Clown Man [Chapter 8]

Author : Minji • Main Cast : Cho Kyuhyun – Kang Minji  •  Support Cast : Choi Hyojin – Lee Hyukjae – Shim Changmin – Henry Lau – Lee Donghae and others • Genre : Romance  • Length : Chapter

===============

 

“Ia menyukaimu.”

“Benarkah?”

“Hmm. Bahkan sebelum dia tahu kau adalah anak dari Paman Daejung.”

Bibir Kyuhyun tertarik membentuk senyuman. Tangan kanan menjadi alas kepalanya, dan tangan kirinya memainkan rambut gadis yang berbaring di sisinya. Ia sangat lega mendengar apa yang baru saja Minji katakan padanya— fakta bahwa Shin Nayoung , ibu gadis itu menyukainya.

“Kalau begitu, kita hanya perlu menunggu ayahmu pulang.”

“Aku yakin ia tidak akan menolakmu. Appa sangat menyukaimu, bahkan aku iri karena seolah kau seperti anak kandungnya sendiri.”

“Oh ya? Mungkinkah itu alasan mengapa kau begitu membenciku pada awalnya?” Minji tersenyum mendengar pertanyaan Kyuhyun. Ia membalik posisinya yang semula memeluk Kyuhyun kini menelungkup menatap wajah rupawan kekasihnya. Minji meletakkan telunjuknya di kening pria itu, menekan-nekannya tanpa tujuan.

“Ya. Aku benci sekali padamu. Appa selalu saja menyebutmu di dalam setiap pembicaraan kami.” Kyuhyun menyeringai tipis mendengar pengakuan Minji.

“Apa sekarang kau masih membenciku?” Kyuhyun tersenyum. Minji merasa gugup karena ia harus mengakui sebuah fakta yang akan membuat pria itu merasa menang darinya.

“Aku tidak tahu. Yang jelas, sekarang aku ingin terus berada di dekatmu.” Jawaban Minji membuat Kyuhyun mengusap lembut wajah gadis di atasnya dengan tangan kirinya. Mereka saling menatap, saling mengagumi wajah pasangannya.

“Aku tidak tahu  apakah jika waktu itu aku menjemputmu tepat waktu di bandara, hubungan kita akan seperti sekarang atau tidak. Kemarahanmu waktu itu membuatku merasa sangat buruk karena aku tidak bisa melakukan tugasku dengan baik.” Kyuhyun mengenang hari pertama pertemuannya dengan Minji.

“Aku tidak menyesal dengan cara takdir mempertemukan kita. Mungkin jika kita baik sejak awal, aku tidak akan merasakan kesal setiap berdekatan denganmu dan mungkin rasa suka itu tidak akan pernah kurasakan.”

“Hahahahha. Hari-hari pertama kita sangat buruk. Kau adalah wanita yang mengerikan.”

“Dan kau pria yang menyebalkan juga misterius. Kau seperti orang jahat yang berada di dekat appa kemudian berniat memiliki semua hartanya.”

“Oh Tuhan. Aku bahkan lebih tertarik untuk memiliki anak gadisnya daripada harta yang dimilikinya.” Ucapan Kyuhyun membuat Minji merona malu dan mencubit pinggang Kyuhyun hingga pria itu kesakitan. Kyuhyun memeluk gadis itu di dadanya, merasakan kehangatan di bawah selimut bersama-sama, di kamar Kyuhyun. Minji sendiri yang mendatangi kamar Kyuhyun dan merengek lagi untuk tidur di sana sepulang mereka dari merayakan ulang tahun Nayoung.

Kyuhyun yakin Kang Jihyuk akan mengusirnya jika saja pria itu tahu Kyuhyun tidur satu ranjang dengan anak gadisnya. Hanya tidur dalam artian sebenarnya, tanpa melakukan apa-apa. Entahlah, Kyuhyun merasa ia menjadi orang lain sejak menjalin hubungan dengan Minji. Ia menikmati kebersamaannya dengan gadis itu, tidur memeluknya meskipun terkadang Kyuhyun harus benar-benar melawan naluri laki-lakinya. Selama gadis itu bertingkah manis dan tidak liar, Kyuhyun akan menjaga Minji semampunya. Meskipun tidak setiap hari karena Kyuhyun tidak mengijinkannya, ada hari dimana Kyuhyun tidak bisa menolak kemanjaan Minji, seperti malam ini. Mereka berdua butuh banyak bicara setelah berhasil menaklukkan Shin Nayoung dan membuat wanita paruh baya itu merasa senang di hari ulang tahunnya.

——————–

“Kau selalu saja mengelak dari semua tuduhanku. Oppa! Kau pikir selama ini aku bodoh?”

“Nayoung ah. Bisakah kau berhenti memfitnah suamimu sendiri?”

“Fitnah? Aku tidak akan mengungkapkan hal seperti ini jika saja kau mengerti posisimu. Kau memang tidak pernah memikirkan perasaanku sedikitpun.”

“Kau hanya mengatakan apa yang kau anggap benar tapi kau tidak pernah mau melihat kebenaran yang sesungguhnya. Aku berniat baik. Daejung dan Yonghee adalah teman kita. Atau kau sudah lupa bahwa mereka adalah teman kita? Kemana Shin Nayoung yang dulu?”

Nayoung terdiam. Selalu saja seperti ini. Dan hari ini adalah puncaknya, Nayoung benar-benar tidak bisa menahan amarahnya. Ia tidak bisa terus-terusan berada di posisi ini. Selalu terlihat salah sementara suaminya sendiri tidak pernah memahami perasaannya.

“Nayoung ah. Kau berubah.”

“Kau yang membuatku seperti ini. Kau laki-laki yang kejam.”

“Dan kau sangat egois, selalu berprasangka buruk—”

“Oppa. Aku ingin bercerai.” Suasana hening setelah itu. Kang Jihyuk terlihat menarik nafasnya. Ucapan yang baru saja keluar dari mulut istrinya, ia sedang memikirkannya baik-baik.

“Aku ingin bercerai. Jika kau tidak bisa lagi menghormatiku sebagai seorang istri, kumohon. Lepaskan aku.” Nayoung berkata dengan suara bergetar. Wanita itu menahan tangis. Ia memandang suaminya yang sedang berdiri membelakanginya. Punggung kokoh dan tegap itu bahkan tidak bergeming sedikitpun.

“Lakukan apapun yang kau mau, Shin Nayoung.”

Nayoung tidak bisa tidur. Sudah beberapa hari sejak merayakan hari ulang tahunnya bersama Minji, wanita paruh baya itu tidak bisa menikmati tidurnya. Ia seakan dihantui oleh ketakutannya sendiri, membuatnya terkenang dengan masa lalunya yang buruk, alasan di balik keputusan terberatnya untuk berpisah dari Kang Jihyuk.

Dan kini, sebuah fakta menghampiri Nayoung. Cho Daejung sudah meninggal. Ya, pria berkepribadian hangat itu telah pergi. Pria yang dulu selalu menjadi tempatnya mencurahkan segala isi hatinya, dan pria yang membantunya dekat dengan seorang Kang Jihyuk. Nayoung sedikit menyesal dengan hal buruk yang pernah ia lakukan di masa lalu terhadap mendiang Daejung dan keluarganya. Mengingat hal itu, Nayoung menitikkan air matanya.

Namun, kekhawatiran Nayoung tetap tidak menghilang. Cho Kyuhyun, anak itu seolah menjadi mimpi buruknya saat ini. Fakta bahwa Kyuhyun tinggal di rumah mantan suaminya sudah cukup mengusiknya, dan setelah mengetahui siapa Cho Kyuhyun dan status pria itu yang kini merupakan pria yang dicintai Minji, Nayoung seakan ingin menutup mata dan telinganya. Ia memang mantan istri Jihyuk, tapi Nayoung tetaplah ibu kandung Minji. Ya, ia masih berhak untuk khawatir, setidaknya sebagai seorang ibu.

