[Oneshoot] Summer Love

Author : Minji • Cast : Cho Kyuhyun – Kang Minji – Shim Changmin – Shin Nayoung  •  Genre : Romance  • Length : One shoot

—————————-

 

“Because summer is hot, just like you…”

—————————

Pukul 4 sore. Kyuhyun mematikan mesin mobilnya setelah menempuh hampir tiga jam perjalanan ke Provinsi Gangwon. Laki-laki yang selalu terlihat rapi itu membiarkan Hyundai Sonata hitamnya terparkir di tengah halaman sebuah rumah sederhana namun luas dan besar dengan interior kayu yang selalu menarik perhatian Kyuhyun setiap ia pergi ke sana.

Sudah sangat lama. Terakhir kali Kyuhyun datang berkunjung adalah satu tahun yang lalu, dan kali ini pun ia datang dengan alasan yang sama. Membujuk seseorang untuk pulang.

“Kyuhyun ah!”

“Omonim—”

Seorang wanita berusia 48 tahun segera menghampiri dan memeluk laki-laki tampan bertubuh tegap dan cukup tinggi baginya itu, sehingga membuatnya harus sedikit berjinjit untuk bisa menjangkau bahu lebar Kyuhyun. Ya, Nyonya Shin memang bertubuh kurus dan kecil, namun wanita itu sangat cantik. Persis putrinya.

“Akhirnya kau datang juga. Aku sudah bosan melihat wajah masamnya setiap hari.”

Shin Nayoung tersenyum sambil menggiring Kyuhyun untuk duduk pada kursi kayu panjang yang ada di teras rumahnya. Angin sepoi-sepoi bertiup menerpa wajah Kyuhyun, bahkan ia bisa mendengar suara laut dari Pantai Gyeongpo karena Nyonya Shin memang tinggal di pesisir timur pulau, hanya beberapa ratus meter dari pantai.

Suasana di daerah pesisir memang sangat berbeda dengan hiruk pikuk Seoul yang semakin membuat musim panas bertambah panas saja bagi Kyuhyun. Merasakan hembusan angin musim panas yang entah mengapa terasa lebih sejuk di sini membuat rasa lelah dan penatnya akibat mengemudi jarak jauh seketika lenyap.

“Omonim, aku minta maaf. Aku selalu merepotkanmu dengan membuatnya bersedih.”

“Hahahha, pertengkaran adalah hal yang biasa terjadi dalam sebuah hubungan. Pertengkaran akan membuat kalian semakin dekat. Kau seperti tidak mengenal Minji saja. Ia sangat keras kepala, seperti ayahnya. Jika saja ia mewarisi sedikit sifatku, mungkin kau akan lebih mudah mengurusnya.” Nyonya Shin tersenyum.

Inilah yang Kyuhyun sukai dari calon ibu mertuanya. Ia sangat mengagumi sifat sabar dan keibuan Shin Nayoung. Benar, andai saja Minji sabar seperti ibunya. Kyuhyun mungkin akan menjadi laki-laki yang paling bahagia di dunia.

“Aku tetap harus meminta maaf. Aku memang bukan laki-laki romantis yang selalu dia impikan.”

“Namun kau adalah pemuda terbaik karena kaulah yang bertahan paling lama di sisinya. Itu menunjukkan bahwa kau bisa mengerti sifat putriku. Aku yakin Minji sangat mencintaimu. Jika tidak, ia pasti sudah memutuskan hubungan kalian.”

Kyuhyun tertawa. Begitu juga Nyonya Shin. Wanita itu tidak tahu, jika putrinya telah berkali-kali mengucapkan kata putus. Hanya saja Kyuhyunlah yang terlalu kaku dan bersikeras untuk tetap mempertahankan Minji di sisinya. Karena pada dasarnya, Kyuhyun tidak bisa hidup tanpa gadis itu.

“Apa kau sudah makan? Hari ini aku memasak sup iga babi dan juga membuat kimchi untuk makan malam. Minji ada di pantai. Temuilah dia dan ajak dia pulang untuk makan bersama.”

**
Pantai Gyeongpo terlihat lebih sepi dari biasanya. Kyuhyun pikir akan banyak orang yang bermain di pantai karena memang tempat itu selalu ramai di musim panas. Hanya ada sedikit orang dan mata Kyuhyun mulai mencari-cari sosok gadis yang beberapa hari ini membuatnya tidak bisa tidur dengan nyenyak juga tidak bisa bekerja dengan baik.

