berhenti menggodanya. Bukannya berhenti, Kyuhyun malah mengambil pensil yang sedang dipegang gadis itu. Minji spontan menatap Kyuhyun dengan kesal.

“Kembalikan! Aish. Jinja.. kau ini..”

Kyuhyun tertawa, sementara Minji berusaha merebut pensilnya dari Kyuhyun. Sudut ruangan di perpustakaan yang mereka tempati jadi sedikit berisik karena ada suara tawa dan bunyi bangku kayu yang bergerak-gerak karena ulah mereka. Tak ada yang peduli, namun seorang gadis di balik rak buku tengah meremas kertas di tangannya. Sorot matanya tajam, menatap  pasangan yang tengah bercanda di ruang baca ini dengan marah. Matanya perih, namun ia mencoba menahan diri agar emosinya tidak meluap saat itu juga.

———————————————–

Eunhyuk menyandarkan tubuhnya pada kursi kemudi sambil memejamkan mata. Sudah hampir dua jam ia menunggu, namun orang yang ditunggunya belum juga datang. Lagu pada CD yang sedang diputarnya bahkan telah berulang beberapa kali. Ia bahkan sempat tertidur untuk beberapa saat.

“Huh, jika nanti aku memiliki seorang istri, aku tidak akan merepotkan orang lain.” gumamnya sambil melihat jam tangan.

Sesaat setelah ia mengucapkan hal itu, seorang yeoja mengetuk kaca mobilnya, dan Eunhyuk tersadar kemudian membukakan pintu dengan segera. Minrin masuk dan duduk di sebelahnya sambil merapikan isi tasnya.

“Maaf membuatmu menunggu terlalu lama. Apa kau mengantuk?” Minrin menatap Eunhyuk. Ia merasa tidak enak karena telah merepotkan adik iparnya kali ini. Ia tahu Eunhyuk sedikit tidak sabaran dalam hal menunggu seperti ini. Berbeda halnya jika kali ini Donghae yang mengantarnya. Minrin berpikir Sungmin tengah salah memilih orang.

“Sedikit. Haha jangan tidak enak begitu. Aku ini adik iparmu, sudah kewajibanku bukan mengantarmu. Ah ya, bagaimana kabar calon keponakanku?” Eunhyuk bertanya dan mulai menyalakan mesin mobil.

“Baik-baik saja. Sudah memasuki bulan kedua. Dokter sudah memberitahuku banyak hal tadi. Ah, bagaimana jika aku mentraktirmu makan siang? Apa kau mau?” Minrin menawarkan.

Eunhyuk berpikir sejenak. Tiba-tiba sebuah ide melintas di kepalanya. Ia pun menyetujui ajakan Minrin dan melajukan mobilnya ke sebuah tempat.

**

Hanwoo mengantarkan pesanan ke meja yang ditempati Minrin dan Eunhyuk, dua piring spaghetti, sepiring salad, dan dua buah lemon juice. Gadis itu kembali melayani pelanggan lain karena memang ini jam makan siang. Eunhyuk menatap gadis itu, memperhatikan kesibukan Hanwoo yang membuat namja ini lupa akan menyantap hidangan di depannya.

Minrin menyuap spaghetti ke mulutnya, yeoja itu menangkap adik iparnya tengah memfokuskan pandangannya pada hal lain, bukan makanan yang hendak disantapnya. Minrin sedikit tersenyum mengetahui hal itu, ia tahu apa yang sedang menjadi pusat perhatian Eunhyuk.

“Hmm, sepertinya aku paham mengapa kau mengajakku makan di tempat ini.”

Eunhyuk seketika tersadar saat Minrin mengajaknya bicara. Ia menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal, kemudian mulai memegang garpunya.

“Semenjak mengenal Hanwoo, kau tak pernah mengencani gadis-gadis lagi. Apa kau memutuskan untuk bertobat? Ataukah ada hal lain yang tengah menarik perhatianmu?” Minrin kembali menggoda adik iparnya. Eunhyuk menatap makanannya, namun Minrin bisa melihat ada semburat merah di pipi namja dengan rahang tegas itu.

“Kau menyukainya?” ujar Minrin lagi setelah menyuap lagi spaghettinya. Eunhyuk menatap Minrin dan meletakkan telunjuk di bibirnya, memberikan tanda agar Minrin tidak berbicara dengan keras. Yeoja itu tertawa sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Bagaimanapun juga ia sudah cukup lama mengenal adik-adik Sungmin, dan Minrin tidak pernah melihat Eunhyuk seperti ini.

Hanwoo berjalan ke meja Eunhyuk dan Minrin setelah meletakkan nampannya sehabis melayani pelanggan lain. Hal itu membuat Eunhyuk mengalihkan pandangannya yang sedari tadi menatap gadis itu.

“Bagaimana spaghettinya, eonni? Kau menyukainya?” Hanwoo tersenyum ke arah Minrin.

“Ne, mashita. Aku suka. Eunhyuk ternyata cukup pintar memilihkan tempat untuk makan siangku.” Minrin melirik Eunhyuk. Namja itu sedang menyantap miliknya dengan sedikit terburu. Hanwoo mengambil tissue di atas meja lalu mengelap pinggir bibir Eunhyuk yang terkena saus.

“Akh.. aku nyaris tersedak. Aku ingin ke toilet sebentar.” Minrin permisi mengetahui pemandangan itu. Sesungguhnya ia hanya ingin memberikan kesempatan pada kedua orang itu untuk berduaan.

Wajah Eunhyuk memerah, dan Hanwoo juga menghentikan tangannya setelah secara refleks melakukan itu. Mereka berdua kemudian terdiam.

“Aku kembali dulu. Ada yang harus kukerjakan.” Hanwoo bangkit dari duduknya dan Eunhyuk dengan cepat menahan tangan gadis itu.

“Gomawo.” Ujar namja itu sambil tersenyum.

————————————————-

Kyuhyun menyantap makan malamnya dengan lahap. Ia pulang cepat hari ini sehingga bisa menikmati makan malam bersama keluarganya. Appa dan ommanya juga ada bersamanya, hanya Yoora yang tidak nampak di sana.

“Kemana dia? Apa dia tidak merasa lapar?” Kyuhyun bertanya heran pada ommanya.

“Entahlah. Omma sudah menyuruhnya turun berkali-kali, namun ia tetap tidak keluar kamar.”

Kyuhyun sedikit heran, gadis itu memang lebih pendiam akhir-akhir ini. Ah, tepatnya, ia jarang bicara dengan dongsaengnya itu. Kyuhyun sedikit berpikir, apakah Yoora marah padanya karena ia memukul Donghae beberapa waktu lalu.

“Bagaimana di kantor? Apa kau mengalami kesulitan?” Ommanya bertanya, dan appanya menatap Kyuhyun. Kyuhyun tahu, ia harus memberikan laporan pada appanya juga.

“Semuanya baik-baik saja.  Sejauh ini aku bekerja dengan lancar. Appa jangan khawatir. Yang terpenting adalah appa harus cepat sembuh.” Jawab Kyuhyun menatap appanya. Sebuah senyuman terukir di wajah pria paruh baya itu. Kyuhyun tahu, appanya mengerti dan mencerna ucapannya.

“Dan minggu depan adalah kelulusanmu. Apa kau sudah menyiapkan semuanya?” Ommanya kembali bertanya.

“Ne, semuanya sudah siap.” Jawab Kyuhyun. Namja itu sejenak terdiam, dan ia mendadak teringat akan sesuatu.

