[4] Realove

Realove4

Author: Hanwoo •Cast: Lee Hyukjae – Hanwoo – and Other Cameo • Genre : Straight – Romance • Length: 4

While doing something, we passed the changing seasons.
Always we came along holding our hands together.
I could pass the days I wasn’t sure, because you were here. I could always stay strong.
The scenery might change in the future,but us, let’s be always together.

Promise you. I will live thinking about you. We are connected by our heart to heart. Promise you.
What I want to tell you is just that I love you.
I will promise the piece of eternity.

Suju KRY – Promise U

English trans by: http://liriksujusnsd.wordpress.com/2012/12/25/lirik-super-junior-k-r-y-promise-you-romanisasi-english-indonesia/

*

*

*

Eunhyuk’s POV

———————–

Malam ini di dalam kamar dorm. Kurebahkan tubuhku yang lelah di ranjang. Menatap langit-langit kamar lalu menaikkan tangan kananku menyentuh kening. Beberapa minggu ini aku benar-benar tidak bisa tidur dan makan dengan baik. Aku memikirkan Lee Hanwoo. Aku menyesali perkataanku kemarin untuk putus dengannya. Bisa diakui aku hanya emosi sesaat kemarin.

Bagaimana bisa aku tidak cemburu dan marah ketika melihat adegan kemarin ketika Hanwoo sedang berdua saja dengan seorang pria disaat aku tidak menghubunginya hampir sebulan. Pikiranku melayang-layang mengenai itu.

Kubalikkan tubuhku ke samping kanan. Tak lama kemudian kubalikkan ke kiri. Aku benar-benar merindukannya. Merindukan Hanwoo saat-saat dimana aku berada disampingnya memeluk tubuhnya dan mencium wangi aroma tubuhnya. Wangi strawberry yang selalu melekat di tubuhnya. Aku sangat nyaman bersamanya.

Dan kini dia pergi ke dorm EXO? Benar-benar playgirl . Jeongmal..

*

Author’s POV

——————–

Di dalam sedan pinknya Hanwoo mencoba menghubungi Hyojin. Dia masih tidak mengerti apa yang sedang terjadi pada sahabatnya itu. Handphone yeoja itu belum juga aktif sampai malam ini. Posisinya saat ini sedang berada di parkiran bawah tanah dorm EXO. Tadi dia habis bertemu Kriss.

“Apa yang terjadi? Bagaimana bisa Hyojin mengirimiku pesan seperti ini setelah bertemu denganmu Kriss!!” teriak Hanwoo di depan pintu sambil memperlihatkan sms Hyojin di hadapan Kriss. Karena teriakan Hanwoo yang sangat keras, Suho datang.

“Yaakk waeyo Kriss? Ah, anyeong haseyo dongsaengnya Sungmin hyung.. Teriakanmu terdengar sampai ruang tengah. Ada apa ini?” tanya Suho yang sadar akan kedatangan Hanwoo.

“Lihat ini, Hyojin mengirimiku pesan seperti ini setelah bertemu Kriss !!”

“Yaaak Wu Yi Fan!! Jeongmalyo?! Lalu dimana Hyojin saat ini?” panik Suho. Kriss masih terdiam. Dia seperti memikirkan sesuatu. Tapi tidak pada Hanwoo yang membuang smirknya menatap Kriss.

“Bahkan Suho-ssi pun bisa menanyai Hyojin. Sudahlah.. Aku tidak mengerti dengan kisah cinta kalian berdua. Suho-ssi, aku akan pergi. Mianhamnida.” Ujar Hanwoo yang kemudian langsung berbalik meninggalkan Suho dan Kriss yang menatap punggung Hanwoo semakin menjauh.

Hanwoo menghela napas. Dia pasrah. Mungkin dia akan pergi mencari Hyojin di tengah malam. Atau mencoba menunggu di apartemennya. Dia menghidupkan mesin mobilnya lalu menyalakan lampu yang mulai menerangi tembok di depannya. Tiba-tiba handphonenya berdering. Dengan cepat dia mengambil handphonenya lalu melihat nomor telepon yang tertera di layarnya. Bukan nomer telepon Hyojin melainkan nomer lain yang tidak dikenalnya. Mungkin saja ini Hyojin yang menelepon pikirnya.

“Yeoboseyo..”

“…”

Tidak ada jawaban. Hanwoo mengernyitkan keningnya. Dia merasakan keanehan.

“Yeoboseyo..? Hyojin-ah apakah itu kau?”

“…” Tidak ada jawaban lagi.

“Apakah ini Kriss?”

“Kriss? Jadi sekarang kau mencari Kriss? Ouuh.. Kau.. Kau benar-benar playgirl!!!” suara di seberang sudah terdengar. Tapi Lee Hanwoo malah memincingkan matanya ketika tahu siapa suara yang tengah meneleponnya. Dia menghela napas cepat dengan mulut sedikit terbuka. Hanwoo hendak memutus sambungan teleponnya..

“Andweee!! Jangan ditutup, jebal. Hanwoo-ya..” teriak Hyukjae. Hanwoo mengedipkan matanya.

‘Darimana dia bisa tau bahwa aku akan mematikan teleponnya?’ Lee Hanwoo celingak-celinguk mencari sosok Lee Hyukjae. Mungkin saja dia sedang mengikutinya saat ini dan bersembunyi di salah satu mobil yang ada di parkiran ini.

“YAAAAK!!! KAU DIMANA?! KELUAR!!!”

“jangan berteriak seperti itu! Aku sedang di kamar. Wae? Kau merindukanku? Kau sudah merindukanku dan ingin melihatku sekarang? Baiklah aku akan pergi menemuimu, kau ada dimana? Aku sedang bersiap-siap.”

“Berhenti menemuiku!!! Bagaimana kau bisa tahu aku hendak mematikan telepon?! Jangan mengikutiku !!!”

Lee Hyukjae terdiam. Hanwoopun terdiam. “Aku mengenalmu, Hanwoo-ya.” Ujarnya singkat. Hanwoo tercengang. Air matanya mengalir. Baginya pria ini hanya menjadi masalah dihidupnya. Semakin menghindarinya, semakin merindukannya. Sebenarnya dia tidak ingin hubungannya seperti ini. Tapi si pria yang memutuskan semuanya. Dengan cepat Hanwoo mematikan handphonenya.

Lee Hyukjae tersentak. Dia berteriak sekali lagi menyebut nama Hanwoo pada telepon yang sudah terputus itu. Mungkin dia akan menjadi gila mulai hari ini.

***

Dua hari kemudian..