——————-

“Aku tunggu di Namsan Tower
sebelum jam makan malam.
Berhati-hatilah saat pulang 🙂 ”

Kyuhyun tersenyum setelah mengirimkan pesan pada Minji. Sabtu malam hari ini, untuk pertama kalinya Kyuhyun berinisiatif mengajak gadis itu berkencan dengan cara yang lebih khusus dan romantis dibandingkan sekedar makan di café atau menghabiskan waktu di rumah. Kyuhyun bahkan telah memesan sebuah tempat khusus di restoran mewah yang ada di tempat itu. Sayang sekali, hari ini Minji pergi ke Ilsan ditemani Changmin dan manajer Jang untuk sebuah urusan terkait proyek perusahaan. Gadis itu berangkat sejak pagi, dan Minji baru akan kembali menjelang sore sehingga mereka memutuskan untuk langsung bertemu di Namsan Tower.

Lamunan Kyuhyun akan kencan romantisnya terhenti karena seseorang mengetuk pintu ruangannya. Hyojin masuk dengan membawa beberapa berkas milik pria itu. Kyuhyun berdiri dan tersenyum melihat gadis itu akan tetapi Hyojin terlihat pucat meskipun gadis itu memakai make up.

“Oppa, ini kukembalikan berkas milikmu. Aku permisi.”

“Hyojin ah. Tunggu.”

Langkah Hyojin terhenti dan gadis itu sedikit meremang ketika tangan Kyuhyun memegang lengannya. Kyuhyun berdiri di depannya dan ia meneliti wajah Hyojin yang sedikit menunduk pada awalnya. Kyuhyun mengerutkan alisnya tanda tidak suka.

“Kau baik-baik saja?”

“Aku tidak apa-apa.”

“Kau pucat dan terlihat tidak bersemangat. Jangan membohongiku.” Hyojin tersenyum mendengar nada khawatir dalam ucapan Kyuhyun. Hal itu membuatnya memiliki sedikit kekuatan untuk menatap mata Kyuhyun.

“Aku tidak apa-apa. Sungguh. Aku hanya terlambat makan tadi pagi dan mungkin lambungku sedikit bermasalah.”

“Kau tahu dirimu tidak boleh makan terlambat. Itu bisa berakibat buruk terhadap lambungmu. Sebaiknya kau ke dokter.” Hyojin menggeleng. Gadis itu menepis tangan Kyuhyun di lengannya.

“Jika aku tidak membaik, aku akan ke dokter. Oppa tidak usah khawatir. Terimakasih karena sudah peduli padaku.” Hyojin tersenyum kemudian melangkah meninggalkan ruangan Kyuhyun. Gadis itu terlihat lebih kurus dan kurang bersemangat akhir-akhir ini. Kyuhyun juga merasa Hyojin seakan menjauhinya. Apakah ini hanya pikirannya saja?

“Hyojin ah.” Kyuhyun kembali memanggil Hyojin, membuat gadis itu menoleh.

“Katakan padaku jika kau butuh sesuatu.” Ujar Kyuhyun. Dan Hyojin pun mengangguk sambil tersenyum. Dalam hati, gadis itu semakin tersiksa. Perhatian Kyuhyun yang seperti tadi, ia sangat merindukannya.

**

“Namsan Tower? Kau— gadis mana yang bisa membawamu berpikir untuk pergi ke tempat seperti itu? Biasanya kau hanya mengencani gadis-gadis di bar dan tidak pernah menganggap serius mereka.” Eunhyuk bertanya heran. Mereka baru masuk ke dalam lift untuk pulang. Kyuhyun menyunggingkan senyum misteriusnya. Ia berpikir untuk memberitahu Eunhyuk kebenaran hubungannya dengan Minji.

“Kau ingin menebak?” pancing Kyuhyun.

“Ya Tuhan. Mengapa aku merasa gugup? Apa aku mengenal gadis ini? Apa dia seorang model seperti Bora? Ataukah lebih cantik lagi?” Eunhyuk sudah menempatkan rasa penasarannya di level yang sangat tinggi.

“Dia lebih cantik dari Bora. Tapi dia berbeda. Dan tentu saja kau mengenalnya. Jika tidak, aku tidak akan memintamu menebaknya.”

“Omo. Aku belum menemukan teman gadismu yang lebih cantik dari seorang Yoon Bora. Tunggu— Cho Kyuhyun kau.. Apa kau sedang berbicara tentang gadis yang ada di perusahaan ini?”

“Apakah terlihat tidak mungkin?”

“Bajingan. Apa kau mengencani putri presdir?” Kyuhyun hanya tersenyum penuh arti dan memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana kain hitamnya. Bersamaan dengan itu, lift terbuka dan Kyuhyun keluar lebih dulu. Eunhyuk yang masih menenteng tas kerjanya buru-buru menyusul dan menghadang Kyuhyun saat mereka akan berjalan ke basement parkir.

“Benar kan? Gadis yang kau maksud adalah Kang Minji ssi?”

“Jika memang dia lalu kenapa?”

“Kau bersaing dengan Lee Donghae.”

“Dia sudah kalah.”

“Ya Tuhan.” Eunhyuk menatap punggung Kyuhyun yang berjalan mendahuluinya. Sebetulnya tidak begitu mengherankan karena di antara mereka bertiga wajah Kyuhyunlah yang paling digilai para gadis. Hanya saja memikirkan sifat angkuh Minji, Eunhyuk masih sedikit takjub. Dan mereka tinggal satu rumah. Ini gila. Sudah sejauh mana hubungan mereka?

“Kyuhyun ah tunggu—”

Kyuhyun dan Eunhyuk sama-sama berhenti ketika melihat kerumunan kecil di sebelah kiri mereka. Tampak seorang karyawan wanita dan empat orang karyawan pria terlihat panik.

“Kyuhyun ah? Bukankah itu Hyojin? Gadis yang tidur di pangkuan Shinri ssi..” Kyuhyun segera mendekat disusul oleh Eunhyuk. Beberapa karyawan itu sedikit memberi hormat melihat kedatangan Kyuhyun dan Eunhyuk.

“Hyojin ssi sepertinya pingsan. Kami baru saja akan membawanya ke rumah sakit.”

“Biar aku saja.” Kyuhyun terlihat cepat dan segera menggendong tubuh Hyojin yang tidak sadarkan diri. Eunhyuk pun membantu Kyuhyun dengan membukakan pintu mobil pria itu.

**

“Nona, anda yakin tidak apa-apa jika kutinggalkan di sini?” manajer Jang berkata pada Minji. Ia baru saja mengantar direktur mudanya ke Namsan Tower.

“Tidak apa-apa. Seseorang sedang menungguku di sini. Terimakasih karena sudah mengantarku, Paman. Berhati-hatilah.” Minji tersenyum pada salah satu orang kepercayaan ayahnya itu. Mobil manajer Jang pun berlalu.

Minji masuk ke dalam restoran yang diberitahukan Kyuhyun. Gadis itu terlihat cantik dan segar dengan sheat dress sedikit di atas lutut berwarna biru tua setelah melepas coat berwarna hitam yang kini tersampir di lengannya. Rambut hitam kecoklatan miliknya terlihat digulung rapi dengan sedikit anak rambut yang menjuntai di kedua sisi wajahnya. Minji sengaja mampir ke salah satu hotel ketika memasuki wilayah Seoul untuk mandi dan mengganti pakaiannya juga berdandan khusus untuk kencan pertamanya.

