[2] Growing Pains

GP3

Author: Hanwoo •Cast: Lee Hyukjae – Lee Hanwoo – Cho Kyuhyun – Choi Hyojin and Other Cameo • Genre : Straight – Romance • Length: 2

Hi Shinning Readers ^^ FF Growing Pains ini adalah episode kedua dari episode pertama dengan FF yang berjudul This is Love. Bagi yang ketinggalan atau kelupaan sama episode sebelumnya, bisa dibaca di:

[1] This is Love

Hanwoo’s POV
——————-

Aku mendengar suara sama-samar dari seorang pria. Dia sedikit mengganggu tidurku. Ketika aku membuka mata aku melihat Eunhyuk sedang berbicara di telepon. Kuperhatikan wajahnya. Kupikir dia sangat tampan. Aku teringat dengan kebaikannya yang setiap kali selalu ada disisinya, menolongnya dalam kesusahan dan aku baru menyadarinya juga bahwa dia menolongku dalam kesepian.

Kulihat dia mematikan panggilannya kemudian menoleh ke arahku. Mata kami bertemu. Ini di luar kendaliku bahwa hatiku berdebar. Aku sedikit gugup. Tapi entah kenapa aku malah menarik tangannya mencium bibirnya dan entah kenapa dia juga membalas ciumanku.

Mataku perlahan-lahan terbuka terbangun dari tidurku. Aku terduduk dan menyadari bahwa aku tidak berada di dalam kamarku. Kulihat kesamping kiri Daehi tidur disampingku. Kutolehkan wajaku kesamping kanan melihat tirai jendela berwarna putih sedikit terang di luar. Kutoleh ke atas tirai untuk melihat jam. Sudah hampir jam 7 pagi dan Daehi masih tertidur pulas. Baru kusadari aku sedang berada di dalam kamar tamu di rumah Sungmin oppa, kakak kandungku.

“Ah ..” aku merasa kepalaku sedikit pusing. Pusing sekali dan sedikit bau soju dari bau napasku. Aku benar-benar mabuk kemarin malam. Ketika aku hendak turun dari ranjang untuk pergi keluar menyapa Sungmin oppa bayangan kemarin kembali lewat mampir ke dalam pikiranku untuk diingat.

“Huhuhu .. Jangan berlaku baik padaku. Kau ..! Kenapa kau sangat mirip sekali dengannya? Setiap aku melihatmu kau mirip sekali seperti Donghae oppa ! Aku membencimu, Hu.. Hu.. Huwekkk..”

Kupejamkan mataku ketika aku tersadar bagaimana buruknya diriku kemarin malam ketika aku mabuk dihadapan Eunhyuk. Aku memuntahkannya, memakinya kemudian aku mencium pria itu?! Rasanya kepalaku ingin pecah. Dan dia mengantarku ke rumah Sungmin oppa?! Apa yang akan dipikirkan oleh oppa dan kakak iparku nanti? Kugigit bibirku dan merasa sedikit mulas. Kucoba untuk mengatur napas dan mengatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Tiba-tiba pintu kamar ini terbuka. Kulihat Minrin onnie istri Sungmin oppa datang menengokku. Dia berjalan menghampiriku dengan wajah yang sedang tersenyum-senyum melirikku. Aku tidak mengerti arti senyumannya. Perasaanku menjadi buruk setelah tahu kejadian kemarin bahwa aku sedang mabuk.

“Darimana kau kenal Eunhyuk?” tanyanya. Kupejamkan mataku sedikit terkejut onnieku langsung menanyai pria itu dibanding menanyai keadaanku.

“O..Omo darimana kau bisa tahu namanya? Apa dia yang mengantarku kesini?”

“Bodoh. Kau memeluknya bahkan tidak ingin melepasnya kemarin malam. Kau benar-benar memalukan ketika sedang mabuk. Apa kau tidak bisa menjaga imagemu dihadapan kekasihmu? Apa kalian berpacaran?” Minrin onnie berbisik menanyaiku. Raut wajahnya sangat penasaran dengan jawabanku.

“MWO?! Dia bukan kekasihku !”

“Jinjayo, lalu apa hubunganmu dengannya? Setelah mengatakan bahwa tidak ingin berpisah dengannya sewaktu aku hendak menyeretmu masuk ke dalam dan kau merengek membuatku malu saja. Apa kau sekarang semurah itu hah?!”

“Onnie ! Kau jangan berbohong. Aku tidak mungkin mengatakan hal itu. Katakan padaku, kau berbohong kan?”

“Ck !”
Minrin onnie akhirnya menceritakan kejadian kemarin malam ketika Eunhyuk mengantarku pulang dan membuatku mengingatnya perlahan-lahan bahwa apa yang diucapkannya sangat benar. Tanganku merangkul Eunhyuk. Wajahku benar-benar layaknya orang mabuk mengeluarkan ekspresi yang berubah-ubah. Terkadang manyun lalu tersenyum. Sehabis tersenyum aku tertawa. Benar-benar memalukan.

“Eunhyuk-ssi! Ba.. Bagaimana kau bisa bersama adikku?” aku mendengar suara Sungmin oppa. Tapi aku tidak melihat dengan jelas karena mataku sedikit terpejam.

“Jadi Hanwoo itu adikmu?”

“Ne dia adik kandungku.”

“Hahaha dunia ini sempit sekali.” Tawa Eunhyuk.

“Haha aku tidak menyangka. Hanwoo-ya, kau bersama teman kuliahku dulu. Mianhe, Hyuk maafkan aku karena tengah merepotkanmu.”

“Gwenchanayo. Kalau begitu aku titip Hanwoo. Dia tidak baik berada di dalam rumah sendirian.”
Minrin onnie menarik tanganku namun aku menahan tanganku. Aku berhasil menepis tangan Minrin onnie. Kulemparkan tatapan cemberut ke arah Minrin onnie dan Sungmin oppa.

“Shireo! Aku tidak ingin bersama kalian. Aku ingin bersama pria yang baru saja kucium !”
Begitulah akhir cerita kemarin malam. Tangan kananku menutup mulutku yang membentuk lingkaran besar ketika mendengar cerita Minrin onnie. Terdengar memuakkan sampai-sampai ingin muntah. Kugeleng-gelengkan kepalaku dan merasa tambah pusing membayangkan kejadian gila kemarin malam. Minrin onnie tertawa terbahak-bahak.

“Kau jatuh cinta padanya? Jebal, katakan padaku.”

“Anio onnie.”

“Aku tidak pernah melihat dirimu yang seperti itu ketika bersama Eunhyuk. Kau seperti kembali lagi menjadi Hanwoo yang sebelumnya ketika Donghae masih disampingmu. Kau tertawa, bersikap manja dan bertingkah lucu. Aku merindukan sosok Hanwoo yang itu bukan yang pendiam dan lebih memilih untuk menyimpan kesedihan seorang diri.”

Aku merengut mendengar ucapan Minrin onnie mengenai kepribadianku. Entah sedih atau merasa terharu mendengarnya. Apakah aku benar seperti yang dikatakannya? Jika benar aku sedikit berubah, itu berarti ..

“Tidak apa jika kau menyukai seseorang. Hal yang wajar kau tidak perlu mengkhawatirkan bagaimana Daehi. Daehi akan mengerti suatu saat nanti..”

“Yaak onnie bukan seperti itu. Ini salah paham. Aku tidak mungkin menggantikan posisi Donghae oppa dengan pria lain.”

“Yak, Hati-hatilah berbicara. Kau tidak tahu bagaimana masa depanmu.”

“Onnie kau menakutkanku. Oh ya, jadi Eunhyuk adalah teman oppa sewaktu kuliah?”

“Mmm ne. Dunia ini entah kenapa terasa sempit ketika melihat mereka bertemu kemarin.”

“Aku akan meminta alamat rumahnya ke Sungmin oppa karena kemarin aku janji mentraktirnya tapi karena aku mabuk aku lupa membayarnya.” Ujarku sembari bangkit keluar kamar.

“Bilang saja kalau kau ingin mencarinya Hanwoo-ya !” teriak Minrin onnie.

“Bukan seperti itu !”

Author’s POV
—————–
It’s an especially dark night now tell me, it’s alright. You always warmly cared for me and i quietly lowered my head. The sound of the chair, weak footsteps. The sound of the door, the heavy air. The silent night, I couldn’t say anything. Come back to me. Oh please come back. Don’t leave me. Come back to me. Oh please come back to me

When I come home, it’s filled with traces of you. How can I let you go? Your scent, my worn out diary. The handwritten letters, happy looking photos. The silent night, I couldn’t change Come back to me. Oh please come back. I’m still the me of that day. Come back to me. Oh please come back to me.
[Juniel – Please]

Seharian Kyuhyun berada di rumah Hyojin. Menemani Hyojin yang belum keluar dari kamarnya setelah kejadian kemarin malam. Hyojin menangis terkadang sampai berteriak keras-keras. Kyuhyun tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Dia hanya bisa duduk terjaga di sofa berharap Hyojin keluar dari kamarnya. Ingin sekali Kyuhyun mendobrak pintu kamarnya tapi dia mengurungkan keinginannya itu karena ingin lebih membiarkan Hyojin untuk menangis sendirian.

Tapi Kyuhyun tidak bisa terima jika sampai pagi ini Hyojin tidak keluar dari kamar. Dia mulai khawatir dengan kondisi Hyojin. Bagaimana jika Hyojin sakit? Atau .. Apakah Hyojin masih bernapas di dalam sana? Kyuhyun bangun pagi-pagi dan mulai membersihkan ruangan Hyojin yang berantakan. Menyapu, mengepel dia juga tidak mengerti kenapa harus dirinya yang melakukan hal ini.

Dia harus mengesampingkan kekesalannya kepada Eunhyuk dan lebih rela menjaga Hyojin disini. Dia hanya tidak ingin wanita itu sendiri. Layaknya kebanyakan orang-orang meninggal karena sedang patah hati, Kyuhyun tidak ingin itu terjadi pada Hyojin. Kyuhyun memasak untuk Hyojin. Walau hanya memasak bubur tapi setidaknya dia ingin Hyojin hidup sehat walaupun dalam kesedihan.

Kyuhyun mengetuk pintu kamar Hyojin ketika selesai memasak. Buburnya sudah dihidangkan di atas meja makan. Kyuhyun mencoba mengetuk pintu kamar Hyojin mencoba untuk berbicara dengannya.

“Hyo.. Aku sudah memasak bubur. Palliwa kita makan bersama.”

Tidak ada jawaban dari dalam. Kyuhyun mengetuk lagi pintu kamar Hyojin. “Hyo, aku disini seharian membersihkan rumahmu, membuat bubur untukmu. Keluarlah. Kau bisa bercerita padaku. Kau bisa memukulku jika kau marah. Kau juga..”
Hyojin membuka pintunya. Kepalanya menunduk. Kyuhyun menariknya jatuh ke dalam dekapannya. Didekap seperti itu oleh Kyuhyun, Hyojin merasa diperhatikan oleh pria yang selalu saja membuat masalah terhadap dirinya sehingga

Kyuhyun selalu terlihat menyebalkan di mata Hyojin. Tapi jika Kyuhyun seperti ini bagaimana air matanya tidak mengalir? Dari balik sisi keangkuhan Kyuhyun, Hyojin merasa sedikit terlindungi jika Kyuhyun baik seperti ini padanya.

“Bagaimana aku bisa makan?” tanya Hyojin sedikit lemah.

“Setidaknya kau keluar untuk minum dan mandi. Kau sendiri seorang dokter spesialis kecantikan masa kau hancur seperti ini hanya karena seorang pria?” Kyuhyun mencoba menyemangati.