Hyojin termenung di atas ranjang masih mengenakan gaun tidurnya. Dia terduduk memeluk kedua pahanya. Dia matikan handphonenya dan tidak ingin pergi keluar. Dia juga tidak ingin bertemu Hanwoo. Dia masih belum siap menceritakan semuanya bahwa Kriss salah mengirimi pesan. Pesan yang harusnya dia kirim untuk yeoja lain malah sampai padanya. Dia benar-benar malu dan tidak ingin bertemu siapapun. Dia juga tidak pergi kuliah.

Selama dua hari juga kamarnya sangat berantakan. Banyak sisa-sisa makanan yang tercecer di meja belajarnya bahkan ada yang sampai jatuh di lantai. Dia benar-benar patah hati dan sakit hati. Dia kapok dan ingin berhenti menyukai Kriss. Dia menangis lagi dengan keras.

Tiba-tiba pintu apartementnya berbunyi. Pasti Hanwoo datang lagi pikirnya. Sahabatnya itu pasti sangat mengkhawtirkannya. Tapi dia sangat malu dan tidak ingin membukakan pintu untuk siapapun. Dia biarkan saja seperti ini.

Setengah jam kemudian..

Rasanya Hyojin ingin berteriak mendengar bel apartementnya terus berbunyi sampai sejam kemudian. Kepalanya menjadi pusing dan tiba-tiba ingin memuntahkan isi perutnya. Dia tidak mengerti kenapa Hanwoo betah menunggunya sampai setengah sejam dan membunyikan bel apartementnya tanpa henti.

Hyojin menghapus air matanya lalu bergerak lemas pergi keluar kamarnya untuk membukakan pintu. Langkahnya sangat lemas. Rambutnya yang panjang sudah sangat kusut karena dia tidak menyisirnya dengan baik.

Hyojin membuka pintu dan menutup mulutnya terkejut melihat siapa yang ada dihadapannya. Pria jangkung dengan rambut belah tengahnya. Dia memakai jaket kulit berwarna hitam dengan dalaman kaos putih yang membuat Hyojin seketika lemas. Kriss datang menemuinya. Beribu-ribu pertanyaan mulai melayang-layang di atas kepala Hyojin. Ini membuatnya sedikit pusing.

“Hyo..” suara Kriss terdengar lemah. Hyojin dapat mendengarnya. Dia hendak menutup pintunya namun Kriss tahu gelagat Hyojin. Dengan cepat Kriss menahan pintunya hingga jari Kriss terjepit pintu akibat Hyojin.

“Akkh jariku.. jariku..!” Kriss meringis kesakitan. Dengan cepat Hyojin membuka pintunya meraih jemari Kriss dengan takut.

“Omona.. Miane.. Miane. Jeongmal miane.” Pada akhirnya dia meminta maaf pada Kriss. Dia merasa menyesal melakukan hal ini dan menyesal pada akhirnya dia yang harus minta maaf.

“Wae?” tanya Kriss. Logat Chinanya masih sedikit terdengar walaupun hanya mengucapkan sepatah kata. “Kenapa meminta maaf? Ini bukan salahmu. Bukankah aku yang harus meminta maaf?”

“Jarimu pasti sakit, Kriss. Aku akan mengobatimu lalu kau boleh pulang.” Dingin Hyojin. Kriss tahu Hyojin sedikit berbeda padanya namun tetap gadis ini begitu perhatian padanya. Dia sedikit menyesal sempat menyakiti Hyojin kemarin hari.

Kriss duduk di ruang tamu. Dia memberikan jemarinya pada Hyojin mempercayakan Hyojin untuk menyembuhkan jemarinya yang terasa sakit. Terkadang Kriss meringis menahan sakit.

“Sudah selesai. Kau bisa pulang Kriss.” Hyojin merapikan kotak obatnya tanpa menatap Kriss sedari tadi. Kriss menatap Hyojin. Melihat yeoja itu yang terlihat kuat dihadapannya namun dia tahu yeoja ini menangisi dirinya.

“Apartementmu sangat bagus ya..” ujar Kriss sedikit memuji walaupun dia tahu ruangan ini sedikit berantakan. Hyojin menghela napas mendengarnya. Dia sangat malas meladeni Kriss. Moodnya sedang tidak baik walaupun ada Kriss dihadapannya. Sekarang sudah berbeda. Hatinya sudah lagi tidak seperti dulu dan mungkin tidak akan kembali mencintai Kriss.

“Kau tidak mendengarku, Kriss? Kau boleh pergi !!”

“Baiklah! Baiklah!! Aku akan pergi !! Tapi besok aku akan kembali mencarimu.”

“Aku akan pindah dari sini jika kau berani muncul dihadapanku.”

“Pindah saja, aku akan mencarimu, Choi Hyojin.”

“Kau tidak bisa mencariku karena aku akan pergi ke Amerika menemui keluargaku.”

“Yaak.. Hyojin-ssi !! Apa kau serius dengan semuanya?” Kriss menarik tangan Hyojin hingga yeoja itu terjatuh menindih Kriss. Hyojin mengerjap-ngerjapkan matanya. Dia masih belum sadar untuk beberapa detik namun beberapa saat kemudian air matanya mengalir. Hatinya menahan sakit yang meluap pada akhirnya. Kriss salah tingkah dibuatnya. Dia tidak tahu harus bersikap bagaimana dihadapan wanita yang sedang menangis karena ucapannya.

Mianhamnida, Hyojin-ssi.” Hanya itu yang bisa Kriss ucapkan.

“Kau ini apa .. Pergilah dan jangan menggangguku lagi. Aku sedang mengurus perpindahanku ke Amerika.”

Hyojin terbangun lalu masuk ke dalam kamarnya. Sedangkan Kriss membenarkan posisi duduknya merasakan hatinya yang sedikit terpukul oleh ucapan Hyojin.

*

“Bantu aku .. Kumohon. Dia mengatakan akan pergi ke Amerika.” Ujar Kriss ketika menelepon Hanwoo di tengah malam.

“Yaaak !! Sebenarnya kau bagaimana padanya? Jangan memberikan dia harapan jika kau tidak benar-benar suka padanya ! Biarkan dia pergi !”

“Mwoya?! Kau membiarkan sahabatmu pergi ke Amerika? Aku hanya ingin berteman dengannya dan semua ini salahku jadi mohon bantu aku.”

“Aiishh.. Dengarkan aku, Hyojin menyukaimu. Bagaimana dia bisa mendengar kau hanya menginginkan dia sebagai temannya? Lebih baik aku membiarkannya pergi ke Amerika saja daripada seperti ini, araseo! Jangan menemuinya lagi..”

“Kumohon.. Hanwoo-ssi..”

Kriss terus memohon namun Hanwoo memutuskan sambungan teleponnya. Dia benar-benar muak dengan pria pembual macam Kriss. Apalagi seperti mantan kekasihnya itu. Lee Hyukjae.