Ketika menemukan meja yang dipesan Kyuhyun, Minji tersenyum pada pelayan yang menghampirinya dan duduk di sana. Kyuhyun belum datang. Minji pikir ia sudah ditunggu oleh pujaan hatinya itu. Minji belum memesan apapun dan memilih duduk sambil memandang pemandangan Seoul di malam hari lewat kaca yang membatasi penglihatannya. Minji memeriksa handphonenya, dan ia sedikit kesal karena Kyuhyun belum membalas pesannya sejak satu jam yang lalu. Apakah Kyuhyun sedang mengerjainya dan mempersiapkan sebuah kejutan? Minji tersenyum, mencoba terus berpikir positif meskipun hatinya sangat tidak sabar menunggu kemunculan Kyuhyun.

**

“Nona muda baru saja pergi. Ia sudah duduk menunggu sekitar dua jam lebih.”

Kyuhyun menarik nafas panjang setelah mendengar penjelasan dari pelayan restoran. Minji bahkan tidak membaca pesan yang ia kirimkan, begitupun mengabaikan panggilan darinya. Semua ini memang salahnya. Kyuhyun begitu panik saat mengetahui Hyojin pingsan dan ia menunggui gadis itu hingga dokter memindahkan Hyojin ke ruangan rawat inap. Kyuhyun bahkan meninggalkan ponselnya di dalam mobil dan sungguh, terkutuklah dirinya karena telah melupakan janji kencannya dengan gadis itu.

Jika saja Changmin tidak muncul, ia mungkin tidak akan ingat soal Minji yang sedang pergi ke Ilsan dan mungkin saat itu Minji sedang bosan menunggunya di restoran yang ia janjikan. Eunhyuk sialan, ia bahkan pergi begitu saja setelah menerima telepon dari gadis yang sedang diincarnya dan tidak mengingatkan Kyuhyun sama sekali soal janji kencannya dengan Kang Minji.

“Maaf 😦
Sesuatu terjadi.
Kita bertemu dan bicara di rumah.”

Setelah mengirimkan pesan kembali, Kyuhyun segera meninggalkan restoran. Mungkin Minji sudah di rumah dan menunggunya. Ia harus melakukan sesuatu agar Minji bisa menerima permohonan maafnya juga menerima alasannya.

**

Donghae menghentikan mobilnya tepat di depan gerbang rumah keluarga Kang. Bibir pria itu tersenyum dan wajah bahagianya sangat jelas terpancar sejak dua jam kebelakang, sangat bertolak belakang dengan gadis cantik yang terlihat murung di di sebelahnya.

“Minji ssi, kita sudah sampai.”

Suara lembut Donghae menyadarkan Minji. Gadis itu tersenyum pada Donghae. Ia terlalu banyak melamun sejak tadi. Ia bahkan tidak menangkap apa saja yang dibicarakan oleh Donghae selama di perjalanan tadi. Minji hanya mampu merespon seadanya.

“Donghae ssi. Aku sungguh berterimakasih karena kau bersedia menjemputku di Namsan Tower.”

“Sama-sama. Terimakasih juga karena sudah menemaniku makan malam dan membicarakan banyak hal. Aku harap bisa menghabiskan waktu lagi denganmu lain kali.” Minji kembali hanya tersenyum menanggapi ucapan Donghae.

“Oh ya, jangan bersedih lagi. Mungkin temanmu membatalkan janjinya karena sebuah urusan mendadak. Yang jelas kau tidak melewatkan waktu dengan percuma karena ajakan makan malamku bukan?”

“Ah, tentu. Terimakasih sudah membuatku merasa lebih baik. Donghae ssi kau berhati-hatilah. Aku akan masuk sekarang.”

Minji keluar dari dalam mobil mewah milik Donghae dan pria itu juga turut mengantarnya keluar. Minji masih melepas coatnya meskipun udara cukup dingin. Donghae tersenyum saat Minji membuka pintu gerbang rumahnya. Ia baru benar-benar masuk ke dalam mobilnya setelah gadis itu masuk ke dalam rumahnya.

**

“Maafkan aku.”

Minji menatap wajah Kyuhyun yang pertama kali menyambutnya ketika masuk ke dalam rumah. Sungguh, Minji tidak tahu apa yang harus ia lakukan sekarang. Ia marah, kecewa, dan kesal tanpa ada sedikitpun hal positif dari apa yang ia rasakan terhadap pria di hadapannya. Ia tahu Kyuhyun mungkin punya alasan dan penjelasan, tapi Minji lebih ingin memilih langsung masuk ke kamarnya dulu dan tidur. Ia lelah setelah seharian berada di luar rumah. Ia ingin waktu istirahatnya.

“Kita bicara besok. Aku lelah sekali. Aku ingin tidur.”

Minji berjalan melewati Kyuhyun dengan menenteng tas dan coatnya. Pria itu tidak bisa lagi bersabar. Ia merasa sangat bersalah dan ia tahu Minji sangat kecewa terhadapnya. Kyuhyun bahkan menahan keegoisannya untuk tidak menghakimi gadis itu karena pulang diantar oleh Lee Donghae.

“Hyojin pingsan di parkiran. Aku dan Eunhyuk membawanya ke rumah sakit. Jika kau tidak percaya, kau bisa bertanya pada Eunhyuk secara langsung. Aku tidak berbohong.”

Langkah Minji terhenti saat mendengar pernyataan Kyuhyun. Hyojin. Minji yang sudah mengakumulasikan rasa kecewanya kini semakin memuncak. Ia bahkan tersinggung dengan ucapan Kyuhyun yang memintanya untuk bertanya pada Eunhyuk karena seolah memposisikan dirinya sebagai gadis egois yang mungkin hanya ingin dirinya dinomorsatukan.

“Jika kau memberitahuku dengan cara yang benar, kita bisa membatalkan kencan kita dan aku bisa ikut menemaninya di rumah sakit. Aku bukanlah gadis yang tidak punya toleransi.” Ucap Minji pelan. Air matanya serasa akan tumpah karena menahan emosi.

“Aku tahu. Karena itu aku minta maaf. Handphoneku tertinggal di mobil dan—”

“Sudahlah. Aku tau kau panik dan Hyojinlah yang terpenting.”

“Minji ya—”Minji melepaskan tangan Kyuhyun yang meraih lengannya. Kyuhyun bahkan melupakan hal penting. Melupakan kekasihnya karena gadis lain yang tiba-tiba sakit. Minji menyimpulkan, Hyojin memang lebih penting dari dirinya di mata Kyuhyun. Rasa cemburu yang menjadi motif kuatnya sejak awal kini tidak bisa lagi ia sembunyikan. Toleransinya pada Hyojin seakan hilang karena gadis itu merebut posisinya, meskipun itu semua adalah kesalahan Kyuhyun.

“Maafkan aku.”

“Aku tidak ingin bersamamu malam ini. Biarkan aku sendiri.”

Minji melangkah gontai dan Kyuhyun hanya bisa menatap punggung gadis itu dengan perasaan bersalah. Ia tahu apa yang sedang dipikirkan Minji. Ya Tuhan, gadis itu bahkan sangat cantik dengan penampilannya malam ini, dan Kyuhyun menyesal justru Donghaelah yang menikmati kecantikan gadisnya karena kelalaiannya. Meskipun Kyuhyun masih bertanya-tanya, mengapa Minji dan Donghae bisa bersama secara tiba-tiba.

————————–

Keesokan harinya, Minji terbangun dengan mata sembab. Ia merasa kesal karena menangisi Kyuhyun semalaman telah membuat wajahnya terlihat bengkak dan tidak menarik. Kyuhyun bisa jadi sudah merusak harinya sejak kemarin dan mungkin juga hari minggu ini.