“Kau tidak mengerti Kyu. Makanya jika kau ingin mengerti pacari seorang wanita. Kau akan merasakannya.”
Kyuhyun terdiam. Tangannya mengelus rambut Hyojin. “Aku setiap hari merasa sakit hati juga karena aku selalu melihat wanita yang kusuka bahagia bersama prianya. Kita sama kan? Atau perlu kita saling merayakannya?”
Hyojin menggeleng. “Ini bukan pesta. Ini rasa sakit hati.”

“Arayo. Aku akan menemanimu.”
Hyojin menangis. Dia malah menangis ketika Kyuhyun mengatakan hal itu padanya. Dia hanya merasa sakit hati dengan perlakuan Eunhyuk yang belakangan ini tidak seperti Eunhyuk yang dikenalnya dulu. Eunhyuk tidak pernah mengatakan hal yang diucapkan Kyuhyun tadi tapi malah pria lain yang peduli padanya.

*

“Aku tidak ingin putus Kyu. Aku sangat mencintainya.”
Hyojin hanya menatap bubur dihadapannya. Dia terlihat lemah dari tangannya mengaduk-aduk bubur itu tiada henti. Kyuhyun khawatir melihatnya. Dia tidak tahu harus bagaimana menghadapi Hyojin. Melihat Hyojin seperti ini sudah sangat cukup dia ingin memukul wajah hyungnya.

“Jika kau ingin berperang kau harus makan dulu. Kau harus terlihat cantik dan menarik lagi agar Eunhyuk hyung menyesali ucapannya.”

“Apa aku terlihat tidak menarik lagi ? Apa aku tidak cantik, Kyu? Kenapa dia seperti ini padaku?”

“Apa aku harus jujur?”
Ekspresi Hyojin berubah. Sekilas dia melirik Kyuhyun sambil merengut lalu menunduk lagi mengaduk-aduk buburnya. “Kau pasti akan mengatakan hal-hal yang buruk mengenaiku. Tidak ada yang berada di pihakku. Kehidupanku benar-benar menyedihkan.”

“Kalau boleh jujur, kau cantik.” Kyuhyun tersenyum ketika Hyojin meliriknya. Berharap wanita itu mendengar isi hatinya dari perkatannya.

“Kau jujur atau berbohong aku selalu tidak percaya kata-katamu.”

“Hahaha. Lalu aku harus bagaimana agar kau percaya?”

“Sudahlah, aku sangat pusing.” Hyojin menaruh sendoknya di atas meja. Hatinya masih belum pulih dari rasa kecewanya. Kyuhyun menyadari Hyojin hanya menatap buburnya sedari tadi tanpa memakannya.

“Apa susahnya memakan bubur walau hanya tiga suap?”
Kyuhyun menggigit bibirnya gemas terhadap Hyojin. Kyuhyun ingin Hyojin cepat pulih dari rasa sakit hatinya. Dia berjanji akan menemani Hyojin agar wanita itu bisa tersenyum dan tertawa lagi. Akhirnya Kyuhyun mengambil sendok lalu menyuapi bubur itu ke mulut Hyojin.

*

Shirtless Café
18.00 pm
Sore ini Hanwoo datang ke ‘SHIRTLESS CAFÉ’ . Sebuah café kecil yang terletak di pinggir jalan dimana café itu adalah café milik Eunhyuk. Hanwoo melihat ruangan café yang bernuansa kayu-kayu dengan kursi hitam dan bangku berbentuk catur. Di beberapa dindingnya ada caricature Marilyn Monroe. Melihat di beberapa kolom rak ada bouquet bunga di dalam vas yang Eunhyuk pernah beli di tokonya. Bunga-bunga itu layu namun masih tetap terpajang. Hanwoo sedikit terkejut karena hal itu dan mengingat-ingat disaat dia pernah memberikan sebuah tebakan pada Eunhyuk karena dia sempat bertanya apakah bunga ini akan diberikan untuk pacarnya atau tidak? Ternyata bunga-bunga yang dibelinya hanya untuk menjadi pajangan tokonya saja entah apa maksud pikirannya.

“Permisi apa kau ingin memesan sesuatu?” tanya salah seorang pelayan. Pelayan-pelayan disini memakai kostum seperti anak muda lainnya. Celana pendek berwarna hitam dan sleeveless silver memperlihatkan pusarnya. Benar-benar konsep café yang dibuat sangat aneh.

Umm.. Aku ingin bertemu Eunhyuk-ssi CEO café ini.”

“Ah begitu, baiklah silakan duduk dulu. Aku akan memanggilnya.”
Hanwoo duduk menunggu di mejanya. Matanya masih fokus terhadap dekorasi ruangan café. Merasa bosan sesaat dia sempat memeriksa handphonenya hanya untuk melihat Instagram. Tak lama kemudian Eunhyuk datang dan duduk di hadapan Hanwoo.

“Waeyo? Darimana kau tahu tempatku?”

“Oppaku, Lee Sungmin. Kau mengenalnya bukan?”

“O aku mengenalnya. Aku tidak menyangka kalian adalah adik kakak.” Ujar Eunhyuk sambil mengangguk-ngangguk.

“Aku juga tidak menyangka kau adalah teman oppaku.”

“Oh ya, kau ingin kubuatkan minuman apa?” tanya Eunhyuk.

Anio, tidak usah repot-repot. Eunhyuk-ssi, sebenarnya kedatanganku kesini ingin mengucapkan terima kasih karena kau telah mengantarku pulang kemarin malam dan aku juga meminta maaf atas .. umm.. atas kejadian kemarin. Aku lupa mentraktirmu.”

Gwenchanayo. Kau tidak usah terlalu khawatir tentang itu.”

“Ani, aku merasa tidak enak. Aku akan mentraktirmu. Apakah hari ini kau ada waktu?” tanya Hanwoo. “Aku janji tidak akan mabuk lagi.” Sambungnya membuat Eunhyuk tertawa.

*

Myungdeong
19.10 pm

Karena janji Hanwoo akan mentraktir Eunhyuk hari ini, Eunhyuk dan Hanwoo melangkah di sepinggir jalanan Myungdeong. Keadaan malam di jalanan Myungdeong yang ramai dipenuhi orang-orang yang berlalu-lalang, keduanya terlihat sangat canggung. Mereka berdua menjaga jarak dan terlihat canggung satu sama lain. Tetapi entah kenapa mereka menjadi berdekatan karena orag-orang disekitarnya menghimpit Hanwoo dan Eunhyuk dari samping membuat lengan mereka sering bersentuhan. Sedari tadi Eunhyuk ingin melindungi Hanwoo. Sampai dia melihat seseorang menyenggol Hanwoo, Eunhyuk cepat-cepat mendekap Hanwoo menahannya agar tidak terjatuh. Hanwoo mengedipkan matanya. Dia sempat membiarkan tubuhnya berdekatan dengan tubuh Eunhyuk sebelum dia menjauhkan tubuhnya.

“Mian, tadi kau hampir terjatuh.” Hanwoo merapikan bajunya yang sedikit berantakan. “Gomawoyo, jika tidak ada kamu aku pasti jatuh. Oh ya, bagaimana kalau kita makan gorengan yang ada disana? Aku akan mentraktirmu kali ini” tunjuk Hanwoo pada dagangan yang ada di kanan jalan.

“Baiklah.”

*

Hyojin’s Room.
19.15 pm

On 2012.
Hyojin teringat ketika dirinya merayakan hari jadinya yang ke 2 tahun bersama Eunhyuk. Waktu itu sangat mesra. Bahkan dia masih ingat saat tangan hangat Eunhyuk menggenggam tangannya. Di jalanan kecil itu pada sore hari dimana jalanan kecil itu menjadi saksi mata kisah cintanya dengan Eunhyuk. Hyojin menghentikan langkahnya. Dia mengeluarkan samsungnya.

“Oppa kajja kita selca.” Ujar Hyojin. Mereka saling berhadapan. Pasangan yang romantis. Hyojin merentangkan tangan kanannya ke atas. Eunhyuk sambil menggenggam tangan Hyojin mereka berdua melihat kamera. Dalam waktu 3 detik photo itu menjadi sebuah kenangan sekarang. Hanya kenangan..

Dua tahun yang silam dirasa sangat membahagiakan. Tetapi tidak untuk hari ini karena semua itu sudah berubah. Hyojin hanya bisa memandang foto yang dia punya ketika dia tidak sengaja membuka galeri di handphonenya. Tubuhnya terduduk di lantai bersandar di pinggir ranjang. Air matanya mengalir untuk yang kesekian kalinya. Entah sampai kapan dia akan menangisi Eunhyuk.

Hyojin merasa hubungannya selama ini hanya sia-sia. Menjalin dan menjaga hubungan bertahun-tahun lamanya dan tidak ada balasan apapun, tidak ada perhatian, tidak ada komunikasi. Rasanya hampa. Dia tidak ingin seperti ini terus dengan Eunhyuk. Dia merasa tidak ingin menyerah dan tidak ingin mengakhiri hubungannya tanpa alasan. Kata hatinya berkata untuk menemui Eunhyuk segera. Dengan cepat Hyojin bangkit dari duduknya tapi tubuhnya yang lemas dan tidak berdaya tidak mampu membuatnya berdiri. Hyojin terjatuh lagi. Dia merebahkan tubuhnya di di lantai.

“Kau jahat, oppa..” ujarnya lirih dengan air mata yang mengalir.
Wanita yang patah hati tidak akan bisa berpikir jernih untuk hidupnya. Sangat rapuh seperti telur yang diretakkan tidak bisa disatukan kembali. Seperti telur putih yang retak dengan isinya yang terlumpahkan yang menyerupai tangisan Hyojin. Tidak akan bisa disatukan lagi dengan cara apapun. Tidak akan.

Hanwoo’s POV
———————
Even when the seasons pass

Everything seems the same

Without knowing, I start walking on this street

A cold wind blow

Namsan Tower
22.00 pm

Disinilah kami berada sekarang, di bawah kaki Namsan Tower setelah mentraktir Eunhyuk gorengan tadi. Entah apa yang membuat kami memutuskan untuk pergi ke tempat ini. Semeriwing angin malam menyentuh tubuh kami. Kurapikan rambutku yang sedikit berantakan akibat hembusan angin. Kami berdiri bersebelahan menatap pemandangan perkotaan di bawah kaki pegunungan Namsan.

Kami diam dengan pikiran masing-masing. Penasaran dengan apa yang sedang dia pikirkan sampai tidak bicara sedikitpun sedari tadi. Aku mulai merasa kedinginan hingga kupeluk tubuhku berharap akan sedikit terasa hangat.

“Apa kau kedinginan?” tanyanya.

“Umm sedikit.”
Kulihat Eunhyuk membuka jasnya. Cepat-cepat aku menahannya agar dia tidak membuka jasnya. “ Ani-ani .. Gwenchanayo. Kau tidak usah repot-repot memberikan jasmu. Aku merasa geli ini seperti di drama-drama yang ada di TV.”
Tanganku menahan jasnya agar dia tidak memakaikannya di tubuhku. Kudengar dia tertawa. Mungkin perkataanku terdengar lucu baginya. Eunhyuk tetap saja membuka jasnya lalu memakaikannya di tubuhku.

“Sudah kubilang tidak usah, kau ini..”

“Anio, anio gwenchana.” Eunhyuk tetap memaksa,

“Kau juga akan kedinginan.”

“Gwenchana. Hanwoo-ssi.”
Tiba-tiba tangannya menggenggam tanganku. Aku benar-benar terkejut. Kenapa sama sekali tidak bisa menepisnya? Kenapa aku juga mau disentuh seperti ini? Sampai-sampai tidak berani menoleh melihatnya. Tangannya besar, halus dan aku merasa hangat jika digenggam seperti ini olehnya. Aku membiarkannya seperti ini.