“Omma, appa.. bolehkan aku mengatakan sesuatu?”

Kedua orangtua itu saling pandang. Mereka menanti ucapan anak sulungnya tersebut.

“Aku.. aku ingin melamar Minji setelah kelulusan nanti.” Kyuhyun menghentikan ucapannya. Ia ingin mendengar respon kedua orangtuanya. Appanya terlihat memandang wajah ommanya, dan wanita itu menatap Kyuhyun.

“Kau yakin? Kau sudah siap? Apa tidak terlalu cepat? Apa Minji sudah mengetahui ini?”

Kyuhyun tertawa kecil mendengar respon ommanya yang memberondongnya dengan berbagai pertanyaan.

“Hahahha, omma jangan terlalu serius seperti itu. Aku hanya baru berniat saja. Jika menurut omma belum waktunya aku akan menundanya.” Kyuhyun kembali menyantap makanannya, dan kedua orangtuanya kembali saling pandang.

“Kau harus tahu, menikah bukan hal yang mudah. Ada tanggung jawab besar yang akan kau pikul setelahnya. Ini bukan hanya masalah perasaan dua orang. Omma yakin appa juga sependapat dengan omma.” Wanita itu melirik suaminya.

“Baiklah. Aku akan memikirkannya lagi. lagipula lebih baik menunggu appa sembuh dulu baru bisa melakukannya.” Ujar Kyuhyun akhirnya.

**

Kyuhyun masuk ke kamar Yoora, ia penasaran akan apa yang sedang dilakukan gadis itu hingga tidak mengikuti makan malam padahal jelas-jelas masakan yang dimasak ommanya adalah masakan kesukaan Yoora seluruhnya. Kyuhyun memasuki kamar bernuansa pink itu, dan melihat adiknya tengah duduk sambil menulis sesuatu. Kyuhyun mengintip dari belakang, penasaran akan apa yang membuat yeoja itu begitu serius. Namun sepertinya Yoora menyadari jika seseorang tengah mengintainya, dan ia segera menutup buku yang ditulisnya.

Yoora menatap Kyuhyun dengan kesal, kemudian gadis itu duduk di atas ranjang tanpa memedulikan oppanya. Kyuhyun mengikuti Yoora, menatap dongsaengnya.

“Kau marah padaku? Karena aku memukul Donghae saat itu?” Kyuhyun bertanya.

“Apa yang sedang kau bicarakan? Aku tidak mengerti.” Yoora mengabaikan Kyuhyun. Ia malah memasang headset di telinganya. Kyuhyun melepaskan headset itu dengan segera dan kembali mengajak adiknya bicara.

“Tidak sopan. Aku sedang mengajakmu bicara.”

“Aish. Ya sudah bicara saja.”

“Kau belum menjawab pertanyaanku tadi.”

“Memangnya kenapa? Apa kau peduli? Bukankah kau hanya peduli pada gadis itu?”

“Kau ini benar-benar menyebalkan. Baiklah, jika kau marah padaku karena itu, aku minta maaf. Lagipula Donghae tidak akan mati hanya karena aku pukul sekali.” Jelas Kyuhyun.

Yoora hanya diam. Wajahnya sedikit murung. Kyuhyun semakin tidak mengerti. Ia memang tidak terlalu bisa memahami perasaan seorang yeoja karena menurutnya yeoja sangat mudah berganti perasaannya.

“Jika nanti kalian semua sudah lulus, aku akan sendirian.” Gumam Yoora. Kyuhyun mengerti, kini ia mengerti kemana arah pembicaraan gadis ini.

“Jadi itu yang kau pikirkan selama ini hingga kau diam dan murung setiap hari? Bodoh sekali.” Kyuhyun mengejek adiknya.

“Kau enak, kau bisa bertemu Minji kapanpun kau mau. Aku? Aku tak akan punya alasan lagi untuk bertemu Donghae oppa. Aku juga tidak tahu akan kemana dia setelah keluar dari kampus.”

Kyuhyun sedikit bingung, ia tidak tahu harus bagaimana membantu Yoora. Namja ini sadar, sepertinya adiknya ini menyimpan perasaan yang serius terhadap Donghae.

“Kau ingin aku membantumu? Kau ingin aku menanyakannya?” Tanya Kyuhyun.

“Andwae!! Aku tidak mau!” Yoora berkata cepat.

“Cho Yoora, katakan apa yang kau rasakan. Donghae tidak akan mengerti apa keinginanmu jika kau terus bersembunyi seperti ini. Sudah ya, aku mengantuk. Aku akan tidur lebih dulu.” Kyuhyun berdiri dan mengusap kepala gadis itu. Yoora hanya diam, ia memikirkan ucapan Kyuhyun.

———————————-

Toronto, Canada 2010

Kyuhyun berjalan kaki sambil merapatkan mantel panjang yang dipakainya. Kota ini mulai memasuki musim dingin, dan sebentar lagi salju pasti akan membekukan daratan luas di bagian utara bumi ini. Kyuhyun mengusap tangannya yang telanjang tanpa sarung tangan. Namja ini sedikit menyesal mengapa ia sampai lupa membawa sarung tangannya, benda yang begitu penting di saat-saat seperti ini.

Musim dingin, hal ini menandakan bahwa ia telah melewati tahun ketiganya, musim dingin ketiga yang dilewatinya tanpa berada di sisi gadis itu. Ia belum juga bisa melupakan, melupakan rasa sakit hatinya, melupakan rasa cintanya yang terlalu besar.

Kyuhyun berhenti di depan sebuah café yang menjual kopi, coklat panas, dan berbagai minuman hangat lainnya. Hidung namja ini memerah karena dingin, dan itu sangat nampak di kulit putihnya. Saat memasuki café kecil di pinggir jalan ini, seseorang tengah menantinya sambil tersenyum.

“Mianhae, aku terlambat. Udara dingin membuatku enggan melepas selimut.” Kyuhyun berkata jujur.

“Gwaenchana. Aku tahu cuaca dingin di sini sangat berbeda dengan di Korea.” Jawab Hyojin, nama gadis itu.

Hyojin menatap wajah namja yang baru saja muncul di hadapannya. Kyuhyun seketika mengeluarkan notebooknya, dan sepertinya ia langsung menyibukkan diri dengan tugas yang akan mereka kerjakan bersama.

“Kau bahkan lupa memesan minuman. Aku akan memesan coklat panas untukmu.” Ujar Hyojin.

“Gomawo~” ujar Kyuhyun tanpa menatap gadis itu.

Untuk beberapa saat kemudian mereka berdua mengerjakan tugas kuliah bersama, dan Hyojin memperhatikan jika namja ini sedikit tidak nyaman. Hidungnya memerah, dan ia berkali-kali bersin.

“Kyu, jika kau kedinginan, kita pindah saja. Kita bisa mengerjakan ini di apartemenmu atau di tempatku. Pasti akan terasa lebih hangat.” Saran Hyojin. Ia benar-benar tidak tahan melihat kondisi namja ini.

“Tidak usah, aku baik-baik saja. Lebih baik menyelesaikan ini dengan segera agar Kris bisa mengambilnya nanti sore.” Ucap Kyuhyun.