Hanwoo bersiap untuk pergi ke apartement Hyojin. Dia membuka pintu dan terkejut melihat Lee Hyukjae berdiri di depan pintunya.

“Omona omona omoo..na!!! Yaaak!!! Kau mengagetkanku saja!! Jantungku hampir copot karenamu oppa!!!” teriak Hanwoo dengan wajah memerah karena saking kesalnya. Lee Hyukjae tiba-tiba jatuh di bahu Hanwoo. Matanya terpejam.

“Perutku sakit. Aku berdiri disini sudah 3 jam lamanya dan lupa makan. Perutku benar-benar sakit..”

“Kau.. Kau jangan membohongiku.. Oppa.. haaaaaaa..”

‘BRUK’

Mereka berdua terjatuh di lantai. Hyukjae menindih Hanwoo. Mata laki-laki itu terpejam seolah-seolah menahan sakit di perutnya. Hanwoo mendorong tubuh Hyukjae pelan hingga laki-laki itu tertidur di lantai. Hanwoo mengecek suhu tubuh Hyukjae dan mulai panik. Padahal suhu tubuhnya tidak begitu panas tapi .. Dengan cepat Hanwoo menampar pipi kiri Hyukjae pelan mencoba menyadarkan pria itu.

“Oppa.. Ireona.. Oppa! Kau mendengarku? Oppaa!!!” Hanwoo mulai panik.

Hanwoo menidurkan Hyukjae di sofa ruang tengah setelah memapahnya dengan langkah pelan karena tubuh Hyukjae yang sedikit berat walaupun tubuh pria itu terlihat kurus. Hanwoo tidak tahu harus melakukan apa. Dia mengambil handphonenya mencoba menelepon Sungmin. Siapa tahu saja oppanya mau menjemput pria ini dan bersedia mengajaknya ke dokter.

“Yaak oppa, kau dimana?”

“Aku sedang berlatih musical, aku sedang sibuk sebentar lagi meneleponku ya. –Klik.”

Sungmin mematikan teleponnya terlebih dahulu. Hanwoo menghela napas. Dia menatap Hyukjae pasrah.

“Apa ini salahku? Siapa suruh menungguku di depan pintu selama itu hah? Jika aku tidak keluar sampai kapan kau akan menungguku?! Kau ini merepotkan saja! Dasar pria manja !” omel Hanwoo.

Eunhyuk’s POV

———————-

“Apa ini salahku? Siapa suruh menungguku di depan pintu selama itu hah? Jika aku tidak keluar sampai kapan kau akan menungguku?! Kau ini merepotkan saja! Dasar pria manja !”

Lee Hanwoo !!! Kau kira aku tidak mendengarmu? Jika aku tersadar aku tidak memberimu ampun. Aku menunggunya dari 3 jam yang lalu. Aku benar-benar tidak tahu harus bagaimana. Ingin sekali menemuinya tapi aku masih tidak punya keberanian. Dan aku tidak tahu bahwa dia membuka pintu dan memergokiku yang sedang berdiri menunduk di depan pintu. Aku tidak ingin terlihat begitu lemah dihadapannya. Memalukan.

Aku pun mulai berbohong mengatakan perutku sakit dan pura-pura pinsan. Pada akhirnya aku berhasil tidur di sofa ini. Umm.. Sudah lama sekali aku tidak berada di tempat ini. Biasanya aku akan mencarinya lalu akan melakukan sesuatu dengannya di sofa ini. Namun tidak berbuat intim. Kami tidak pernah melakukannya.

Ya, aku berbohong. Aku berbohong mengenai perutku yang sakit. Nyatanya aku baik-baik saja. Aku juga pura-pura pinsan. Ini semua hanya bertujuan untuk mendapatkan perhatiannya lagi. Diumpamakan seperti murid yang selalu berbuat nakal di sekolah itu hanya bertujuan untuk mencari perhatian oleh lingkungannya. Aku juga sama. Aku akan melakukan apapun demi mendapat perhatian Hanwoo lagi.

Aku masih terpejam dan tidak mendengar lagi suara Hanwoo. Rasanya ingin membuka mata penasaran dengan apa yang sedang dia lakukan. Apakah dia sedang meninggalkanku dan membiarkanku tidur sendirian di kamar? Aku terduduk dan membuka mata lalu melihatnya terkejut menatapku sambil membawa kotak obat. Apa yang harus kulakukan? Rasanya aku ingin gila!! Seharusnya aku tidak bangun !!!

Author’s POV

———————-

Lee Hanwoo mengambil kotak obatnya di sebuah rak dekat dengan dapur. Dia melangkah menuju Hyukjae yang sedang tertidur. Dia terkejut tiba-tiba ketika melihat Lee Hyukjae terbangun.

“Oppa, kau .. sudah sembuh?” bingung Hanwoo. Hyukjae menghela napas. Dia melempar jaketnya ke lantai. Napasnya tersengal-sengal karena emosinya. Dia hanya malu pada dirinya sendiri. Betapa bodohnya dia. Seharusnya dia tidak bangun dan membiarkan Hanwoo mengobatinya. Tapi apa yang didapat? Dia rasa sebentar lagi mereka akan bertengkar.

“Aku tidak sakit!! Aku berbohong !! Rasanya aku ingin gila !!” jujur Hyukjae. Hanwoo tidak mengerti kenapa pria ini begitu jujur padanya.

“Ige mwoya?! Kau membohongiku?! Susah-susah aku memapahmu..”

“Nee !! Aku membohongimu!! Tidakkah kau bisa melihat usahaku? Yaak !!!” Lee Hyukjae bangkit merampas kotak obat yang dipegang Hanwoo lalu membuangnya begitu saja di lantai. Dia menendang-nendang isi dari kotak itu seperti anak kecil. Hanwoo benar-benar ingin ketawa melihatnya namun dia berusaha tenang dan pura-pura marah. Lee Hyukjaenya memang seperti ini jika tidak bisa memenuhi semua keinginan hatinya dia pasti akan merengek pada akhirnya .

“Sampai kapan kau akan seperti ini?! Lihat !! Itu !!! Itu !! Dan itu!! Kau masih memajang semua fotoku! Jinja…” Lee Hyukjae menunjuk semua foto yang terpasang di dindingnya dan bertengger di atas laci disamping sofa. Lee Hanwoo merasa terpegoki. Dia mendadak salting.

“Baiklah, aku akan menuruninya !! Aku akan membuang semua fotomu! Karena aku sibuk, aku belum sempat mengeluarkan tangga di gudang hanya untuk membuang foto-foto itu. Mian. Sekarang aku akan mengambil tangga.”

Lee Hyukjae menelan ludah mendengarnya. Hanwoo beranjak meninggalkannya. Dengan cepat pria itu menyusulnya dan menghadangnya dari depan.

