[3] Heart to Heart

shinningstar13ff

Author: Hanwoo •Cast: Lee Hyukjae – Lee Hanwoo – Cho Kyuhyun – Choi Hyojin and Other Cameo • Genre : Straight – Romance • Length: 3

Note:

Hello Shinning Readers^^

Saya jelaskan Heart to Heart ini adalah FF lanjutan episode 3 dari This is Love [1] dan Growing Pains [2]. Jadi biar kalian nyambung bacanya, baca dulu FF yang sebelumnya ya 🙂 Saya memang sengaja memberikan judul yang berbeda-beda he he he . Sebelum dibaca, pahami struktur castnya ya 🙂

shinningstar13ff.wordpress.com

 

–Episode 3 —

Heart to Heart

Author’s POV

——————–

Kyuhyun’s Apartment

Kyuhyun dan Hyojin duduk di lantai ruang tamu. Pundak mereka bersandar pada kaki sofa. Mereka saling diam terlarut dalam pikiran masing-masing. Hanya terdengar detik jarum jam yang sudah menunjukkan hampir pukul dua belas siang. Hyojin yang habis mengobati memar di wajah Kyuhyun mendapat sebuah kejutan kecil yang diberikan oleh Kyuhyun. Kyuhyun tiba-tiba mencium bibirnya. Ini membuat mereka menjadi semakin canggung.

“A.. Aku akan pulang.” Ujar Hyojin gugup. Kegugupannya karena perasaannya masih terbelah. Kyuhyun tiba-tiba menciumnya membuat dirinya sangat shock. Hyojin hendak berdiri meninggalkan Kyuhyun namun pria itu dengan cepat menarik kembali tangan Hyojin hingga dia terduduk lagi disamping Kyuhyun. Hyojin menatap Kyuhyun yang menunduk.

“Miane, Hyo..”

Mendengar ucapan itu Hyojin mencoba tertawa pelan. “Aku ..”

“Anggap saja sebuah kecelakaan. Anggap saja tidak pernah terjadi apa-apa. Aku akan melupakannya dengan cepat.” Kyuhyun memotong pembicaraan Hyojin. Mendengar hal itu raut wajah Hyojin berubah. Sepertinya wanita itu tidak suka dengan pembelaan Kyuhyun.

“Mwo?” Hyojin mendesis. “Kau anggap aku ini apa Kyu? Setelah kau menciumku dengan semudah itu ! Kau bisa melupakannya begitu saja? Kau kira aku perempuan murahan ?!” Hyojin kesal dan marah. Dia kecewa dengan ucapan Kyuhyun. Dia tidak habis pikir akan semarah ini pada Kyuhyun.

“Aku tidak sengaja. Anggap saja aku bodoh.”

“Iya ! Kau memang pria bodoh !” Hyojin mendorong tubuh Kyuhyun kesal lalu pergi meninggalkan Kyuhyun seorang diri. Kyuhyun memejamkan matanya lalu menghela napas sesaat. Perlahan matanya terbuka. Dengan penuh amarah dia memukul kepalanya sendiri.

Baboya, Baboya, Baboya !” dia memukul kepalanya tiga kali.

Sementara itu Hyojin berlari ke kamar Kyuhyun, menutup pintu kamar pria itu hingga menimbulkan bunyi. Di dalam kamar Hyojin menitikkan air matanya. Dia merasa hidupnya sedang dipermainkan oleh dua orang pria yang sangat berarti di hidupnya. Tidak Eunhyuk dan tidak Kyuhyun, baginya mereka seperti satu jiwa yang sedang bekerja sama menusuk hatinya hingga membuat luka yang sangat dalam. Hyojin melangkah mendekati ranjang mengambil tas dan jaketnya lalu pergi keluar membiarkan Kyuhyun yang sedang duduk di lantai.

*

 

Seminggu Kemudian …

Seminggupun berlalu. Eunhyuk duduk di kursi dekat jendela. Sebuah café tepat di seberang toko bunga Hanwoo. Sudah seminggu dari pertengkarannya dengan Hanwoo, dia tidak berani untuk menemui Hanwoo lebih dulu sekadar meminta maaf. Hatinya belum siap untuk membuat wanita itu tersakiti lagi karena jantung yang dia terima ini adalah jantung Lee Donghae, almarhum suaminya.

Eunhyuk merasa sangat nyaman seperti ini. Melihat Hanwoo dari jauh ketika keluar tiba-tiba dengan Daehi atau pergi membuang sampah. Terkadang Hanwoo menengok keluar untuk menghirup udara segar dan menyapa orang-orang diluar untuk membeli bunga-bunganya. Mencerminkan tipe wanita pekerja keras dan Eunhyuk mulai mengaguminya.

Seorang pelayan datang menaruh hot coffe latte di atas meja. Eunhyuk tersenyum kepada pelayan itu. “Kamsahamnida” ujar Eunhyuk sembari mencicipi coffeenya. Pelayan itu tersenyum kemudian pergi ke belakang. Eunhyuk kembali menoleh ke seberang. Alunan mellow dari suara biola terdengar dari speaker café ini.

Eunhyuk tersenyum melihat gadis kecil yang dikenalnya keluar dari toko bunga. Gadis kecil itu tak lain adalah Daehi. Senyuman manis tersirat dari bibir Eunhyuk. Dia sangat merindukan Daehi. Tapi rasa rindu itu berubah menjadi rasa penasaran ketika melihat ekspresi Daehi yang sedih dari arah kejauhan. Daehi tiba-tiba menangis. Gadis kecil itu menuruni anak tangga dan berdiri di tepi jalan.

“Daehi !”

Eunhyuk merasa perasaannya tidak enak melihat Daehi yang sedang menangis di tepi jalan. Pikiran buruknya menghampiri karena takut Daehi melakukan sesuatu yang tidak-tidak. Dalam hatinya dia bertanya-tanya apa yang sedang Hanwoo lakukan sehingga membuat gadis kecilnya menangis seperti itu?

Eunhyuk berlari keluar tanpa peduli teriakan penjaga kasir yang menyuruhnya untuk membayar pesanannya terlebih dahulu. Pria di kasir tadi berlari mengikuti Eunhyuk keluar. Dilihatnya Eunhyuk sudah di tepi jalan.

Agashi !!” teriak penjaga kasir.

Eunhyuk tetap berusaha menyeberangi jalanan. Dia berusaha mencari celah dari keramaian mobil-mobil. Bahkan beberapa mobil membunyikan klaksonnya karena hampir menabrak Eunhyuk. Semua orang menatapi Eunhyuk dan berpikir bahwa Eunhyuk adalah orang gila karena menyeberang tidak pada tempatnya. Eunhyuk menatap Daehi dari kejauhan. Beberapa mobil mengerem mendadak karena Eunhyuk dan mengumpat Eunhyuk setelahnya.

“Daehi diam disana !” teriak Eunhyuk dengan tangan kanannya yang menjulur memberikan tanda untuk berhenti. Teriakan Eunhyuk membuat Daehi menoleh melihat Eunhyuk. Eunhyuk sempat tersenyum namun senyumnya memudar ketika tubuhnya tiba-tiba sudah melayang tertabrak sesuatu. Sebuah sedan hitam tidak sengaja menabrak tubuhnya. Kejadian ini membuat hening suasana sesaat hingga tubuh Eunhyuk terpental di atas kaca sedan itu lalu berguling jatuh ke jalanan. Kejadian ini sempat mengingatkannya pada setahun yang lalu disaat tubuhnya terpental ketika mencoba menghindari truk yang sedang menyalip sebuah sedan hingga akhirnya dia oleng dan terjatuh. Kini dia mengalaminya lagi untuk kedua kalinya lagi. Akankah kali ini dia selamat? Akankah kali ini Tuhan berpihak padanya?

Eunhyuk tengkurap di atas jalanan. Dia berusaha bernapas sekuat mungkin walaupun merasa sangat lemah. Darah di dahi dan kepalanya mengucur membasahi jalanan. Beberapa orang masih shock atas kejadian ini. Dia mulai merasa tubuhnya kaku dan susah digerakkan.

Eunhyuk mencoba tersenyum ketika melihat sosok yang sudah lama ingin dia jumpai. Hanwoo datang dengan perasaan terkejut. Dilihatnya wajah wanita itu lekat-lekat sebelum  dia akhirnya menutup mata.

*

15 menit sebelumnya.

“Eomma kenapa bertengkar dengan ajuhsi ?! Bukankah ajuhsi adalah teman eomma?!” tanya Daehi kesal. Akhir-akhir ini gadis kecil itu merasa sangat merindukan Eunhyuk. Dia mulai membutuhkan pria itu untuk disisinya. Eunhyuk membuatnya menjadi anak yang mengetahui dunia. Dia mendapat kasih sayang seorang ayah dari sosok Eunhyuk yang selalu memperhatikan dan mengkhwatirkannya. Dia sedikit tidak terima ketika ibunya mengatakan bahwa dirinya sedang bertengkar dengan Eunhyuk jadi pria itu tidak akan mungkin kembali lagi. Daehi sedikit tidak terima.

“Daehi ya ..”

“Eomma , aku ingin punya ayah.” Ujar Daehi sambil menangis.

“Daehi-ya !” Hanwoo membentak Daehi. Tidakkah terlalu dewasa Daehi sudah bisa berkata seperti ini didepannya? Hanwoo benar-benar terkejut dengan ucapan gadis kecilnya.

“Aku rindu Eunhyuk ajuhsi. Aku ingin bertemu dengannya. Bisakah kau menelponnya untukku?”

“Tidak bisa Daehi. Eomma tidak bisa menghubunginya lagi.”

Eomma pasti memarahi Eunhyuk ajuhsi? Eomma jahat !”

Daehi keluar dari tokonya membuat wanita itu sedikit geram dengan ulah Daehi yang memaksa dirinya untuk menghubungi Eunhyuk. Hanwoo hendak menyusul Daehi. Dilihatnya dari balik kaca Daehi berdiri di tepi jalan. Bola matanya membesar melihat hal itu.