Minji menuruni tangga sambil menggulung rambutnya. Gadis itu membawa sebuah majalah wanita dan ia hanya memakai tank top berwarna hitam dengan hot pants. Gadis itu duduk di meja dan bersiap menikmati sarapan yang sudah disiapkan pelayan untuknya. Semangok sup jagung favoritnya dan juga sandwich dengan ikan tuna di dalamnya.

Suasana pagi terlihat cukup sepi dan Minji samar-samar mendengar suara riak air dari kolam renang. Diam-diam ia mengamati dan mendapati Cho Kyuhyun sedang berenang, aktivitas yang cukup jarang ia lakukan belakangan.

Tahan dirimu.

Jangan kesitu.

Kau masih marah.

Atau kau akan kalah.

Minji mencoba menasihati dirinya sendiri, mencoba untuk mengabaikan aktivitas Kyuhyun yang mengganggu karena membuatnya terus saja ingin melirik tubuh telanjang kekasihnya yang meskipun tidak atletis, namun Minji diam-diam telah menjadikan tubuh itu sebagai favoritnya sejak pertama kali ia melihat Kyuhyun berenang di rumah ini. Kulit Kyuhyun sangat bersih dan punggungnya tegap. Minji akan terus mengingat hal itu sampai kapanpun. Sial. Otakmu Kang Minji. Perbaikilah. Seorang wanita terhormat tidak harus berpikir seliar itu.

Minji berhasil memenangkan egonya untuk tidak menghampiri Kyuhyun. Gadis itu menyeruput sup jagungnya sambil membuka majalah bulanan yang belum sempat dibacanya. Jika diingat kembali pertengkarannya semalam dengan Kyuhyun, Minji masih merasakan ketidakadilan. Minji sangat sensitif  karena Kyuhyun melupakannya hanya demi gadis lain. Oh Tuhan, apakah Kyuhyun bahkan akan merasa cemburu jika mengetahui semalam dirinya pergi bersama Lee Donghae? Minji tiba-tiba merasa bahwa cinta Kyuhyun padanya bahkan tidak sebesar itu. Ia bahkan tidak peduli kekasihnya bersama pria lain.

Minji merasakan keanehan karena ia tidak lagi mendengar suara riak air. Apakah Kyuhyun sudah selesai berenang? Diam-diam gadis itu kembali melirik ke arah kolam, dan ia menemukan sesuatu yang ganjil. Minji pun berjalan ke kolam dengan hati berdebar.

“Cho Kyuhyun.”

Minji memanggil pria itu, namun tubuh yang terlihat mengapung dengan posisi telungkup itu tidak bergerak.

“Yaaa! Kau gila ya? Apa yang sedang kau lakukan?” Minji bertanya sekali lagi. Ya Tuhan ini masih pagi. Jantung Minji seakan terlepas dari tempatnya ketika untuk beberapa saat lamanya ia menyadari tak ada sedikitpun pergerakan begitu juga tanda-tanda di air yang menunjukkan bahwa Cho Kyuhyun sedang bernafas lewat mulutnya.

“Cho Kyuhyun! Jangan bercanda. Ini tidak lucu!” Minji kini benar-benar berada di pinggir kolam. Sudah tiga menit ia berdiri dengan perasaan tidak karuan dan pria menyebalkan itu masih pada posisinya yang mengkhawatirkan, mengapung di kedalaman 2 meter itu.

Minji akhirnya melompat. Ia segera mendekati dan meraih tubuh Kyuhyun yang dingin. Wajah Kyuhyun tiba-tiba terlihat menakutkan karena Minji berpikir yang tidak-tidak. Untung saja ia bisa berenang. Minji bersusah payah membawa tubuh Kyuhyun yang lebih besar darinya untuk mencapai pinggir kolam. Nafasnya terengah, dan Minji sangat panik.

Minji terkejut bukan main ketika tangannya berhasil mencapai pegangan besi pada pinggir kolam tubuhnya seakan ditarik masuk ke dalam air. Di bawah air, Minji bisa melihat wajah Kyuhyun yang sangat dekat dengannya. Pria itu terlihat senang dan kedua tangannya melingkari pinggang ramping Minji dengan erat. Minji memberontak hingga akhirnya ia mencapai permukaan begitu juga dengan Kyuhyun. Gadis itu terbatuk, dan kedua tangan Kyuhyun masih mengurungnya. Saat menyadari bahwa Kyuhyun baik-baik saja di hadapannya, Minji dengan nafas terengah segera memeluk leher pria itu, membenamkan wajahnya di situ. Kyuhyun yang akhirnya bisa bernafas lega setelah berusaha menahan nafas sejak tadi akhirnya tersenyum. Ia sedang memeluk kebahagiannya. Gadis yang mengkhawatirkan dirinya dan rela melakukan apapun untuknya.

“Brengsek. Nappeun. Kau bajingan gila. Aku pikir—”

“Aku tidak akan mati dan meninggalkan kekasihku sendirian.” Kyuhyun tersenyum masih dengan nafasnya yang memburu, sementara Minji menatapnya dengan terisak. Gadis itu bahkan lupa jika kini tubuhnya yang basah tengah menempel dengan mudahnya pada tubuh Cho Kyuhyun, dan Minji baru menyadari jika ada sesuatu yang salah dengan bagian bawah pria itu.

Cho Kyuhyun sedang memakai celana renangnya dan kau tau apa artinya itu? Wajah Minji merona karenanya. Ia bisa merasakannya, bersentuhan dengan perut gadis itu.

“Maafkan aku. Aku tidak tahu bagaimana cara meminta maaf yang tepat. Aku tahu semalam adalah kesalahanku.”

Kyuhyun berkata pelan dan perlahan ia mencium kening Minji, menahan agak lama kepala gadis itu. Minji hanya terdiam setelah itu, menatap wajah Kyuhyun. Keduanya masih berendam dengan Kyuhyun yang merengkuh pinggang gadisnya dan kedua tangan Minji yang menyatu di balik leher Kyuhyun.

“Kau memaafkanku kan?”

“Sudah seperti ini. Kau sudah merusak pertahanan diriku.”Bisik Minji. Gadis itu mencium rahang Kyuhyun, kemudian perlahan menggigit daun telinga pria itu. Kyuhyun sedikit mendesah karena kenakalan gadis itu yang membuatnya harus benar-benar menahan dirinya. Kyuhyun bahkan bisa melihat belahan dada gadisnya tepat di bawah matanya, di balik tank top basah yang membalut tubuh Minji. Kyuhyun meraup bibir mungil yang basah dan menggoda imannya sejak tadi. Mereka berciuman panas, membuat suasana pagi yang dingin menjadi sedikit panas, setidaknya bagi mereka. Sebelah tangan Kyuhyun mulai merambat naik, berada tepat di bawah dada gadisnya.

Perlahan Kyuhyun menyentuhnya, sedikit memijatnya dari balik tank top yang Minji kenakan.
Kyuhyun melenguh saat ciuman mereka terlepas. Nafas keduanya memburu, dan tatapan mereka memancarkan gairah lain.

“Apa kita akan melakukannya— di sini?” lirih Minji. Ya Tuhan, ini bahkan masih pagi. Kang Minji kau benar-benar gadis murahan. Apa kau sedang meminta?

“Tidak sayang.”

“Lalu kita akan naik dengan keadaan seperti ini?” Minji mempertegas maksud Kyuhyun. Ia bisa merasakan Kyuhyun sangat menahan dirinya. Keadaan ini tidak memungkinkan pria itu untuk berhenti. Minji tahu itu. Kyuhyun bisa saja gila jika ia menahannya.

Sial.