“Bolehkah aku memanggilmu Hanwoo-ya?”
Entah kenapa aku tersenyum mendengarnya. Kuanggukkan pelan kepalaku tanpa melihat matanya tanda aku setuju dia memanggilku dengan sebutan yang lebih akrab. Kudengar dia menarik napas. Dia membuatku ingin tersenyum malam ini.

“Apa terasa nyaman seperti ini?” tanya Eunhyuk. Segera kulepaskan tanganku namun dia menangkap tanganku kembali dan menggenggamnya lagi.

“Apa yang kau lakukan?” tanyaku. Nada bicaraku mungkin terdengar gugup karena aku benar-benar canggung sekarang.

“Aku ingin bertanya padamu. Bolehkah?” tanya Eunhyuk.

“Bertanya tentang apa?”

“Aku menyukaimu, Hanwoo-ya. Apa kau juga mempunyai perasaan yang sama denganku?”
Aku menolehkan kepala ke arahnya. “Kau jangan bercanda, aku adalah janda beranak satu.”

“Aku tidak peduli. Daehi juga menyukaiku. Memangnya kenapa jika kau janda beranak satu?”
Ucapannya membuatku ingin menangis. Apa Donghae oppa akan marah jika tahu hal ini? Apa Donghae oppa sedang melihatku sekarang? Aku merasa bersalah tapi aku juga tidak bisa menghentikan perasaanku yang juga menyukainya. Donghae oppa, mianhe. Aku juga butuh kehangatan. Selama ini sudah cukup aku merindukanmu. Dari dalam hatiku, aku butuh seseorang yang bisa menenangkan hatiku dan itu ada di dalam diri Eunhyuk. Aku nyaman berada di dekatnya. Mianhaeyo oppa.

“Hanwoo-ya, aku serius. Benar-benar serius.”

“Kenapa kau memilihku? Diluar sana masih ada gadis lain yang lebih baik dariku.”

“Sejak awal aku bertemu denganmu, aku juga tidak mengerti kenapa aku berdebar jika berada di dekatmu. Yak, apakah cinta butuh alasan?”

“Wanita sangat senang mendengar sebuah alasan.”

“Umm.. Baiklah. Kau cantik, iya. Kau baik juga iya. Walaupun cantik dan baik itu relevan, aku memilihmu diantara gadis-gadis lainnya. Mungkin ini terlalu cepat. Kau bisa menjawabnya lain kali.”

“Aku juga menyukaimu, oppa.” Ujarku sambil membalikkan tubuhku menghadap tubuhnya. Eunhyuk tidak percaya dengan perkataan Hanwoo.

“Op.. Oppa?” tanya Eunhyuk mencoba memastikan apakah dia tidak salah dengar?

“Wae? Kau tidak senang?”

“Anio..” Kulihat senyumnya mengembang. Wajahnya memerah. Sepertinya dia senang kupanggil oppa.
“Aku menyukai sebutan itu.” Ujarnya lagi. Aku menarik napas lega. Syukurlah dia senang. Tangannya menggapai pundakku. Dia merangkulku sambil mengelus-elus rambutku. Kami berdua menatap bintang-bintang di langit. Malam ini sangat indah. Bintang-bintang di atas seperti menjadi pemanis malam ini. Kini ada seseorang yang akan melindungiku lagi. Aku tidak perlu takut untuk sendiri lagi. Aku sedang mencoba untuk membuka hati dan tidak terpuruk lama-lama hanya karena kematian suamiku sebelumnya.

With You..

Sweet You..

I’m always at the same place

With You..

Sweet You..

Always by your side, just the way you are

Author’s POV
——————
Beberapa hari kemudian..
Kyuhyun melihat Hyojin melamun duduk sendirian pada waktu istirahat di cafeteria rumah sakit. Kyuhyun membawa nampannya lalu duduk di hadapan Hyojin. Dia melihat tatapan kosong Hyojin. Kyuhyun menggerak-gerakkan tangannya tepat di depan wajah Hyojin namun Hyojin tidak menyadarinya. Merasa gemas Kyuhyun mengguncang-guncangkan tubuh Hyojin agar gadis itu cepat tersadar dari lamunan indahnya.

Hyojin pun tersadar dari lamunannya. Pikirannya masih belum lepas dari kenangan-kenangannya bersama Eunhyuk. Dia melihat Kyuhyun sudah ada dihadapannya sambil mengunyah makanannya.

“Kau masih memikirkan Eunhyuk hyung?” tanya Kyuhyun.
Suara Kyuhyun membuatnya teringat akan sesuatu. “Kyu, apa kau tidak bisa membantuku agar Eunhyuk oppa mau kembali padaku?”

“Apa yang kau harapkan dariku? Shireo, kau harus berusaha sendiri.”

“Kau harus membantuku mengatakan pada Eunhyuk oppa bahwa keadaanku semakin memburuk. Eotte? Kyu, kau harus membantuku.” Hyojin menggenggam tangan Kyuhyun mencoba merayu pria itu sambil menatap Kyuhyun lekat-lekat. Hal ini justru membuat Kyuhyun menjadi gugup dan malu. Jantungnya mulai berdebar. Kyuhyun mencoba melepas genggaman Hyojin karena dia benar-benar merasa sangat canggung dan salah tingkah. Kyuhyun hanya menunduk mencoba mengaduk-aduk makanannya.

“Kyu, kumohon !!”

“Habiskan dulu makananmu. Aku akan membantumu jika kau mau menghabiskan makananmu” Kyuhyun menatap makanan Hyojin yang sedari tadi belum disentuh.

“Jadi kau mau membantuku?!”

“Habiskan dulu makananmu..”

Umm baiklah. Gomawoyo Kyu. Aku sangat mengharapkanmu.”
Kyuhyun menatap sedih Hyojin. Hanya ini yang bisa dia lakukan agar Hyojin tersenyum. Dia melihat senyum Hyojin mengembang hanya karena mendengar dirinya yang mau membantu Hyojin untuk balikan lagi dengan Eunhyuk. Kyuhyun sudah cukup senang akan hal ini. Walaupun dia tahu ada kerapuhan jauh di dalam hati Hyojin.

*

Eunhyuk menggandeng tangan Daehi memasuki toko bunga Hanwoo. Dia baru saja menjemput Daehi pulang sekolah. Lebih tepatnya dia memaksa Hanwoo untuk mengijinkan dirinya yang menjemput Daehi. Hanwoo yang sedang merapikan daun-daun bunga matahari dengan guntingnya tersenyum ketika lonceng di pintu tokonya berbunyi dan melihat dua orang yang dia cintai sudah ada dihadapannya.

Eunhyuk tersenyum malu ketika melihat Hanwoo. Sedikit canggung karena dia memacari Hanwoo. Sudah beberapa hari ini Eunhyuk dan Hanwoo sering jalan bersama sekadar makan malam. Eunhyuk sering melakukannya ketika dirinya menjemput Hanwoo pulang dari tokonya. Tapi Eunhyuk merasa itu semua masih belum cukup. Dia masih ingin lebih dekat lagi dengan Hanwoo. Karena dia selalu memikirkan Hanwoo di hari-hari senggangnya.

“Eomma, tadi dijalan Eunhyuk ajuhsi ingin mengajakku ke Sea World melihat ikan-ikan. Aku juga ingin kesana eomma.”

“Yak, apa yang kau ucapkan pada Daehi, hah? Jangan terlalu memanjakannya” Hanwoo langsung mendelik ke arah Eunhyuk.

“Waeyo? Aku tidak memanjakan Daehi. Bukankah pergi ke Sea World akan menambah pengetahuannya? Kau juga harus memikirkan pengalaman untuk Daehi. Daehi-ya apa kau ingin melihat ikan hiu?” tanya Eunhyuk pada Daehi. Matanya sempat melirik ke arah Hanwoo. Dia sengaja melakukan hal ini.

“Aku ingin melihat ikan hiu, lumba-lumba dan juga ikan teripang yang beeesaaar !” Daehi memperagakan tubuhnya ketika mengatakan kalimat ‘besar’. Eunhyuk tersenyum mengangguk-angguk mendengarnya dan ini merupakan kesempatannya untuk membujuk Hanwoo. Dia memberikan kode dengan menggerakkan kepalanya ke arah Hanwoo. Dia memang sengaja melakukan ini agar bisa berdekatan dengan Daehi juga.

*

Eunhyuk berhasil membujuk Hanwoo untuk ikut pergi ke sea world. Dia memanfaatkan Daehi agar dia bisa pergi dengan Hanwoo. Dia yakin jika dia sendiri yang meminta Hanwoo untuk keluar, wanita itu tidak akan mau karena dia pernah ditolak sekali sewaktu mengajaknya pergi jika bukan hari libur. Maka itu dia membutuhkan Daehi untuk kesuksesan rencananya karena Hanwoo sangat senang menjaga toko. Dia selalu berkata jika tokonya tutup maka tidak ada anggaran untuk makan hari esok. Bagaimana dirinya tidak senang hari ini karena berhasil membujuk Hanwoo untuk ikut pergi dengan Daehi?

Mereka bertiga melangkah memasuki kolam ikan di dalam gedung yang sangat besar saat sampai di Sea World. Mereka seperti berada di dalam air. Daehi terlihat takjub melihat ikan-ikan yang berenang di atas kepalanya. Eunhyuk membungkuk mencoba menawarkan diri untuk menggendong Daehi. Daehipun tersenyum lalu loncat ke punggung Eunhyuk tanda mengerti dengan tawaran Eunhyuk untuk menggendongnya. Mereka bertiga terlihat seperti keluarga yang bahagia. Tak lupa Eunhyuk menggenggam tangan Hanwoo membuat mereka terlihat sangat manis dari kejauhan.

Hyojin’s POV
——————
Pulang dari praktik rasanya aku ingin menyendiri. Aku berencana pulang naik bus dan hendak jalan-jalan ke Myungdeong seorang diri. Aku butuh udara segar. Sepertinya isi tubuhku semuanya adalah racun selama ini. Aku terlalu sibuk memikirkan hubunganku dengan Eunhyuk oppa bahkan sampai-sampai lupa dengan diriku.

Kakiku melangkah di atas trotoar melewati pertokoan-pertokoan kecil disebuah ruko. Aku terhenti ketika melihat sesosok pria yang kukenal dengan seorang anak kecil dan wanita disebelahnya keluar dari toko bunga. Pria itu sedang menggendong seorang anak kecil menunggu si wanita sedang mengunci pintu toko. Tak lama kemudian si wanita menyusul si pria yang pada akhirnya mereka saling berpegangan tangan.

Pria yang sedang kulihat adalah Eunhyuk oppa. Begitulah akhir cerita dari keinginanku yang ingin pergi ke Myungdeong. Sepertinya aku harus mengurungkan niatku untuk pergi kesana. Perasaanku tidak baik lagi setelah bagaimana diriku sedang menangkap basah Eunhyuk oppa bersama wanita lain. Wanita itu tidak kalah jauh cantiknya denganku.
Mentalku merasa down lagi ketika melihat Eunhyuk oppa mengajak masuk wanita itu ke dalam mobilnya. Tubuhku menjadi lemas. Benar-benar merasa tidak berdaya. Aku benar-benar wanita yang sedang patah hati sekarang.

Author’s POV
———————

Keesokan harinya Hanwoo duduk berdua di dalam rumah dengan Daehi. Hanwoo mengelus rambut Daehi sambil memperhatikan tangan Daehi yang sedang menggambar di atas buku gambar.

“Daehi-ya, apa kau menyukai Eunhyuk ajuhsi?”