Hyojin menyerah, ia tahu Kyuhyun memang sedikit keras kepala. Namun sifat itu justru makin membuat yeoja ini tidak bisa menghapus rasa penasarannya. Ia makin menyukai Kyuhyun, satu-satunya orang yang menurutnya peduli padanya, namja yang pertama kali menyapanya saat mereka baru memasuki universitas. Hyojin merasa sangat beruntung karena ia mengenal Kyuhyun, mahasiswa yang juga sama-sama berasal dari Seoul sama sepertinya.

Hyojin menyukai namja itu sejak pertama kali mereka bertemu, saat Kyuhyun membantunya mengambil formulir pendaftaran ulang ketika ia tersesat waktu pertama kali menginjakkan kakinya di gedung kampus itu. Hyojin pikir ialah satu-satunya pelajar asal Korea yang datang ke sana, namun ia justru bertemu Kyuhyun pertama kali. Gadis ini tersenyum, ia berpikir jika Kyuhyun pastilah jodohnya saat itu.

**

Hyojin tersenyum saat mengingat kenangannya ketika pertama kali bertemu Kyuhyun. Gadis ini memandang wajahnya pada cermin di depannya, menyisir rambut panjangnya dengan perlahan. Ia kemudian menyentuh wajahnya dengan jari-jarinya sendiri, lalu tersenyum simpul.

“Cho Kyuhyun, aku tidak mengerti apa kekuranganku jika dibandingkan gadis itu. Tidakkah kau bisa melihatku untuk sesaat? Aku jauh lebih baik darinya.” Gumam Hyojin pada bayangannya sendiri.

Ia kembali teringat akan pemandangan yang dilihatnya di perpustakaan beberapa hari lalu. Hatinya terasa sakit, sudah bukan rasa cemburu lagi yang dirasakannya. Hyojin telah mengubah perasaannya menjadi rasa benci yang teramat dalam ketika akhirnya ia bisa bertemu secara langsung dengan gadis itu, gadis yang telah membuat Kyuhyun bahkan menutup rapat hatinya untuk semua gadis yang ingin memberikan cinta pada namja itu.

Kyuhyun sangat mencintai gadis itu. Usahanya untuk memisahkan mereka berdua dengan menebarkan fitnah lewat foto itu tak juga berhasil, karena mereka berdua saling membutuhkan, saling merindukan, dan berbaikan dengan cepat hanya karena itu. Hyojin kehabisan akal, ia tidak tahu lagi bagaimana agar Kyuhyun meliriknya, atau paling tidak agar Kyuhyun dan gadis itu terpisah untuk selamanya.

Seandainya saja ayahnya mau membantu, Hyojin yakin posisinya sangat kuat dan ia akan mendapatkan Kyuhyun dengan mudah. Sayang sekali tuan Choi tak pernah mau tertarik dan ikut campur dengan urusannya. Ayahnya itu terlalu jujur dan baik. Hyojin benci akan sifat ayahnya itu.

Gadis ini menatap bayangannya sendiri. ia menatap paras cantiknya yang terpantul pada cermin di hadapannya.

“Choi Hyojin, ayo keluarkan kepintaranmu. Kau pasti akan menemukan jalan keluar.” Gadis ini bergumam sendiri, bicara pada bayangannya.

Hyojin tersadar. Ia baru menyadari, jika ia masih punya satu kekuatan besar untuk mendukungnya dalam hal ini. Gadis ini tersenyum simpul. Ayahnya adalah orang yang baik dan jujur. Ia hanya perlu meyakinkan ayahnya, agar ayahnya bisa membantunya.

———————————-

Kyuhyun, Minji, Donghae, dan Eunhyuk baru saja selesai mengambil foto bersama. Empat sahabat ini akhirnya lulus dari Inha setelah menjalani pendidikan selama empat tahun, kecuali Kyuhyun yang hanya sebentar karena ia mentransfer studinya. Berikutnya, Sungmin ikut bergabung dan berfoto bersama teman-teman kecilnya ini. Selanjutnya, Minji keluar dan membiarkan empat namja itu berfoto bersama.

“Hanwoo ya, kau mau berfoto? dengan Eunhyuk..” ujar Minji mendekati Hanwoo yang sedari tadi mengobrol dengan orangtuanya.

“Kau ini bicara apa? Ada orangtuaku.” Hanwoo sedikit tidak tenang.

Minji tak peduli lagi dengan elakan gadis ini. Ia menarik tangan Hanwoo dan mengajaknya turut bergabung. Mereka kemudian kembali berfoto bersama dengan Hanwoo saat ini. Gadis itu tersenyum ketika Eunhyuk menatapnya sambil tersenyum.

Di sana juga hadir keluarga Lee, orangtua  Minji,  dan keluarga Cho serta pastinya Yoora yang menghadiri kelulusan oppanya. Ommanya Kyuhyun nampak mendorong kursi roda yang diduduki suaminya, dan wajah pria paruh baya itu terus saja tersenyum sedari tadi melihat kebahagiaan anak-anak ini.

Tiba-tiba Hyojin dan keluarganya muncul dan turut bergabung. Tuan Choi nampak sangat gembira bisa bertemu dengan orang-orang ini.

“Tuan Cho.. bagaimana kabar anda?” tuan Choi tersenyum. Ayah Kyuhyun tersenyum sambil mengangguk pelan.

“Ah, Kyuhyun. Kau tampan sekali, Nak.” Nyonya Choi memuji Kyuhyun. Kyuhyun yang tengah bersama Minji hanya tersenyum menerima pujian itu.

“Inikah kekasihmu?” Tanya Nyonya Choi. Kyuhyun menatap gadis di sebelahnya, dan ia tersenyum mengangguk pada keluarga Choi. Hyojin menatap kedua orang itu tajam. Minji kemudian membisikkan sesuatu ke telinga Kyuhyun, gadis itu menemui orangtuanya. Ayah dan ibunya tidak nampak akur seperti keluarga lainnya, namun Minji sedikit bersyukur kedua orang ini hadir di hari pentingnya.

“Sepertinya kau melupakan sesuatu. Kau tidak memberitahu appa?” tuan Kang menatap putrinya penuh selidik.

“Apa maksud appa? Aku tidak mengerti.” Minji menatap ayahnya heran.

“Kyuhyun. Kau dan Kyuhyun.” Tuan Kang melirik Kyuhyun yang tengah bersama keluarganya.

Minji sedikit tersipu, ia memang tidak pernah bercerita pada kedua orangtuanya. Lagipula ia berpikir kedua orang itu tidak akan memiliki waktu untuk mengurusi masalah pribadinya. Namun Minji lega, kali ini ayah dan ibunya telah mengetahui itu dan sepertinya mereka tidak keberatan dengan itu.

“Semuanya, bagaimana jika kita mengadakan party kecil-kecilan nanti malam? Ini harus dirayakan.” Sungmin bicara pada mereka semua. Minrin tersenyum di sebelahnya.

“Aku ikut.” Yoora meremas lengan jas yang dipakai Kyuhyun, menatap oppanya tajam. Kyuhyun mengerti maksud adiknya itu.

“Kau akan datang bukan? Aku akan menjemputmu.” Eunhyuk menatap Hanwoo.

Sementara itu, Hyojin menatap mereka satu-persatu, dalam hati ia merasa sedikit iri dengan kebersamaan orang-orang ini. Apalagi mengetahui Kyuhyun dan Minji tengah bahagia, dan mereka pasti akan bersenang-senang nanti malam.

—————————————

Suasana malam ini begitu hangat, semuanya berkumpul dan duduk mengitari meja panjang di restoran tradisional Korea yang khusus dipesan Sungmin malam ini. Mereka memesan banyak sekali makanan dan juga soju, dan Sungminlah yang membayar untuk ini semua.