Kyuhyun menyusuri pantai yang bersih berpasir putih itu, menggunakan sebelah tangan kanannya untuk menghalau sinar matahari sore yang menerpa langsung wajahnya. Sepatu pantofel hitamya mengkilat diterpa sinar matahari, dan Kyuhyun menggulung lengan kemeja putihnya serta membuka dua kancing teratas karena ia merasa gerah.

Kang Minji memang gila. Kyuhyun tidak bisa membayangkan mengapa gadis secantik Minji suka bermain di pantai dan menjemur kulit putih bersihnya yang cantik. Begini saja Kyuhyun sudah merasa kepanasan dan ia yakin kulitnya mulai terbakar. Namun demi bertemu Minji, apapun akan ia lakukan termasuk menyelami dasar lautan jika memang itu perlu dilakukan. Kyuhyun sudah sangat merindukan gadisnya.

Kyuhyun melotot melebarkan matanya ketika berhasil menangkap sosok gadis yang ia kenal sedang berteriak-teriak kegirangan sambil memeluk seorang pria berkulit sedikit gelap. Keduanya terlihat menaiki jet ski dengan memakai jaket pelampung berwarna biru dan laki-laki itu yang mengemudikan jet ski sementara Minji memeluknya dari belakang.

Tak sulit bagi Kyuhyun menemukan dan mengenali gadisnya karena memang tidak banyak orang yang sedang bermain jet ski. Kyuhyun menggeram, kesal. Minji terlihat bahagia dan baik-baik saja. Pantas saja telepon Kyuhyun selalu diabaikannya dan tak satupun pesan Kyuhyun yang dibalas olehnya.

Minji tertawa senang sambil mengobrol dengan laki-laki asing itu saat keduanya berjalan mencapai pinggir pantai. Dan demi Tuhan. Kyuhyun memuncak karena ternyata di balik jaket pelampung itu Minji hanya mengenakan atasan bikini berwarna biru muda dengan celana kain pendek berwarna senada.

Kekasihnya, memakai bikini dan memeluk pria lain di depan matanya, mengobrol dan tertawa bersama. Kyuhyun segera menyambar handuk lebar yang disediakan petugas jet ski di pinggir pantai dan berjalan cepat mencapai gadis itu.

“Yaaaa! Apa yang kau lakukan?!” Minji mendengus kesal dan berteriak ketika mendapati handuk lebar menutupi kepala hingga tubuhnya dan ia semakin kesal setelah mengetahui siapa pelakunya.

“Pulang. Sudah cukup bermain-mainnya—”

Kyuhyun menarik tangan Minji kasar dan memberikan tatapan tidak suka pada pria asing yang terlihat kaget dengan kemunculan seorang pria rapi yang tiba-tiba mengamuk di hadapannya.

“Changmin oppa, besok kita bertemu di sini lagi. Pukul 3 sore. Oke?”

Minji menyempatkan diri untuk pamit pada Changmin, pria bertubuh tinggi dan sedikit atletis yang menemaninya bermain jet ski hari ini. Kyuhyun semakin menarik kuat tangan Minji, berusaha secepat mungkin menjauhkan kekasihnya dari pria asing itu. Minji bahkan bisa tersenyum genit pada laki-laki lain sementara ia bersikap sangat ketus pada kekasihnya sendiri.

Kyuhyun mendengus kesal. Belum satu jam bersama dan mereka sudah saling membuat jengkel satu sama lain. Kyuhyun duduk pada salah satu gazebo bebas yang ada di dekat pantai, menunggui Minji di sisinya yang tengah menggosok rambutnya yang basah. Gadis itu sudah memakai kaos tanpa lengan berwarna hitam dengan hot pants, membuat kecantikan kulitnya terpancar jelas.

“Siapa laki-laki tadi?”

“Kenapa? Kau tertarik ingin tahu? Bagaimana jika aku mengatakan bahwa aku menyukainya? Apa kau akan marah?”

“Jika kau berani mengatakan itu kupastikan besok laki-laki itu tidak akan bisa berjalan.”

“Hahahhahahha—”

Tawa Minji menyembur begitu saja. Kyuhyun yang dingin hanya bisa melongo kesal menyaksikan gadis itu tertawa. Menertawainya tepatnya.