“Eunhyuk ajuhsi sangat manis, eomma.”
Mendengar hal itu Hanwoo tersenyum senang. Tidak hanya dirinya namun Eunhyuk berhasil membuat Daehi nyaman. Tiba-tiba bel rumahnya berbunyi. Hanwoo membuka pintu kemudian melihat seorang pria tersenyum dihadapannya. Hanwoo mencoba mengingat-ingat siapa pria dihadapannya ini apakah dia pernah bertemu sebelumnya?

“Anyeong, apakah anda nyonya Lee Hanwoo?” tanya pria itu.

“Ne, aku sendiri.”

“Nyonya apa kau tidak mengingatku?”

“Nu..guseyo?” tanya Hanwoo.

“Aku dokter Cho Kyuhyun.”
Hanwoo mempersilakan Kyuhyun duduk di ruang tamu. Sambil menunggu Hanwoo datang membawa minuman, Kyuhyun memperhatikan gadis kecil yang sedang serius menggambar dihadapannya. Kyuhyun beralih memperhatikan dekorasi ruangan ini. Tidak begitu besar pikirnya. Dia melihat sebuah bingkai foto seorang pria yang dia tahu itu siapa. Kyuhyun tersenyum ketika Hanwoo datang membawa minuman untuknya.

“Nona Lee, tidak usah repot-repot membuat minuman untukku.”

“Anio! Anio.. Hal yang biasa dilakukan seorang tuan rumah jika ada tamu datang kerumahnya adalah menyuguhkan minuman.”

Hanwoo kemudian menyuruh Daehi untuk masuk ke dalam kamarnya. Gadis kecilnya menuruti perkataan ibunya lalu mengemas semua barang-barangnya. Hanwoo membantu Daehi mengemas barang-barangnya. Hanwoo duduk dengan tenang ketika Daehi sudah masuk ke dalam kamarnya.

“Ada perlu apa mencariku lagi, dokter cho? Sudah lama sekali.”

“Anio, aku hanya ingin tahu bagaimana kabarmu. Sepertinya kau hidup sangat baik. Gadis kecil tadi.. siapa?”

“Dia anakku dengan almarhum suamiku.”
Kyuhyun terlihat mengerti dan mengangguk-angguk. “Dia sangat cantik mirip sepertimu.”

“Kamsahamnida. Tapi sifat Daehi sangat mirip dengan almarhum ayahnya.”

“Namanya Daehi? Sangat cantik.”
Kyuhyun memuji nama anaknya membuat Hanwoo tersenyum. “Ah ya kedatanganku kesini karena aku ingin meminta maaf.” Sambung Kyuhyun lagi.

“Meminta maaf? Untuk apa?”

“Ne, kurasa aku telah melakukan kesalahan. Apa kau ingat dulu kau pernah mengatakan padaku bahwa kau tidak ingin pendonor tahu dimana identitasmu?”

“Ne. Kau melakukan dengan baik dokter. Apa yang salah?”

“Anio. Itu tidak seperti yang kau pikirkan. Pendonor meminta identitasmu. Dia memaksaku untuk memberitahu identitasmu karena dia selalu mencariku tanpa henti dan itu sangat mengganggu pekerjaanku. Aku meminta maaf untuk itu.”

“Ah begitu rupanya. Aku mengerti keadaanmu itu pasti sangat susah. Tapi tidak ada yang menemuiku dari penerima jantung.”

“Oh? Kau tidak bertemu dengannya? Dia mengatakan sudah bertemu denganmu. Aigo, apa dia berbohong padaku?”

“Bertemu denganku?”

“Ne, apa kau tidak mengingatnya? Mungkin saja kau lupa. Namanya Eunhyuk. Apa kau tidak ingat?”
Hanwoo terpaku mendengarnya. Kyuhyun menyadari perubahan ekspresi Hanwoo. Perasaannya seketika menjadi berubah. Dia merasa tidak nyaman mendengar nama yang disebut Kyuhyun.

“Nugu..seyo?” tanya Hanwoo pelan-pelan.

“Eunhyuk.”
Nyawa Hanwoo serasa ingin lepas dari tubuhnya ketika mendengar nama itu sekali lagi. Dia sedikit tidak percaya dan tidak menyadari semua ini. Hanwoo menelan ludahnya mencoba menahan pahit-pahit ribuan pertanyaan yang ingin dia lontarkan sekarang juga.

*

Hyojin menekan bel dan berdiri di depan pintu. Hyojin datang ke apartemen Eunhyuk. Dia masih belum menyerah dengan perasaannya yang ingin balikan dengan Eunhyuk. Dia tidak ingin hubungannya kembali lagi hanya dalam harapan jadi dia harus mewujudkan harapannya itu menjadi nyata.

Eunhyuk membuka pintu, melihat Hyojin tersenyum melihat ke arahnya. Eunhyuk melihat wajah Hyojin yang terlihat kurus. Dia benar-benar merasa bersalah dengan Hyojin. Eunhyuk mengajak Hyojin masuk ke dalam apartemennya dan mempersilakan gadis yang sudah menjadi mantan kekasihnya itu duduk di sofanya.

“Kau ingin orange juice atau ice tea?” tanya Eunhyuk.

Hyojin dengan cepat menggeleng. “Anio, aku tidak ingin apa-apa.”

“Tidak baik jika aku tidak menyuguhkan sesuatu. Cakkaman.” Eunhyuk tetap memaksa. Dia pergi ke dapur untuk menyuguhkan dua gelas orange juice untuk Hyojin dan dirinya lalu meletakkannya di atas meja tamu. Hyojin mengulum bibirnya menatap orange juice itu dengan tatapan sayu. Hyojin tidak fokus karena kesedihan hatinya yang mulai terbawa suasana.

“Ada apa menemuiku?”

“Aku merindukanmu. Apa aku tidak boleh melihatmu?”

“Apa kau baik-baik saja, Hyo?”

“Oppa kira aku baik-baik saja?”

“Mianhaeyo.”

“Oppa, tidak bisakah hubungan kita kembali lagi seperti dulu? Enam tahun kita bersama aku masih tidak percaya kau melepaskanku begitu saja.”

“Kau memulai lagi.” Eunhyuk tidak terima dengan ucapan Hyojin.

“Aku benar-benar ingin tahu kenapa kau memperlakukanku seperti ini? Aku tidak bisa makan akhir-akhir ini.”
Mendengar itu Eunhyuk menunduk. Bagaimanapun juga memang benar dia dan Hyojin menjalin hubungan selama enam tahun. Dia mengenal betul bagaimana sifat Hyojin. Namun disisi lain dia mempunyai alasan untuk semua itu.

“Kemarin aku melihatmu keluar dari toko bunga sedang menggenggam tangan wanita dan seorang gadis kecil memasuki mobilmu. Apakah dia orangnya, oppa? Tidak bisakah kau jujur padaku? Jika tidak bisa memperbaiki hubungan ini, gwenchanayo. Tetapi aku ingin alasan yang benar.”

Eunhyuk sempat terdiam mendengar Hyojin. Hyojin menangkap basah dirinya sewaktu dia pergi ke Sea World bersama Hanwoo dan Daehi. Jadi karena ini Hyojin datang lagi padanya?

“Sebenarnya aku tidak ingin melihatmu terluka Hyo. Tapi aku juga tidak ingin menyembunyikan hubungan ini darimu. Memang benar kemarin aku sempat pergi dengan seorang wanita. Aku menyukai gadis itu.”
Hyojin memejamkan matanya sesaat, mengatur emosinya ketika mendengar kejujuran yang dikatakan Eunhyuk. Kata-kata Eunhyuk seperti menampar pipinya dan membuat goresan luka di hatinya.

“Oppa.. sejak kapan? Kau menyelingkuhiku.”

“Anio. Aku tidak selingkuh dibelakangmu. Aku menyukainya baru-baru ini.”

“Tidak mungkin. Bagaimana aku bisa percaya padamu?”
Eunhyuk terdiam. Dia tahu ini akan membuat Hyojin terluka. Tetapi jika dia menyembunyikan hubungannya dengan Hanwoo juga tidak mungkin. Itu akan mempersulit dirinya karena Hyojin akan salah paham padanya. Bagaimanapun juga hubungan ini sangat susah dia jelaskan. Dia sendiri juga tidak mengerti kenapa dia bisa menyukai Hanwoo? Jantungnya berdebar secara tiba-tiba sewaktu melihat Hanwoo pertama kali seolah-olah perasaan lama yang entah kapan dan dimana, dia seperti sudah mengenal Hanwoo dengan sangat lama.

Hyojin menangis ketika mendengar Eunhyuk bercerita mengenai transplantasi jantungnya. Dia melihat Eunhyuk benar-benar serius terhadap wanita itu dan membuat dia berpikir bahwa harapannya sia-sia untuk meminta Eunhyuk kembali lagi. Jantung prianya sudah diambil orang lain. Jantung Eunhyuk bukan lagi milik Choi Hyojin. Dia harus menerimanya perlahan-lahan. Hanya itu yang bisa dia lakukan. Seharusnya dia tidak menangis dihadapan Eunhyuk. Tapi hatinya sangat terluka. Disaat seperti ini dia ingin bertemu dengan Kyuhyun. Entah kenapa hanya pria itu yang bisa mengerti dan mampu menenangkan hatinya.

“Hyo, apa aku salah bercerita tentang hal ini padamu?”
Hyojin menggeleng. “Anio oppa. Aku senang oppa terbuka padaku. Aku hanya tidak ingin kita saling bermusuhan. Aku tidak ingin kehilanganmu.”

“Aku tidak bisa meninggalkanmu Hyo. Aku minta maaf. Tapi Hyo, aku ingin memberitahumu sesuatu..”
Hyojin menoleh menatap Eunhyuk. Dia menghentikan tangisnya dan mencoba mendengarkan Eunhyuk baik-baik.

“Mengenai seseorang pria yang sudah sangat lama menyukaimu. Aku tidak tahu kapan tepatnya, tapi aku tahu dia diam-diam memendamnya. Kira-kira saat itu kita berada pada usia tiga tahun anniversary.”

“Nuguya?”

“Cho Kyuhyun.”

*

I tried telling myself, it can’t be, my heart must be wrong
But your every word, your every action keep getting written in my heart

You weren’t in my heart before but you came to me more and more
Making it more comfortable, making me think of you more

You were just a friend but I keep seeing you differently
You make my heart flutter, you make me feel comfortable
Do you know?
(Urban Zakapa – a Different You at Let’s Eat Season 2’s OST)

Setelah pulang dari apartemen Eunhyuk, Hyojin meminta Kyuhyun untuk menemaninya lagi. Mereka akhirnya bertemu di sebuah kedai di pinggir jalan pada malam hari. Ada satu buah soju dan semangkuk ceker ayam di atas meja. Hyojin menangis meneguk sojunya sambil menceritakan hari ini dia bertemu Eunhyuk. Dia bertemu Eunhyuk karena penasaran dengan siapa wanita yang diajaknya kemarin tapi Eunhyuk malah bercerita dengan jujur dihadapannya tanpa merasa kasihan dengan perasaannya.

“Jangan kembali lagi padanya ! Sudah kubilang jangan terlalu menyakiti dirimu sendiri !” bentak Kyuhyun.

“Kyu, kau tidak mengerti !”

“Bagaimana aku bisa tidak mengerti? Aku mengerti perasaanmu yang terluka. Jika aku tidak mengerti aku tidak pernah menemanimu seperti sekarang ini Choi Hyojin !”

Hyojin mendesis. “Kau pasti muak melihatku seperti ini kan Kyu? Biasanya kau sangat ketus padaku tapi sekarang kau sangat melindungiku. Aku menyukaimu jika seperti ini.” Ujarnya sambil tertawa pelan. Hyojin menuang botol sojunya di gelasnya lalu meneguknya.