Cho Kyuhyun, tahan dirimu. Tidak sekarang. Ini bahkan di kolam renang. Di rumah presdir. Bagaimana jika ada yang melihat kebejatanmu?

“Kita tidak akan kemana-mana.” Kyuhyun terlihat menahan nafasnya.

“Lalu bagaimana denganmu?” Minji bertanya dengan polos.

“Selesaikan dengan cara lain. Bantu aku membereskan ini.”

Kyuhyun menatap Minji, kemudian menatap bagian bawah tubuhnya. Bola mata Minji berputar. Pada awalnya ia tidak mengerti sama sekali maksud Kyuhyun. Namun ketika tangan Kyuhyun membawa tangan Minji masuk ke balik celananya, membuat jari-jari Minji yang tanpa dosa menyentuh benda keras itu, Minji menelan ludahnya. Ia mulai paham. Minji pun meraup bibir Kyuhyun, melingkarkan tangan kanannya di leher pria itu, dan tangan kirinya yang membantu Kyuhyun menyelesaikan masalah utamanya saat ini. Kyuhyun mendesah, membuat Minji semakin paham apa yang harus ia lakukan. Setidaknya kau tidak memulainya dengan buruk, Minji ssi. Kau melakukan hal ini untuk kekasihmu sendiri. Anggap saja saat ini kau adalah jalang milik Kyuhyun.

————————-

Sore itu Hyojin sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Kyuhyun sudah mendapatkan ijin dari Minji untuk mengantar gadis itu kembali ke apartemennya. Hanya satu hari dirawat dan Hyojin sudah merasa lebih baik. Kyuhyun, Changmin dan Eunhyuk sangat lega karena setidaknya kondisi Hyojin tidaklah parah.

Hyojin duduk di sofa apartemennya dan bersandar begitu ia tiba. Kyuhyun meletakkan tas tenteng milik gadis itu di dekat sana. Hyojin merasa senang karena di saat-saat sulit seperti ini Kyuhyun masih ada untuknya. Pria itu mengantarnya saat sekarat, dan Kyuhyun juga yang mengantarnya pulang.

“Oppa, ambilah minuman di lemari es. Sepertinya aku masih memiliki beberapa kaleng bir.”

“Hei. Kau mau minum bir? Nanti saja. Kau bisa kembali ke rumah sakit jika kau tetap meminumnya.”

“Bukan untukku, tapi untukmu.” Hyojin tersenyum.

“Hyojin ah. Ada yang ingin kukatakan padamu.”

Hyojin tiba-tiba merasa khawatir. Entah mengapa ia merasa Kyuhyun akan memberitahunya sebuah fakta yang tidak ingin ia dengar. Hyojin sudah cukup memahami keadaan di sekitarnya. Keanehan sikap Changmin, dan Eunhyuk yang juga terlihat sedikit tidak biasa lagi. Apakah hanya tinggal dirinya yang melewatkan sebuah hal besar? Namun gadis itu tetap memperlihatkan senyuman di wajahnya yang masih pucat.

“Katakan saja, Oppa.”

“Sebelumnya aku akan meminta maaf karena tidak langsung memberitahumu hal ini. Tapi seseorang terus mendesakku agar aku jujur pada semua teman-temanku.” Hyojin menyimak ucapan Kyuhyun. Dalam hati gadis itu menyerukan agar Kyuhyun menghentikan niatnya, tapi Hyojin tidak berdaya.

“Aku dan Minji sudah berkencan.” Hyojin tersenyum. Gadis itu tahu tak ada ekspresi lain yang harus ia tunjukkan di depan Kyuhyun. Pria ini sedang berbagi kebahagiaannya, dan Hyojin harus ikut merasakannya. Harus.

“Aku tahu kau akan berhasil memenangkan hatinya.”

“Karena kau selalu memenangkan hati wanita manapun.” Tambah Hyojin dalam hati.

Kyuhyun sedikit menggaruk bagian belakang kepalanya. Ia merasa sangat malu.

“Kau orang terakhir yang kuberitahu setelah Changmin dan Eunhyuk. Ya, kau tahu Minji gadis yang seperti apa. Kuharap teman-temanku bisa menjadi teman-temannya juga.”

“Kau sepertinya sangat mencintainya. Jika aku boleh tahu, sejak kapan kalian memutuskan untuk berkencan?”

“Itu— tak lama setelah ia keluar dari rumah sakit.”

“Ah, selamat untuk hubungan kalian.”

Hyojin membatin. Sudah cukup lama dan Kyuhyun baru memberitahunya. Ada kesakitan yang tidak Kyuhyun tahu, dan mungkin Kyuhyun tidak akan pernah tahu. Ia kalah. Hyojin telah kalah. Dan untuk saat ini, ia ingin sendiri. Hyojin ingin menangis sejadi-jadinya, menerima kenyataan bahwa Kyuhyun menyayanginya hanya sebagai seorang sahabat. Hal itu mungkin tidak akan pernah berubah.

——————

Kyuhyun begitu terkejut saat melihat siapa tamu yang sedang menunggunya di lobi kantor. Ketika menerima telepon dari petugas resepsionis bahwa seseorang tengah menunggunya dan tidak bersedia ke atas, Kyuhyun segera turun untuk menemui tamu misteriusnya. Dan ia sungguh tidak menyangka dengan kedatangan tamu yang menurutnya benar-benar spesial ini.

“Kyuhyun ssi. Apakah aku mengganggu kesibukanmu?”

“Ah, Nyonya Shin. Maaf membuatmu menunggu. Tapi ini sudah mendekati jam istirahat. Ada perlu apa menemuiku?” Kyuhyun tersenyum menanggapi senyum Shin Nayoung padanya.

“Jika kau tidak sibuk, aku ingin mengajakmu makan siang bersama. Dan bisakah aku memohon padamu agar putriku tidak tahu perihal pertemuan kita?”

**

Kyuhyun sedikit gugup. Bagaimana tidak, ibu kandung dari gadis yang ia cintai sedang mengajaknya makan siang berdua, dan Nayoung terlihat seperti wanita yang baik tidak seperti saat pertama kali Kyuhyun bertemu dengannya. Kyuhyun sangat berhati-hati setiap kali ia menjawab dan menanggapi perkataan Nyonya cantik ini. Yah, setidaknya Kyuhyun sedikit tahu tabiat wanita ini setelah mendengar penuturan Kang Jihyuk dan juga Minji.

“Ah, jadi bagaimana kabar ibumu? Apa dia masih bekerja terlalu keras?”

“Kabar ibuku baik. Sejak aku bekerja ia tidak lagi melakukan pekerjaan kasar seperti dulu. Setidaknya sekarang ia bisa bekerja untuk mengisi hari-harinya saja.”

“Baguslah. Aku sangat senang mendengarnya. Dan kau sangat beruntung, karena mantan suamiku begitu baik padamu. Ia memang selalu bersikap baik pada keluargamu sejak dulu.”

“Ya, anda benar. Dan aku sangat mensyukuri hal itu. Paman Kang telah mengajarkan banyak hal padaku, dan membantuku menemukan jalan untuk masa depanku.” Kyuhyun merasa sangat tidak enak, karena ia merasa ada sedikit maksud menyindir di balik perkataan Nayoung.

“Ngomong-ngomong, aku cukup dekat dengan mendiang ayahmu. Daejung oppa, dia adalah orang yang sangat hangat dan berjiwa besar. Aku bahkan merasa jauh lebih nyaman menceritakan segala keluh kesahku kepadanya daripada orang terdekatku sendiri.”

“Oh ya? Ya, semua orang mengatakan hal seperti itu tentangnya.” Kyuhyun menanggapi.

“Apa kau pernah berpikir, mengapa mantan suamiku mengajakmu tinggal bersamanya?”