“Daehi-ya !” Hanwoo merasa gugup dan ketakutan. Ketika Hanwoo membuka pintu dia melihat sosok Eunhyuk tengah meyeberangi jalanan. Dia membuat kekacauan di jalanan. Tiba-tiba dia melihat sebuah sedan hitam melaju sangat cepat dari kejauhan. Sedan itu akan menabrak Eunhyuk. Hanwoo cepat-cepat berlari ingin menolong Eunhyuk, tapi semua itu terlambat.

Langkahnya terhenti seketika. Bumi seperti ikut berhenti berputar. Dia merasakan tubuhnya bergetar. Hanwoo masih berusaha berdiri walaupun sangat lemas ketika melihat tubuh Eunhyuk terpental dan tergeletak di atas jalanan.

Mulutnya terbuka ketika matanya saling bertatapan dengan Eunhyuk. Pria itu melihatnya kemudian mengembangkan senyumnya. Hanwoo menutup mulutnya. Jemarinya gemetar ketika hendak menutup mulutnya. Dia benar-benar terkejut dengan semua ini. Dia berpikir bahwa dosa apa yang telah membawanya selalu ke dalam hal buruk. Dia membuat suaminya meninggal dunia dan sekarang dia membuat Eunhyuk mengalami kecelakaan di depan matanya sendiri. Hanwoo mendekati Daehi menutupi mata gadis kecilnya agar tidak melihat pemandangan di depannya.

*

Hanwoo tidak berhenti menangis. Dia mengantar Eunhyuk dengan ambulans menuju rumah sakit. Di tengah perjalanan dia memejamkan matanya berkali-kali berdoa untuk keselamatan Eunhyuk. Dia merasa menyesal. Sangat-sangat menyesal.

Ambulans ini berhenti di Seoul Hospital. Kyuhyun melihat Hanwoo keluar dari dalam ambulans. Perasaannya mulai tidak enak. Benar saja, dia melihat Eunhyuk yang sedang terbaring lemah di atas ranjang yang hendak diturunkan dari ambulans.

HYUNG !” teriak Kyuhyun cepat menghampiri Eunhyuk.

“Kecelakaan terjadi di daerah Chumdangdong, pasien hendak menyebrangi jalan namun sebuah mobil tidak sengaja menabraknya. Pasien ini tidak menyebrang di zebra cross. Dia mengalami pendarahan karena kepalanya bocor dan butuh jaritan. Pasien perlu melakukan ronsen pada bagian bahunya yang memar takutnya pasien mengalami patah tulang.” Ujar suster yang hendak turun dari dalam ambulans kepada Kyuhyun. Dengan cepat Kyuhyun menyuruh suster-suster didekatnya membawa Eunhyuk masuk ke dalam ruang emergency. Kyuhyun melihat Hanwoo sebelum dia pergi. Dia menyentuh pundak Hanwoo.

“Tolong dia .. Kumohon tolong dia !!!” teriak Hanwoo memohon pada Kyuhyun.

“Aku akan berusaha. Eunhyuk hyung akan baik-baik saja. Kau bisa menunggu di ruang tunggu.” Kata Kyuhyun. Pria itu meninggalkan Hanwoo yang sedang panik seorang diri.

*

Dua jam kemudian …

Lampu ruang operasi di emergency room telah mati. Kyuhyun telah selesai melakukan pemeriksaan dan menyuruh seorang suster untuk membalut kepala Eunhyuk dengan perban. Ketika Kyuhyun membuka pintu ruang operasi, dia melihat Hyojin sedang berdiri menunduk di depan pintu. Perlahan-lahan Hyojin mengangkat wajahnya menatap Kyuhyun.

“Bagaimana keadaannya?” tanya Hyojin. Raut wajahnya menunjukkan kekhawatiran yang mendalam.

“Hyung hanya mengalami pendarahan, syukurnya bisa tertolong. Dia mengalami patah tulang pada bagian bahu.” Ucapan Kyuhyun tadi membuat Hyojin lega. Tiba-tiba tubuh Hyojin melemas hampir terjatuh jika saja Kyuhyun tidak dengan cepat memegang tubuhnya.

G..Gwenchanayo?”

“Aku tidak ingin kehilangan dia Kyu .. Terima kasih telah menyelamatkannya.” Mendengar ucapan itu dari mulut Hyojin, Kyuhyun tidak tahu harus menjawab apa. Hyojin merasa dirinya masih belum bisa merelakan Eunhyuk. Enam tahun dia bersama pria itu tidak mungkin dia tidak memiliki perasaan cinta walaupun dirinya masih diam-diam memendam perasaan suka terhadap Kyuhyun.

Selama ini Kyuhyun terlalu membuatnya bingung dan banyak menunggu. Dia seperti sedang digantung oleh Kyuhyun dan tidak tahu harus berbuat apa selain menepis harapannya berhari-hari. Mendengar kecelakaan ini terjadi dia ingin disisi Eunhyuk lagi menemani pria itu tidak peduli dengan hubungannya yang sudah tidak seperti dulu lagi.

*

Hyojin datang menemui Eunhyuk yang sudah mendapat kamar. Dia melihat seseorang wanita sedang menatap pria itu resah. Wanita itu tidak berbicara. Hyojin teringat dengan cerita Kyuhyun seminggu yang lalu mengenai wanita yang membuat Eunhyuk berpaling darinya.

Entah angin apa yang membuat Hanwoo tiba-tiba menolehkan wajahnya ke belakang. Mata mereka berdua saling bertemu. Hanwoo tersadar ada yang melihatnya sedari tadi dari balik kaca. Seorang dokter cantik sedang menatapnya. Disanalah Hyojin merasa patah hati ketika melihat wanita di dalam sana terlihat sangat cantik dari dirinya. Dia mulai merasa tidak percaya diri dan membuat persepsi bahwa wanita itu adalah seseorang yang disukai Eunhyuk.

Beberapa jam kemudian, Hyojin duduk disamping seorang wanita yang baru saja memberikan minuman untuknya yang tak lain adalah Hanwoo. Hyojin masih menunduk lemas. Dia hanya bisa menatap kaleng soft drink pemberian Hanwoo tanpa mengucapkan terima kasih. Hanwoo tidak tahu apa yang harus ia bicarakan dengan dokter disampingnya.

Kamsahamnida seharusnya kau tidak usah repot-repot. Ah kenalkan, aku Choi Hyojin.” Hyojin mengulurkan tangannya berharap Hanwoo mau membalas uluran tangannya. Dengan senyum Hanwoo membalas uluran tangan Hyojin.

Ani, gwenchanayo. Panggil saja aku Hanwoo. Hyojin-ssi, apa kau mengenal Eunhyuk-ssi?”

Hyojin mengangguk. Dia sempat mengulum bibirnya sebelum menjawab. “Dia tidak pernah bercerita tentangku?” nadanya terdengar lemas. Hanwoo mengernyitkan keningnya sedikit curiga bertanya-tanya pada dirinya siapa sebenarnya Hyojin ini?

Ne?”

Hyojin cepat-cepat menggeleng merasa Hanwoo tidak mengerti dengan ucapannya. “Anio. Aku adalah hoobaenya sewaktu SMA.”

Hanwoo mengangguk-angguk tanda mengerti. “Ah araseoyo. Kalian pasti sangat dekat.”

“Apa kau pacar sunbae?” tanya Hyojin. Hatinya yang sesungguhnya belum bisa menerima hubungannya yang kandas dengan Eunhyuk tidak memungkiri dia untuk berbuat jahat pada orang lain. Hati Hyojin terlalu lemah. Padahal dia sangat sakit hati melihat wanita dihadapannya.

Hanwoo tersenyum. “Sekarang aku hanya temannya.”

“Teman?”

Hmm..” Hanwoo mengangguk mengiyakan. “Ja, kau tidak ingin menjenguknya ke dalam?” tanya Hanwoo menunjuk kamar Eunhyuk dengan jempolnya. Dia mencoba mengalihkan pembicaraan. Sangat malas dia membeberkan privasi kehidupannya dengan orang yang tidak dikenalnya.

“Ah ne sebaiknya aku masuk untuk melihatnya.” Hyojin tidak banyak bertanya walaupun dia memendam rasa penasarannya kenapa wanita dihadapannya mengatakan bahwa hubungan mereka hanya teman saja?

*

Hyojin berdiri di depan ranjang. Dia menatap sayu tubuh seorang pria yang sangat disayanginya sedang terbaring lemas di atas ranjang. Tangannya merasa gugup sehingga dia harus memasukkannya ke dalam jas putihnya. Dia sangat khawatir dengan hal ini. Air matanya tiba-tiba mengalir. Dengan cepat Hyojin menyeka air matanya.

“Oppa, cepatlah bangun. Aku tidak ingin kejadian itu terulang lagi. Kau tahu ini sangat menyakitkan untukku.” Air matanya mengalir lagi bahkan sekuat apapun dia menahan air matanya untuk tidak keluar.

“Selain orang tuaku, aku tidak ingin kehilangan dua orang yang selama ini selalu menjagaku. Kau dan Kyuhyun. Jika kita tidak bisa kembali seperti dulu lagi …”

“Aku tidak apa-apa. Aku hanya ingin melihatmu sehat dan tidak terbaring disini lagi, oppa. Jika kau terbangun aku akan bercerita banyak padamu dan aku juga ingin mendengar ceritamu tentang gadis yang kau suka. Kau pasti sangat kesusahan selama ini.”

“Aku sangat mencintaimu..” ujarnya sambil menyeka air matanya lagi. Setengah hatinya merasa lega telah berbicara seperti ini dihadapan Eunhyuk yang sedang koma, namun setengah hatinya lagi merasa terluka dan tidak mengerti dengan apa yang baru saja dia ucapkan.

Dari balik kaca, Kyuhyun melihat Hyojin sedang menangis dihadapan Eunhyuk. Dia memperhatikan gadis itu lekat-lekat. Hyojin mencoba bicara dengan Eunhyuk yang belum terbangun dari komanya. Kyuhyun menunduk. Dia teringat pada kejadian setahun yang lalu.