“Ya Tuhan, Kyuhyun Oppaku yang tampan. Apa aku tidak salah dengar? Kau ingin mematahkan kakinya? Atau memukulnya hingga babak belur? Kau tidak tahu Changmin oppa adalah pemegang sabuk taekwondo. Tubuhnya bahkan sangat keren dan maskulin. Kau tidak akan menang melawannya~”

Minji kembali tertawa. Kyuhyun berusaha menahan emosinya. Jika bukan karena ia sedang berniat baik untuk berbaikan, mungkin Kyuhyun sudah mengumpat gadisnya. Apalagi ia dibanding-bandingkan dengan laki-laki lain. Kyuhyun sangat tidak suka.

Perkataan Minji membuatnya berpikir dan khawatir. Minji memang menyukai laki-laki yang bertubuh tinggi dan atletis. Kyuhyun memang tidak pendek, hanya saja ia sadar tubuhnya kalah bagus daripada laki-laki bernama Changmin itu. Dan melihat sekilas, Kyuhyun tahu dibandingkan Changmin, ia hanya pria kaku yang mementingkan pekerjaan dan tidak bisa bersikap romantis.

Minji mungkin sangat mencintai Kyuhyun. Dan Kyuhyun sudah cukup banyak membuat gadis itu terluka selama lima tahun lebih  mereka bersama. Kyuhyun terkadang mengutuk dirinya sendiri karena tidak bisa menjadi sosok yang menyenangkan bagi gadisnya.

Kepribadian mereka sangat bertolak belakang. Minji sangat periang, sementara Kyuhyun sebaliknya. Kyuhyun tahu di balik senyum dan keceriaan Minji, gadis itu menyimpan kesedihan karena perceraian kedua orangtuanya. Ya, ayah kandung Minji memang sudah menikah lagi sejak Minji masih di bangku sekolah dasar dan ia menceraikan istri pertamanya. Nyonya Shin akhirnya pindah dan hidup menyepi di kota pesisir Gangneung, membiarkan putrinya tinggal bersama sang ayah dan ibu tiri yang bersikap cukup baik terhadap Minji. Karena itulah, Kyuhyun semakin ingin membahagiakan Minji. Meskipun terkadang cara yang ia gunakan salah, namun pada akhirnya Minji pasti akan mengerti jika Kyuhyun menyayanginya.

“Aku tidak peduli jika ia lebih menarik dariku atau tidak. Yang jelas, aku pastikan ia tidak akan lebih baik dariku.” Gumam Kyuhyun.
Minji hanya mencibir kesal, tidak membalas perkataan Kyuhyun. Gadis itu tidak menyadari jika Kyuhyun tengah memperhatikannya detail, tepatnya tangan kiri gadis itu.

“Kau melepaskan cincinnya?”

Minji terkejut seketika melirik tangan kirinya. Sial. Cincin pertunangannya tidak ada. Jangan-jangan terlepas saat ia bermain jetski. Ya Tuhan, Kyuhyun pasti akan membunuhnya detik ini juga jika ia mengakui dengan jujur bahwa cincin itu hilang. Cincin yang dipesan sangat mahal oleh Kyuhyun satu tahun yang lalu. Cincin pertunangan mereka.

“Oh? Y—ya. Kulepaskan, karena aku takut cincinnya hilang jika aku masih memakainya di laut—” Minji terbata, tidak menatap Kyuhyun tentu saja. Pria itu pasti akan tahu jika ia sedang berbohong. Meskipun dingin dan kaku, Kyuhyun adalah manusia yang sangat peka.

“Oh. Pakai lagi nanti. Aku tidak suka jika kau lama-lama melepaskannya. Itu tanda pengikat, agar pria lain jauh-jauh darimu. Kau mengerti?” Kyuhyun menyentuh kepala Minji, sedikit tersenyum.

Jangankan membalas senyuman Kyuhyun, untuk sekedar berkata “Ya” saja rasanya sangat susah untuk saat ini.
Bagaimana ini? Kemana cincinnya? Matilah kau Kang Minji jika cincin itu benar-benar hilang di tengah laut saat bermain jet ski. Minji merasa sangat takut, tapi entah kenapa lebih besar lagi rasa bersalah yang kini ia rasakan karena seolah ia benar-benar mengkhianati Kyuhyun dengan menghilangkan cincin pertunangan mereka.

**

Kyuhyun tertawa dan mengobrol akrab dengan Nyonya Shin sambil menikmati makan malam sementara Minji terlihat murung. Ia masih memikirkan hilangnya cincin pertunangannya dengan Kyuhyun. Minji ingat betul, cincin itu masih melekat di jari manisnya hingga tadi siang.