Kyuhyun memperhatikan wajah Hyojin. Jantungnya semakin berdebar tidak karuan ketika Hyojin mengatakan menyukai sikapnya yang baik padanya. Wajah Kyuhyun memerah. Hyojin sudah cukup mabuk malam ini. Sehingga dia tidak tahu apakah dia menanggapi serius ucapan Hyojin tadi atau mencoba mengabaikannya. Kyuhyun menghentikan aktivitas minum Hyojin hendak mengajaknya pulang. Kyuhyun menggendong Hyojin dipunggungnya mengajaknya keluar dari kedai ini.

“Aku tidak ingin pulang Kyu, rasanya memuakkan.” Suara Hyojin terdengar manja dan sangat keras. Hyojin memeluk leher Kyuhyun membuat pria itu salah tingkah.

“Kau harus pulang. Aku akan mengantarmu.”

“Shireo !” elak Hyojin. “Antarkan aku ke apartemenmu saja.” Pinta Hyojin sambil membenamkan kepalanya di pundak Kyuhyun. “Aku tidak ingin sendiri Kyu, aku ingin bersamamu. Aku sangat nyaman bersamamu.”

Kyuhyun terdiam. Wajahnya tiba-tiba menoleh melirik Hyojin yang masih berkicau tidak jelas seperti suara burung perkutut di pagi hari. Sangat ribut. Kyuhyun mencoba tidak memperdulikan Hyojin karena tidak sengaja matanya memandang bibir tipis Hyojin. Entah setan darimana yang merasukinya, bibirnya dengan cepat menempel di bibir Hyojin. Hyojin terpejam antara tidak menyadari atau sudah tertidur.

Kyuhyun menyadari dengan cepat perbuatannya. Dia melepas ciumannya kemudian melihat disekelilingnya yang sepi. Hanya ada kendaraan di jalan saja yang berlalu-lalang berharap semoga tidak ada yang melihatnya mencium Hyojin. Dengan cepat Kyuhyun menggendong Hyojin sampai pada mobilnya. Kyuhyun tidak menyadari bahwa ada kamera CCTV di tiang listrik yang terpasang dan menjadi saksi matanya disaat dia mencium Hyojin.

*

Hanwoo teringat dengan kecelakaan yang menimpa Donghae. Hari itu seorang dokter memintanya untuk menjadi pendonor karena seseorang membutuhkan jantung suaminya yang sudah meninggal untuk ditransplantasi. Waktu itu dia hanya diberi kesempatan setengah jam saja untuk berpikir apakah dia mengijinkan jantung Donghae diambil untuk seseorang yang sedang membutuhkannya? Dokter sempat membawanya pergi ke pasien yang membutuhkan. Dia melihat pasien itu benar-benar hampir sekarat karena kecelakaan yang menimpanya. Kecelakaan di jam yang sama dengan suaminya namun hanya berbeda tempat. Dokter menjelaskan panjang lebar. Hanwoo terfokus melihat lekat-lekat kondisi pasien dengan wajah yang dibalut perban hanya memperlihatkan mata, hidung, dan mulutnya saja. Dia merasa pasien itu sangat kasihan sekali.

“Pasien itu adalah Eunhyuk ..”

Hanwoo menutup telinganya ketika suara Kyuhyun masih terngiang-ngiang di kepalanya. Dia baru menyadari bahwa orang dihadapannya ini adalah dokter yang memintanya untuk menjadi pendonor. Dia mengingat dengan betul bagaimana hari itu, bagaimana mungkin pasien itu adalah Eunhyuk yang .. tidak mungkin. Benar-benar tidak mungkin.

Di dalam kamar Hanwoo mengunci diri. Dia tidak ingin diganggu oleh Daehi. Bahkan dia membiarkan Daehi bermainsendirian. Hanwoo mencoba menelan ludahnya. Begitu sakit baginya semua ini datang tiba-tiba. Hanwoo menangis. Tidak ada hal yang bisa dilakukannya saat ini selain menangis.

Jika diingat-ingat lagi pada hari-hari sebelumnya ketika dia bersama Eunhyuk, pantas saja dia merasa ada jiwa Lee Donghae di dalam diri Eunhyuk. Seakan-akan Donghae masih melindunginya. Dia mencoba mengingat-ingat lagi apa yang sedang terjadi pada hidupnya belakangan ini. Sepertinnya dia teringat sesuatu yang susah untuk diingat. Hanwoo mencoba berusaha keras untuk mengingat.

“Bagaimana dengan suamimu? Aku bersamamu hampir setiap minggu. Apa kau tidak takut dia akan marah?”

“Suamiku mengalami kecelakaan setahun yang lalu. Sebuah truk melintas melanggar traffic light di perbatasan Gangnam dan naasnya menabrak suamiku yang sedang dalam perjalanan pulang. Dia tidak akan tahu dimana keberadaanku.”

“Kau salah.”

Aku menoleh mengernyitkan kening ke arahnya. “Mwoya?”

“Bagaimana jika dia tahu? Kau tidak pernah tahu jika dia diam-diam mengikutimu dan merindukanmu.”

Hanwoo mulai teringat ucapan Eunhyuk disaat dirinya sebelum mulai mabuk waktu ini. Dia merutuk dirinya kenapa baru menyadari akan ucapan Eunhyuk tempo lalu? Hanya karena dia mengingat ucapan Eunhyuk dia mulai menangis lagi. Dia berusaha untuk berpikir jernih dan membuang pikiran-pikiran buruknya namun tidak bisa. Di dalam hatinya dia mulai bertanya-tanya dan ingin menanyakan semua itu kepada Eunhyuk. Tapi hatinya terlalu sakit untuk bertemu dengan Eunhyuk hari ini.

*

09.30 am
Keesokan harinya Hanwoo memutuskan untuk bertemu dengan Eunhyuk di taman bermain dekat perumahannya. Dia sudah memikirkan matang-matang untuk pertemuannya hari ini. Hanwoo dan Eunhyuk duduk di ayunannya masing-masing. Hanwoo ingin kejelasan langsung dari Eunhyuk mengenai hal transplantasi jantungnya.

“Kau ingin ice cream? Atau Americano? Aku akan membelikan salah satu untukmu.” Eunhyuk menawari Hanwoo namun wanita itu menggeleng menolak tawaran baik Eunhyuk.

“Aku tidak ingin apa-apa. Aku hanya ingin betanya padamu.”

“Bertanya? Kau ingin bertanya apa? Wajahmu serius sekali.”

Hanwoo sempat terdiam. “Kurasa, aku tidak bisa lagi melanjutkan hubungan ini.”

“Mwoya. Itu bukan bertanya. Kau jangan bercanda. Yak, yak! aku tahu setelah ini kau akan mengatakan aku tidak bisa melanjutkan hubungan kita, tapi ayo kita menikah. Hahaha kau benar-benar.., bukankah ini terlalu awal?” Eunhyuk benar-benar menanggapi ucapan Hanwoo dengan candaan.

“Aku tidak bercanda. Setelah aku berpikir panjang aku tidak ingin menikah lagi. Jangan dekati aku lagi. Jangan dekati Daehi juga. Mulai detik ini mari kita saling menjaga jarak.”
Eunhyuk menoleh ke arah Hanwoo. Menatap wanita itu serius. “Kau kenapa? Kenapa tiba-tiba seperti ini?”

“Kenapa kau tidak bilang dari awal padaku bahwa kau orang yang menerima transplantasi jantung suamiku?” pertanyaan Hanwoo membuat Eunhyuk bungkam. “Kenapa kau mendiamkannya sampai sejauh ini?!” Lee Hanwoo berteriak. Suaranya sedikit serak karena terpekik ketika menahan tangisannya.

“Itu .. Kau tahu darimana?”

“Dokter Cho Kyuhyun menemuiku kemarin. Apa kau masih bisa mengelak lagi tuan Lee?”
Ada perasaan aneh ketika mendengar Hanwoo memanggilnya tuan Lee seolah-olah dia benar-benar menginginkan dirinya untuk menjaga jarak. Hanwoo mencoba menahan tangisnya. Dia tidak mengerti kenapa dia ingin sekali menangis. Dia juga masih tidak mengerti kenapa dia harus semarah ini pada Eunhyuk?

Mendengar nama Cho Kyuhyun, darah Eunhyuk berdesir. Wajahnya memanas. Ada rasa marah yang menggebu ketika mendengar nama pria itu. Dia bertanya-tanya untuk apa Kyuhyun menemui Hanwoo tanpa sepengetahuannya?

“Kenapa kau tidak menjawab?”

“Apa ada yang salah jika aku yang menerima jantung suamimu?” tanya Eunhyuk.

“Benarkah itu kau?”

“Itu aku.”
Merasa sesak di dadanya, Hanwoo mencoba menarik napas kemudian menghembuskannya lagi pelan-pelan. Dia mendengarnya sendiri dari mulut Eunhyuk tentang transplantasi jantung yang diterimanya. Eunhyuk membenarkan semua ini. Perasaannya menjadi tidak enak. Hanwoo mengusap wajahnya dengan kedua tangannya mencoba menyadari dirinya bahwa dia tidak sedang bermimpi.

“Aku hanya tidak ingin menyisakan kenangan dengan suamiku itu terasa menyakitkan. Dengan melihat kau sebagai penerima donor, pantas saja dari awal entah kenapa aku memang sangat melihatmu mirip dengan suamiku. Sikapmu sangat mirip dengan Donghae oppa, bagaimana aku bisa hidup dengan tenang sekarang?! Aku sangat membenci hal itu. Aku tidak ingin mengingatnya lagi !” Hanwoo sedikit berteriak sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Tangannya menutup telinganya menyeimbangkan tubuhnya yang sedang gemetar. Air matanya menetes. Dia tidak bisa menahan semua itu bahwa rasanya sangat sakit dan dia harus mengeluarkan tangisannya saat ini juga.

“Aku hanya ingin berterima kasih padamu. Jika kau tidak menandatangani surat pendonoran itu maka aku juga akan mati. Aku orang yang juga mengalami kecelakaan hari itu. Aku sekarat dan hampir mati.”

“Ya, kau juga mengalami kecelakaan hari itu bertepatan dengan kematian suamiku. Suamiku tidak tertolong, tapi kau selamat.”

“Begitu?” tanya Eunhyuk. Hanwoo tersadar dengan ucapannya yang sedikit kasar. Dia kehilangan kontrolnya. Dia kehilangan akal sehatnya. Dia tidak menyadari dengan sikapnya yang sedikit kasar akan membuat hati Eunhyuk sangat sakit. Eunhyuk sebenarnya masih tidak mengerti kenapa Hanwoo menjadi kasar padanya hanya karena dia menerima transplantasi jantung dari suami Hanwoo. Ada hal yang mengganjal hatinya untuk mengetahui lebih dalam lagi tapi dia takut jika bertanya lagi akan membuat Hanwoo semakin meneriakinya.

“Kau tidak ikhlas menolongku? Kau juga tidak ikhlas dengan cinta kita? Jantung ini membuatku jatuh cinta padamu. Tidakkah kau menyadari, suamimu sangat merestui hubungan kita?”

“ANIOO!” Hanwoo berteriak sambil menangis hanya karena Eunhyuk mengatakan hal tadi padanya. Dia hanya sedikit trauma dengan kecelakaan itu sehingga dia harus merelakan jantung suaminya diambil orang.