Flashback’s Story

1 year later

At Seoul Hospital Centre

Sewaktu itu hujan di luar turun dengan deras. Kyuhyun melihat dari kejauhan Hyojin sedang melangkah bersama seorang suster di lorong. Sepertinya mereka akan berpapasan.  Kyuhyun melangkah dengan sengaja agar berpapasan dengan Hyojin. Waktu itu hubungannya tidak sebaik sekarang. Kyuhyun adalah pria yang tidak banyak bicara didepan Hyojin membuat gadis itu sering mengeluh dan mengiranya Kyuhyun sangat membencinya. Karena Hyojin sempat memergoki berali-kali dia berinteraksi dengan gadis lain kecuali dirinya.

Langkah mereka semakin dekat. Kyuhyun berharap banyak Hyojin bisa menyapanya seperti saat mereka duduk di bangku SMA dulu. Namun apa yang terjadi? Hatinya sangat kecewa terhadap pikirannya yang terlampau jauh menginginkan semua itu terjadi. Hyojin melewati dirinya begitu saja. Kyuhyun menghentikan langkahnya. Dia selalu memikirkan cara bagaimana untuk dekat lagi dengan Hyojin sebagai sahabat.

Ketika Kyuhyun membalikkan badannya dia mendengar suara teriakan dari Hyojin. Kyuhyun memperhatikan apa yang menjadi sumber teriakan Hyojin ketika suara roda dari ranjang dorong rumah sakit ini terdengar dari ujungnya. Kyuhyun mencoba melihat dengan jelas lagi .. Wajah pria yang dikenalnya terluka dipenuhi dengan darah. Dia melihat Hyojin berlari menemui pria yang sedang terbaring lemah.

“H.. Hyung !”

Tubuhnya gemetar ketika mencoba berlari menghampiri pria itu yang tak lain adalah Euhyuk, kekasih Hyojin. Hyojin dan Kyuhyun berlari bersama mengikuti ranjang itu sampai pada emergency room. Kyuhyun mencoba memeriksa denyut nadinya.

“Apa yang sedang terjadi?” tanya Kyuhyun pada suster dihadapannya.

“Pasien ini mengalami kecelakaan, dokter Cho.”

“Siapa yang membawanya?!” teriak Hyojin.

“Mi.. Mianhamnida saya tidak bertanya tentang hal itu.” Suster itu membungkuk meminta maaf. Kyuhyun sempat melirik cemas ke arah Hyojin.

“Oppa, apa kau mendengarku ?! Oppa, ireonaseyo jebalyo.. Oppa..” Hyojin terlihat tidak baik. Kyuhyun sangat mengkhawatirkan perasaan gadis itu. Ranjang itu memasuki ruang emergency. Kyuhyun mencoba menahan Hyojin. Dia mencengkal pergelangan tangan Hyojin.

“Aku akan mengurusnya, kau berdoa dan menunggulah disini.”

“Aku juga dokter Kyu, apa aku tidak bisa melihat semua prosesnya hah?! Aku kekasih dari pasien tadi !” Hyojin berteriak pada Kyuhyun. Kyuhyun mencoba menghela napas. Tangannya menyentuh pundak Hyojin.

“Aku tahu. Tapi lebih baik kau menunggu di luar dan menunggu kabar baik dariku. Tidak baik jika kau melihatnya karena kau mengenali pasien.”

“Kyu kau harus berjanji padaku untuk menyembuhkannya.” Hyojin menggenggam tangan Kyuhyun. Matanya menatap serius Kyuhyun yang sedang melamun karena Hyojin menggenggam tangannya. Itu pertama kalinya Hyojin kembali memohon padanya. Dia tidak tega dengan Hyojin.

“Kau hanya perlu percaya padaku saja. Aku akan berusaha untukmu.”

Flashback’s end.

 

Kyuhyun masih menunduk mengingat kisah hidupnya setahun yang lalu dan hari ini semua itu seperti terulang kembali. Dia menyadari bahwa demi Hyojin dia sudah terlalu banyak mengorbankan perasaannya. Dia tidak ingin melihat Hyojin menangis jadi dia berusaha untuk menyembuhkan Eunhyuk dan melewati masa kritisnya. Bahkan dia mencari pendonor jantung untuk kesehatan Eunhyuk. Semua itu dia lakukan hanya untuk membuat Hyojin bahagia. Kyuhyun mengembangkan senyumnya.

“Hyung, kau sangat beruntung..” ujarnya pada dirinya sendiri.

Hanwoo yang kembali dari kamar mandi terhenti sejenak karena melihat dokter Kyuhyun sedang berdiri di balik ruang Eunhyuk dirawat. Hanwoo melirik ke dalam melihat Hyojin masih berdiri di dalam sana. Tak lama Kyuhyunpun pergi.

 

*

Hyojin masuk ke ruangan kerja Kyuhyun. Disana dia melihat Kyuhyun yang sedang menulis di atas mejanya. Kyuhyun menoleh melihat Hyojin yang sedang menutup pintu. Wanita itu mendekati Kyuhyun lalu menyerahkan sebungkus cokelat di atas meja Kyuhyun.

“Untukmu.” Ujar Hyojin.

“Cokelat? Untukku? Tumben sekali.” Kyuhyun mengambil cokelat itu membolak-balikkan  cokelatnya. Dia mengulum bibirnya sambil mengangguk-anggukkan kepalanya sempat membuat Hyojin terpesona akan aura Kyuhyun.

“Anggap saja permintaan terima kasihku karena telah menyembuhkan Eunhyuk oppa.”

“Hyojin-i itu memang tugasku untuk menyembuhkan pasien.”

“Yah setidaknya kau sudah berusaha, gomawo Kyu.”

Mereka masih terlihat canggung. Bahkan Hyojin sempat membungkuk ke arah Kyuhyun. Hyojin membalikkan badannya hendak keluar dari ruangan Kyuhyun. Mereka berdua sepertinya sama-sama ingin melupakan masalah ciuman  waktu itu dan tidak ingin mempermasalahkannya lagi.

“Hyo..” panggil Kyu. Hyojin yang hendak membuka pintu menarik lagi tangannya. Hyojin menoleh melihat Kyuhyun.

“Ayo kita pergi makan malam” ujar Kyuhyun dalam hatinya. Hanya dalam hati. Dia hanya berani dalam hati mengatakannya dan mungkin akan dia pendam terus keinginannya sampai mati. Hyojin mengernyitkan keningnya tidak sabar dengan Kyuhyun yang memanggilnya.

Wae?” tanya Hyojin.

“Anio.” Kyuhyun menggelengkan kepalanya. Hyojin memutuskan untuk  pergi meninggalkan Kyuhyun. Kyuhyun hanya memandangi punggung Hyojin yang mulai menghilang ketika pintu ini ditutup. Kyuhyun menyadari punggung Hyojin sangat cantik dari belakang. Kenapa dia baru menyadarinya sekarang bahwa Hyojin mempunyai punggung yang sangat cantik walaupun tertutup oleh jas putihnya yang dapat dia lihat dengan baik. Dia baru menyadarinya ketika Hyojin meninggalkannya..

*

Eunhyuk akhirnya siuman sore ini tepat pukul 5 sore. Dia ditemani Hanwoo yang sedang tertidur. Eunhyuk memandangi Hanwoo seksama yang masih terpejam. Dia sangat bahagia melihat Hanwoo berada disisinya. Tiba-tiba pintu kamarnya terbuka. Eunhyuk cepat-cepat memejamkan matanya lagi sebelum orang lain menyadari dirinya sudah siuman.

Hanwoo terbangun dengan cepat dari tidurnya menoleh ke arah pintu melihat pria dan wanita setengah baya masuk ke ruangan ini. Hanwoo merasa asing dan cepat-cepat bangkit dari tidurnya. Hanwoo setengah membungkuk memberi salam.

“Eunhyukie !” wanita setengah baya itu langsung berteriak histeris memeluk Eunhyuk diikuti pria disampingnya. Wanita setengah baya itu menangis manja di pelukan anaknya.

“Kenapa anakku selalu mendapat nasib naas seperti ini? Sungguh malang dirimu Eunhyukie.” ujar wanita setengah baya berambut pendek itu.

“Sudahlah istriku. Eunhyuk akan baik-baik saja. Jika kau memeluknya seperti ini dia akan kesakitan.” Ujar pria setengah baya disampingnya.

Hanwoo mengerti sekarang siapa dua orang ini yang tak lain adalah kedua orang tua Eunhyuk. Hanwoo belum berani untuk menyapa lagi dan membiarkan mereka bertemu dengan Eunhyuk.

Hyojin tiba-tiba masuk ke ruangan menemui mantan calon mertuanya. Hyojin memeluk ibu Eunhyuk dan menyuruhnya untuk berhenti menangis. Disana Hanwoo sedikit canggung dengan keadaan yang seperti menyudutkannya. Hanwoo hendak membalikkan badannya meninggalkan ruangan ini.

Eomonim jika menangis lagi, Eunhyuk oppa tidak akan senang. Berbicara baik dengan oppa agar oppa cepat bangun.” Hyojin memberi saran.

“Hyojin-i, kau masih baik dengan Eunhyuk padahal kalian sudah putus aku sangat-sangat berterima kasih.”

Hanwoo yang hendak membuka pintu terdiam hanya karena mendengar kalimat terakhir yang dilotarkan ibu Eunhyuk. Hyojin menoleh ke belakang melihat Hanwoo dengan tatapan tidak enak. Dia melihat Hanwoo yang masih menunduk di depan pintu setelah mendengar ucapan ibu Eunhyuk.

“Hanwoo-ya ..”

Eunhyuk yang mulai mengerti dengan keadaan yang seperti ini dengan cepat dia memutuskan untuk mengigau saja. Dia tidak ingin terjadi salah paham lagi dengan Hanwoo yang dia tahu masih ada di ruangan ini. Dia tidak ingin Hanwoo berpikir yang tidak-tidak mengenai dirinya dan Hyojin tanpa mendengarkan penjelasannya terlebih dahulu.