Sup iga babi favoritnya terasa begitu hambar. Minji seharusnya bahagia dengan kedatangan Kyuhyun yang akhirnya mengalah dan mendatanginya jauh-jauh untuk meminta maaf. Namun kini justru ia yang merasa bersalah karena telah ceroboh. Kyuhyun pasti akan marah. Pasti.

“Minji ya~ kau kenapa? Sepertinya pikiranmu tidak ada di sini.” Nyonya Shin menegur putrinya. Kyuhyun juga mengamati Minji. Laki-laki itu khawatir jika Minji masih kesal padanya meskipun mereka sudah berbicara sejak di pantai tadi.

“Aku— aku hanya tidak enak badan. Bisakah aku ke kamar lebih dulu?”

“Mau kutemani—”

“Tidak usah. Kau di sini saja menemani Omma.”

Minji segera menaiki tangga ke kamarnya dan terdengar gadis itu mengunci pintu dari dalam. Kyuhyun semakin tidak enak hati. Apa gadis itu sakit? Atau hanya mencari alasan agar tidak melihatnya?

“Kyuhyun ah. Mungkin dia lelah karena bermain di pantai. Kau tidak usah terlalu memikirkannya. Kau tetap akan menginap di sini bukan?”

“Oh, T—tentu, Omonim. Aku harap, Minji akan baik-baik saja.”

Sementara itu, di dalam kamar Minji mulai panik dan memeriksa setiap sudut kamarnya. Ia sudah mengecek setiap laci, mengeluarkan isi lemari, dan juga mengeluarkan isi kopernya untuk meyakinkan di mana letak cincin itu. Minji bahkan dengan hati-hati melepas seprai tempat tidurnya dan memasangnya ulang namun tetap saja cincin itu tidak ditemukan. Di dalam kamar mandi pribadinya pun, Minji tidak bisa menemukan cincin itu. Minji yakin, ia telah menghilangkan cincinnya ketika bermain jet ski tadi. Dan itu artinya, benda itu tidak akan pernah ditemukan kecuali Tuhan memberikan keajaiban.

Minji terduduk lemas di atas lantai kayu kamarnya. Air mulai menggenangi kedua sudut matanya, dan Minji memikirkan bagaimana caranya memberitahu Kyuhyun. Pria itu ada bersamanya sekarang, dan Minji justru merusak suasana. Mungkin ia harus meminta bantuan ibunya untuk berbicara dengan Kyuhyun mengenai hal ini.

“Ya Tuhan, aku janji aku akan menuruti semua kemauan Kyuhyun Oppa jika saja Kau mengembalikan cincin itu padaku.. hiks..” Isak Minji.

**

Minji mungkin tertidur di dalam kamarnya, dan Kyuhyun menghabiskan waktu dengan melihat-lihat album foto di ruang keluarga Nyonya Shin. Wanita tua itu mengeluarkan semua koleksi album fotonya dan mengajak Kyuhyun duduk di atas sofa ruang tengah.

“Ini Minji?” Kyuhyun tersenyum memperhatikan foto seorang gadis berusia 9 tahun yang tengah menunggang kuda bersama Tuan Kang, ayahnya. Nyonya Shin tersenyum pada Kyuhyun.

“Dulu, mantan suamiku hobi berkuda. Kami sering pergi menunggang kuda di akhir pekan dan Minji juga sangat menyukainya. Sekali-sekali, ajaklah dia menunggang kuda. Minji pasti akan sangat senang.”

Kyuhyun hanya tertawa. Ia banyak tertawa hari ini karena ibu dari gadis yang ia cintai. Kyuhyun bahkan jarang tertawa bersama ibu kandungnya sendiri. Menunggang kuda? Kyuhyun bahkan tidak berani berdekatan dengan kuda. Ia khawatir binatang itu mungkin akan menjadi liar tiba-tiba di dekatnya.

Ya Tuhan, hal ekstrim apalagi yang disukai Minji? Mereka sungguh berbeda. Kyuhyun benci kepanasan, sementara Minji terlihat sangat menyukai musim panas dengan olahraga pantai. Kyuhyun lebih menyukai bermain ski di tengah salju dan Minji justru tidak suka olahraga itu. Masih banyak lagi perbedaan di antara mereka yang selalu menjadi alasan pertengkaran keduanya.
Persamaan mereka hanya satu, yaitu sama-sama keras kepala dan selalu mempertahankan pendapat masing-masing. Dan satu lagi, mereka sama-sama saling mencintai.