“Yaaak!!!” teriak Hyukjae.

“Yaaak!!!” teriak Hanwoo balik. Hyukjae meraih tangan Hanwoo dengan erat mencengkramnya. Hanwoo mencoba menepisnya. Dia menatap Hyukjae kesal karena cengkramannya begitu kuat di pergelangan tangannya.

“Oppaa lepaskan!! Kau ini seperti anak kecil sekali ! Kau tahu ini yang aku tidak suka. Kau yang memutuskanku tapi kau juga yang meminta kembali akhh..”

Lee Hanwoo kaget karena Lee Hyukjae tiba-tiba mencium bibirnya. Hanwoo mencoba melepasnya namun Lee Hyukjae berhasil menarik pinggang Hanwoo. Cengkraman yang tadi berubah menjadi genggaman. Hyukjae berhasil menggenggam tangan Hanwoo.

Beberapa menit kemudian Lee Hyukjae berhasil menindih Hanwoo di sofa. Mereka terus berciuman. Tidak mengerti kenapa Hanwoo cepat sekali memaafkan Lee Hyukjae. Namun dia juga tidak bisa membohongi dirinya bahwa dia tidak bisa meninggalkan pria yang sedang menciumnya. Belakangan ini dia juga tahu bahwa Lee Hyukjae terus mengejarnya dan berusaha untuk meminta maaf.

“Hyuk..”

“Hanwoo-ya .. Mmhh..”

 Lee Hyukjae dan Lee Hanwoo sepertinya mulai terangsang. Mereka berdua tidak mengerti kenapa rindu ini menghasilkan hasrat ingin melakukan hal negative itu. Padahal selama ini mereka tidak pernah berbuat hal yang tidak-tidak. Ya, nafsu. Mereka berdua sedang di puncak nafsunya. Lee Hyukjae hendak membuka baju yang dikenakan Hanwoo.

“Umm.. Hanwoo-ya !! Omoo.. Omooo..” suara seseorang menghentikan semuanya. Hanwoo dengan cepat menurunkan tangan Hyukjae dan menoleh ke arah Hyojin yang sedang menutup kedua matanya. Sedangkan Lee Hyukjae sudah seperti patung liberty karena nafsunya belum terpuaskan.

Hanwoo’s POV

———————

Aku mengantar Hyukjae oppa ke luar apartementku karena Hyojin datang dan sedang menungguku di dalam. Mungkin aku akan memarahi gadis itu sebentar lagi. Kami saling berhadapan dan saling tatap. Tangannya menggenggamku. Hangat dan sudah sangat lama tidak seperti ini. Aku tersenyum. Benar-benar lega seperti ini.

“Miane. Aku sangat cemburu kemarin hari. Seharusnya aku percaya padamu.” Ujarnya. Rasanya ingin menangis bisa mendengar suaranya dengan hati yang sudah membaik seperti ini. Aku mengangguk.

“umm..”

“Yaak kenapa hanya itu jawabanmu?” Dia mulai merengek lagi. Manja sekali. Aku sangat senang mendengarnya. Aku mencoba tersenyum dihadapannya setelah sekian lama aku memberikan tatapan tajam terus padanya.

“Lalu kau ingin aku memberikan jawaban apa?”

“Apa saja! Aku ingin mendengarkan apa saja !!!”

“Besok saja. Hyojin sudah sangat lama menunggu di dalam.”

“Hyojin bertengkar dengan Kriss?”

Aku terdiam sebentar. Ada yang aneh padanya. “Aku tidak mengerti. Hyojin baru menemuiku.”

“Kriss menemuiku tadi. Dia meminta bantuanku karena dia tahu kau masih marah padanya. Dia ingin membuat Hyojin tersenyum lagi. Kau bisa datang membawanya ke acara besok? Asian Song Festival. Aku dan Kriss yang menjadi MC. Ini menyangkut cinta hoobaeku, kau harus membantunya.” Ujarnya. Jadi begitu .. Dia peduli pada masalah ini pada akhirnya. Aku melihat sisi dewasanya sekarang setelah tadi dia banyak merengek dan meneriakiku.

“Kriss tidak menyukai Hyojin. Untuk apa aku membantunya jika akan membuat sahabatku menangis terus?”

“Darimana kau tahu dia tidak menyukai Hyojin? Dia sampai menemuiku dan meminta tolong padaku, araseo. Kau harus datang besok membawa gadis itu besok. Baiklah aku akan pergi.”

“Umm.. Hati-hati di jalan.”

“Hanya itu?” tanya Hyukjae yang berharap diberi sesuatu yang berkesan sebelum kepergiannya. Hanwoo mengerti apa maksudnya. Dia sedikit berjinjit lalu mengcup bibir Hyukjae sekilas. Hyukjae tersenyum.

“Sepulang dari ngemsi mari kita menghabiskan waktu bersama lagi.” Ujar Hyukjae.

*

Hanwoo menutup pintu dengan senyum bahagianya. Dia benar-benar lega hari ini. Dia sudah berbaikan dengan mantan kekasihnya yang kini telah menjadi kekasihnya lagi. Hyojin tersenyum lemah menatapnya dan Hanwoo teringat lagi pada hal kemarin.

“YAAAAK!!! KEMANA SAJA KAU CHOI HYOJIN?! Kau tahu sudah membuatku cemas!”

“Uumm. Araseo..” Hyojin berkata lemas. Dia membungkuk menumpu kepalanya pada lengannya yang tertekuk di atas lutut. Hanwoo yang melihat ingin menangis. Dia hanya bisa menghela napas untuk menetralkan perasaannya. Hanwoo duduk disamping Hyojin.

“Apa kau sakit? Kriss menelponku ..”

“Jangan bahas pria itu. Aku kesini ingin mengatakan sesuatu padamu..”

“Mwo? Apa ada sesuatu yang kau sembunyikan?”

“Aku akan kembali ke Amerika menemui orang tuaku di pertengahan Desember ini.”

Hanwoo terdiam. “Kau serius?”

Hyojin mengangguk menoleh melihat Hanwoo tanpa merubah posisinya. “ Eumm.. Aku serius.”

Hanwoo tidak mengerti lagi. Dia menghela napas mengingat perkataan Hyuk sebelum pergi tadi. Dia juga sangat ingin membantu Kriss dan Hyojin agar berbaikan. Mereka benar-benar pasangan bodoh. Pasangan? Apakah mereka sudah berpcaran? Tapi entahlah, mereka terlihat seperti pasangan yang sedang bertengkar. Kriss terlihat seperti Hyukjae yang berusaha merebut hatinya lagi. Saat ini pria itu terlihat seperti merebut perhatian Hyojin. Apakah itu tandanya Kriss mulai memperhatikan Hyojin sebagai wanita? Apakah dia merasa kehilangan dan menyesal?