*

Beberapa jam kemudian, Eunhyuk benar-benar sudah siuman. Hanwoo menatapnya masih tidak percaya bahwa pria itu sudah siuman. Hatinya yang masih merasa bersalah dan iba membuatnya canggung untuk menatap pria yang masih terbaring lemas ini. Kepalanya masih dibaluti perban.

Miane..” ujar Hanwoo.

Gwen..”

“Kenapa kau melakukan hal seperti itu ?” Hanwoo memotong pembicaraan Eunhyuk.

“Aku melakukannya karena ingin menolong Daehi.”

“Tidak usah mengkhawatirkan kami.”

“Daehi ingin menyebrangi jalan.”

“Daehi memang suka menatap jalanan yang ramai jika bertengkar denganku. Kau tidak usah khawatir.”

Eunhyuk terdiam. Tatapannya sayu dan berkaca-kaca. “Yak Lee Hanwoo, tidakkah kau bisa menerima sedikit saja pengorbananku?”

“Karena aku selalu melihatmu berkorban hingga terluka seperti ini aku jadi mengkhawatirkanmu. Apa kau tidak melihatku sakit jika melihatmu seperti ini? Aku akan tambah menyalahi diriku sendiri.” Ujarnya sambil menangis. Air matanya tidak dapat dibendung lagi. Melihat hal ini Eunhyuk terdiam. Tangannya meraih jemari Hanwoo kemudian menggenggamnya.

Uljimayo. Semua ini salahku.”

“Kenapa kau selalu menyalahi dirimu sendiri?”

“Karena aku terlalu bodoh untukmu. Aku tidak bisa bersikap baik sehingga membuatmu bahagia. Mianhe.”

“Kau memang bodoh.. Kau tahu bagaimana paniknya aku hah?”

“Kau panik?”

“Tentu saja !”

Eunhyuk tersenyum sambil mengembungkan pipi kanannya. Dia hanya senang Hanwoo memikirkannya seperti itu. Dia rasa dia sedang mengalami cinta buta kali ini.

“Apa Daehi baik-baik saja? Aku ingin bertemu dengannya.”

Hanwoo mengangguk. “Dia baik-baik saja.”

“Jangan meninggalkanku lagi ..” ujar Eunhyuk menatap Hanwoo serius.

*

Makan malam ini Eunhyuk disuapi ibunya karena dirinya masih belum bisa makan dengan baik. Tangan kanannya tertekuk tergantung dengan penyangga kain yang diikatkan dilehernya. Wanita setengah baya itu menatap Eunhyuk khawatir. Jika sedang tidak terbaring lemah dia pasti sudah menjewer telinga anaknya itu.

“Kenapa kau bisa putus dengan Hyojin hah?” tanya ibunya tiba-tiba. Eunhyuk membenarkan posisi duduknya.

“Itu … Kami sudah tidak cocok lagi.”

“Alasan yang klise. Apa kau yang memulainya duluan? Apa karena gadis itu?”

Anio eomma. Eomma tidak usah khawatir dengan hubungan kami. Kami masih baik-baik saja. Hyojin menyukai Kyuhyun jadi aku harus merelakannya.”

“Kenapa kau harus merelakannya? Seharusnya kau mempertahankannya.”

“Tidak ada yang bisa dipertahankan eomma.”

“Memangnya siapa gadis itu?”

Eunhyuk terdiam sesaat. “Namanya Lee Hanwoo. Eomma, aku menyukainya.”

Ibu eunhyuk terdiam. “Aigoo, jika anakku menyukainya aku bisa apalagi?”

Eunhyuk tersenyum lega mendengar ucapan ibunya. “Eomma, jeongmal kamsahamnida..

Ibu Eunhyuk tersenyum melihat ketulusan di mata anaknya. Dia menyentuh pipi Eunhyuk dan mengelusnya lembut.

*

Hyojin berdiri di depan pintu kamar Eunhyuk. Karena tirai kamar ruangan di depannya menutupi jendela dia penasaran dengan apa yang sedang Eunhyuk lakukan di dalam sana. Hyojin tidak berani membuka pintu. Dia hanya menatap gagang pintu itu dengan ragu. Apakah dia harus masuk menemui Eunhyuk atau tidak?

“Kenapa kau berdiri saja? Tidak mau masuk?”

Hyojin menoleh dan terkejut melihat Eunhyuk yang habis dari jalan-jalan sudah berada dihadapannya. Eunhyuk dan Hyojin akhirnya duduk di ruang tunggu. Ruang tunggu yang sepi hanya ada mereka berdua saja dan beberapa suster melangkah di sekitar mereka.

“Syukurlah kau sudah siuman.”

“Apa kau mengkhawatirkanku?”

“Tentu saja !”

Eunhyuk tersenyum mengacak-acak rambut Hyojin. Wanita itu sedikit tidak suka dengan sikap manis Eunhyuk lalu memasang wajah masamnya.

“Yak yak ! Kenapa reaksimu seperti itu?”

“Jangan bertingkah konyol lagi, oppa. Kau hanya akan membuatku akan salah paham dengan sikapmu dan menyukaimu lagi.”

“Jadi kau sudah bisa melupakanku?”

“Anio, aku hanya harus mengabaikanmu. Maka dari itu kau jangan bersikap baik padaku.”

“Lalu apakah aku harus memukulmu?” Eunhyuk memasang aksi siap-siap memukuli Hyojin. Wanita itu terbawa suasana dan menyilangkan kedua tangannya untuk melindungi diri jika Eunhyuk benar ingin memukulnya. Nyatanya Eunhyuk tidak melakukan hal itu, dia hanya mencoba bercanda dengan Hyojin. Eunhyuk tertawa melihat tingkah Hyojin.

Oppa aku bertemu dengan wanita yang kau suka.”

Hmmm, kau pasti sudah menemuinya. Bagaimana menurutmu?”

“Entahlah. Kau menggoreskan luka yang dalam di hatiku” terang Hyojin.

Oppa aku akan jujur padamu.” Ujarnya lagi.

“Jujur tentang apa?”

“Karena aku sudah berjanji jika kau siuman aku akan bercerita.”

“Apa itu? Apa tentang Kyuhyun?” goda Eunhyuk. Hyojin sedikit tersenyum mengenang pria itu.

“Kau salah mengenai perasaan Kyuhyun padaku. Dia tidak menyukaiku. Apa itu hanya alasanmu saja agar kita bisa berpisah?”

“Begitu? Kau yang lebih mengenal Kyuhyun daripada aku. Hyojin-a, kau tahu kenapa aku tidak bisa mempertahankanmu disisiku? Sudah lama aku menyadari bahwa kau menyukai Kyuhyun diam-diam. Kau selalu peduli padanya, kau sangat bahagia ketika menceritakan Kyuhyun padaku. Enam tahun aku bersamamu, apa tidak cukup untuk mengenalmu hah? Aku juga mengenal Kyuhyun. Kalian saling menyukai namun kalian tidak bisa menemukan jalan itu karena ada tembok penghalang yang membatasi kalian dan tembok itu adalah aku. Aigoo, bagaimana aku bisa menjadi sebuah tembok penghalang? Bukanhkah tembok penghalang itu harusnya dihancurkan saja? Kau menyukainya kan, Hyojini?” tanya Eunhyuk mencoba memastikan Hyojin dengan menatap kedua mata gadis itu. Dia melihat senyum yang tersembunyi dalam diamnya. Eunhyuk tersenyum mengetahuinya.

Hyojin masih terdiam. Dia hanya menunduk tidak menjawab. Dia tidak bisa menjawab pertanyaan Eunhyuk karena apa yang dikatakan mantan kekasihnya itu ada benarnya juga. Jika dia menyalahkan Eunhyuk selama ini, justru dialah yang bersalah selama ini. Dia memanfaatkan Eunhyuk untuk membuat Kyuhyun cemburu. Walaupun pada akhirnya dia juga merasa nyaman dengan Eunhyuk tapi dia tidak bisa membohongi perasaannya tentang siapa yang sangat dia suka dan dia tahu Eunhyuk lambat laun pasti akan mempermasalahkan hal ini.

“Kau benar oppa. Aku menyukainya.”

Eunhyuk menoleh ke arah Hyojin. Dia tidak percaya Hyojin akan berkata seperti itu. Tebakannya selama ini terasa benar dan meyakinkan. Hyojin juga akhirnya menyadari dengan perkataannya setelah dia berpikir lama siapa orang yang paling sering dia pikirkan, Eunhyuk atau Kyuhyun? Ternyata selama ini Kyuhyun selalu menyertai hari-harinya di banding Eunhyuk.

“Benarkah? Itu bagus kan?”

“Tapi aku juga menyukaimu.”

“Aku tahu itu. Tapi sadarlah Hyo setahun belakangan ini kau sangat sering menyebut nama Kyuhyun.” Eunhyuk tiba-tiba menjitak pelan kepala Hyojin agar wanita dihadapannya tersadar dengan perasaannya sendiri. “ Aigooo, sudahlah intinya kau menyukainya.”

Hyojin mengembangkan senyumannya. Sudah sangat lama rasanya dia tidak bercanda seperti ini dengan Eunhyuk. Dia melihat Eunhyuk sudah kembali normal seperti dulu. Hyojin kemudian memeluk Eunhyuk.

“Oppa, tapi Kyuhyun selalu menyakitiku. Dia sangat tidak gentle.” Ujarnya sambil mendesis. Hyojin melipat kedua tangannya.

“Itu karena dia mengira kau sangat mencintaiku. Dia memang pria yang bodoh.” Ejek Eunhyuk.

“Yak ! Kau mengejeknya? Kau tidak tahu dia yang sudah menolongmu hah?” Hyojin melepas pelukannya lalu membentak Eunhyuk.

“Wooo, Hyo kau berlebihan sekali membelanya. Kau tahu, kau sangat plin plan.” Eunhyuk menepuk tangannya memberi applause pada Hyojin.

Jinjayo? Apa seperti itu?”

*

Kyuhyun melihat Hyojin memeluk Eunhyuk. Dia masuk ke dalam kantornya dengan perasaan frustasi. Kyuhyun membuka jas putihnya menempatkannya di punggung kursi. Dia duduk disana. Tangannya menarik laci dan mengeluarkan sebuah surat.