“Aku selalu merindukan saat-saat berkumpul seperti ini.” ujar Sungmin.

“Tapi kau terlalu baik, membayar ini semua bahkan untuk merayakan kelulusan kami.” Ujar Minji senang.

“Siapa bilang hanya merayakan kelulusan kalian? Aku juga sekaligus ingin merayakan kehamilan istriku. Ini kabar bahagia bukan?” Sungmin menatap Minrin yang duduk di sebelahnya.

“Jinja? Hyung! Chukkae~ ini benar-benar kabar bahagia. Mengapa tak seorang pun memberitahuku?” Kyuhyun berkata cepat.

“Aku juga tak mengetahui apapun.” Minji menambahkan.

“Sudahlah, yang terpenting saat ini kalian semua sudah tahu. Maaf jika Sungmin oppa terlalu berlebihan dalam hal ini. Aku jadi sedikit merasa malu.” Ujar Minrin.

Mereka pun sibuk dengan kegiatan masing-masing. Sungmin menyantap hidangan yang ada. Donghae nampak membantu Yoora membakar sepotong daging. Hanwoo makan dalam diam karena sedari tadi seorang namja terus saja menatapnya. Kyuhyun juga membakar daging babi kesukaannya.

“Ternyata kau masih suka makan daging babi dengan cara seperti itu.” Gumam Minji pada Kyuhyun.

“Ini sudah menjadi kebiasaanku. Kau mau?” Kyuhyun bermaksud menyuapi sepotong daging kecil ke mulut gadis itu, dan Minji membuka mulutnya.

“Mashita.” Minji tersenyum sambil mengunyah.

Yoora sedikit menoleh, melihat pemandangan di hadapannya. Gadis ini memperhatikan Kyuhyun dan Minji yang tengah menikmati kebersamaan mereka.

“Hei, ayo kalian semua harus mengisi gelas kalian dengan soju. Kita bersulang, untuk merayakan kelulusan kalian semua.” Sungmin memimpin yang lainnya. Mereka pun mengangkat gelas masing-masing.

“Kau jangan minum ini terlalu banyak. Tidak baik untuk kandunganmu.” Sungmin memperingatkan Minrin.

Yoora yang tidak pernah mencoba minuman ini sedikit memejamkan matanya saat akan menelannya. Namun lama-kelamaan ia merasa nyaman dan terus-menerus menuangkan minuman itu ke gelasnya.

Kyuhyun terlihat begitu bersemangat. Ia memang sudah cukup lama tidak minum soju. Semenjak tinggal di luar negeri, ia sempat kehilangan rasa akan minuman khas Korea itu.

“Oh ya, apa rencana kalian setelah ini?” Sungmin membuka obrolan.

“Hyung, aku siap membantumu di kantor. Mulai saat ini kau bisa memfungsikanku. Hahahha..” ujar Eunhyuk. Hanwoo menatap namja di sebelahnya itu. Dalam hati ia merasa senang karena ia masih akan bisa bertemu namja ini karena Eunhyuk sepertinya telah memastikan ia tidak akan kemana-mana.

“Hae ya~ apa kau sudah mantap dengan pilihanmu? Kau sudah menentukan akan kemana melanjutkan pendidikanmu?” Tanya Sungmin.

“Kurasa lebih baik di Eropa saja. Di sana banyak sekolah musik yang bisa mengembangkan karirmu.” Saran Minrin.

Donghae tersenyum sambil menyuap sepotong daging ke mulutnya. Ia memang berencana melanjutkan sekolah musiknya ke luar negeri. Donghae memiliki impiannya sendiri. Yoora yang sedari tadi menatapnya mulai memasang ekspresi khawatir. Donghae akan pergi dari kota ini? Itu berarti ia tidak akan bisa melihat namja itu lagi.

“Kau sudah memilih? Kapan kau akan berangkat?” Minji bertanya.

“Hmm, mungkin tidak dalam waktu dekat. Aku juga masih ingin menikmati udara di sini sebelum pergi.” Gumam Donghae sambil menatap Minji.

Yoora sedikit menghela nafas, setidaknya Donghae tidak akan langsung pergi meninggalkannya. Itu berarti ia masih punya waktu. Kyuhyun menatap adiknya secara diam-diam. Ia mengerti apa yang sedang dipikirkan gadis itu saat ini.

Yoora kembali meneguk sojunya, ia terus menambahkan minuman itu di gelasnya. Hatinya benar-benar tidak tenang. Ia memikirkan apa yang sebaiknya dilakukannya untuk Donghae dalam waktu yang tersisa.

**

Kyuhyun memapah Yoora keluar dari restoran. Donghae membukakan pintu mobil Kyuhyun, dan ia membantu Yoora masuk ke dalam. Minji sudah menunggu di belakang dan bersiap menjaga gadis itu. Yoora sepertinya mabuk dan pusing akibat meminum soju terlalu banyak. Kyuhyun sudah siap akan menyalakan mesin mobil, namun ketika Donghae hendak keluar, Yoora tidak mau melepaskan Donghae. Gadis itu memeluk Donghae.

“Donghae oppa, jangan pergi…” gumam gadis itu. Matanya terpejam.

Donghae sedikit kaget, Yoora tidak melepaskannya. Minji hanya menatap kedua orang itu.”

“Aku menyukaimu, kau tidak mau menemaniku, hah? Kau mau pergi ke luar negeri meninggalkanku?”

Donghae dan Minji saling pandang. Kyuhyun pun turut menoleh ke belakang. Dalam hati ia merasa geli akan tingkah dongsaengnya. Donghaelah orang yang paling kaget saat mendengar hal itu. Yoora sepertinya mabuk dan tidak menyadari akan apa yang tengah diucapkannya.

“Kyu, hati-hatilah. Kau akan mengantar Yoora pulang dulu baru mengantar Minji bukan? Maaf aku tidak bisa membantu karena aku pulang dengan Sungmin hyung.” Ucap Donghae.

“Ne, kau jangan khawatir, dan jangan terlalu memikirkan ucapan gadis ini.” pesan Kyuhyun.

**

Eunhyuk terdiam, menatap kemudi yang dipegangnya. Mesin mobilnya sudah hidup sedari tadi, namun ia belum juga melajukannya. Gadis di sebelahnya hanya diam, tak bersuara. Ia sendiri tidak mengerti apa maksudnya Eunhyuk menyalakan mesin mobil namun tak juga membawanya pergi dari halaman restoran ini.

“Kau,, akan kemana setelah ini.” Ujar Eunhyuk akhirnya.

Hanwoo menoleh ke arah namja di sebelahnya.

“Tentu saja pulang ke rumah. Kau mau mengajakku kemana lagi?” jawab Hanwoo.

“Bukan. Maksudku, apa rencanamu setelah lulus.” Eunhyuk menoleh.

Hanwoo turut memandang Eunhyuk. Gadis ini tersenyum dalam hati, namja ini peduli padanya.

“Aku akan melamar pekerjaan pastinya.” Jawab gadis itu singkat.

“Kita masih bisa bertemu bukan?” Tanya Eunhyuk. Hanwoo sedikit mengerutkan keningnya heran.

“Aku tidak mengerti ucapanmu. Apa kau pikir aku akan pergi jauh?”

“Hahahha, aniyo. Syukurlah jika kau masih ada di kota ini. Aku.. aku hanya ingin bisa melihatmu lebih lama lagi.”