“Baiklah jika itu keputusanmu. Apa kau sudah makan? Kau terlihat pucat. Apa kau sakit?” tanya Hanwoo.

“Apa kau balikan lagi dengan Hyukjae oppa?” tanya Hyojin membuat pipi Hanwoo bersemu merah. Hyojin tersenyum mengerti. Dia tahu Hanwoo sangat mencintai pria itu.

“YAKK !! Jawab pertanyaanku nona Choi !”

“Kau yang jawab pertanyaanku dulu. Lihat, pipimu bersemu merah. Kau mencintainya.” Hyojin menggodai sahabatnya. Hanwoo menutup kedua wajahnya. Dia seperti terpergoki.

“Bagaimana yeoja begitu cepat tersentuh .. Hhh.. Aku lapar. Kau tahu dua hari ini aku makan mie instant terus.”

“Kau ingin aku yang traktir?”

“Tumben sekali.”

“Karena sahabatku akan ke Amerika. Aku akan mentraktirmu. Kajja..”

*

Lee Hanwoo menutup pintu. Hyojin terkejut melihat siapa yang datang berjalan ke arahnya. Tangannya menarik baju Hanwoo hingga Hanwoo menoleh dan tidak sengaja melihat Lee Ji Eun. Yeoja kurus itu kini berdiri dihadapan Hanwoo.

“Anyeong Hanwoo-ssi.” Ji Eun menunduk memberi salam. Tangannya menyelipkan rambut panjang pirangnya. Hanwoo salah tingkah dibuatnya tidak mengerti apa maksud kedatangan Ji Eun kemari.

“Jangan terkejut. Aku ingin berbicara padamu. Bisakah?”

“Tapi aku..”

“Bicaralah. Aku akan menunggu di mobil.” Ujar Hyojin.

“Yak!” Hanwoo menatap tajam Hyojin. Gadis itu merampas kunci mobil Hanwoo.

“Jangan lama-lama. Aku sudah sangat lapar.” Ujar Hyojin lalu melangkah meninggalkan mereka berdua. Ji Eun berbalik melihat Hyojin.

“Kamsahamnida!” teriak Ji Eun. Tangan Ji Eun naik ke atas melambai-lambai. Bibir tipisnya tertarik membentuk sebuah senyuman.

Hanwoo’s POV

———————

Aku tidak mengerti apa maksud kedatangan gadis ini menemuiku. Setelah sekian lama kami tidak berjumpa sejak di hari kemarin pertengkaran kami karena kedatangannya menemuiku disini. Di apartement ini. Aku menaruh sebuah kaleng soft drink di atas meja tepat dihadapannya.

“Ini untukmu. Tidak ada racun. Jika kau tidak meminumnya juga tidak apa-apa. Cepatlah katakan apa tujuanmu datang menemuiku lagi?”

“Aku akan meminumnya..” Ji Eun mengambil kaleng itu membuka dan meneguknya dengan antusias. Dia tersenyum lalu menaruh kaleng itu di atas meja. Aku tercengang. Mulutku seidkit terbuka tidak percaya melihat Ji Eun seperti ini. Ji Eun yang terlihat selalu angkuh di matanya kini terlihat begitu bersahabat. Ji Eun menaruh kaleng soft drinknya di atas meja.

“Aku ingin berbaikan denganmu..”

Mwoya? Apa aku tidak salah dengar? Apa dia serius mengatakan ini? Hanwoo-ya kau harus menyelidiki dulu. Siapa tahu saja dia mempermainkanmu.

“Jangan terkejut Hanwoo-ssi. Aku lelah dengan semua ini. Rasanya hampir gila memikirkan semua. Kedatanganku kesini aku benar-benar ingin mengkhiri semuanya dengan baik. Pertengkaran kita.. Aku menyerahkan Hyukjae oppa padamu.”

“Kenapa kau tiba-tiba seperti ini?”

“Sudah kubilang aku lelah jika harus bertengkar seperti ini. Mempunyai musuh bukan tujuanku untuk hidup, araseo.”Hari ini Ji Eun sangat bijak.

“Aku sudah memaafkanmu.”

Ji Eun terdiam mendengar ucapanku.  Dia menatapku tida percaya. Mungkin seperti mimpi baginya aku berkata seperti ini. Ada satu yang ingin kutanyakan padanya. “Apa kau menemui Hyukjae oppa lagi?” tanyaku pada akhirnya membuat Ji Eun tertawa. Aku tidak tahu dimana letak kelucuan dari pertanyaanku hingga membuatnya tertawa seperti itu.

“Kau sangat mencintainya? Haha. Tenang saja, aku tidak akan menemui priamu lagi.”

“Apa kau begini karena seorang pria yang digosipkan padamu akhir-akhir ini? Umm.. Lee Hyunwoo-ssi. Apakah benar?”

Wajah Ji Eun memerah ketika ditanya seperti itu. Ji Eun menunduk malu. Aku cukup mengerti ketika melihat ekspresi wajahnya kemudian tersenyum menggelengkan kepala. “Aniyo..” ucap Ji Eun membuatku gantian menertawainya. Ternyata dia bisa menjadi pemalu dihadapanku. DAEBAK! Ini pertama kalinya aku melihat seorang IU seperti ini.

“Araseo. Aku tidak akan bertanya. Kita berteman?” tanyaku mengulurkan tangannya. Ji Eun mengangkat wajahnya tidak percaya dengan tingkahku yang lebih dulu mengulurkan tangan. Padahal seharusnya dia yang mengulurkan tangan padaku karena dia yang menemuiku. Tapi tidak apalah jika aku yang lebih dulu karena aku juga lelah seperti ini. Kita dari kelahiran yang sama. Zodiac dan shio yang sama. Watak kita sama. Jadi hanya kita berdua yang tahu bagaimana solusi tepatnya. Pada akhirnya Ji Eun tersenyum dan menjabat tanganku.

“Aku akan datang melihat comebackmu.”

“Jinchayo? Aku sangat mengharapkannya Hanwoo-ya..”

“Han..woo-ya? Aku tidak percaya. Hahaha. Baiklah, Hyojin sudah menungguku.” Ji Eun dan aku tertawa malu-malu. Mendengarnya menyebut namaku dengan sebutan yang tidak formal agak membuatku tidak nyaman dan janggal mendengarnya. Tapi ya sudahlah, mungkin aku perlu belajar mendengarkan Lee Ji Eun menyebutku dengan seburtan itu. Hyojin sudah menungguku sangat lama. Kini aku harus menemui gadis itu dan melancarkan aksi untuk membuatnya kembali berteman dengan Kriss.