“Kyuhyun ah—”

Kyuhyun menoleh. Nyonya Shin memegang tangannya, hangat dan menenangkan. Wanita itu tersenyum pada Kyuhyun.

“Jika kau ingin menikahi Minji, lakukanlah. Kini aku memberikan restu penuh pada kalian.”
Kyuhyun seolah mendapat siraman air es di musim panas. Apa ia tidak salah dengar?

“Omonim—” Nyonya Shin mengangguk.

“Dulu aku melarang kalian bukan karena aku tidak percaya padamu. Aku hanya khawatir pada Minji. Usianya masih muda, masih 21 tahun. Aku tidak mau ia mengikuti jejakku. Menikah di usia muda terkadang bukan hal yang bagus. Kau tahu mengapa pernikahanku tidak berakhir bahagia? Itu karena aku memulai semuanya ketika usiaku masih belum cukup matang. Aku hanya tidak ingin Minji menggunakan lebih banyak emosi daripada kasih sayangnya untuk menghadapi masalah dalam pernikahan kalian nanti.”

Kyuhyun tertegun. Namun ucapan Nyonya Shin ada benarnya. Jangankan dulu, hingga sekarang pun Minji masih sulit untuk ia taklukkan karena gadis itu selalu melawannya. Kecuali jika Kyuhyun bisa menunjukkan sedikit sikap romantis, di situlah Minji akan luluh dan menuruti semua perkataannya.

**

Minji terbangun karena seseorang menyentuh lembut kepalanya. Ketika membuka mata, wajah teduh Kyuhyun tersenyum padanya sambil terus membelai kepalanya dengan penuh kasih sayang.

“Oppa—”

“Maaf membuatmu terbangun. Tidurlah lagi.”

Bukannya menurut perkataan Kyuhyun, Minji justru bangun dan duduk menghadap Kyuhyun. Gadis berusia 25 tahun itu menguap dan sedikit mengucek matanya untuk menghilangkan rasa kantuk. Minji melirik jam dinding yang menunjukkan pukul setengah 12 malam. Ya Tuhan, ia tertidur cukup lama karena kelelahan setelah membongkar kamar untuk menemukan cincin yang hilang.

“Ternyata kau menginap. Maaf sudah mengabaikanmu. Aku ketiduran.”

“Kau terlihat sangat berbeda sejak kita kembali dari pantai. Apa kau baik-baik saja?”

Benar bukan? Kyuhyun adalah manusia yang peka. Meskipun terlihat cuek, Kyuhyun sangat memperhatikannya.

“Bukankah sudah kubilang aku tidak enak badan?”

“Kau yakin tidak sedang menyembunyikan sesuatu?”

Minji memalingkan wajahnya. Kyuhyun menatapnya penuh selidik. Minji sangat benci saat-saat seperti ini, saat di mana dia berbuat kesalahan pada Kyuhyun dan bingung bagaimana harus meminta maaf. Minji sadar ia sangat merepotkan, tapi kecerobohannya kali ini benar-benar sulit dimaafkan. Meskipun Minji tahu Kyuhyun tidak akan kehabisan uang hanya karena membeli sebuah cincin, tetap saja itu cincin mahal.

“Oppa—”

Minji menggigit bibirnya dan matanya mulai berkaca-kaca. Kyuhyun menyentuh wajah gadis itu, mengusap pipinya lembut dan masih menunggu penjelasan Minji.

“Cincinnya— maafkan aku. Sebenarnya, cincinnya— aku menghilangkannya.”

Suasana hening setelah pengakuan itu. Minji menangis terisak, sementara Kyuhyun terdiam, menatap gadisnya. Kini ia tahu mengapa Minji menjadi pemurung dan menghindarinya sepulang dari pantai. Gadis itu mungkin terlambat menyadari jika cincinnya tidak melekat lagi di jari manisnya.

“Maaf. Aku tahu aku salah. Kau pantas marah. Aku siap menerima kemarahanmu. Aku sangat ceroboh. Aku tidak sengaja menghilangkannya—”

Isakan Minji semakin dalam. Bukannya marah atau ketus seperti biasa, Kyuhyun justru menarik gadis itu ke dalam pelukannya. Menenangkannya, menepuk-nepuk pelan punggungnya.