Hanwoo kembali menatap Eunhyuk. Apa namja ini mencoba menyatakan perasaannya?

**

Kyuhyun menghentikan laju mobilnya. Ia sudah sampai di depan rumah Minji setelah akhirnya memulangkan Yoora terlebih dahulu. Namja ini turut keluar dan mengantar Minji hingga di depan rumahnya.

“Semestinya kau tidak usah repot mengantarku lagi. Kau pasti lelah, bolak-balik seperti ini. Aku bisa naik taxi dari rumahmu hingga kemari.” Ujar Minji.

“Mana mungkin aku membiarkanmu pulang naik taxi sendirian di malam hari? Huh gadis itu benar-benar merepotkan. Maaf turut membuatmu kerepotan menjaganya.” Ujar Kyuhyun mengurut keningnya sendiri.

“Gwaenchana. Haha kurasa Yoora terlalu memikirkan hal itu.” Ujar Minji.

“Jadi kau juga tahu soal perasaannya pada Donghae? Gadis itu sangat cemburu terhadapmu.”

“Arrasseo. Aku tahu itu.” Minji tersenyum.

“Untuk itu kau jangan berduaan lagi dengannya. Yoora akan memarahiku lagi jika itu terjadi.” ujar Kyuhyun dengan nada mengancam.

“Hahhaha, apakah kau sedang mencurahkan isi hatimu?” Minji berkata sambil tertawa.

Kyuhyun meraih tangan gadis ini, ia memandang mata Minji lekat dan tersenyum.

“Secara tidak langsung begitu.” Kyuhyun mengunci mata gadis ini agar menatapnya. Minji tidak bisa berlama-lama membalasnya, gadis ini segera berpaling ke arah lain lagi.

“Setelah ini apa yang akan kau lakukan?” ujar Kyuhyun.

“Entahlah. Mungkin ada yang bisa kulakukan di perusahaan kakek. Kau sendiri?”

“Pastinya melanjutkan apa yang kujalani sekarang. Selanjutnya seperti niatku semula, melamarmu jika kau siap.” Kyuhyun menyeringai kecil. Ia meremas tangan Minji yang ada pada genggamannya.

“Jangan bercanda..” gumam Minji, menatap mata namja ini.

“Aku tidak bercanda.. aku serius..” Kyuhyun mendekatkan wajahnya.

Minji memejamkan matanya, membiarkan bibir namja itu mencium miliknya. Kedua tangannya melingkar di leher namja tampan itu, dan ia akhirnya membalas ciuman Kyuhyun. Namja itu mengecupnya, kemudian melepasnya, lalu mengecupnya lagi. Begitu seterusnya berulang-ulang hingga namja itu memiringkan sedikit wajahnya dan benar-benar mengunci bibir gadis itu. Minji sedikit mendesah pelan saat Kyuhyun memberikan ruang baginya untuk bernafas. Ia memegang kedua rahang Kyuhyun dengan tangannya, menatap mata namja itu dengan intens.

“Saranghae, jeongmal saranghae..” Ujar Minji kemudian mencium Kyuhyun lagi terlebih dahulu.

———————————–

Minji duduk dengan sopan di sebelah ayahnya. Ibunya juga turut hadir di sana dan duduk di sebelahnya. Pengacara Park masih menyusun beberapa berkas. Setelah selesai, ia kemudian menyerahkan berkas-berkas dalam map itu pada Minji.

Gadis itu sedikit bingung lalu menatap ayahnya.

“Nona hanya perlu menandatangani satu lembar teratas. Jika nona ingin melihat atau memeriksa keseluruhan detailnya, semua aset dan harta yang termasuk di dalamnya, nona bisa melihat berkas-berkas berikutnya di bagian bawah lembaran itu.” Jelas pengacara Park.

Minji membaca sejenak lembaran paling atas yang harus ditandatanganinya. Gadis ini sangat kaget, ternyata isinya adalah tentang warisan milik kakeknya. Di sana tertulis jika Minji mewarisi limapuluh persen dari harta kakeknya. Sementara limapuluh persen lagi jatuh ke tangan ayahnya. Minji sedikit penasaran dan tertarik, apa saja yang menjadi haknya, untuk itulah gadis itu memeriksa beberapa lembaran di bawahnya dan ia kembali takjub akan apa yang dibacanya. Minji sama sekali tidak pernah tahu dan tidak menyangka, kakeknya memiliki begitu banyak dan sulit baginya untuk percaya jika semua itu akan diubah kepemilikannya dengan menggunakan namanya sendiri, Kang Minji.

“Apa anda yakin, ini semua jatuh ke tangan saya? Bagaimana dengan appa?” ujar Minji masih dengan ekspresi terkejut.

“Tentu saja. Tuan besar yang menginginkan ini semua. Dan setengahnya lagi akan dirubah kepemilikannya atas nama ayah nona.” Jelas Tuan Park.

Minji menatap ibu kemudian ayahnya secara bergantian. Ia melihat pria itu mengangguk tanda ia akan memberikan dukungan atas apapun yang terjadi nantinya.

“Tapi aku belum sanggup,,” Minji meragu.

“Kau bisa belajar, Nak.. jangan khawatir. Bukankah kau anak yang pintar?” ommanya tersenyum.

—————————————

Kyuhyun menghela nafasnya sedikit berat. Setelah meeting hari ini, ia akan mulai merasakan ketidaknyamanan di tempat ini. Ya, mulai hari ini, Hyojin resmi bergabung di perusahaan ayahnya, memegang jabatan sebagai manajer pemasaran yang baru. Ia melihat gadis itu tersenyum sumringah menerima ucapan selamat dari seluruh staff di kantor ini. sepertinya semua orang sangat menyukai kehadiran gadis cantik itu.

Kyuhyun berjalan perlahan, ia mendekat dan mengulurkan tangannya, menjabat tangan Hyojin. Gadis itu menatapnya dengan senang.

“Chukkahamnida, Nona Choi. Selamat bergabung.” Kyuhyun tersenyum formal.

“Gamsahamnida, tuan muda Cho. Aku sangat senang kita bisa menjadi partner kerja mulai saat ini.” Hyojin tersenyum dan menekankan ucapannya. Kyuhyun tahu, kebebasannya mulai berkurang sebentar lagi.

**

Hyojin masuk ke ruangan Kyuhyun. Ia membawa dua cangkir minuman dan aroma kopi menguar dari cangkir yang dibawanya. Kyuhyun menoleh, dan ia merutuk dalam hati mengetahui kenyataan gadis ini tengah menemuinya. Hyojin meletakkan minuman itu di atas meja, dan ia pun menyandarkan dirinya seperti biasa pada meja kerja namja itu, menatap Kyuhyun yang tengah duduk mengerjakan sesuatu di sana.

“Kau selalu nampak serius ketika berkutat dengan urusanmu. Dan aku sangat menyukai ekspresi wajahmu saat serius seperti ini.” ujar Hyojin.

“Ini hari pertamamu, tidakkah semestinya akan lebih baik jika kau berada di ruanganmu sendiri?” tukas Kyuhyun. Ia bangkit dan berdiri di depan yeoja itu.

“Owh, kau menyindirku? Tenang saja. Aku akan bekerja dengan baik. Aku hanya ingin membawakanmu minuman. Apakah itu salah?” Hyojin menatap Kyuhyun.