Dia melihat surat perpindahannya ke luar kota. Dua minggu lagi dia akan pindah ke daerah pedesaan di Pulau Jeju. Dia bisa saja menolak perpindahan itu dan menggantikannya dengan dokter lain. Tapi jika Hyojin menyakiti hatinya seperti ini, dia harus berpikir ulang mengenai perpindahannya kali ini.

Hyojin membuat luka terlalu banyak untuk hatinya. 6 tahun lebih dia memendam perasaannya pada Hyojin, tapi sedikitpun gadis itu tidak memperhatikan dirinya. Kali ini dia ingin membenahi kehidupannya di Pulau Jeju ….

*

Hyojin sedang makan siang bersama dua dokter pria dihadapannya yang juga ikut menemaninya makan siang. Dokter Park dan Dokter Seo sedang berbicara mengenai perpindahan Kyuhyun ke Pula Jeju. Hyojin merasa tidak enak makan mendengarnya.

“Kapan Kyuhyun akan pindah?” tanya Hyojin memberanikan diri.

Mollayo. Kau kan dekat dengannya. Apa dia tidak memberitahumu, Hyojin-ssi?” tanya dokter Seo membuat Hyojin sedikit tercengang. Kyuhyun tidak ada memberitahu kabar perpindahannya.

“Apa kalian sedang bertengkar hah?” tanya dokter Park menunjuk-nunjuk Hyojin dengan sumpitnya.

Selesai makan Hyojin masuk ke dalam kamar mandi. Dia mencuci tangannya di wastafel. Tatapannya kosong walaupun tangannya bergerak di dalam air yang mengucur. Hyojin mengangkat wajahnya kemudian mematikan krannya. Dia melihat matanya yang sedang berkaca-kaca. Sedalam inikah perasaannya pada Kyuhyun?

*

Hyojin membuka pintu ruang kerja Kyuhyun setelah mengetuknya tiga kali dan mendengar perintah Kyuhyun untuk masuk. Hyojin memberanikan diri untuk menghadap Kyuhyun. Dia hanya ingin melihat Kyuhyun.

Kyuhyun yang sedang menulis menghentikan aktivitasnya ketika melihat Hyojin sudah berdiri dihadapannya.

“Apa aku mengganggumu?”

Anio. Duduklah.”

Hyojin duduk dihadapan Kyuhyun mengikuti perintah pria itu. Rasanya sangat canggung dia tidak tahu harus memulai pembicaraan dari mana.

“Ada apa?”

“Itu .. Aku mendengar kabar perpindahanmu.”

“Ah ne, waeyo?”

“Kenapa kau tidak memberitahuku?”

“Dua minggu lagi aku akan pindah ke daerah Jeju. Aku disana akan menetap.”

Hyojin mencoba menahan napasnya. Dia mencoba menahan perasaannya yang meluap. Rasanya sangat perih dan mencekat di tenggorokan menahan tangisnya. Dia menarik napas berusaha mungkin untuk tidak menunjukkannya dihadapan Kyuhyun.

“Araseo. Pergi saja yang jauh.”

Hyojin bangkit dari duduknya lalu keluar dari ruangan ini. Kyuhyun mencoba mencerna ucapan Hyojin yang tidak dia mengerti. Walaupun dia tidak yakin dengan apa yang ada dipikirannya tapi dia masih menyangkal semua hal yang berbau “Hyojin tidak mungkin mempunyai perasaan padanya …”

*

Beberapa hari kemudian Eunhyuk sudah diperbolehkan pulang. Hanwoo mengemas baju-baju Eunhyuk. Dia juga mengajak Daehi datang bersama Sungmin. Daehi sangat senang bertemu dengan Eunhyuk. Begitu juga Eunhyuk yang sangat senang bisa bertemu Daehi.

“Aku akan membawa tas ini kebawah lebih dulu. Kalian segeralah menyusul.” Ujar Sungmin mengangkat tas hitam milik Eunhyuk yang di dalamnya berisi pakaian-pakaiannya.

Sungmin-ssi..” panggil Eunhyuk.

Ne? Apa ada yang kau butuhkan lagi Eunhyuk-ssi?”

Eunhyuk tersenyum menggeleng memperlihatkan senyum manisnya yang sempat membuat Hanwoo tercengang ketika menatap wajahnya. “Gomawoyo Sungmin-ssi.

Sungmin mengangguk lalu menepuk punggung teman semasa kuliahnya itu. “Gwenchanayo.” Sungmin meninggalkan ruangan ini. Eunhyuk mencoba kesempatannya menggenggam tangan Hanwoo dengan tangan kirinya yang tidak diperban. Hanwoo tersenyum menatapnya. Gadis itu membalas genggaman tangan Eunhyuk. Hanwoo menggenggam tangan Daehi dengan tangan kirinya. Mereka melangkah keluar ruangan menyusuli Sungmin.

 

*

Hanwoo memasuki apartemen Eunhyuk. Daehi tidak ikut dan dia membiarkan gadis kecilnya pulang bersama Sungmin. Dia menaruh baju-baju Eunhyuk di lemari. Eunhyuk memperhatikan Hanwoo dengan seksama.

Ja, sudah selesai. Aku akan pulang.” Ujar Hanwoo.

“Bagaimana jika aku lapar?” Eunhyuk belum ingin ditinggalkan Hanwoo.

“Benar juga. Apa kau lapar? Kau tidak bisa memasak dengan tangan seperti itu.”

“Tentu saja. Kau harus memasakkanku.”

Hanwoo mengedip-ngedipkan matanya. “Ummm, baiklah kalau begitu. Apa ada bahan-bahan di kulkas?” Hanwoo melangkah ke dapur. Eunhyuk tersenyum tahu rencananya berhasil menunda kepulangan Hanwoo.

Hanwoo mulai mengeluarkan bahan-bahan di dalam kulkas. Dia mulai memotong wortel, menghidupkan kompor, menuangkan minyak goreng di atas penggorengan, lalu kembali memotong bawang putih. Tidak lama kemudian semangkok bibimbap sudah ada di atas meja Eunhyuk. Eunhyuk hanya melihatnya saja karena tidak tahu bagaimana cara memakannya. Hanwoo yang duduk dihadapan Eunhyuk mengerti karena Eunhyuk tidak bisa menggunakan tangan kirinya. Dia menarik mangkoknya kemudian menyuapkan bibimbapnya ke mulut Eunhyuk. Pria itu tersenyum sambil mengunyah.

Beberapa jam kemudian mereka merebahkan diri di atas ranjang. Hanwoo tidak pulang karena ingin menemani Eunhyuk.

“Kau bisa menelepon kedua orang tuamu.”

“Anio, aku sudah memutuskan untuk hidup mandiri.”

“Tapi ..”

“Hanya sehari saja tetaplah bersamaku, besok aku akan menelepon orang tuaku.” Eunhyuk menatap Hanwoo. Tatapan Eunhyuk membuat Hanwoo gugup dan memalingkan tatapannya ke arah lain. Dia berusaha meyakinkan wanita itu.

“Apa yang terjadi pada Daehi waktu itu?” Kau memarahinya?” tanya Eunhyuk.

“Dia mengatakan merindukanmu. Dia ingin bertemu denganmu dan kesal denganku karena dia pikir kau tidak datang menemuinya lagi karena aku memarahimu.” Mendengar itu Eunhyuk membalikkan badannya menghadap Hanwoo namun dia meringis karena bahunya masih sakit. Hanwoo menoleh khawatir kemudian membenarkan posisi tidur Eunhyuk.

“Yak, kau itu jangan macam-macam dulu. Apa sakit?”

“Gwenchanayo.”

“Daehi seperti itu karena mungkin dia merasa kau mirip sekali dengan ayahnya. Dia menyukaimu.”

“Lee Donghae membuatku jatuh cinta padamu dan juga Daehi.”

“Apa jika kau tidak menggunakan jantung Donghae, kau masih tetap mencintaiku?”

“Jantung ini memang milik Donghae, tapi isi otakku yang memikirkanmu setiap saat masih milikku.”

“Kau juga memikirkanku?”

“Aku selalu mengkhawatirkanmu karena kau orang yang ceroboh.”

Yak !” Hanwoo mencubit lengan Eunhyuk.

Appayo !” kesal Eunhyuk.

“Apa kau pernah berpacaran dengan Hyojin?” tanya Hanwoo.

Ne.” Eunhyuk menjawabnya dengan suara pelan. Dia terdengar sedikit hati-hati menjawabnya. Dia takut Hanwoo akan marah padanya karena membahas masa lalunya.

“Dia orang yang cantik, kenapa kau bisa memutuskannya?”

“Tapi kau lebih cantik darinya.” Eunhyuk mencoba menggodai Hanwoo dan mengalihkan pembicaraan. Hanwoo tertawa pelan.

“Ucapan klise para pria.” Hanwoo mendumel.

“Aku mengucapkan yang sebenarnya.”

“Apa kau menyakiti Hyojin karenaku?”

Eunhyuk mendesis. “Bagaimana kau bisa berpikiran seperti itu?”

“Aku akan berpikiran buruk jika kau tidak berterus terang padaku.”

Eunhyuk mengerti dengan ucapan Hanwoo. Tingkat keingin-tahuan Hanwoo sangat tinggi sekali mengenai Hyojin. “Apa kau cemburu pada Hyojin?”

“Untuk apa aku cemburu jika nyatanya kau lebih memilihku.”

Eunhyuk menoleh menatap Hanwoo dan bergidik merinding mendengar ucapannya. “Kau membuatku geli.” Ledek Eunhyuk.

“Hyojin menyukai pria lain.” ucap Eunhyuk lagi.

“Apa dia selingkuh?”

“Anio. Dia wanita yang sangat baik. Aku yang memutuskannya.”

“Kenapa kau memutuskannya? Apa karena aku?”

“Ne, karena kamu.”

“Yak !!”