“Aku mengerti sekarang. Aku akan mengembalikan jantung ini lagi jika kau mau. Seharusnya aku juga meninggal waktu itu sehingga kita tidak pernah bertemu seperti sekarang ini. Seharusnya juga aku tidak menemuimu dari awal dan membiarkan hidupku bahagia menikmati dunia karena seseorang telah berbaik hati mendonorkan jantungnya untuk kehidupanku. Tapi entah kenapa ada dorongan yang memintaku ingin bertemu dengan si pendonor. Kurasa, Lee Donghae sangat menyukaimu dan Lee Donghae membuatku menyukaimu…”

Eunhyuk merasa cukup berbicara dengan Hanwoo. Dia tidak ingin banyak bicara yang pasti akan berefek fatal. Dia hanya memutuskan untuk pergi meninggalkan Hanwoo. Mencoba untuk menenangkan diri masing-masing.
Eunhyuk meninggalkan Hanwoo sendirian di taman ini. Hanwoo membungkuk perlahan-lahan menekuk kedua kakinya. Sambil berjongkok Hanwoo menangis. Mencoba mengeluarkan kekecewaannya terhadap suaminya yang meninggalkannya dan kekecewaannya terhadap Eunhyuk yang tidak memberitahu dirinya lebih dulu tentang hal ini. Sehingga dia seharusnya bisa menghindari Eunhyuk.

*

10.39 am.
Setelah meninggalkan Hanwoo Eunhyuk langsung datang ke apartemen Kyuhyun. Ketika tahu Kyuhyun membuka pintu tanpa berpikir panjang Eunhyuk melayangkan satu pukulan ke pipi Kyuhyun hingga terjatuh. Eunhyuk menghampiri Kyuhyun dan tanpa disadari dia mencekik leher Kyuhyun.

“Kenapa kau lakukan ini padaku, hah?!” kesal Eunhyuk. Urat-urat di sekitar kepalanya mulai terlihat. Eunhyuk sangat emosi melihat Kyuhyun. Mengetahui Kyuhyun seperti mengkhianati dirinya. Eunhyuk sudah menganggap Kyuhyun bukan hanya adik kelasnya sewaktu SMA tetapi dia sudah menganggap Kyuhyun seperti adiknya sendiri karena dulu mereka berada di club matematika. Kyuhyun juga yang mengenalkan Hyojin padanya.

Hyung ..” Kyuhyun mencoba menarik napasnya karena cekikan Eunhyuk membuat tenggorokkannya terasa sakit sehingga dia tidak bisa berbicara.

“Untuk apa kau mendatangi rumah Hanwoo dan mengatakan bahwa aku yang menerima transplantasi suaminya? Aku bisa mengatakannya sendiri tanpa harus kau yang memberitahu !”

“Hyung itu semua tanggung jawabku. Aku hanya meminta maaf padanya bahwa aku telah memberitahumu alamatnya. Tapi ternyata kau belum mengatakannya juga bahwa kau adalah orang yang menerima transplantasinya, aku benar-benar tidak tahu. Dan aku hanya memberimu kesempatan bertemu dengannya hanya sekali lalu kenapa kau melanggar janjimu hyung? Apa kau tidak ingat syarat yang kuberikan waktu itu?”

Eunhyuk hendak memukul Kyuhyun lagi namun teriakan seorang wanita memekik ruangan ini mampu membuat Eunhyuk menghentikan perbuatannya. Eunhyuk menoleh ke samping dan melihat Hyojin berdiri dihadapan mereka.

*

I thought you were just part of my everyday life
But now you feel different

I keep seeing a side of you that I never thought of, that I never imagined
if I like you, if I wanna be with you
Am I being selfish? Is something wrong with how my heart sees you

You weren’t in my heart before but you came to me more and more
Making it more comfortable, making me think of you more
You were just a friend but I keep seeing you differently
You make my heart flutter, you make me feel comfortable

|
|
|

“Kyu ..”

Hyojin sedang tertidur di kamar Kyuhyun. Dia tidak sadar sedang mengigau. Tidak ada seorangpun yang mendengar dia mengigau menyebut nama Kyuhyun. Sebenarnya Hyojin sedang bermimpi. Dia bermimpi sedang kembali kepada dirinya sewaktu SMA. Dia mengingat saat pertama kali masuk ke dalam kelas, dia duduk di bangku kosong bertepatan disamping bangku pria berkacamata. Hyojin menoleh kesamping mencuri-curi pandang ke arah pria disampingnya yang sibuk membaca buku.

Pria berkacamata itu bernama Cho Kyuhyun. Pada awalnya Hyojin sedikit merasa kagum melihat keseriusan dan kecerdasan Kyuhyun ketika berhasil menjawab soal matematika yang ada di papan tulis. Hyojin tidak mau kalah, dia juga ikut maju menjawab soal matematika selanjutnya yang sempat membuat teman-temannya takjub terhadap dua orang di kelasnya yang sangat menguasai matematika. Dari saat itu mereka terus salip-menyalip untuk mencari peringkat pertama di kelas. Tidak ada yang bisa menandingi mereka. Mereka berdua yang unggul di angkatannya waktu itu.

Beberapa hari kemudian Hyojin pulang dengan sepedanya. Baru saja keluar dari gerbang sekolah, dia tidak sadar ban sepedanya kempes sehingga membuatnya oleng lalu terjatuh. Lutut Hyojin terluka dan tidak ada seorangpun yang menolongnya. Hyojin berencana bangkit dengan cepat namun tidak bisa. Seseorang datang menyerahkan hansaplast berwarna bening. Hyojin menoleh ke atas melihat Kyuhyun berada di depannya. Dari saat itulah Hyojin benar-benar menyukai Kyuhyun. Hari itu juga menjadi hari dimana Hyojin mengetahui sisi ketampanan Kyuhyun atas kebaikan yang sudah pria itu perbuat padanya. Hyojin masih melamun menatap Kyuhyun. Kyuhyun membuka hansaplastnya kemdian berlutut menempelkannya pada luka di lutut Hyojin. Kyuhyun juga membantunya bangun dari jatuhnya dan menuntun sepeda menemani Hyojin pulang.

Semenjak saat itu Hyojin jadi dekat dengan Kyuhyun. Kyuhyun sangat memperhatikan Hyojin. Ini membuat Hyojin menaruh perasaan yang lebih pada Kyuhyun. Tetapi semenjak mereka berada di kelas 2, sebuah gossip yang mengatakan kalau Kyuhyun sedang menyukai seorang wanita yang belum diketahui siapa orangnya. Hyojin mendengarnya dari teman-teman sekelasnya. Hyojin tersenyum-senyum karena sewaktu itu dia menyangka Kyuhyun pasti menyukai dirinya. Dia merasa wanita yang digossipkannya tak lain adalah dirinya.

Tapi dia tidak sengaja mendengar adik kelasnya Song Raerin bercerita dengan teman-temannya mengenai Kyuhyun saat dia pergi ke toilet sekolah. Hyojin pura-pura mencuci tangan, pura-pura mendengar percakapan mereka. Song Raerin membenarkan gossip itu kepada teman-temannya. Bahwa Kyuhyun benar sedang menyukai seorang wanita yang tak lain adalah dirinya karena Kyuhyun sempat mengajaknya kencan.

Darisanalah Hyojin merasa patah hati. Dia sempat tidak berbicara dengan Kyuhyun walaupun hanya beberapa minggu. Hyojin mulai dekat dengan Eunhyuk dan salah satu alasan yang membuat dirinya berpacaran dengan Eunhyuk adalah agar dia bisa melupakan Kyuhyun secapatnya.

Dia terbangun karena mendengar suara teriakan dan pukulan diluar. Hyojin bangkit dari tempat tidurnya hendak mencari Kyuhyun. Kepalanya masih terasa pusing akibat soju yang diminumnya kemarin malam. Dia mencoba membuka pintu dan terkejut melihat Eunhyuk hendak memukul Kyuhyun.

“OPPA HENTIKAN!” Hyojin berteriak mendekati mereka berdua. Dia sedikit takut melihatnya. Ini kali pertama dalam hidupnya melihat orang bertengkar secara nyata. Tangan Eunhyuk yang terkepal hendak melayangkan pukulan kepada Kyuhyun terhenti begitu saja. Eunhyuk menatap sinis Kyuhyun.

“Kyu, apa kau sangat mencintainya sehingga kau harus melakukan hal ini padaku? Kau terlalu kelihatan Kyu.” bisik Eunhyuk. Eunhyuk bangkit meninggalkan mereka. Bahkan dia tidak memperdulikan Hyojin yang sedang menatapnya.

*

Hyojin mengobati Kyuhyun yang sedang terluka akibat pukulan Eunhyuk sehingga Kyuhyun harus mendapat memar di pinggir bibirnya. Mereka berdua duduk berhadapan di ruang tamu. Wajah Hyojin sangat dekat dengan wajahnya. Kyuhyun tidak menghilangkan kesempatan emas ini dimana dia bisa melihat Hyojin dengan leluasa. Hyojin mengetahui tatapan Kyuhyun itu. Hyojin melayangkan smirknya kemudian menekan keras lap kompresnya di bagian luka membuat Kyuhyun meringis kesakitan.

“Apa terasa sakit?”

“Mmm..”

“Miane.” ucap Hyojin geli.

“Kau mengerjaiku ya?”

“Mwoya, sekarang kau menuduhku mengerjaimu. Dasar pria tidak tahu berterima kasih.” Kesal Hyojin sambil menekan keras luka Kyuhyun lagi. Kali ini benar-benar keras sehingga Kyuhyun menunduk kesakitan sambil berteriak menyentuh bagian lukanya yang terasa sakit.

“YAK !!! Choi Hyojin !” kesal Kyuhyun. Melihat hal ini Hyojin tertawa.

“Miane, sekarang aku akan menyentuhmu pelan-pelan. Aku akan menyentuhmu dengan hangat.”

“Aku tidak percaya padamu. Sini lapnya !” Kyuhyun mengambil lap kompres dari tangan Hyojin dan mengompres lukanya seorang diri.

“Yak, jangan marah. Aku minta maaf.” Ujar Hyojin sambil tertawa. Dia melihat Kyuhyun sangat lucu jika merengut. Kyuhyun melihat Hyojin aneh.

“Kau sangat keterlaluan.”

“Kyu, aku minta maaf.” Hyojin menahan tawanya mencakup kedua tangannya di dada memohon pada Kyuhyun untuk memaafkannya. Kyuhyun merasa ada yang aneh dengan Hyojin hari ini.

“Omo, kau sudah tidak sedih lagi? Kau malah mengerjaiku? Sepertinya Choi Hyojin sudah kembali !” ejek Kyuhyun. Mendengar hal itu Hyojin merengut.

“Jangan meledekku lagi. Yak Kyu, kenapa kau bertengkar dengan Eunhyuk oppa?”

“Itu bukan urusanmu.”

“Waeyo? Aku ingin tahu.”

“Kau akan terluka jika kau mendengarnya.”

“Aku akan lebih terluka jika kau tidak terbuka padaku, Kyu. Kau tidak ingin memberitahuku?”
Kyuhyun terdiam. Tapi tak lama kemudian dia menceritakan kejadian yang sebenarnya pada Hyojin yang tidak tahu apa-apa selama ini. Kyuhyun yang menyimpulkan alasan Eunhyuk yang tidak pernah memperhatikan Hyojin lagi karena dia bertemu dengan wanita yang memberikan jantung suaminya untuk ditransplantasi kepada Eunhyuk.

“Aku minta maaf. Aku benar-benar minta maaf jika saja aku tidak memberitahu alamat pendonor itu pada hyung mungkin kalian tidak akan putus. Tapi sewaktu itu hyung terus memaksaku. Dia marah karena aku mengatakan hal yang sebenarnya pada pendonor.”

“Kenapa kau baru memberitahuku, Kyu?”

“Aku tidak tahu hyung sampai sejauh ini menyukai wanita itu dan membuatmu terluka. Aku merasa bersalah padamu karena hal ini. Aku mencoba membantumu untuk membuatmu kembali lagi dengan Eunhyuk hyung dengan cara menemui wanita pendonor untuk mengatakan yang sebenarnya dan pada akhirnya malah membuat Eunhyuk hyung mungkin benci padaku sementara aku juga gagal membuatmu balikan lagi dengan Eunhyuk hyung. Kau pasti juga kecewa padaku..”