“Sudah ada orang yang bertugas mengantarkan minuman ke ruangan ini. Seharusnya kau paham apa yang disebut dengan jobdesk, nona Choi.” Ujar Kyuhyun.

“Tak masalah bagiku. Aku hanya merindukanmu. Aku sekaligus ingin menemuimu. Hanya itu.” Hyojin tersenyum pada Kyuhyun.

Namja ini diam saja. Dalam hati ia menyesal mengapa harus mengenal dan bertemu dengan gadis ini. Dulu Hyojin bukanlah gadis yang menyebalkan seperti saat ini. Dulu Hyojin adalah gadis yang sangat baik dan manis di matanya. Namun Kyuhyun merasa risih setelah gadis ini terang-terangan menunjukkan rasa sukanya terhadap Kyuhyun, bahkan belakangan semakin mengganggunya. Kyuhyun tidak suka jika ada yeoja yang begitu teguh mengejarnya secara terus-menerus. Apalagi Kyuhyun tahu ia tak akan pernah bisa membukakan hatinya untuk yeoja itu. Hyojin terlalu keras kepala di matanya. Yeoja ini sangat berbeda.

**

Toronto, Canada 2011

“Aku menyukaimu.”

Kyuhyun terdiam. Ia menatap yeoja di depannya, dan gadis itu tersenyum padanya. Tak lama kemudian gadis itu memegang wajahnya, dan menatapnya. Kyuhyun hampir tak bisa menahan dirinya ketika yeoja cantik ini memperlakukannya seperti ini. Namun ia segera menghentikannya ketika mengetahui ini tidak seharusnya.

“Hyojin ah, mianhae. Aku tidak bisa.” Jawab Kyuhyun.

Gadis itu merubah ekspresinya, ia melepas tangannya pada wajah tampan Kyuhyun. Ia kemudian memandang Kyuhyun dengan lekat, meminta penjelasan.

“Apa karena gadis itu lagi?” Hyojin berkata pelan.

“Maafkan aku. Aku tidak mau memaksakan diriku. Kau sudah kuanggap seperti adikku sendiri.”

Hyojin terduduk. Ia tak percaya, namja ini menolaknya.

“Mianhae.. aku masih belum bisa melupakannya. Aku terlalu lama bersamanya. Kuharap kau bisa mengerti itu.” Kyuhyun mencoba menenangkan Hyojin. Ia menyentuh pundak gadis itu.

Hyojin menoleh, menatap Kyuhyun. Ia memeluk namja ini, tak peduli Kyuhyun akan melepaskannya atau tidak. Namun kenyataannya, Kyuhyun membiarkan hal itu.

“Kyu, aku akan menunggumu. Sampai kau bisa menyediakan tempat di hatimu, sekalipun posisiku menggantikan posisi yang pernah ditempati gadis itu. Aku akan menunggu sampai kau melupakannya dan benar-benar bisa menerima gadis lain. Akulah yang akan menjadi gadis pertama yang beruntung itu. Aku tidak mau kau bertemu orang lain lagi.” Hyojin mengungkapkan isi hatinya. Kyuhyun benar-benar serba salah. Ia tidak tahu apa yang harus dilakukannya pada gadis ini.

**

Kyuhyun meneguk winenya sambil menikmati alunan musik yang menggema di bar ini. Ia tak sendiri, namun bersama seorang namja yang juga tengah melakukan hal yang sama. Mereka berdua duduk di atas sofa merah ditemani beberapa orang gadis yang juga adalah teman kuliah mereka.

“Hey, kau kenapa? Ayolah sekali-sekali menikmati hidup. Ini hari kasih sayang, pilihlah seorang gadis untuk kau kencani malam ini.” ujar Kris, nama namja itu. Sahabat Kyuhyun semenjak ia kuliah di sini.

Kyuhyun hanya menggelengkan kepalanya. Ia tetap berfokus pada minumannya, sementara Kris sudah turun lebih dulu ke lantai dansa sambil menggandeng seorang gadis. Kyuhyun hanya mengamati sekelilingnya, semua orang nampak bahagia dengan pasangan mereka masing-masing. Bahkan Kris memilih secara random seorang gadis untuk menemaninya malam ini.

“Menyedihkan sekali hidupku..” gumam Kyuhyun.

Pikirannya kembali terlempar ke masa lalu. Tetap saja, wajah gadis itu yang membayangi pikirannya. Apa yang sedang ia lakukan sekarang? Apakah ia juga tengah berada dalam pesta seperti dirinya saat ini? Jika iya, apakah ia membawa pasangannya? Kyuhyun merasa kesal jika teringat alasan mengapa ia memutuskan secara mendadak untuk pergi jauh seperti ini. Tapi ia benar-benar tidak bisa menyingkirkan gadis itu dari pikirannya.

“Kyuhyun ah~” seorang gadis dengan dress berwarna gelap muncul di sebelahnya.

Kyuhyun menatap gadis itu. Ia tersenyum, dan kembali meneguk gelas kesekian yang sudah dihabiskannya. Kepalanya mulai terasa pusing.

“Kau kenapa? Gwaenchana?” gadis itu mendekati Kyuhyun, memeriksa namja itu. Kyuhyun bersandar pada sofa, menengadahkan wajah tampannya. Ia menarik nafas dengan sedikit berat.

“Sepertinya kau mabuk. Bagaimana jika kita pulang saja?” gadis itu hendak membantu Kyuhyun, namun hal lain terjadi. Kyuhyun mendaratkan ciuman pada bibir gadis itu, membuatnya terdiam dan menikmati itu untuk beberapa saat.

Kyuhyun melepasnya, menatap wajah gadis itu. Namja itu tersenyum lelah.

“Minji ah..” gumamnya menatap gadis itu.

Gadis bernama Hyojin itu seketika merubah ekspresinya yang tadinya bersemu karena senang. Kyuhyun tetap saja hanya mengingat gadis itu. Ia bahkan membayangkan gadis itu saat ini. Kyuhyun kembali menyandarkan tubuhnya, ia memejamkan matanya. Sepertinya ia begitu kelelahan. Hyojin menatap namja itu. Gadis ini semakin menyukainya. Apalagi setelah apa yang baru saja dilakukan Kyuhyun padanya. Meskipun Kyuhyun tidak sadar melakukan itu, ia tahu hal itu sangat berarti baginya. Hyojin turut menyandarkan tubuhnya pada Kyuhyun, dan ia memeluk namja itu.

———————————–

Minji merasa sedikit sedih. Hari ini ia ke bandara untuk mengantarkan kedua orangtuanya. Ternyata Tuan Kang dan istrinya memang khusus pulang untuk mengurus masalah warisan kakeknya. Dan ketika saat ini urusan itu telah selesai, kedua orang itu kembali ke tempat masing-masing untuk melanjutkan tugasnya.

Ayah dan ibunya tinggal di tempat yang terpisah. Ibu Minji tinggal di Shanghai bersama kedua orangtuanya sambil mengurus sebuah bisnis, sementara ayahnya akan kembali ke Jerman untuk menghandle bisnis keluarga mereka yang ada di sana. Sesungguhnya gadis ini sudah mulai merasakan kenyamanan dengan keluarganya yang baru saja berkumpul, namun kini ia harus rela kembali melepaskan mereka.

“Omma berangkat dulu. Jaga dirimu baik-baik. Jika ada waktu datanglah ke Shanghai. Nenek merindukanmu.” Wanita ini mencium putri semata wayangnya. Minji melambaikan tangan pada ommanya karena penerbangan ke Shanghai sebentar lagi.