*

Di sebuah restaurant masih di daerah Seoul. Aku duduk berhadapan dengan Choi Hyojin. Gadis itu terlihat buruk. Wajahnya terlihat tirus. Matanya membengkak. Aku tidak tahu apakah selama dua hari ini dia menangisi Kriss terus? Aku masih belum tahu dengan tepat masalah mereka itu seperti apa? Tapi aku enggan menanyainya karena Hyojin nampaknya sedang tidak ingin membahas hal itu.  Hyojin yang lebih banyak omong dariku kini terlihat tidak bersemangat. Tidak seperti biasanya.

“Yaaak!! Kau seperti orang mau mati saja !” serangku. Dia menoleh lalu mendesis. Senyumnya seperti senyum meledek. Aku jamin dia sedang meledek dirinya sendiri.

“Ji Eun-ssi, mau apa dia menemuimu? Dia tidak lelah mengambil hati Hyukjae oppa ya..”

“Aniyo ..”  ujarku. Ekspresi Hyojin berubah. Dia penasaran karena aku mengucapkan tidak pada Hyojin. Hyojin membenarkan posisi duduknya dan mulai serius menatapku. Sepertinya dia penasaran dengan ceritanya. Pelayan datang menaruh minuman kami masing-masing. Kami mulai menikmati pesanan kami.

“Lalu apa maksud kedatangannya? Kalian tidak bertengkar lagi?” tanyanya. Aku mengangguk membenarkan. Aku sedikit fokus pada suara musik di restaurant yang masih mengalun. Sebuah lagu acoustic dari Chris Brown – So Cold mengingatkanku pada Hyukjae oppa. Sedang apa dia? Bagaimana tanggapannya jika dia tahu bahwa Ji Eun datang menemuinya untuk berdamai. Bagaimana jika dia tahu bahwa seorang namjalah yang membuat Ji Eun menjadi baik. Apakah pria itu cemburu?

“Yaak kenapa kau melamun! Jawab pertanyaanku Lee Hanwoo!” kesal Hyojin.

“Dia ingin berdamai denganku.”

“Jinja?? Lalu kau memaafkannya begitu saja? Yaak!! Bagaimana  jika dia berbohong? Bagaimana jika kau dijebak?”

“Anio, dia serius. Wajahnya terlihat serius dan tidak main-main bahwa dia benar-benar ingin berdamai padaku. Kau tahu berita dia akhir-akhir ini dengan Lee Hyunwoo? Sepertinya Ji Eun sudah dibuat nyaman dengan pria itu.”

“Jinja? Daebak! Tapi kau harus hati-hati juga.”

Hyojin tampaknya masih belum mempercayai semua ini. Dia terlihat masih belum mempercayai tekad Lee Ji Eun. Namun entah kenapa aku mempercayai gadis itu.

“Neee aku akan berhati-hati.” Ujarku. Mungkin dengan berkata seperti ini Hyojin akan sedikit lega.

“Bagaimana bisa kau berbaikan lagi pada Hyukjae oppa?” tanya Hyojin sambil tersenyum menggoda menatapku. Aku terbatuk-batuk mendengarnya. Benar-benar dia menyebut nama pria itu membuatku sedikit salah tingkah jika mengingat hal memalukan tadi terjadi. Bagaimana bisa aku terlena hanya karena dia menciumku?! Aku benar-benar malu.

“Aku muak mendengarnya merengek memintaku kembali padanya, jadi kuputuskan untuk memaafkannya.”

“Muak tapi kau menyukainya.. Cihh. Jika aku tidak datang sampai mana permainan kalian tadi?”

Hyojin benar-benar ingin kulempari sandal. Dia membuatku malu dan kurasa pipiku pasti memerah karena aku merasa panas disekitar wajahku. Hyojin menertawaiku.

“Besok kau sibuk?” tanyaku.

“Sibuk? Anio. Waeyo?”

“Maukah kau menemaniku? Hyukjae oppa menjadi MC di acara besok. Kau tahu, jarang sekali aku bisa melihatnya menjadi MC. Kau harus mengantarku!! Aku sudah sering mengantarmu menemui Kriss kemarin, uppps.. mian aku menyebut namanya.” Aku menutup mulutku dengan kedua tanganku atas keteledoranku menyebut nama pria jangkung yang disukai Hyojin. Hyojin tersenyum simpul.

“Yang bilang aku menolakmu siapa?”

“Jadi kau mau?? Aaaaa jincha jeongmal gomawoyo Hyojinaa…”

Author’s POV

——————–

Kriss berdiri di depan meja MC. Dia berdiri disamping Hyukjae yang berdiri di dekat Taecyeon karena pria bertubuh atletis itu yang berasal dari JYP agensi itu juga ikut menemani Kriss dan Hyukjae mengisi acara. Matanya melihat ke kursi penonton. Dia hanya ingin bertemu seseorang malam ini. Ini pertama kalinya dia menjadi MC dan dia sangat gugup. Kriss terlihat menunggu seseorang.

“Kau tenang saja. Semua akan baik-baik saja. Percayakan semuanya pada kekasihku. Mereka akan tiba lima belas menit lagi.” Ujar Hyukjae sambil melirik arlojinya.

“MC, apa kalian sudah siap? Kriss, Hyukjae, Taecyeon, apa kalian sudah siap?” staff wanita dari sie acara datang menemui mereka bertiga dengan eskpresi yang begitu gawat.

“Ne sudah.” Jawab mereka kompak.

“Bagaimana mic nya? Sudah kalian cek?”

“Semua sudah beres.” Ujar Taecyeon.

“Baiklah kalau begitu acara akan dimulai lima menit lagi. Kalian bersiaplah.” Ujar wanita itu sambil menepuk-nepukkan tangannya melangkah meninggalkan tiga namja ini.

*

“Kita sudah telat.. Haaah..” ujar Hanwoo masih berlari mendahului Hyojin.

“Sudah kubilang pakai mobil saja kau malah menyuruh menggunakan bis.”

“Mobil? Haah sudahlah kita sudah terlanjur.”

Hanwoo dan Hyojin memasuki sebuah ruangan. Penonton sudah ramai karena acara sudah mulai dari 10 menit yang lalu. Hanwoo dan Hyojin menuruni tangga menuju deretan bangku VIP. Hyojin terkejut ketika melihat dari dekat siapa pria yang berdiri disamping Hyukjae. Hyojin melangkah pelan membiarkan Hanwoo lebih dulu menuruni tangga. Hanwoo menoleh ke arah Hyojin yang masih jauh di atas. Bahkan Hyojin berhenti. Kriss tidak sengaja melihat Hyojin dan kini mereka saling tatap. Kriss salah tingkah dibuatnya. Dia menjadi tidak fokus memandu acara ini. Hanwoo melangkah menyusul Hyojin.