Hyojin ingin menangis mendengarnya. Ucapan Eunhyuk kemarin membuatnya semakin menyadari bahwa Kyuhyun sangat mencintainya. Itu bisa terlihat ketika Kyuhyun menatap matanya lekat-lekat. Matanya berkata seolah-olah tidak ingin Hyojin memalingkan matanya sedikitpun ke arah lain dan ingin dilihat terus oleh Hyojin.

“Kyu kenapa kau tidak pernah mau mengakuinya? Aku kecewa padamu sudah dari lama. Kau melakukan semua itu hanya untukku? Kau melakukan hal yang sia-sia Kyu. Kenapa kau mau melakukannya? Kau bisa saja mengabaikanku! Kenapa kau tidak jujur saja padaku..”

Kyuhyun tidak ingin mendengar Hyojin marah lagi padanya. Dengan tidak warasnya dia malah mengecup bibir Hyojin terang-terangan. Hyojin membuka lebar matanya karena terkejut dengan perlakuan Kyuhyun. Merasa tidak ada tolakan dari Hyojin, bibirnya bergerak perlahan-lahan.

*

This cold night street
These heartbreaking footsteps
Some day, it’ll all pass
Memories of us crazily in love

It will slowly flow down
Forgotten with time

Malam ini, Hanwoo melihat bayangan Donghae sedang berlari mencarinya. Disana mereka berdua seperti sedang berkencan dengan busana putih-putih ditengah taman bunga yang sangat indah. Donghae menggenggam tangan Hanwoo dan mengajaknya duduk di atas rumput. Donghae merebahkan kepalanya di atas paha Hanwoo. Hanwoo tersenyum menatap suaminya yang sudah lama tidak pernah dia temui. Tangannya menyisir rambut Donghae perlahan-lahan. Pria itu menutup matanya sejenak lalu melihat Hanwoo lagi dengan senyum segarisnya yang tersungging.

“Aku tidak punya banyak waktu.” gumam Donghae.

“Kau mau kemana lagi oppa?” Hanwoo merengut tanda tidak suka berharap ucapan Donghae hanya candaan. Donghae tahu keresahan istrinya. Donghae bangkit kemudian duduk menghadap Hanwoo. Jemarinya menelusuri pipi Hanwoo. Dia melihat tatapan sedih di mata Hanwoo.

“Aku tidak kemana-mana. Aku selalu mempunyai cara untuk melindungimu.”

“Kau bohong.”

“Aku tidak bohong. Aku sangat senang kau menjaga Daehi dengan baik.”

“Darimana kau tahu? Kau tidak tahu apa-apa tentang Daehi.”

“Tentu saja aku tahu. Aku meninggalkan jantungku di dunia ini. Seseorang yang menerima transplantasi jantungku dia juga pasti merasakan hal yang sama dengan apa yang aku rasakan. Jika dia mencintaimu, itu karena sebagian jantungku merasakan hal itu karena aku menyimpan cintaku untukmu yang paling dalam disana. Lalu kenapa kau memaki pria itu hah? Kau tahu betapa sedihnya dia sehingga aku juga ikut merasa sedih atas kesedihannya?” Donghae menyentuh dadanya yang terasa sakit karena perkataan kasar Hanwoo di taman kemarin terhadap Eunhyuk.

“Aku sangat sakit ketika tahu kau meninggalkanku. Semenjak kau pergi meninggalkanku, dunia tidak lagi berpihak padaku dan Daehi. Kau tidak menyadarinya.” Hanwoo mulai menitikkan air matanya. Air matanya mengalir karena atas dorongan hatinya yang sedang berkata jujur tentang perasaannya.
———-
Flashback’s Story
Hanwoo-Donghae

Hanwoo teringat lagi dengan kejadian sewaktu berlari di lorong rumah sakit setahun yang lalu. Wajahnya terlihat sangat serius. Dia hampir sampai di depan ruang Emergency. Dilihatnya lampu merah diatas pintu itu berkedip-kedip menyala tanda Donghae sedang berada di dalam untuk diperiksa. Tubuhnya gemetar.

“Donghae eotteokhaeyo?!” seorang wanita tua menghampirinya yang tak lain adalah ibu mertuanya. Dia datang bersama anak perempuannya yang tak lain adik Lee Donghae. Lee Ji Eun. Gadis yang seumuran dengannya namun masih menyandang status single sedang menatapnya tajam seolah-olah ancaman bahaya baginya.

“Mollayo eomonim..”

“Eomonim?! Berhenti memanggilku eomonim !” ibu mertuanya terlihat sedikit shock ketika Hanwoo menyebutnya dengan sebutan ‘eomonim’.

“Yak, Lee Hanwoo ! Kau yang membuat oppaku seperti ini kan?! Oppaku terlalu banyak menderita karenamu!” tuduh Ji Eun. Hanwoo hanya bisa menunduk. Tiba-tiba pintu emergency terbuka. Dokter Kyuhyun melihat ketiga wanita di depannya.

“Adakah yang bisa kutemui salah satu dari kalian?” tanya dokter muda yang menggunakan kaca mata itu sambil melepas stetoskopnya .

“Aku ibunya.” Ujar ibu Donghae.

“Aku adiknya.” Ji Eun ikut menyahut. Lalu dokter Kyuhyun melihat Hanwoo yang masih menunduk karena ketakutan.

“Tuan Lee mengatakan ingin bertemu dengan istrinya. Kondisinya sangat tidak baik.”

“Dimana bisa kutemui suamiku?” Hanwoo mulai panik. Begitu juga dengan ibu mertua dan adik iparnya yang sedang tidak terima karena dokter Kyuhyun lebih memilih mengajak Hanwoo dibanding mereka. Mereka berdua saling berpegangan tangan ingin mengikuti ke dalam tetapi pintu emergency tertutup dan terkunci. Lee Ji Eun sedang berusaha mendorong-dorong pintu tersebut namun tidak bisa dibuka. Mereka berdua terlihat sedih dan frustasi.
———————-
Hanwoo menemui Donghae yang terbaring lemah di atas ranjang. Senyum segaris kesukaan Hanwoo perlahan-lahan mengembang dari bibir Donghae ketika Hanwoo datang menemuinya.. Donghae mencoba meraih tangan Hanwoo. Hanwoo memperhatikan gerak-gerik Donghae yang ingin menyentuh tangannya namun gagal entah mengapa kondisi pria itu sangat lemah sekali. Donghae terlihat sangat pasrah. Hanwoo yang memahami keinginan Donghae kemudian menggenggam tangan suaminya erat. Dia merasa mengerti dengan kondisi Donghae dan keinginannya yang ingin menyentuh tangannya. Ini terlihat menyedihkan.

“Kau harus sembuh, oppa ! Jebalyo, demi aku !”
Donghae hanya bisa tersenyum mendengarnya. Dia terlihat meringis seperti menahan sakitnya. “Apa terasa sakit? Eodiya? Biar aku memanggil dokter !” Hanwoo membalikkan badannya dengan cepat ingin memanggil dokter namun dengan sekuat tenaga tangan Donghae meraih tangannya membuatnya repleks membalikkan badannya.

“Anio.. Aku seperti tidak punya banyak waktu lagi, Hanwoo-ya. Aku hanya ingin bersamamu sebentar saja.”

Hanwoo mulai menangis mendengarnya. Tubuhnya kembali bergetar karena perasaannya tidak enak ketika mendengar Donghae mengucapkan hal yang menurutnya aneh. “Kau hanya ingin sebentar saja? Tidak ingin lama melihatku?”

“Aku sangat ingin melihatmu lagi. Melihatmu dan juga Daehi. Hanwoo-ya, aku ingin kau mendonor jantungku ini kepada orang yang membutuhkan. Kau mau menyanggupinya kan?”

“Shireo ! Apa yang sedang kau ucapkan, oppa?!”

“Ini permintaan terakhirku.” Donghae meringis lagi. Sepertinya dia benar-benar tidak kuat menahan rasa sakit di tubuhnya. Wajahnya memar-memar dengan balutan perban di kepalanya karena pendarahan yang fatal. Tempurung lututnya bergeser. Banyak jahitan di bagian perutnya. Dokter sempat menjelaskan bahwa kondisi Donghae tidak stabil dan sangat lemah. Terjadinya pembengkakan tulang rusuk dan ginjalnya rusak akibat benturan.

Hanwoo mulai menangis tersedu-sedu. “Kau akan meninggalkanku dan Daehi? Lalu bagaimana hidupku oppa?”

“Aku ingin kau menjaga Daehi. Aku.. akh.. Bisakah aku menciummu? Kumohon, Hanwooya.” Donghae menyipitkan matanya menahan tangisnya. Mereka saling mencintai. Donghae sangat-sangat mencintai Hanwoo. Pria itu sangat mempercayakan hidupnya kepada Hanwoo. Bagi Hanwoo, Donghae tidak tergantikan oleh pria manapun. Donghae yang bekerja keras untuknya, Donghae yang terlihat bijak dan sangat dewasa, bagaimana Hanwoo tidak takut jika kehilangan Donghae? Apalagi mengetahui ibu mertuanya dan adik iparnya sangat tidak menyukai dirinya.

Mau tidak mau, Hanwoo mengikuti ucapan Donghae. Dia menundukkan wajahnya mendekat kepada wajah Donghae. Pria itu menatap mata Hanwoo lekat. Dengan sekuat tenaga tangannya bergerak menghapus air mata Hanwoo.

“Jangan menangis untukku. Aku sangat mencintaimu..”
Tidak ada jawaban dari Hanwoo. Wanita itu masih tidak mengerti dengan ucapan Donghae yang sepertinya menunjukkan akan benar-benar pergi meninggalkannya. Setengah hatinya percaya dan tidak percaya. Apakah Donghae sedang berbohong padanya? Tapi jika dia serius , apa yang harus dia lakukan? Hanwoo sangat bimbang.

“Aku minta maaf jika selama ini menjadi suami yang tidak baik untukmu, Hanwoo-ya.”
Donghae mengecup bibir Hanwoo. Kecupan terakhir kali. Dia sudah tahu dari dokter nyawanya tidak akan terselematkan. Untuk itu Donghae ingin bertemu Hanwoo untuk yang terakhir kali. Dia juga sudah tidak bisa menahan rasa sakit yang seperti mencekam dirinya. Pria itu akhirnya memejamkan matanya. Hanwoo merasa aneh dengan kecupan di bibir Donghae yang melemah. Tangan Donghae terjatuh begitu saja dan ini sempat membuat Hanwoo terpaku. Dia mencoba menyadari dirinya. Dia mencoba menghasut dirinya untuk melihat suaminya. Walaupun takut dia terus mencoba untuk melirik Donghae. Sangat berat baginya. Donghae sudah terpejam.

“OPPAAAAAA…”
———-
Tepat di hari kematian Lee Donghae. Beberapa orang pria berjas hitam dan rapi mengangkat petinya keluar dari funeral hospital hendak memasuki peti itu ke dalam mobil jenazah. Hanwoo yang sedang menggendong Daehinya hanya bisa menunduk pasrah. Rambutnya yang dipusung masih terlihat berantakan.Tatapannya sayu dan matanya sembab. Dia sudah terlalu banyak menangis. Bahkan dia menjadi saksi mati suaminya, bagaimana dia bisa hidup tenang setelah ini?

Terdengar keluarganya sedang menangisi Donghae. Ibu mertuanya terduduk lemas di lantai tidak terima dengan kematian anak laki-laki kesayangannya. Tiba-tiba Ji Eun menatap Hanwoo kemudian mendorong Hanwoo pelan sampai terjatuh.