Kini tinggal Minji dengan ayahnya. Lelaki itu memandang putrinya.

“Pikirkanlah baik-baik semuanya apa yang sudah kita bicarakan. Jika nanti kau membutuhkan bantuan appa, appa akan pulang.” Pria itu tersenyum dan mengusap kepala anak gadisnya.

Minji memeluk appanya. Belum pernah ia merasa setenang ini saat dipeluk ayah kandungnya.

“Aku akan merindukan appa.” Ujar Minji.

“Ne, appa juga. Jaga dirimu baik-baik. Salam untuk Kyuhyun dan yang lainnya. Oh ya, appa lupa memberitahu Kyuhyun agar ia menjaga putri appa dengan baik.”

Minji hanya tertawa saat ayahnya itu menggodanya. Gadis itu memeluk ayahnya erat, sebelum akhirnya pria itu berangkat.

————————————-

Minji berjalan beriringan dengan namja yang tengah menggenggam tangannya saat ini. Hari ini ia dan Kyuhyun berjalan-jalan di sekitar kawasan Myeongdong, berkencan sambil menghabiskan akhir pekan. Kyuhyun sengaja tidak membawa mobilnya, mereka sengaja berjalan kaki dan menghabiskan waktu bersama.

Musim dingin telah berakhir, dan di musim semi ini orang-orang mulai ramai dan berjalan-jalan menghabiskan waktu. Pasangan ini sama-sama mengenakan sepatu kets, dan Kyuhyun hanya mengenakan kaos lengan panjang dengan motif garis-garis yang menjadi favoritnya. Minji pun tampil santai dengan kaos serta hot pants dan di tubuhnya melingkar tas kecil berwarna putih senada dengan bajunya.

Mereka kemudian berhenti di depan sebuah kedai kaki lima yang menjual jajanan. Minji merasa sedikit lapar, ia kemudian sibuk memilih beberapa kue untuk dimakannya bersama Kyuhyun. Namja itu tertarik pada hal lain, ia pergi sebentar kemudian masuk ke sebuah toko yang berada tak jauh dari tempat itu tanpa memberi tahu gadisnya.

Minji tak menyadari jika Kyuhyun menghilang di sebelahnya. Ia melihat ke sekeliling dengan heran namun tak juga menemukan sosok Kyuhyun.

“Kemana dia?” Minji sedikit gelisah dan bersiap mengambil handphonenya, hendak menghubungi Kyuhyun.

Seorang gadis berusia sekitar delapan tahun mendekatinya, kemudian menyerahkan sesuatu pada Minji.

“Eonie..”

“Untukku?” Minji bertanya pada gadis itu sambil tersenyum.

“Ne,” gadis itu kemudian berlari cepat, masuk ke sebuah toko bunga.

Minji memandang seikat bunga lily berwarna putih yang baru saja diterimanya.

“Cantik sekali,,” gumam Minji dalam hati.

“Kau menyukainya?” tiba-tiba sebuah suara mengagetkan Minji. Kyuhyun tengah berdiri di belakangnya dan membawa dua buah minuman.

“Bunga ini darimu?”

“Ne, aku membelinya untukmu. Kau suka?”

Minji tersenyum. Ia bergegas menggandeng tangan namja itu lalu mereka pun duduk di sebuah bangku di pinggir jalan, memakan kue yang dibeli Minji. Di seberang jalan di hadapan mereka, terdapat sebuah etalase kaca yang memasang manekin perempuan dengan mengenakan gaun putih yang sangat indah.

“Hei, dalam waktu dekat kau juga akan mengenakan gaun itu.” Kyuhyun berkata pada gadis di sebelahnya.

“Kau tidak bisa melamarku sekarang, orangtuaku sudah kembali ke Jerman.” Ujar Minji tanpa menatap Kyuhyun. Gadis ini sibuk memakan kue yang dibelinya.

“Oh ya? Kalau begitu kapan aku bisa melakukannya? Aku takut kau akan terlepas dariku jika tak segera kuikat.” Kyuhyun berkata lagi.

Minji menatap namja ini lalu memukul lengannya. Kyuhyun hanya terkekeh karena sepertinya Minji kesal dengan ucapannya.

“Apa kau pikir aku ini semacam barang yang bisa diikat? Huh-“

“Bagiku kau memang barang, barang berhargaku. Dan aku tidak mau jika barang berhargaku jatuh ke tangan orang lain.”

Minji hanya diam saja. Namja ini kembali membuatnya merasa melayang seperti ini. Minji tahu ia telah menetapkan pilihannya, baru saja. Ia tentunya tidak bisa meninggalkan tempat ini karena sebuah alasan yang sudah pasti diketahuinya. Ia tidak bisa terpisah jauh lagi dari namja ini.

TBC-

Part ini adem yah~ hehe maaf aku cut di sini,,

Mohon jangan bosen dulu ya..

Masih ada beberapa bagian yang harus diselesaikan,,

Jangan lupa buat komen,, karena komen kalian penting banget buat aku lanjutin story ini ke depannya..

ThanKYU ^^

 

 

 

 

 

 

40 thoughts on “[8] Your Guardian

  1. seneng kalo partnya lagi adem ayem gini. haha.
    itu hyorin kapan sadarnya sih yatuhan. -_-
    donge kok mau pergi? ah kasian yoora nanti jadi sendirian. huhu..
    hanwoo sama hyukjae cie.. suka-sukaan cie.
    chukkahae minnieeee.. kamu mau jadi appa.

    ditunggu next part 🙂

    Suka

  2. Apa ini?
    Apa ini?
    Apa ini?

    T______________T
    Hyojin-aaaaaaaaaaa..
    Kok malang sekali nasibmu naaak..
    Onnie, itu jleb sekali.
    Kyu..gak bisakah sedikit..sedikit..sedikit bersikap baik lagi ke hyo?
    Dan hyojin, berhentilah jadi gadis yg menyebalkaaan..
    Aduh miris.
    Yeobooooo..km cium aku tp dalam bayanganmu cuma minji..boleh aku getok kamu?
    T_____T

    Sudah mulai terbeberkan sedikit demi sedikit ya.
    Persepsinya dina sih..hub Hyo-Kyu itu bener2 baik pas sebelum hyo jd terobsesi sama kyu. Ya salahnya hyo itu, dia terlalu memandang kyu berlebihan.
    Andai aja dia gak ngebiarin rasa sukanya itu terus nambah.
    Pasti gak bakal jd ky gini kan?

    Hhhhhhhhh..

    Aciet..yg udah pada lulus.
    Lee sungmin ini bener2 ya, dikit2 traktir.. Bagi dong duitnya buat beli dipidi lol
    Hhhhhhh..
    Pada intinya part ini dina miris sama nasibnya hyojin onn..
    TT_____TT

    Suka

    • Ng..dina baca ulang buat kepo sesuatu..

      Abisnya td onnie nanya, ada nyadar sesuatukah..
      Dina penasaraaaaaan..