“N—ne? Apa maksud anda?” Nayoung tersenyum. Ia tahu Cho Kyuhyun adalah pemuda yang baik dan bertanggungjawab serta memiliki ketulusan. Haruskah ia juga meracuni pikiran pria muda ini? Apa jadinya jika Nayoung sedikit berbagi tentang kisah di masa lalunya pada Kyuhyun?

——————–

Minji terlihat tidak sabar. Bagaimana tidak, hari ini Kang Jihyuk kembali dari pengobatannya di Jerman. Kyuhyun menemani gadis itu ke bandara untuk menjemput Jihyuk secara langsung. Minji terus mengamati satu-persatu penumpang yang keluar dan ia masih belum menemukan sosok ayahnya.

“Sungguh. Apa imigrasi kita bekerja sangat lambat? Mengapa appa belum keluar juga?” gelisah gadis itu.

“Tenanglah sedikit. Jika seperti ini bisa-bisa kau mengagetkan Paman saat ia melihatmu nanti.” Minji hanya mencibir saat mendengar perkataan Kyuhyun. Dalam hati keduanya, kedatangan Jihyuk adalah sekaligus sebuah hal yang mereka tunggu-tunggu, karena Kyuhyun dan Minji akan membuat pengakuan soal hubungan mereka.

Minji menangis terharu saat melihat Jihyuk keluar dan berada di atas kursi roda, dibantu sekretaris Kim yang selalu setia menemani pria tua itu. Minji seketika menyongsong dan memeluk ayahnya, melihat kondisi ayahnya yang sungguh membuat anak manapun akan bersedih melihat ayahnya yang dulu kuat kini terlihat seperti ini.

“Appa. Bogoshippo.” Minji menangis memeluk sang ayah. Jihyuk tersenyum di balik wajah putri semata wayangnya. Ia melirik Kyuhyun yang juga terlihat sehat dan baik-baik saja.

“Bagaimana kabarmu, Sayang? Kyuhyun ah, apa perusahaan berjalan baik di bawah tanggung jawabnya?” Kyuhyun tersenyum senang.

“Sangat baik, Paman.”

“Kau dengar itu kan? Aku tidak akan mengecewakanmu.” Minji menatap ayahnya. Merekapun segera masuk ke dalam mobil. Kejutan lain sedang menunggu Jihyuk di rumahnya.

**

Di kediamannya, pelayan dibantu Ibu Kyuhyun dan Yoora sudah menyiapkan masakan yang enak untuk menyambut Jihyuk. Ya, Kyuhyun juga mengajak ibu dan adiknya yang sedang liburan untuk datang ke Seoul dan menyambut kepulangan Jihyuk. Meskipun Jihyuk tidak bisa menikmati sembarangan makanan karena kondisinya yang belum pulih, mereka akan berkumpul bersama di atas meja makan untuk menyambut Jihyuk.

“Yonghee ya~ Yoora ya. Kalian ada di sini juga. Ya Tuhan, aku merasa sangat terharu.”

“Selamat datang, Paman. Semoga Paman cepat sembuh. Nanti kita bermain catur lagi.” Yoora terlihat senang dan memeluk Jihyuk yang duduk di kursinya.

“Oppa, kau harus banyak beristirahat. Kami semua akan selalu mendoakan kesembuhanmu.” Yonghee, ibu Kyuhyun tersenyum pada Jihyuk. Minji dan Kyuhyun merasa sangat senang dengan acara kumpul keluarga ini. Mereka tidak sabar untuk segera mengungkapkan hubungan mereka.

Setelah acara makan malam, Kyuhyun sudah bersiap untuk memulai pembicaraan. Ia duduk di sebelah Minji, dan meminta semua orang untuk mendengarkannya. Sekretaris Kim juga ada di meja makan.

“Paman Kang, Omma, Yoora ya.. Aku ingin mengatakan sesuatu pada kalian semua. Setelah menunggu kurasa inilah kesempatan yang baik karena kita sudah berkumpul.” Kyuhyun melirik Minji sejenak dan gadis itu mengangguk padanya.

“Apa yang ingin kau katakan, Nak?” Tanya Jihyuk penasaran.

“Emmmm. Paman, aku minta maaf padamu sebelumnya. Aku— maksudku, aku dan Minji.. kami, saat ini kami sedang berkencan.”

Jihyuk tersenyum kecil. ia tahu hal ini pasti akan terjadi cepat atau lambat. Yang terlihat lebih terkejut justru Ibu Kyuhyun dan Yoora.

“Kyuhyun ah, kau serius dengan perkataannmu? Jangan membuat kesalahpahaman.”

“Oppa— Eonnie, kalian benar-benar berkencan? Sejak kapan?”

“Yonghee ya. Tenanglah. Ini kabar gembira. Jangan ditanggapi terlalu serius.”

“Oppa, bukan begitu. Aku hanya merasa sungkan padamu karena Kyuhyun sudah banyak merepotkan selama ini dan juga—”

“Hei. Kau tidak melihat putra-putri kita sangat bahagia? Apalagi yang harus dipikirkan jika mereka berdua bahagia?” Jihyuk mencoba menenangkan Yonghee.

Kyuhyun dan Minji tersenyum. Sepertinya tidak akan ada respon buruk seperti yang mereka pikirkan sebelumnya.

**

Malam itu Yoora tidur di kamar Minji, sementara Yonghee tidur di kamar Kyuhyun. Yoora terlihat mengagumi kamar Minji yang besar beserta isinya. Apalagi ketika melihat isi lemari Minji dan koleksi boneka gadis itu, Yoora benar-benar takjub.

“Yoora ya, kau bisa membawa pulang beberapa koleksi bajuku yang sudah tidak akan kupakai lagi. Kau mau kan? Sayang jika hanya kupajang di sini saja.” Minji tersenyum. Ia merasa sangat senang bisa berbagi seperti ini. Yoora seperti seorang adik baginya. Jika saja ia benar-benar punya saudara, betapa ia tidak akan kesepian.

“Tentu saja aku mau, eonnie. Baju-baju yang kau punya sangat bagus.” Yoora mengangguk senang.

“Kemarilah. Kutunjukkan beberapa dan kau bisa mencobanya. Jika kau suka, kau bisa membawanya pulang.”
Yoora tersenyum senang. Ia mencoba beberapa dress dan kaos milik Minji yang terlihat bagus di matanya. Minji bahkan mengijinkan Yoora mencoba beberapa koleksi sepatunya. Yoora merasa seperti seorang putri. Belum pernah ia mencoba pakaian wanita yang sebagus ini. Selama ini ia hanya berpenampilan kasual dan memakai dress jika ada pesta atau acara formal saja. Itupun hanya dress biasa dan sederhana.

“Eonnie, sepatu merah itu bagus sekali. Kau beli di mana?” Yoora menunjuk sepatu yang terletak paling atas. Minji tersenyum penuh arti. Ia mengambil sepatu itu dan memberikannya pada Yoora.

“Kau menyukainya?”

“Sangat. Ini begitu bagus.”

“Tapi aku tidak bisa memberikannya padamu. Karena sepatu itu pemberian oppamu.” Yoora terlihat takjub.

“Benarkah? Ya Tuhan. Mengapa seleranya begitu bagus? Kyuhyun oppa bahkan tidak pernah membelikanku sepatu yang cantik seperti ini padaku. Dia curang!”

“Hahahahha, mintalah padanya nanti. Dia pasti akan membelikannya untukmu.”

Tak berapa lama pintu kamar Minji terbuka dan sosok Kyuhyun muncul di tengah-tengah mereka. Kyuhyun masuk begitu saja dan sepertinya adiknya tengah merepotkan Minji.