“YAK ! KAU ! PASTI KAU YANG MEMBUNUH OPPAKU !” tuduh Ji Eun dihadapan orang-orang. Tidak ada tanggapan dari Hanwoo, Ji Eun mendekati Hanwoo kemudian menjambak rambut Hanwoo. Hanwoo mencoba melindungi Daehi yang sedang menangis. Hanwoo mencoba menahan tangisnya. Wajahnya memerah. Kini orang-orang melihat dirinya. Kurang menyedihkan apalagi hidupnya setelah ini? Nasibnya sungguh malang,

“KAU YANG TERAKHIR KALI DISANA, BAHKAN KAMIPUN TIDAK DIBERI KESEMPATAN UNTUK MELIHAT! KENAPA HARUS KAU?! SEHARUSNYA UMUR DONGHAE OPPA LEBIH PANJANG LAGI JIKA DIA MAU MENERIMA TAWARAN MELAMAR KANG MINJI ONNIE !”
Hanwoo tidak bisa menahan tangisnya lagi. Ucapan Ji Eun membuat hatinya sakit. Ji Eun menyebut nama wanita yang menjadi masalah hidupnya di keluarga suaminya. Kang Minji.. Mengingat masa lalu yang disebut Ji Eun Hanwoo hanya tersenyum sinis. Wanita bernama Kang Minji itu hampir menikahi Donghae jika saja Donghae tidak membuat hamil Hanwoo karena kesengajaannya. Donghae dipaksa menikah karena keluarganya sangat haus akan materialitas. Mereka tidak tahu rasanya bagaimana hidup dengan cinta. Yang mereka butuhkan hanyalah kepuasan materi. ketika Hanwoo ditahui hamil makan batallah acara perjodohan itu. Donghae berakhir menikahi Hanwoo yang membuat keluarganya tidak menyukai kedatangan Hanwoo.

-Flashback’s Story End-
————-

“Aku juga sangat sakit ketika tahu kita akan berpisah seperti ini. Jika aku tahu seperti ini aku tidak akan menikahimu. Aku tidak ingin melihatmu bersedih dan menangis seperti sekarang ini.” Hanwoo berhenti melamun mengingat masa lalunya ketika dirasa tangan Donghae sedang menghapus air mata Hanwoo. “Jangan menangis lagi dan aku harap kau tidak jauh-jauh dariku…”

Samar-samar tubuh Donghae menipis seperti asap yang akan hilang. Hanwoo mencoba meraih Donghae untuk menariknya pergi tapi tidak bisa. Donghae memejamkan matanya. Air matanya menetes. Begitu juga dengan Hanwoo.

“Donghae oppa !” Hanwoo berteriak terbangun dari tidurnya. Perasaannya menjadi tidak enak. Dia merasa kedinginan malam ini. Entah mimpi baik atau mimpi yang buruk untuknya, dia memikirkan suaminya lagi setelah akhir-akhir ini seseorang seperti menyelamatkan hidupnya. Ketika Eunhyuk datang masuk ke dalam hidupnya, dia tidak pernah lagi memimpikan Donghae. Namun setelah pertengkaran ini terjadi, Donghae kembali datang membuatnya merasa tidak enak.
Kini Hanwoo merasa menyesal. Dia merasa bersalah karena telah berkata kasar pada Eunhyuk. Tapi sekarang dia tidak tahu harus bagaimana meminta maaf. Dia sangat malu untuk bertemu Eunhyuk lagi setelah apa yang dia katakana pada Eunhyuk.

*

I tried going into your closed heart
But in this empty room
I discovered ourselves already broken
So it hurts

But I hope you aren’t hurting as much as me
I hope for this every day, countlessly
I hope you won’t remember as much as I do
I hope you’re better than me (oh today and tomorrow)

My thoughts that were filled with you
Even those thoughts push me away as if they’re irritated
I chase after the clock hands, chase after time
But there, I discovered you leaving

I’m in a rush and you’re in a hurry to leave
Like an express train, my footsteps are rushed every day
(Surrendered to the memories)
Now we’re like an old and worn notebook filled with scribbles

I tried going into my lost memories
But now I can’t see you
I discovered ourselves already disappeared
So it hurts (it hurts so much)

One Two Three Four Five (I put it all down today)
I guess I’m forgetting (I can’t really see you)
Five Four Three Two One, I think time is up
(Super Junior D&E – Growing Pains)

Eunhyuk melihat bintang-bintang di koridornya kamarnya. Eunhyuk memikirkan hari-hari disaat dia pertama kali bertemu dengan Hanwoo hingga akhirnya mereka berdua sangat dekat. Dia menyentuh dadanya merasa jantungnya sedikit sakit.

“Aku harus bagaimana Lee Donghae? Sekarang kau membuatku menyukai istrimu? Apa yang sebenarnya membuat istrimu semarah ini padaku? Apa yang harus kulakukan?

TBC
Hooah akhirnya saya selesai membuat part dua. Perkiraan akan berakhir sampai part 2 aja tapi sepertinya tidak bisa sampai part dua dan harus dilanjutkan lagi sampai part 3. FF ini saya buat dengan hati-hati dan penuh ketelitian. Semoga saja readers puas sama part duanya hehe . Maaf menunggu lama ya , saya usahakan cepet nyelesaiin part tiganya.
Terima kasih sudah menunggu. Saya harap hasilnya memuaskan dilihat dari comment-comment kalian. Maka dari itu saya mohon commentnya kalian dan saya akan menunggu terus comment dari Shinning Readers 

23 thoughts on “[2] Growing Pains

  1. Complicated ceritanya,,,
    Hanwoo tidak bisa terima karna sudah merasa d bohongi oleh hyukppa,,,,,
    Tapi lambat laun menerimanya dengan baik penjelasan dari haeppa melalui mimpi,,,

    Suka

  2. ceritanya rumit dan mungkin akan semakin rumit kedepannya. Tapi.. Keren.. Nex min.. Jangan kelamaan postnya.. Kalo bisa jangan bkin konflik yg terlalu rumit.. Yang ringan-ringan aja.. Kasian eunhyuk,. Udah dapat janda konflikny rumit lagi haha *justSaran yak ..:)

    Suka

  3. I THOUGHT YOU SAID THAT THIS STORY WILL END IN THIS CHAP?

    d’aaaawwww aku pengen bakar eunhyuk seenaknya aja ngebuang hyojin demi hanwoo -3-
    tapi KALO ITU YANG HARUS DIBAYAR UNTUK BISA BERSAMA KYUHYUN AKU IS OKAY HAAHAHAHHAHAHAHAHAHA

    hanwoo stop galau deh udah kalo mau sama eunhyuk buruan putusin sebelum hyojin bertindak…
    ah sayang banget donghae cuma mampir nama n adegan kritis doang…HEH EMANG HARUSNYA DONGHAE SAMA KANG MINJI TAUK -3-

    btw itu part yg di namsan kinda distracting gr2 bagian ‘gorengan’ -_- aku ngakak HAHAHAHAHAHHAHAHA

    Suka

  4. Akhirnya bisa baca lanjutan nya. Meski interaksi deha sama enhyuk ajushi dikit. Tapi part yg kedua ini srmpet kaget pas sungmin kenal enhyuk *mikir juga jangan jangn temenan sama donghae juga* ternyata tidak. Dan tindakan kyuhyun ituuuuh.. malah bikin semua makin rumit.. ~T_T~

    Suka

  5. Ya allah….
    Knp aq jdi trenyuh pas baca part flasbcknya hanwoo ma donghae…serasa didepn mata n nyata…

    Dongahe benar2 cnta mati ma hanwoo n demi hanwoo cinta n jntungnya ditinggl di dunia buat sll nemenin hanwoo.
    Hiks…sedih bnget

    Trus nasib e kyu n hyojin gmn ya?

    Eh..dikorea juga ada gorengan juga too..hemmmm

    Part 3…part 3…

    Suka

  6. oh oh speechless.. poor eunwoo couple
    semoga hanwoo gak lama ya ngambeknya,, i know this is too hard. but this is what u r facing now~
    cuma bagi aku kurang gimana gitu… maunya hyukjae jatuh cinta sama hanwoo bukan karna jantung yg didonorin donghae. mauku tapi haha
    jadi kesannya hanwoo gak pernah lepas dari bayang2 donghae. kan agak kasian ke hyukjae nya,,, apa dia gak pernah mikir kalo akan selalu ada donghae di hubungan mereka?? yah walaupun emang donghae duluan yg singgah di hati hanwoo dan karna jantung donghae juga mereka pacaran.. kurang sreg aja akunya. sekali lagi, akunya XD tapi mau gimana lagi yah up to you authornim~~
    yg tabah aja buat hyojin yah hyukjae pasti berlalu kok, kan ada kyuhyun uehehehe semoga bisa cepet move on dan jadian sama kyuhyun ya hyooo
    tapi ka eunwoo couple jangan dibuat sad ending jg ya pliss ga kuat dan ga tega aku kalo baca. terusin aja kebahagian mereka heheh keep writing.. waiting ur next post yeaaah

    Suka

  7. Sebenarnya aku senang kalau Hyuk Jae dan HanWoo bisa bersama. Serius, benar-benar suka, tapi ada rasa tidak terima saat Hyuk Jae tega ninggalin Hyo Jin yang sudah 6 tahun bersama dia. Bayangkan gimana rasanya! Siapa yang tidak sakit hati coba? Lah, terus HanWoo kenapa kesannya mau ma Hyuk Jae cuma karena jantung Dong Hae ada padanya? Nggak adil buat Hyuk Jae, dong 😥

    Suka

  8. seneng hanwoo hyuk bisa bersama mereka kan couple sejati tapi agak ga trima sma sikap hyukjae yg nyakitin hyojin kaya gitu,kasihan ikh hynjin nya untung ada kyuhyun…

    Nahh lho hanwoo dah tau yg sbnernya ,aduhh gmna nnti klanjutan hubungan mereka

    Suka

  9. SUMPAH aku keseeel banget sama Eunhyuk, 6 tahun loh 6 tahun masa hyojin dibuang gitu aja, eunhyuk gk mau mengakui selingkuh padahal ma itu sama aja ngebuang kekasih karena wanita lain, aku malah seneng si hanwoo marah sama eunhyuk, pas hyuk mukul kyu, kyuhyun harus pukul balik seenaknya hyuk nyalahin kyu

    Suka

  10. Ping balik: [3] Heart to Heart | shinningstar13ff

  11. Hallo Author-nim. aku adalah pembaca setiamu untuk per-ff an Eunhyuk, tp maaf mungkin aku gk komen semua ff yg kamu publish, cause saya waktu itu gk punya akun gmail. mungkin saya waktu itu adalah pembaca gelap. dan Akhirnya sekarang saya bisa komen dan bakal komen di ff mu terus selanjutnyaa…
    untuk ff Growing Pains, oohh.. aku baper sama Hyojin.

    Suka

  12. Waah,, ternyata hanwoo jg suka sma hyukjae tp knp dia marah bgt pas tau hyuk yg nerima donor jantung dr donghae??
    Seneng gt sma karakter kyuhyun dsini yg lembut, pengertian, pengertian dan sayang bgt sma hyojin… semoga aja kyuhyun bisa sama2 hyojin, krn sbnrnya mereka saling cinta dulu…
    Hmm,, semoga hanwoo bisa berdamai sma hatinya dan nerima hyuk untuk dkt sma dia lg

    Penasaran sma kelanjutannya

    Suka

  13. kenapa hanwoo kasar sama hyuk oppa apa alasanya sih padahal mereka cocok banget …kan kasian hyuk oppa jadi galau 😀😀😀
    semoga cepet baikan ya figting buat authorn😄😄

    Suka

Tinggalkan Balasan ke shinningstar13ff Batalkan balasan