Eunhyuk kemudian tertawa. “Sudah kukatakan dia menyukai pria lain, Hanwoo-ya. Aku sudah memikirkan ini dari lama. Hyojin menyukai Kyuhyun. Mereka saling menyukai namun mereka tidak mempunyai kepercayaan diri untuk saling mengungkapkan. Enam tahun bersamanya aku mengetahui semua perubahan Hyojin perlahan-lahan. Belakangan ini dia sangat sering bercerita mengenai Kyuhyun. Kupikir aku seharusnya cemburu, tapi aku tidak merasakan hal itu. Aku malah ingin mempersatukan mereka berdua. Karena terlalu lama mengenal Hyojin, aku sudah menganggapnya seperti adikku sendiri.”

“Jadi jika kau sudah lama denganku, apa kau juga akan menganggapku adikmu?”

“Mwo? Apa kau sedang mengharapkanku untuk menjadi kekasihmu? Kau mengharapkanku lagi?”

Hanwoo mencubit lengan Eunhyuk lagi karena kesal pria itu terus meledeknya secara tidak langsung. Dia menganggap Eunhyuk tidak serius dengan jawabannya.

“Apa kau mengharapkanku?” Kini Eunhyuk memaksa tubuhnya agar bisa menghadap Hanwoo. Dia menghimpit Hanwoo.

“Yak, kau bisa sakit.” Ujar Hanwoo pelan karena merasa wajah Eunhyuk sangat dekat dengan wajahnya.

“Hanwoo-ya, apa kau mengharapkanku?” Eunhyuk bertanya lagi dengan tatapan serius. Hanwoo mengangguk meyakinkan Eunhyuk dan agar dia membenarkan posisinya lagi. Tapi pria itu malah mencium bibir Hanwoo. Hanwoo terkejut dengan tingkah Eunhyuk. Namun tak lama kemudian dia juga membalas ciuman Eunhyuk.

*

Keesokan harinya Hanwoo datang bersama Daehi menjenguk Eunhyuk. Daehi berlari sambil berteriak memeluk Eunhyuk yang menunggunya di depan pintu. Eunhyuk menangkap gadis kecilnya lalu menekuk lututnya menyetarakan tingginya dengan tinggi Daehi.

“Ajuhsi, lain kali hati-hati jika mau menyeberang jalan. Songsaenim bilang kalau mau menyeberang, menyeberanglah di zebra cross.” Daehi memberi nasihat kepada Eunhyuk. Pria itu terkejut mendengar ucapan Daehi layaknya orang dewasa namun masih terlihat polos karena dia masih anak kecil.

“Aigoo.. Baiklah Daehi-ya, ajuhsi akan menuruti ucapanmu. Ja, kajja masuk ke dalam.” Eunhyuk berdiri menarik Daehi dengan tangan kirinya mengajak masuk ke dalam. Hanwoo masuk ke dalam menutup pintu lalu mengikuti mereka.

Eunhyuk sedang memperhatikan Daehi menggambar di buku gambarnya. Daehi mulai membuat pola-pola yang lebih memperlihatkan tiga manusia. Dia menambahkan kupu-kupu di atas kepala orang-orangan yang ada di tengah.

Mwo, nuguya Daehi-ya?” tanya Eunhyuk.

Igo, eomma, Na ya, Eunhyuk ajuhsi dan ini appa di Surga ..”

Eunhyuk tercengang mendengarnya. Tangannya meraih kepala Daehi kemudian mengelusnya pelan dan lembut. Dia merasa gadis kecil ini sangat butuh perhatian ayahnya. Sedangkan Donghae sudah meninggalkannya sewaktu dia masih kecil. Bahkan Daehi belum sempat mempunyai kenangan bersama ayahnya.

*

“Aigoo benar-benar melelahkan jika terus seperti ini.” Eunhyuk mengeluh mengenai tangannya yang masih terlipat terbungkus perban.

Dia memasuki kamarnya kemudian merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Eunhyuk menatap langit-langit kamarnya. Dia mencoba memejamkan matanya. Beberapa menit kemudian dia membuka matanya lagi. Eunhyuk merasa tidak nyaman dengan kondisinya. Dia merasa sedikit sesak dan tiba-tiba ingin mual.

Eunhyuk berdiri berlari membuka pintu kamar mandinya. Dia memuntahkan rasa mualnya di wastafel. Kadang terbatuk-batuk sesaat lalu memutahkan isi perutnya lagi. Tiba-tiba sekali seperti ini. Keringatnya mengucur. Tangannya bergetar. Dia mencoba menggapai-gapai obat penenangnya di laci atas wastafelnya. Eunhyuk menemukan obat penenangnya. Tangannya yang gemetaran membuka obat itu. Dia menuangkan satu pil berwarna putih itu lalu meneguknya ke dalam mulut. Matanya terpejam mencoba menahan rasa pahit yang mulai terasa. Sesaat napasnya mulai berangsur normal. Eunhyuk menengadah memejamkan matanya lagi.

*

Keesokan harinya Hanwoo datang lagi menemui Eunhyuk di apartemennya. Hanwoo melihat wajah Eunhyuk sedikit pucat. Dia menutup pintu lalu mendekati kekasihnya yang berdiri menunggunya.

“Apa kau sakit? Wajahmu pucat. Apa kau demam?” tanya Hanwoo mencoba menyentuh kening Eunhyuk. Pria itu menepis tangannya.

Aii, gwenchanayo. Wajar jika aku masih terlihat pucat.” Eunhyuk mencoba mendatarkan ekspresi wajahnya agar tidak ketahuan berbohong. Eunyuk tersenyum memperhatikan kekasihnya yang kini jaraknya sangat dekat. Hanwoo melingkarkan kedua tangannya di tubuh Eunhyuk. Mereka terasa nyaman seperti ini. Saking nyamannya tubuh mereka berdua bersamaan bergoyang ke kanan-dan ke kiri secara bergantian. Eunhyuk menempelkan keningnya ke kening Hanwoo. Mereka terlihat seperti sedang berdansa.

“Aku ingin menikahimu..” bisik Eunhyuk. Suaranya sangat pelan namun terdengar sangat menggoda di telinga Hanwoo. Jantung Hanwoo mulai berdebar. Dia bisa merasakan deru napas kekasihnya itu dalam dekat.

“Ayo kita menikah..” pinta Hanwoo. Mendengar hal itu Eunhyuk tersenyum menyeringai memperlihatkan giginya. Bibirnya mulai menyusuri kening Hanwoo. Memberikan kissmark disana. Ciumannya turun melewati pipinya kemudian mengecup bibir Hanwoo.Terdengar Eunhyuk mulai mendesah pelan.

Eunhyuk mencium Hanwoo. Menuntun tubuh kekasihnya memasuki kamar. Eunhyuk duduk di atas ranjang memangku Hanwoo yang membelakanginya. Tidak lama kemudian mereka sudah membuka baju masing-masing. Baju mereka berserakan di atas lantai.

Hanwoo merasa punggungnya diciumi Eunhyuk. Hatinya berdebar dan dia mulai merasakan kegugupan. Apakah dia yakin akan menyerahkan dirinya hari ini? Hanwoo memejamkan matanya sesaat. Eunhyuk merebahkan tubuhnya dan juga menarik tubuh Hanwoo ke dalam dekapannya. Mereka mulai menikmati malam bersama.

*

Seminggu kemudian …

Eunhyuk sudah sembuh dan kembali beraktifitas pada cafénya. Walaupun tangan kanannya masih terlipat terbalut perban. Dia berkeliling ruangan mengecek cafenya yang sudah lama tidak dia singgahi. Tiba-tiba handphonenya berdering. Dia melihat di layar kaca handphonenya Hanwoo meneleponnya.

Hmm.. Ada apa?”

Ajuhsi ! Tebak aku siapa?”

Terdengar suara gadis kecil di seberang yang ingin mengajak Eunhyuk bermain tebak-tebakan. Tentu saja dia mengenal ini adalah suara Daehinya.

Umm … Nuguya?” tanya Eunhyuk yang suaranya dibuat-buat seperti anak kecil agar terdengar seperti mengikuti suara Daehi.

Na ya ! Ajuhsi, kau tidak mengenalku.”

Terdengar Eunhyuk mengeluarkan tawanya. “Tentu saja aku mengenal suara milik Lee Daehi. Apa kau merindukan ajuhsi?”

Bogoshipoyo ajuhsi..” ujar Daehi. Eunhyuk tersenyum mendengarnya.

Nado bogoshipo.”

Eomma ingin bicara denganmu.” Terdengar Daehi memberikan teleponnya kepada Hanwoo.

Miane oppa. Daehi tiba-tiba ingin meneleponmu.” Suara Daehi sudah terganti dengan suara Hanwoo.

Gwenchanayo. Aku senang Daehi meneleponku. Kau sedang apa?”

“Aku sedang menjaga toko.”

“Jaga Daehi lagi jangan sampai seperti waktu ini lagi, araseo.

“Araseoo~”

“Jika Daehi kenapa-kenapa, aiiish kau akan mati di tanganku Hanwoo-ya.”

“Kenapa kau malah ingin membunuhku?”

Eunhyuk tertawa. “Kau tidak bertanya aku dimana?”

Eodiya?”

Eunhyuk tidak sadar seseorang tengah berdiri dibelakangnya sedari tadi memperhatikannya. Hyojin mencoba menunggu Eunhyuk sampai selesai menelepon dan menoleh ke arahnya. Eunhyuk membalikkan badannya berencana menelepon sambil berkeliling melihat-lihat. Dia berhenti ketika melihat Hyojin tersenyum ke arahnya.

“Aku sedang ada di Shirtless Café.”

“Apa kau sudah bisa bekerja? Bagaimana dengan tangamu?”

“Gwenchanayo. Aku akan tambah sakit jika berada di apartemen terus. Nanti akan kuhubungi lagi karena aku sedang kedatangan tamu.”

“Umm.. Oppa, hati-hati.”

“Eiii, memang aku pergi kemana? Hahaha. Gomawo.” Ujar Eunhyuk mematikan handphonenya. Dia menatap Hyojin kemudian melangkah menuju tempat duduk. Hyojin mengikuti Eunhyuk dari belakang.

Eunhyuk duduk di salah satu meja makan kayu dekat jendela. Eunhyuk menawarkan minuman dan makanan kepada Hyojin.