“Yaaa, kau mengapa belum tidur?” tanya Kyuhyun pada adiknya.

“Tidak usah mengurusku. Kau mengganggu saja. Kau tidak lihat kami sedang sibuk?” balas Yoora.

“Aish. Aku ada urusan dengan pacarku. Bisakah kau tidak mengganggu kami?”

“Cho Kyuhyun.” Minji memicingkan matanya pada Kyuhyun, memberi isyarat agar pria itu tidak macam-macam. Kyuhyun kemudian duduk di atas tempat tidur, menatap adiknya yang sedang mencoba dress milik Minji. Ia belum pernah melihat wajah Yoora begitu gembira seperti ini. Adiknya itu memang sudah dewasa.

“Eonnie bagaimana? Apakah terlihat cocok dan cantik?” Yoora bertanya pada Minji. Ia sedang memakai salah satu sun dresses milik Minji yang panjangnya sedikit di atas lutut.

“Tanya pada oppamu. Dia pria jadi kau bisa lihat apakah pria menyukainya atau tidak.” Minji yang masih berdiri dengan kedua tangan terlipat di dada tersenyum dan menatap Kyuhyun.

“Oppa, apakah bagus?”

“Bagus. Tapi lebih bagus lagi jika pacarku yang memakainya.”

“Aish. Menyebalkan sekali. Kau tidak pernah tulus memberikan pujian padaku.” Yoora terlihat kesal, sementara Kyuhyun dan Minji tertawa. Minji pun ikut duduk di atas tempat tidur di sebelah Kyuhyun. Minji benar-benar senang, karena ia merasa memiliki keluarga yang utuh.

**

Jihyuk meminum obatnya kemudian menyerahkan kembali gelas berisikan setengah air putih itu pada Yonghee, ibu Kyuhyun. Mereka sedang berada di ruang keluarga yang ada di lantai atas. Yonghee duduk di depan Jihyuk, menatap pria yang terlihat jauh lebih kurus itu.

“Oppa, kau harus banyak beristirahat dan mengurangi beban pikiranmu. Apa diam-diam kau masih suka mengonsumsi alkohol?”

“Tidak lagi. Penyakit ini sudah cukup membuatku jera. Dan melihat bagaimana Daejung meninggalkan kita semua, aku jadi merasakan sedikit ketakutan.”

“Aku menyerah menjauhkan rokok darinya. Ia tidak pernah mendengarkan perkataanku. Mungkin sekarang Daejung oppa sedang menyesal karena ia selalu mengabaikan perhatianku.”

“Yaaa, kau sedang mendoakan hal buruk pada mendiang suamimu. Itu tidak boleh, Yonghee ya.” Jihyuk terkekeh.

“Oppa, sejujurnya aku mengkhawatirkan Kyuhyun dan Minji.”

“Apa yang kau khawatirkan?”

“Bagaimana jika nanti Kyuhyun menyakiti Minji dan tidak bisa menjaganya dengan baik.”

“Kau terlalu banyak mengkhawatirkan hal-hal yang tidak penting. Belajarlah mempercayai anakmu sendiri. Aku saja mempercayainya, mengapa kau tidak bisa?”

“Maafkan aku. Tapi begitu bertemu dengan putrimu untuk pertama kalinya ketika ia dewasa seperti sekarang, aku tidak bisa menampik kenyataan bahwa sosok Nayoung sangat melekat dalam dirinya. Wajahnya, bahasa tubuh, bahkan cara bicara.”

“Hahahha, tentu saja. Nayoung adalah ibunya. Apa yang sedang kau bicarakan?”

“Aku hanya takut, Kyuhyun tidak akan bisa membahagiakan Minji seperti yang kita harapkan.” Yonghee mengungkapkan kekhawatirannya.

“Ya Tuhan, Minjiku adalah gadis yang manis. Awalnya ia bersikap buruk pada Kyuhyun pada saat mereka pertama kali bertemu. Dia selalu mencurigai Kyuhyun sebagai orang asing dan mengajukan protes padaku. Tapi setelah aku memberitahunya siapa Kyuhyun, gadis itu mulai melunak dan kau lihat? Hubungan mereka berkembang setelah kutinggalkan ke Jerman. Aku yakin, Kyuhyun bisa menjaga dan membimbing putriku. Sejak mengenal Kyuhyun, Minji lebih banyak tersenyum. Ia gadis yang sangat kesepian, Yonghee ya. Seperti ibunya. Ya, mereka mirip dalam banyak hal.” Yonghee menatap Jihyuk yang sepertinya sedang mengenang mantan istrinya.

“Oppa, aku minta maaf.”

“Mengapa kau meminta maaf?”

“Aku minta maaf atas segala kekacauan yang telah aku timbulkan di hidupmu. Semoga sekarang kau sudah bisa lebih bahagia bersama putrimu.” Yonghee tersenyum. Matanya berkaca-kaca. Jihyuk tersenyum menatap wanita itu.

“Kau tidak mengacaukan apapun, Yonghee ya. Aku justru sangat salut padamu, karena setelah menghadapi begitu banyak cobaan hidup kau masih bisa tersenyum dan membesarkan kedua anakmu. Kita tidak harus menyesali hal-hal buruk yang sudah terjadi, tapi mulailah menatap hal-hal yang bisa membuatmu bahagia. Yonghee ya, kita sudah tua. Hidup dengan baik dan bahagia adalah keputusan yang paling benar untuk kita jalani.”

Yonghee tersenyum mendengar perkataan Jihyuk. Sejak dulu, Kang Jihyuk memang sosok pria yang mengagumkan. Bahkan hingga usianya sudah mulai senja seperti ini.

———————–

Kyuhyun menggandeng tangan Minji. Akhirnya hari ini mereka benar-benar berkencan, tapi bukan dengan makan malam romantis seperti rencana Kyuhyun sebelumnya melainkan dengan memenuhi permintaan Minji untuk pergi ke taman hiburan. Rencana itupun tercetus begitu tiba-tiba ketika mereka dalam perjalanan pulang. Keduanya bahkan masih sama-sama dalam balutan pakaian kantor. Kyuhyun awalnya enggan dan ingin pulang dulu, tapi Minji tidak mau menuruti permintaan kekasihnya itu. Ia khawatir saat tiba di rumah mereka mengikuti rasa lelah dan akhirnya tidak jadi pergi.

Kyuhyun menatap gadisnya yang sedang menikmati es krim di tangannya. Minji benar-benar terlihat seperti anak kecil yang manis. Lelehan krim bahkan melumer hingga melewati pinggir bibirnya yang mungil. Mereka sedang duduk di sebuah bangku, dan keadaan di sekitar mereka cukup ramai. Kyuhyun bahkan mengabaikan es krim di tangannya yang nyaris meleleh karena ia terlalu fokus pada gadisnya. Beberapa kali Kyuhyun tersenyum melihat Minji yang begitu menikmati es krimnya. Fokus Kyuhyun berubah ketika beberapa anak laki-laki berseragam SMA lewat di hadapan mereka. Kumpulan anak-anak remaja itu berbisik-bisik bahkan salah satunya ada yang menunjuk ke arah gadisnya.

Kyuhyun sadar jika memang Minjilah yang sedang menarik perhatian mereka. Pria itu menjadi geram karena ternyata mereka mengomentari kaki jenjang Minji begitu pula sedikit paha putihnya yang tersingkap di balik rok yang dipakainya. Tidak bisakah Minji duduk dengan cara lebih baik?

“Pegang ini.” Kyuhyun meminta Minji membawa es krimnya. Minji menatap heran Kyuhyun. Kedua tangan Minji  kini memegangi es krim. Kyuhyun melepas jasnya, kemudian berjongkok di harapan Minji, melebarkan jasnya untuk menutupi paha gadis itu. Minji terlihat mengerutkan alisnya melihat tingkah Kyuhyun yang begitu tiba-tiba.