“Apa kau ingat di mana menghilangkannya?” akhirnya Kyuhyun menanggapinya. Minji bersyukur karena nada bicara Kyuhyun terdengar baik-baik saja. Kyuhyun tidak berpikir untuk mencarinya kan?

“Aku tidak ingat. Namun— sepertinya hilang saat aku bermain jet ski.” Suara Minji sedikit serak.

“Hmm— pasti kau terlalu bersemangat dengan laki-laki tadi sampai-sampai tidak ingat jika kau sedang memakai cincin.” Sindir Kyuhyun.

“Bukan begitu!” Minji menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia tidak mau Kyuhyun berpikir serius tentang Changmin. Pria itu hanyalah kenalannya. Minji sama sekali tidak menyukai Changmin. Ia sudah memiliki Kyuhyun yang punya segalanya. Tampan, mapan, meskipun sering membuatnya kesal tapi Minji mencintai Kyuhyun.

“Sudahlah. Jangan menangis lagi. Kita beli lagi cincin baru untuk menggantikan cincin yang hilang.”

Minji mengerjap-ngerjap sementara Kyuhyun memegang wajahnya. Jika tahu solusinya akan semudah ini, untuk apa ia menangis, membongkar seisi kamar dan merasa bersalah?

“Kau— tidak marah?”

“Tidak.”

“Benarkah?”

“Cincinnya ada di dasar laut sekarang. Penyelam pun tidak akan bisa menemukannya.”

“Huh— sekali lagi maafkan aku.”

“Aku memaafkanmu, dengan satu syarat.” Minji menaikkan sebelah alisnya.

“Meksipun cincinnya hilang, berjanjilah untuk tetap setia berada di sisiku.”

“Aku selalu setia padamu.”

“Benarkah? Kalau begitu jangan kabur dan menghilang dari Seoul ketika aku sedang sibuk berbisnis. Jadilah gadis yang baik dan penurut.”

“Yang itu— aku tidak janji. Aku bosan dan aku merindukan ibuku.”

“Aku tidak percaya padamu. Dan satu lagi.”

“Apalagi?”

“Jangan coba-coba memakai bikini lagi di depan pria lain. Tubuhmu tidak sexy, tidak ada yang layak untuk dipamerkan.”

“Hmm~ kau sangat memperhatikanku. Kau cemburu? Apa perlu aku juga memakai bikini di depanmu?”

“Tidak. Tidak sekarang.”

Kyuhyun tertawa. Minji pun akhirnya tersenyum, dan Kyuhyun kembali memeluk gadisnya. Kyuhyun membawa gadis itu berbaring bersamanya, menarik selimut untuk mereka berdua.

“Jadi, Oppa akan tidur di sini?”

“Memangnya kenapa?”

“Apa Omma mengijinkannya?”

“Omonim mengijinkannya. Bukankah aku calon menantu kesayangannya?”

“Kau terlalu banyak bicara hari ini.”

“Sudahlah. Jangan melawan terus. Besok pagi kita harus bangun pagi. Kau harus menemaniku ke pantai untuk melihat matahari terbit.” Kyuhyun bermaksud menghentikan obrolan mereka dan memeluk Minji untuk tidur bersama.

Minji tersenyum, menempelkan wajah dan telinganya di dada Kyuhyun, mendengar detak jantung laki-laki itu. Belakangan mereka jarang terlihat akur, tapi kini Minji sangat senang karena ia bisa tidur memeluk Kyuhyun. Diam-diam, ketika Kyuhyun sudah terlelap, Minji menempelkan bibirnya pada bibir Kyuhyun, mencuri ciuman singkat dari pria itu.

————————–

“Kau berat sekali. Aku lelah.”

“Yaaa~ kau sudah berjanji akan menggendongku sampai di batas kapal boat itu. Sedikit lagi, Oppa!”

Minji tersenyum jahil. Ia dengan santai menempel di punggung Kyuhyun, dan pria itu sudah menggendongnya sekitar seratus meter.

Tiba-tiba Minji mendekatkan wajahnya, menempelkan bibirnya di pipi kiri Kyuhyun.

“Kyuhyun Oppa, fighting!” bisik Minji.

Kyuhyun tersenyum senang. Seolah mendapat tambahan semangat, ia melangkah lebih lebar untuk segera mencapai kapal boat yang menjadi batas yang ditetapkan Minji. Kyuhyun tidak sabar untuk melihat proses matahari terbit yang kata orang-orang terlihat sangat bagus dari pesisir timur Pantai Gyeongpo.