“Anio, aku tidak ingin makan ataupun minum. Aku sedang diet.”

“Ooh begitu. Baiklah. Ada apa mencariku dengan tatapan murung seperti itu?”

Hyojin tersenyum mendengarnya. “Aku tidak tahu harus bercerita dengan siapa kecuali kau oppa.”

“Waeyo? Apa ada masalah di tempat kerjamu? Ah, aku mengerti .. Ini pasti menyangkut Kyuhyun?”

“Kyuhyun akan pindah …” ujar Hyojin dengan suara gemetar menahan tangis. Eunhyuk menatap Hyojin dengan rasa kasihan.

*

 Sepulang Hyojin menemui dirinya, Eunhyuk berniat menemui Kyuhyun di kediamannya. Hari sudah malam tepat pukul 7 bus berhenti tepat di depan halte dekat kediaman Kyuhyun. Dia menemui Kyuhyun karena Hyojin datang lagi padanya siang ini. Eunhyuk memasuki apartemen besar di daerah Gangnam. Menaiki lift sampai pada lantai 4 tempat Kyuhyun berada. Dia menelusuri lorong yang sepi. Cahaya lampu mulai menyala dan mati otomatis ketika dia melangkah.

Dia tahu mengenai perpindahan Kyuhyun dua hari lagi setelah mendengarnya dari Hyojin. Eunhyuk merasa Kyuhyun mulai mempermainkan perasaan Hyojin. Eunhyuk berdiri di depan kamar Kyuhyun kemudian menekan bel. Tidak lama kemudian Kyuhyun membukakan pintunya dan melihat pria yang dikenalnya berdiri dihadapannya. Dari semenjak kejadian kemarin Kyuhyun belum bicara dengan Eunhyuk. Kyuhyun mulai mengepalkan tangannya menahan emosinya.

“Ada apa , hyung?” setidaknya Kyuhyun masih ingat menyebut Eunhyuk dengan sebutan hyung.

“Apa kau harus dipukul dua kali lagi agar kau sadar?”

Wae? Kenapa memukulku? Apa aku melakukan kesalahan sepertimu?”

“Apa yang kulakukan? Aku tidak melakukan apa-apa !”

Mendengar ucapan Eunhyuk, Kyuhyun mengangkat kerah baju Eunhyuk dan hendak melayangkan pukulan ke wajah pria dihadapannya itu. Jika saja dia ingat bahwa pria itu baru saja sembuh dari sakitnya, Kyuhyun pasti sudah membunuh pria dihadapannya. Eunhyuk meringis menahan sakitnya karena ulah Kyuhyun.

Wae? Kenapa tidak memukulku? Pukul saja aku. Aku menyerahkan diri. Palli !.” Eunhyuk mulai menantang pria yang sedang menatapnya penuh dengan tatapan api. Dia memberikan wajahnya untuk dipukuli Kyuhyun. Kyuhyun tidak menjawab dan ini membuat Eunhyuk sangat geram padanya. Dia mendorong tubuh Kyuhyun dengan tangan kirinya yang tersisa sehingga pria itu melepaskan tangannya pada kerahnya.

“Hyung, berhentilah menyakiti Hyojin. Dia sangat mencintaimu.” Ucap Kyuhyun membuat Eunhyuk tertawa. Mendengar hal ini dia sangat menyadari Kyuhyun sangat bodoh. Pria yang bodoh. Kyuhyun mengernyitkan keningnya melihat ekspresi Eunhyuk yang di luar dugaan.

“Kyu, kau tidak paham atau tidak peka? Sesungguhnya yang masalah disini adalah dirimu.”

“Kenapa aku?”

“Apa aku yang harus mengatakannya? Aiish, jangan menyesal jika aku yang mengatakannya Kyu, yang Hyojin sukai adalah kau bukan aku.” Eunhyuk menunjuk Kyuhyun kemudian menunjuk dirinya.

Kyuhyun terdiam. “Apa maksudmu?” Dia masih tidak mengerti. Lebih tepatnya tidak percaya dengan ucapan pria didepannya dan butuh kepastian bahwa itu semua bukanlah ucapan belaka.

“Kyu, kau harusnya lebih peka lagi. Kau yang lebih sering bersama Hyojin harusnya tahu apa yang paling dirasakannya. Aigo. Bagaimana dia bisa menangis datang menemuiku hanya karena mendengarmu akan pindah. Dia sudah lama menyukaimu karena ini aku memutuskan untuk berhenti dengannya. Apa aku terlihat sejahat itu, Kyu?” ujar Eunhyuk melemah. Kyuhyun masih terdiam.

“Kau bicara apa?”

Eunhyuk menepuk pundak Kyuhyun sambil menggeleng. Menurutnya Kyuhyun benar-benar pria yang tidak peka terhadap perasaan wanita.

“Aigo, bagaimana kau tidak sepeka ini? Yang menjadi kunci utama disini adalah kau Kyu. Dia tidak mungkin mengatakannya. Kaulah yang harusnya mengatakan hal itu lebih dulu. Temuilah dia.”

“Dimana dia sekarang?!” Kyuhyun mulai panik. Eunhyuk tertawa sambil menunjuk-nunjuk ke arah Kyuhyun.

“Kau pasti lebih tahu dia berada dimana daripada aku.”

Kyuhyun langsung berlari meninggalkan Eunhyuk. Melihat tingkah Kyuhyun dia tersenyum sangat lega.

“Yak, jangan menyakiti adikku terlalu banyak Kyu !” teriak Eunhyuk. Eunhyuk hendak pergi dari apartemen ini namun dia teringat sesuatu bahwa pintu apartemen Kyuhyun masih terbuka.

Aigo, bahkan dia lupa menutup pintu. Benar-benar …” Eunhyuk menutupu pintu lalu menjauh dari ruangan ini. Dia melewati koridor yang sepi hendak masuk ke dalam lift. Tapi tiba-tiba dia merasakan jantungnya terasa sakit dan berdetak sangat cepat sampai-sampai dia merasa sesak dan tidak bisa melanjutkan jalannya. Eunhyuk meringis kesakitan. Dia tidak mengerti ada apa dengan dirinya sehingga dia merasa sesakit ini.

Kepalanya terasa pusing dan berkunang-kunang. Dia melangkah pelan mendekati tembok dan menyentuh tembok itu sebagai pegangan agar tubuhnya tidak jatuh. Tubuhnya melemas. Dia merasakan jantungnya berdetak sangat cepat. Ini membuatnya sangat sakit sehingga tangan kirinya meremas kemeja putih yang dikenakannya. Dia berusaha mengambil napas yang dalam. Jemari-jemarinya bergetar kemudian dia terjatuh sebelum ada orang lain yang menolongnya.

*

Di waktu yang sama Hanwoo sedang makan berdua dengan Daehi di sebuah kedai. Daehi mengunyah jjangmyeonnya sedangkan Hanwoo menikmati kimchi jiggaenya. Hanwoo merasa tidak enak makan. Entah kenapa perasaannya tiba-tiba tidak baik.  Dia merasa ada hal yang aneh sedang menyelimuti dirinya.

Dia mencoba menghabsikan kimchi jiggaenya.  Daehi hendak minum namun gelas aluminium itu tidak sengaja dia senggol hingga tumpah ke bawah dan menimbulkan suara membuatnya tersadar bahwa dia tidak fokus dengan makannanya. Hanwoo menatap Daehi.

Daehi-ya, gwenchanayo?”

Daehi menatap takut ibunya karena sudah menjatuhkan gelas. Hanwoo terbangun mendekati Daehi dan mengambil gelas itu.

Eomma miane.

Hanwoo menoleh ke arah Daehi mengelus rambut gadis kecilnya. “Gwenchanayo.

*

Hyojin terbaring di tempat tidurnya. Hari Minggu sangat membosankan baginya. Walaupun dia tahu harinya sangat membosankan tapi dia sama sekali tidak ingin beranjak dari kamarnya. Hyojin memeriksa handphonenya berharap Kyuhyun mengirimkan pesan untuknya tapi nihil. Apa yang diharapkannya tidak terjadi. Hyojin menghela napasnya putus asa. Seperti inikah selama ini dia memikirkan Kyuhyun terlalu banyak? Bahkan dia bertanya-tanya apakah Kyuhyun juga memikirkan perasaannya sama seperti dirinya saat ini?

Sedangkan Kyuhyun berlari keluar dari lift menuju apartemen Hyojin. Langkahnya tergesa-gesa. Dia ingin segera memastikan apakah yang dikatakan Eunhyuk itu ada benarnya atau tidak?

Kyuhyun menekan-nekan bel seperti dikejar setan atau renternir. Dia sangat tidak sabar agar Hyojin cepat membuka pintunya. Tidak lama kemudian pintunya terbuka. Hyojin terkejut melihat Kyuhyun ada dihadapannya.

“K..Kyu?”

Kyuhyun sangat lega bisa bertemu dengan Hyojin. Wajahnya mendekati wajah Hyojin. Dia mencium bibir Hyojin tiba-tiba. Hyojin mengerjapkan matanya. Dia berpikir sedang berada dimana dirinya saat ini? Apakah dia sedang bermimpi? Dengan cepat Hyojin mendorong tubuh Kyuhyun lalu menamparnya agar pria itu juga terbangun dari mimpinya. Kyuhyun terkejut dengan perlakuan Hyojin.

“Apa kau hobi mempermainkan perasaanku, Kyu? Ah ..” Hyojin tiba-tiba menangis.

“Apa kau seperti ini pada semua wanita atau hanya aku saja yang merasakan sakit ini?” imbuh Hyojin lagi penuh emosi. Hyojin mengulum bibirnya.

“Apa kau sedang mabuk? Apa dimatamu aku semurah ini sehingga kau sangat suka memanfaatkanku? Apa kau tidak memikirkan perasaanku sedikit saja? Kau tidak pernah memberiku kesempatan. Kau egois Kyu.. Appayo .. Kau tidak tahu rasanya..”