“Kenapa sih?”

“Tidak apa-apa.” Kyuhyun tersenyum pada Minji, lalu menoleh ke belakang ke arah gerombolan anak-anak SMA tadi. Kyuhyun mengisyaratkan agar anak-anak itu pergi saja.

“Yah, hyung. Kau pelit sekali. Kami kan hanya lihat dan tidak mengganggu kencan kalian.” Ujar salah satu anak.

“Yaa. Kalian pulang sana. Belajar yang rajin dan kerjakan tugas. Mengapa masih keluyuran di luar? Tidak sopan pula.” Kyuhyun menyahut. Minji hanya mengamati keadaan yang belum ia mengerti itu.

“Hyung, kau seperti tidak pernah jadi anak SMA saja.”

“Mungkin dia tidak suka lihat celana dalam wanita atau paha wanita.”

“Yaaaaa !! Bisakah kalian pergi dengan cepat?” Kyuhyun berdiri dan gerombolan anak-anak itu berlari sambil tertawa cekikikan.

“Noona, pacarmu harus sering diberikan jatah. Atau dia bisa cepat tua nanti!” salah seorang anak kembali berteriak, membuat beberapa orang menyadari kekonyolan itu.

“Aish! Menyebalkan sekali. Membuat malu saja.” Kyuhyun mendesah lega setelah gerombolan anak-anak itu benar-benar pergi. Minji yang mulai paham tersenyum mengejek. Gadis itu menyerahkan es krim Kyuhyun yang mulai meleleh dan meminta pria itu untuk duduk lagi di tempatnya.

“Sudah kubilang aku tidak mau pergi ke tempat seperti ini.” Kyuhyun menggerutu sambil memakan es krimnya cepat-cepat. Minji tersenyum geli melihat bibir Kyuhyun yang kini sedikit belepotan karena lumeran es krim.

“Kau ini kenapa jadi sensitif sekali?”

“Lain kali kita berkencan ke tempat yang lebih privat dari ini.”

“Kenapa sih..” Minji menggumam sendiri.

“Aku tidak suka diganggu seperti tadi. Dasar anak SMA jaman sekarang. Mereka pasti hanya menonton film dewasa.” Kyuhyun masih terlihat kesal. Ia membuang sisa es krimnya pada tong sampah yang ada di sebelah mereka. Minji yang juga sudah menghabiskan es krimnya mengambil tisu di dalam tasnya kemudian memegangi wajah Kyuhyun, mengelap bibir pria itu.

“Terima kasih.” Kyuhyun tersenyum, mengambil tisu di tangan Minji kemudian gantian membersihkan pinggir bibir gadis itu.

“Kau marah-marah untuk hal yang tidak jelas. Mereka benar, seperti kau tidak tertarik saja. Kau bahkan sudah meniduri beberapa gadis tapi sikapmu seperti—”

“Yaaaaa, jangan mengungkit-ungkit hal seperti itu. Aku tidak bermaksud munafik, aku hanya tidak suka milikku dibagi dengan orang lain.” Minji tersenyum malu kemudian merapatkan duduknya pada Kyuhyun, memeluk pundak pria itu.

“Kau bisa memiliki semuanya kapanpun kau mau. Hanya kau saja.” Minji berbisik di telinga Kyuhyun, membuat pria itu meremang. Ia bisa gila karena gadis ini akan terus-terusan menggodanya, sementara Kyuhyun harus bertanggungjawab menjaga gadis itu sesuai permintaan Jihyuk.

Kyuhyun menatap Minji. Wajah rupawan ini benar-benar merusak pikirannya. Kyuhyun menggelengkan kepalanya. Minji menatap Kyuhyun, lalu mengecup bibir Kyuhyun.

“Kau tidak mau?”

“Jangan begini, kumohon.”

“Kita bahkan hampir melakukannya di kolam waktu itu dan kau masih bersikap seperti ini padaku? Ya Tuhan, aku sudah benar-benar murahan sekarang.” Minji menarik dirinya. Ia terlihat kesal, tepatnya malu. Sejak peristiwa di kolam renang pagi itu, Minji selalu merona setiap kali mengingatnya. Kyuhyun yang mendesah di telinganya, menyebutkan namanya berkali-kali meskipun waktu itu Minji hanya membantu pria itu. Ia tidak bisa membayangkan akan seperti apa jika mereka benar-benar melakukannya. Hanya sebatas itu saja Minji sudah merasa gila, mungkin ia akan benar-benar menyembah Cho Kyuhyun jika suatu saat pria itu benar-benar menidurinya.

Kyuhyun pun bimbang. Gadis ini adalah godaan terbesarnya. Minji juga tahu bahwa Kyuhyun bersikap santai soal itu hanya saja yang menjadi masalah adalah Minji merupakan putri dari orang yang sangat ia segani dan karena itulah ia memperlakukan gadis itu sedikit berbeda.

“Apa aku kurang menarik bagimu?”

“Ya Tuhan, tidak begitu.” Kyuhyun merangkul gadisnya, memeluk Minji dari belakang, menyandarkan kepalanya di bahu Minji.

“Jangan tersinggung. Kau pikir aku tidak tersiksa? Aku pria normal dan kau begitu cantik. Kau milikku, dan aku tidak bisa menyentuhmu itu adalah hal yang tidak mudah.” Minji hanya tersenyum miris.

“Astaga. Ini menggelikan sekali. Kita punya restu keluarga tapi kurasa kini aku tahu masalah dalam hubungan kita yang sesungguhnya.”

“Tidak ada masalah. Kau jangan berpikir ini sebuah masalah.”

“Ini masalah, Cho Kyuhyun! Bagaimana bisa aku menerima kenyataan bahwa kekasihku sudah pernah meniduri gadis lain tapi ia bahkan tidak pernah menyentuh miliknya sendiri? Aku cemburu pada wanita-wanita yang ada di masa lalumu. Apa harus aku mengatakan hal seperti ini padamu? Harga diriku—” Minji terdiam karena Kyuhyun tiba-tiba mengecupnya. Kyuhyun tidak suka jika Minji selalu mengungkit wanita-wanita lain di hidupnya. Saat ini, Kyuhyun hanya mencurahkan perhatiannya pada satu orang gadis saja, gadis di hadapannya. Minji menatap Kyuhyun. Ia sangat kesal karena Kyuhyun selalu saja mengambil cara lain untuk menghentikannya.

“Kau sangat menyusahkanku.” Kyuhyun melepaskan pelukannya. Ia menarik Minji untuk berdiri.

“Apa maksudmu?”

“Jika memang itu adalah keinginanmu, baiklah. Mari kita lakukan.”

“K—kita mau kemana..?” Minji sedikit bingung karena tiba-tiba Kyuhyun menariknya pergi.

“Mencari hotel.”

 

TBC

Kalian mungkin uda pada nyadar story ini sudah mulai masuk konfliknya. Aku seneng baca respon kalian semua di part sebelumnya, seems bener-bener pada baca ceritanya yaah karena komentar kalian menarik semua. ThanKYU yaaah~ Berharap silent readerku mau berubah juga seperti reader-reader lainnya.

Part ini sengaja aku tambahin momen Kyuminjinya dan keintiman mereka, karena kemarin-kemarin sempet ada yang minta juga mereka baru jadian masa uda kepisah karena konflik sih hihihi bener juga sih~ Jangan khawatir konfliknya ga berat-berat banget kok. Pokoknya jangan bosen dulu yaaa~ Mari berimajinasi sama-sama hihihi

ThanKYU and see you on next part! 🙂