“Hyo ..” Hanwoo menarik tangan Hyojin namun gadis itu menepisnya kasar.

“Kenapa seperti ini? Kenapa kau mengkhianatiku? Kenapa  ada Kriss disana?!”

“Jinja? Kriss?” Hanwoo menoleh. Dia pura-pura tidak tahu saja dan menganggap semua ini terjadi secara kebetulan.

“Jeongmal, aku tidak tahu.. Apa kau ingin pulang? Jika iya, kau terlihat kalah Choi Hyojin. Tunjukkan padanya bahwa kau baik-baik saja tanpanya.”

Hyojin terdiam. Dia memikirkan ucapan Hanwoo yang ada benarnya juga. Hyojin akhirnya melangkah lebih dulu menuju bangkunya. Hanwoo tersenyum sambil menggeleng-geleng. Selama acara Hanwoo tidak nyaman melihat Kriss yang sepertinya sedikit grogi. Dia khawatir pada Kriss. Terkadang Hanwoo menoleh ke arah Hyojin. Dia juga mengkhawatirkan sahabatnya.

“Kau lihat, Kriss sepertinya grogi. Aiish kenapa pria itu grogi disaat-saat seperti ini..” ujar Hyojin.

“Kau urus saja kekasihmu sendiri nona Lee.” Ketus Hyojin. Hanwoo terdiam mendengar ucapan Hyojin. Apakah gadis ini sedang marah? Hanwoo tampak tenang menyaksikan acara. Dia berpikir seandainya saja SUJU comeback tahun ini pasti pria-pria itu akan perfom menampilkan yang terbaik untuk ELF. Namun sayangnya dia hanya melihat monyet itu berdiri sendirian tanpa teman-temannya.

 Hanwoo tidak tahu dan sangat kaget bahwa ada anak-anak EXO juga tampil di acara ini. Tentu saja, mereka baru saja debut dan pasti akan mendapatkan perhatian banyak dari agensinya. Sekali lagi Hanwoo menoleh melihat Hyojin. Gadis itu.. Hanwoo tahu dia hanya memperhatikan Kriss. Di akhir acara dia juga sangat terkejut ketika Lee Hyukjae bersalaman dengan Luhan.

“Apa-apaan pria itu!!! Kenapa bersalaman dengan Luhan?! Dia mau membuatku mati?!” kesal Hanwoo.

“Luhan juga hoobaenimnya. Kau tidak perlu khawatir.” Sambung Hyojin.

“Hyo, kau mau menemaniku menemui Hyukjae oppa?”

“Kenapa harus aku? Kau bisa menemuinya sendiri. Aku mau pulang.”

“Mwo.. Kau tahu aku masih canggung dengan pria itu..”

“Canggung? Bahkan kemarin kau menikmati ciumannya.”

“Haaah aku tidak mau tahu kau harus menemaniku !!!”

“Aku bilang tidak ya tidak !!!”

“Sekali saja!!!”

“Aku sudah mengantarmu berkali-kali!!! Haahh sudahlah aku mau pulang. Aku lelah.”

Hyojin bangkit dan benar-benar pergi meninggalkan sahabatnya. Hanwoo tercengang tapi tak lama kemudian dia bangkit dan berlari menuju backstage. Dia membuka ruangan EXO dan menemui Kriss. Disana juga ada Hyukjae. Ruangan mereka jadi satu. Terlihat sangat ramai tapi ketika Hanwoo datang tiba-tiba ruangan ini menjadi hening. Waktu tiba-tiba seperti berhenti.

Tidak ada lagi keributan yang dibuat Yixing dengan Xiumin. Tidak ada lagi keributan yang dibuat Baekhyun ketika bersama DO. Semua terlihat menjadi patung. Luhan hanya menoleh menatap Hanwoo yang sedang duduk bersama Kai. Sehun yang hendak mengganti bajunya menampilkan ekspresi terkejutnya ketika melihat Hanwoo datang.

“Ada apa? Mana Hyojin?” Waktu kembali berjalan normal ketika Hyukjae bertanya pada Hanwoo. Kriss terbangun.

“Hyo.. Hyojin pulang. Miane karena aku tidak berhasil membawa Hyojin. Aku sudah memaksanya.. Kriss kau tidak apa-apa? Kau sangat grogi tadi.” Ujar Hanwoo.

“Gwenchana..” Kriss meninggalkan ruangan membuat keadaan diruangan ini sedikit runyam karena tingkah Kriss.

“Kurasa Kriss menyukai Hyojin. Dari kemarin dia uring-uringan memikirkan Hyojin.” Ujar Yixing.

“Beri dia waktu..” sambung Luhan. Hanwoo tidak sengaja menatap Luhan lalu mendapat tatapan tajam dari Lee Hyukjae.

“Kurasa Hyojin juga masih menyukai Kriss. Sedari tadi dia hanya memperhatikan Kriss. Mungkin dia terlalu sakit hati karena tidak percaya Kriss menolaknya.” Ujar Hanwoo disetujui dengan anggukan member.

“Kau mau pergi kemana? Aku akan mengantarmu..” tanya Hyukjae.

“Apa kau sudah free?”

“Umm.. Sexy Free and ..”

“Single?” Hanwoo memincingkan mata ke arah Hyukjae. Pria itu malah tertawa merangkul Hanwoo.

“Anio aku bercanda jagiya.”

“Kau menyebalkan!”

Mereka tidak sadar bermesraan dihadapan hoobanimnya. Dunia serasa milik berdua.

“Hyung apakah kau mengajari kami speerti ini?” protes Kai dengan candanya.

“Yaak! Jangan mengikuti contohku yang seperti ini ! Kau urus saja kelompokmu yang baru debut. Kumpulkan wanita-wanitamu sebanyak-banyaknya. Hyung pergi dulu.” Ujar Hyukjae.

*

Di dalam kamar Hanwoo.

Pulang dari acara Asia Song Festival Hyukjae bermain ke apartement Hanwoo. Hyukjae memeluk Hanwoo dari belakang. Mereka rebahan dengan posisi miring ke samping kanan. Bibir Hyukjae tidak berhentinya mengecup leher Hanwoo lembut membuat yeoja itu menggelinjang geli.

“Kemarin Ji Eun menemuiku..”

“Mwoya?! Kenapa kau tidak memberitahuku?”

“Mwo? Kenapa aku harus memberitahumu? Kau masih ingin menemuinya? Begitu rupanya..” Hanwoo melepas rangkulan Hyukjae. Dia terduduk dan merasa kesal. Hyukjae merasa salah dengan ucapannya. Dia ikut terduduk menatap Hanwoo yang tidak ingin menatapnya.