Setelah sampai, Kyuhyun menurunkan Minji lalu keduanya duduk di atas pasir putih, menatap hamparan laut yang tenang. Suasana masih terlihat sepi, hanya ada beberapa nelayan yang sedang mempersiapkan perahu mereka sekitar beberapa puluh meter dari tempat Kyuhyun dan Minji duduk.

Minji meregangkan kedua tangannya, menghirup udara pagi yang sejuk karena matahari belum menampakkan diri. Kyuhyun tersenyum menatap gadisnya. Akhirnya semalam ia bisa tidur nyenyak dengan memeluk Minji di sisinya.

Gerakan peregangan Minji terhenti ketika Kyuhyun menarik paksa tubuh rampingnya agar merapat. Kini posisi duduk mereka begitu dekat, dengan tangan Kyuhyun yang memeluk pinggang gadisnya. Minji merona malu. Kyuhyun sangat jarang bersikap romantis, tapi sejak kemarin malam pria ini sangat romantis meskipun tanpa bunga mawar dan sebagainya.

“Sepertinya aku butuh liburan sekali-sekali, dan kau harus ikut denganku.” Gumam Kyuhyun. Sungguh, belum pernah ia merasa serileks ini.

“Oppa, kau sangat berbeda sejak kemarin. Sudah lama aku tidak merasa senyaman ini berdekatan denganmu. Biasanya, kita hanya bertengkar.”

“Oh ya? Mungkin aku terlalu merindukanmu. Sehingga sikapku sangat berbeda.”

Kyuhyun menatap Minji dan membuat gadis itu kembali merasa malu. Tangan Kyuhyun memegang tangan kiri Minji, lalu perlahan ia memakaikan sebuah cincin di jari manis gadis itu, membuat Minji terkejut.

“Cincinnya—”

“Ibumu menemukannya di dapur, di tempat mencuci piring. Mungkin terlepas saat kau mencuci piring. Mengapa ceroboh sekali? Jika benar-benar hilang di laut, aku pasti sudah menghukummu sekarang.”

Minji menatap cincin di tangannya, terharu. Ia kembali menatap Kyuhyun.

“Kau jahat, membohongiku semalam.”

“Aku hanya ingin tahu, seberapa penting cincin itu bagimu.”

“Tentu saja sangat penting— selama aku masih mencintaimu, cincin ini sangat penting.”

Kyunyun terdiam. Minji baru saja mengatakan hal yang sudah sangat lama tidak pernah terdengar lagi di telinganya.

“Kau mencintaiku? Benarkah?”

“Ya, aku mencintaimu. Memangnya kau tidak mencintaiku?”

Kyuhyun tidak merespon, namun mendekatkan dan sedikit memiringkan wajahnya, mencari celah yang tepat untuk mempertemukan bibirnya dengan bibir Minji. Setelah keduanya bertemu, mereka sama-sama memejamkan mata, menikmati ciuman yang sudah cukup lama tidak mereka lakukan.

“Aku selalu mencintaimu. Kau tahu? Hari ini aku membatalkan satu rapat penting di kantor hanya demi bertemu denganmu.” Gumam Kyuhyun sesaat menghentikan ciumannya. Kedua tangan Minji kini berpindah ke lehernya, dan gadis itu menatap Kyuhyun dengan bibirnya yang terbuka.

“Jadi, sebagai hukuman karena telah menggagalkan rapat pentingku, aku akan menciummu sampai matahari muncul pagi ini—”

 

 

END-

Gaje. Shin Nayoung uda nempel jadi cast mamahnya Minji. cuma di sini beda karakter ya kkk

Maaf cuma bisa ngepost cerita pendek~ iseng

Story lainnya ditunggu ya ^^~

Oh ya, yang masih mau minta password inget dibaca dulu ketentuan dan syaratnya di blog biar ga keulang-ulang terus jelasinnya. Intinya kalo kalian rajin komen dan main di blog ini, pasti dapet passwordnya kok. kalo komennya cuma modus di satu dua FF cuma buat dapetin passwordnya, wah adminnya juga ga bakal bisa ngasiin 😦

Yang sudah pernah minta kemarin buat realove juga dicek aja lagi emailnya passwordnya sama kok ^^

ThanKYU for reading and see you on next story^^