      N sesuatu yg dina dapet itu…jeng jeng..KRIS..
      KRIS NUGUYAAAAAAAAA..
      Dia cuma nempleng nama doang atau bakalan gimana ini..
      *ini baru persepsi dina aja sih, abisnya onnie gak bilang something itu apa, jadi kalo dina salah mikir yho wis lololol

      Akh..hyojin-aaaaaaaaaaaaaaa..
      Kyuhyun-aaaaaaa..
      Minji-yaaaaaaa..
      Donghae-yaaaaaa
      Yoora-yaaaaaaa
      Hanwoo-yaaaaaaa
      Eunhyuk-aaaaaaaa

      Suka

  3. aku mau comment. tapi bayar ya stelah ini?? atau jadikan aku sparkyu setelah koment ini karena komentku mahal #kibasrambut

    aku suka openingnya >….<
    aduuhh geli-geli gemanah geto ngeliat mereka berdua.
    serasi banget . cocok banget.
    tolong jangan pisahkan mereka. mereka tidak akan terpisahkan.

    cepet lanjut yah thor.~
    yuhuuuuu~~

    Suka

  4. aku mau comment. tapi bayar ya stelah ini?? atau jadikan aku sparkyu setelah koment ini karena komentku mahal #kibasrambut
    aku suka openingnya >….<
    aduuhh geli-geli gemanah geto ngeliat mereka berdua.
    serasi banget . cocok banget.
    tolong jangan pisahkan mereka. mereka tidak akan terpisahkan.

    cepet lanjut yah thor.~
    yuhuuuuu~~

    Suka

  5. Lanjut authorrrrrr. Ceritanya makin manteb ajaah (?) *plak. Kasian yoora-_- aduh moga donghae suka yak dan sadar akan hadirnya yoora *lebeh-,- itu kyuminji cepet cepet nikah atuhh biar dapet anak (?) Huekekekekek

    Suka

  6. Neomu neomu neomu neomu chua.. ^^
    Aku suka part ini dan cepat selesaikan utk part berikutnya..

    Oyah eon…. Yoora dan donghae bener bener bkin penasaran,, cepetin napa mreka pacaran, T^T aku gak suka liat hub sprti ini,, hehe :p

    Gomaweeoo eon. Hwaiting!

    Suka

  7. kyu emg mabuk minji..hahahah suka bgt ,, kyu emang bener namja..pokonya dia mau minji..jadi lantang bgt,, gk malu, gak ragu, tetep minji yg dia mau,,
    minji gk takut ada hyojin yg ngancam hubungan mereka,, knp gk langsung terima aja lamaran kyuu.,, heheehhe
    ooohh,, jdi dari dulu emg huojin nya ajj yg suka m kyuu..
    itu donghae kenapa gk peka bgt ,,
    eonni..cepetan d lanjut 🙂 d tunggu bgt 🙂

    Suka

  8. KYaaaa…><
    neomu joha..joha…pake banget ama part ini…

    Suka bagian pas pertama adegan hae ama umin..aduh umin bijaksana banget jadi hyung….

    Itu Hyuknya kenapa campah sekali ama Minrin..hweee dia kakak iparmu..bilang noona apa..ish…
    tapi makasi udah nganterin cek up yah..hihihi
    Kya…Hwang Minrin udah hamil..bentar lagi Sungmin mau jadi Appa…

    Hyuk cepet gaet Hanwoo…ntar Hanwoo cepetan di gaet ayank ukii..
    Hae..peka apa dikit ama Yooora

    Suka

  9. Ah…aku mau lanjut koment…tadi ada gangguan teknis…
    ah,,,,,KyuMinji jeg tebar kemesraan di part ini…
    terus2 aja kayak gini Kyu…jangan galau lagi kayak part sebelumnya..
    cepeet nikahin Minji….jangan ampe dia tergoda Hae…

    Buat Hyojin…kapan kamu sadar nak? aduh sekarang pake bantuan appanya lagi..aduh,,,Hyojin appa jangan mau bantuin Hyojin yah….

    Suka

  10. wah…part ini aman banget..suka deh….
    kasian hyojin sama hyora …. mmm kalo donghae agak kasian juga sih …kayaknya mereka yg belum ketemu jalan jodonya….wkwkw apaan jal????

    saya tetep paling suka scene hyuk hanwoo …my fav couple here ..mmwalopun cuman nyelip nyelip but it’s sweet ….

    heemmmm waiting for next chapter

    Suka

  11. ihhhhh… kyuhyun n minji makin lengket aja nih mpe kyuhuun mau ngelamar gt….
    seneng deh sama hubungan y kyuhyun n minji ortu masing2 ngak mempermasalahin n ngerestuin yg jd masalah cuma satu HYOJIN ja nih nyamuk pengganggu…..
    akhir y yoora ngaku jg klo di suka ma dongha ya walaupun dlm keadaan mabok,,,, donghae bakal gmn ya nantisikap y ke yoora di kan dah tau perasaan y yoora k dia,,, sementara hati y hae buat minji,,, donghae bakal cob berhubungan ma yoora ngak tuh…..
    Lanjut……

    Suka

  12. Iya nih, part iniadem. Jadi ayahnya minji nawarin dia buat pergi ya? Makanya waktu kencan sama kyuhyun dia mutusin buat nggak pergi. Ah, suka banget kalo kyuhyun sma minji lagi berduaan.
    Semoga aja keinginan kyuhyun bisa terkabul ya. Walaupun mungkin ntar ada masalah yg dibuat hyojin, tapi semoga kyuhyun minji bisa hidup bahagia bersama

    Suka

  13. Part ini adem ayem banget dech..
    Tapi tetep ajja hyojinnya menyebalkan..
    Mana dy pake mau minta bantuan appanya lagi..
    Duhh apa lagi yg mau dy lakuin ya??

    Udah eonnn kyu nya cepetan nikahin sama kang minji.
    Keburu diembat sama yg lain ntar..

    Hyukjae hanwoo makin mesra ajja dech..
    Apalagi sekarang hanwoo nya udah mulai berani..
    Ahh so sweet banget waktu dy ngelapin bibir hyukjaee…

    Ya ampun yoora kasian banget mau ditinggal pangerannya…
    Kira” donghae mempertimbangkan kata” yoora gak ya??
    Secara ngomongnya pas mabuk g2..

    Suka

  14. apapun usaha hyojin buat misahin kyuhyun-minji semoga mereka kebal sama cara” hyojin…makin lama makin nyebelin tu hyojin si nenek sihir…

    Suka

  15. mulai terungkap msalah kyuhyun sma hyojin….tpi msih ada yg bkin penasaran,qo kyuhyun benci bgt ya sma tuh yeoja.
    donghae mau prgi,yoora menjanda dong…wkwkwk

    Suka

  16. Haha udah lah cepet nikah ><
    Tapi urusan Hyojinnya cepet selesain dulu XD
    Hihi, Minji udah mulai brani blang saranghae XD ❤
    Aduuh, gak sbar sama kelanjutannya XD
    Fighting author-nim! ^^

    Suka

  17. oohh,, jadi itu ya masalah Kyuhyun sama Hyojin sebenarnya,,kasiaaannn

    aku penasaran sama kelanjutan kisah kyumin, haera, dan jaewoo,,

    Suka

  18. berdua-duan yang ketiga setan (read:hyojin)
    masih adem yah disini..
    berharap mereka nikahhhh.. cepet..
    yoora kasiannn mau ditinggal ama kesayangan wkwk.. si hae juga ga peka banget sih..

    Suka

  19. Kapan minji akan sadar kalo seorang hyojin itu sangat berbahaya bagi kelangsungan hubungan nya dngan kyuhyun?
    Dan semoga saat flasback hyojin itu tidak terjadi apapun antara kyuhyun dan hyojin krna klo smpai kejadian entahlah apa yg akan trjadi pada minji? 😢

    Suka

Leave a Comment ...