“Yaak, jangan salah paham. Bukan itu maksudku. Apa kalian bertengkar?”

“Apa kau penasaran? Kau masih penasaran dengannya?” Hanwoo pura-pura cemburu. Dalam hati dia tertawa geli. Dia yakin Hyukjae pasti sedang takut dan bingung mencari alasan yang jelas.

“Aku penasaran padamu! Jika kau ditampar olehnya bagaimana? Aku harus ada untuk melindungimu.” Begitulah alasannya membuat Hanwoo tidak tahan untuk tertawa. Lee Hyukjae memincingkan matanya.

“Kau pura-pura marah?!” tanya Hyukjae.

“Aku tahu kau tidak mungkin menyukai Ji Eun. Dia mengajakku berdamai. Kau tidak usah khawwatir. Kau tenang saja, dia sudah menyukai seseorang. Kau tahu siapa? Lee Hyunwoo. Pria tampan itu. Jadi kau hanya milikku seutuhnya. Apa kau  cemburu mendengarnya?”

“Begitukah? Aku lebih cemburu mendengarmu mengatakan Lee Hyunwoo itu pria tampan”

“Jeongmalyo?”

“Ummm.. Kajja, tidur lagi. Aku sangat-sangat merindukanmu.”

Lee Hyukjae merebahkan tubuhnya dan menarik tubuh Hanwoo ke dalam pelukannya. Matanya terpejam. Dia sangat nyaman seperti ini. Mencium aroma tubuh kekasihnya lagi. Wangi strawberry yang dia sukai. Sedangkan Lee Hanwoo memikirkan jantungnya yang berdebar kencang karena dipeluk seperti ini. Dia takut karena mempunyai presepsi bahwa sebentar lagi dia akan terserang serangan jantung. Dia seperti merasa jantungnya akan lepas dan berbaur dengan darah.

“Kau tertidur, oppa?”

“Anio. Aku masih terjaga. Waeyo?”

“Umm.. Gwenchana.”

“Jeongmal?” tanya Hyukjae. Lee Hanwoo mengangguk. “Mari kita mengkhayal!”

“Mengkhayal apa?” tanya Hanwoo.

“Mengkhayal apapun..”

“Sepertinya menarik. Berkhayal bagaimana aku menjadi pengantin dan merasakan semua itu ketika malam tiba.”

“Kau bisa merasakannya sekarang juga bila kau mau..”

“Mwo..Mwoya!! Bagaimana kau bisa mempunyai pemikiran seperti itu oppa!” Hanwoo menjitak kepala Hyukjae. Pria itu meringis mengelus kepalanya.

“Yaak!! Kenapa kau menjitak kepalaku?! Kau kira tidak sakit hah?!”

“Miane..”

“Aku akan melihatmu hamil beberapa bulan kemudian. Tubuhmu akan terlihat aneh. Hahaha.”

“Kau membayangkan yang jelek-jeleknya saja, huuh.”

“Bukankah itu baik? Melihatmu hamil. Kau pasti akan sangat cantik menjadi calon ibu. Dan aku akan menjadi appa sebentar lagi. Kau harus menjaga kandunganmu araseo.”

“Ne, araseo.. araseo. Hamil ya.. Aku ingin anakku akan tampan seperti appanya..”

“Kau menginginkan anak laki-laki?”

“Anio. Jika perempuan aku ingin anak perempuanku seperti aku. Pintar, cantik agar banyak disukai pria.”

“Mwoya? Jadi seperti itu .. Kau menginginkan anak kita menjadi playgirl? Anio, aku tidak setuju.”

“Aiish.. Bukankah kau dulu dijuluki Mr.Cassanova juga karena banyak mempunyai teman wanita?” sindir Hanwoo.

“Jinja? Kapan? Aku lupa.”

“Kau pura-pura lupa. Menyebalkan.

Lee Hyukjae tertawa mendengarnya. Dia sangat-sangat suka bagian dimana Hanwoo mengeluh karenanya. Hyukjae mengeratkan pelukannya. Lee Hanwoo membalikkan badannya. Matanya menatap mata Lee Hyukjae. Pria itu memejamkan matanya perlahan-lahan.

“Kau lelah?” tanya Hanwoo. Lee Hyukjae menggangguk.

“Umm.. Aku lelah.”

Hanwoo menaruh tangannya di pinggang Hyukjae. Dia juga ikut memejamkan matanya memeluk Hyukjae erat. Mereka berdua tertidur dalam pelukan. Hari kemarin seperti berputar sangat lama. Mereka harap hari esok akan cerah seterusnya.

Hiiaaahhh aku cepat-cepat menyelesaikan ini mumpung ada mood dan menelantarkan tugasku T_T banyak sekali tugas-tugas dari kampus aku g ngerti kenapa padahal mau UAS. setelah ini aku janji mau ngerjain. Maaf ya lama jaraknya ^^ tapi halaman kali ini sedikit banyak hehehe semoga ndak bosan ya.. disini aku sudah baikan sama IU yeaaay #applause. Dan aku PHPin Hyojin sama Kriss lagi hahahaha ^^ masih belum tau ini the end apa bersambung. hahahaha kalo ada moment aku buat lagi Realove :)) oke semoga suka dan aku butuh comment kalian ^^ thx.

 

22 thoughts on “[4] Realove

  1. aahh..hanwoo nangis krna hyuk ngeliatin seberapa pahamnya dia sm hanwoo..ternyata hanwoo gk jauh beda sama hyuk ,, keliatan kuat bisa hidup tanpa pasangannya pdhl sama2 rapuh..kkkk kyeopta
    oohhh..itu scene perdamaiannya..waahh daebak
    so sweet suka bgt moment hyuk hanwoo d part ini ..berharap ff ini lanjut smpe married life saeng^ ^

    Suka

  2. akhirnya baikan deh. gak bisa banget kayaknya kalo kelamaan jauh-jauhan. masalah juga udah pada selesai. tapi ff ini belum berakhir juga. penasaran sama lanjutannya

    Suka

  3. ooo,, untung ada hyojin klo ga ada bisa2 bablas tuh hyuk sama hanwoo…aku suka bgd baca ff ini,, semakin lanjut ff nya semakin di bikin penasaran.. beneran gak tuh IU ngajak temenan nya,, jgn2 modus doang lg.. lanjut n semangat truss ya author 😊
    makasih udh di bolehin baca, aku harap klo ada yg di protect author bisa ngasih pw nya dgn senaang hati 😊

    Suka

  4. Woww hyukjae udhh pengen yah wkwkw untung hyojin dateng huffy dah sampe mana permainan mereka kalo hyoji dateng terlambat 😂😂😂 penasara next part nya , solloh ..

    Suka

Leave a Comment ...