Kyuhyun belum berkata apa-apa. Dia menatap Hyojin dalam tangisannya sambil memukul-mukul dadanya sendiri. Dia mulai merasa bersalah melihat Hyojin yang tersakiti seperti ini karena dirinya. Kyuhyun menarik tangan Hyojin hingga gadis itu berada dalam dekapannya. Hyojin mencoba mendorong-dorong tubuh Kyuhyun namun pria itu mempererat pelukannya. Hyojin mulai merasa lelah dan mulai menerima dekapan hangat Kyuhyun yang selalu diinginkannya. Dia menangis membasahi baju pria itu.

“Aku kira selama ini kau sangat menyukai Eunhyuk hyung. Kau boleh marah padaku karena aku tidak mengetahui perasaanmu, Hyo. Tapi aku mohon kau jangan meninggalkanku lagi.”

“Bukankah yang sebentar lagi akan meninggalkanku itu adalah kau sendiri?” tanya Hyojin sambil menangis.

“Aku sudah membatalkan perpindahanku. Ah Kita tidak usah membahas perpindahanku aku akan mengaturnya. Ada yang hal yang lebih penting yang harus kuberitahu daripada perpindahanku. Hyo, sudah sangat lama aku memendam rasa suka padamu. Bahkan aku sangat suka diam-diam memperhatikanmu. Aku tidak pernah menyukai gadis lain selain dirimu dan aku tidak pernah memikirkan gadis lain sampai hatiku sangat sakit ketika memikirkanmu. Saranghaeyo, Hyojin-a.”

Kali ini benar-benar terdengar jelas di telinga Hyojin sampai-sampai dia tidak percaya dengan kejadian ini. Hyojin hendak menatap Kyuhyun namun pria itu tidak mengijinkan dirinya untuk menatapnya. Kyuhyun mempererat pelukannya lalu membenamkan kepala Hyojin di dadanya.

“Kyu, apa aku sedang bermimpi?” tanya Hyojin polos.

“Bukan. Ini bukan mimpi. Ini nyata Hyo.”

“Aku menunggumu sangat lama Kyu .. Kau benar-benar setan.”

“Dan kau adalah malaikatku. Saranghaeyo Hyo..”

Hyojin tersenyum dan menangis terharu. Dia membalas pelukan Kyuhyun. “Nado Saranghae..

*

Sepulang dari makan, Hanwoo menaiki bus bersama Daehi. Daehi sedang tertidur di pangkuannya. Entah kenapa pikirannya tertuju pada Eunhyuk. Dia merasa perasaannya tidak enak sedari tadi. Tiba-tiba sekali. Dia mengeluarkan handphonenya untuk menelepon Eunhyuk namun handphonenya tidak aktif.

Sedangkan Hanwoo tidak tahu Eunhyuk baru saja diturunkan dari ambulance. Seseorang membawanya ke rumah sakit karena melihatnya terjatuh di apartemen. Ranjang dorong membawanya masuk ke dalam Emergency Room dibantu oleh dua suster. Seorang dokter yang berjaga menunggunya di depan pintu.

Hanwoo menitipkan Daehi di rumah Sungmin karena dia akan pergi menemui Eunhyuk di apartemen. Dia tidak berani meninggalkan Daehi sendirian di rumahnya. Hanwoo duduk di bus setelah dia berjalan dari rumah Sungmin. Dia mencoba menghubungi Eunhyuk lagi namun handphonenya tidak aktif. Dia mengirimkan pesan suara.

“Kau dimana? Kenapa mematikan handphone seperti ini? Perasaanku tidak enak. Apa kau baik-baik saja? Seharusnya kau tidak bekerja dulu dan beristirahat di rumah. Jika seperti ini aku khawatir. Umm.. Kau tahu aku ingin berterima kasih padamu karena kau membuatku tersenyum lagi setelah aku lama merasakan seperti apa rasanya tersenyum lagi. Aku mencintaimu, Eunhyuk.”

Hanwoo mengirmkan voice mail pada Eunhyuk yang tengah berjuang di Emergency Room. Eunhyuk terlihat sangat pucat dan tidak sadarkan diri. Apakah yang terjadi pada Eunhyuk sampai dia harus menerima perawatan gawat darurat? Apakah dia akan baik-baik saja setelah ini?

 

 

 

 

 

 

TBC

Bersambung lagi. Hello Shinning Readers terima kasih sudah membaca. Semoga puas dengan FF nya walaupun bersambung lagi. Ditunggu episode setelahnya. Apa yang terjadi dengan Eunhyuk di episode mendatang? Jika di kehidupan nyata nyawa kita berada di tangan Tuhan, tapi di dunia fan fiction, nyawa karakter tokohnya berada di tangan penulis xp. Maunya ini FF saya buatin NC tapi tiba-tiba mood bikin NC menghilang T__________________________T huhuhu.

Sekali lagi terima kasih sudah membaca dan mengikuti This is Love sampai episode 3 dan ditunggu episode berikutnya. Seneng banget bisa nyatuin Hyojin sama Kyuhyunnya . Dan yang minta adegan Daehi sama Eunhyuknya dibanyakin semoga suka di episode ini ya J Saya sudah membaca-baca komentar kalian sebelumnya. Saya senang sekali. Sekali lagi terima kasih dan salam kenal. ^^ Bagi yang pengen kenalan sama saya bisa di follow twitter saya @Hyeokjit dan jangan lupa mention kalau kalian salah satu shinning readers. Soalnya kalau sayanya gak dimention saya pasti ga bales he he. Mari kita berteman ~ NB: Tapi maaf-maaf saja kalau isi twitterku Eunhyuk aja dan kadang ada selingkuhan-selingkuhan lainnya kayak Doojoon, BTS, exo, dll. Wkakaaa~ karena saya suka selingkuh walaupun tetap saja isi dompet larinya ke dompet Eunhyuk, hiks. T___________T

Maaf kalau ada yang gak suka sama episode ini ya … Saya menunggu komentar-komentar memotivasi dari kalian. Mohon untuk diberi komentarnya ya Kamsaheo~

 

 

 

17 thoughts on “[3] Heart to Heart

  1. Terimakasih.. buat enhyuk sama daehinya..tapi abis episode 3 dibikin penasaran sama was was.. ayodong jantungnya enhyuk baik baik saja. ..*buatlah enhyuk oppa bahagia sebelum wamil *..nikahkan dia… he..he..

    Suka

  2. pertamanya kasihan banget sama kyuhyun dia yang menderita gitu tapi akhirnya dia happy ending juga bisa brsatu sama hyojin…

    ya ampun itu kenapa lagi dngan mu hyuk udah 2x tertabrak sekarang apalagi ihh ko jadi sakitan gitu apa ini modus biar kamu ga wamil #uppsss udah ngaur ini ngomongnya aq hihiiii…
    please jangan bikin enyuk mati lah min kasihan hanwoo udah mau melepas tittle jandanya ehh enyuk nya malah gitu hiks hiks

    Suka

  3. aduh…. kenapa lg dgn eunhyuk
    perasaan sakit mulu,, baru juga keluar dr rumah sakit eh malah sekarang masuk lg…..
    yg sabar ya buat hanwoo,
    akhirnya kyuhyun udah ngungkapin perasaan nya sama hyojin,, jd lega rasanya

    Suka

  4. ah jadi alasan eunhyuk mutusin hyojin itu, karena dia menyadari perasan kyu dan hyojin yang sama2 suka, padahal part sebelumnya udah kesel banget ama hyuk yang begitu mudah berpaling sama hanwoo, hehe
    seneng akhirnya hyojin ama kyu udah saling tau perasaan masing2. tapi eunhyuk kenapa apa masih karena kecelakaan ?

    Suka

  5. oh…ternyata ini series.nya itu…
    kemaren nyari” part awalnya koq gx ada gitu.

    hyuk kenapa lagi…aduh pas udah tau perasaan masing” koq ada cobaan lagi.,,

    Suka

  6. suka sama episod ini kooooook.
    apalagi yg bagian hanwoo di apartmen sama hyukjae,, hanwoo terampil gitu ngerawat hyukjae, dan si hanwoo tu dewasaaa bgt dicerita ini, naluri ibunya tu keliatan bgt, trus perkataan2 hanwoo, sifat, sikap dia, pas bgt mencerminkan kalo dia itu wanita yg sudah dewasa, pernah menikah, punya anak. beda bgt sama hanwoo yg biasanya masih gadis dan manja2 manis, cemburuan wkwk. dia suka ceplas ceplos ngomongnya sm hyukjae, gak malu2 kek remaja labil xD
    waktu mereka memadu kasih wkwk dukung bgt akuh!!!! hanwoo-hyukjae jgn cuman sekali yah hahaha dan harusnya emang gitu kan ya,berdua2an di apartment.. istilahnya wajar gitu buat pasangan yg salah satu ato dua2nya udah pernah menikah dan mereka aja udah terang2an ttg perasaan masing2 yg saling kepengen menikah hanwoo jg pastinya udah pengalaman, kalo cowok mah udah gausah ditanya, masalah begituan pasti pengalaman bgt walopun masih perjaka.. tp juga buruan nikahnyaa udah gasabar liat daehi punya adek. dia pasti selama ini kesepian, cuman sama ibunya tiap hari. lagian daehinya jg udah kepincut bgt pengen hyukjae jd ayahnya.. soooo jgn lama2 pacarannya ya ka, nikahin mereka secepatnya.. dan itu, tolong jgn dibuat menyedihkan pliiis hyukjaenya kenapa?? apa gara2 ketabrak itu trus ada pendarahan diotak jd dia pusing dan mual2 gitu? apa emang penyakitnya udah lama?? carikan solusi nya yg terbaik biar bahagia kan semuanya,,
    oiya satu hal lagi,, nice bgt karna hyojin di cerita ini bukan sosok cewek yg jahat, dia baiiik sabar dan ikhlas bgt diputusin tunangan. gak macem2 berniat jahat sama hanwoo. jd gak nambah2in konflik spt cerita2 lain pd umumnya. disini ak lihat mungkin konflik nya itu dr sakitnya hyukjae, mungkin, but who knows???
    semoga hyukjae hanwoo daehi bs jd keluarga secepatnya , hyojinnya jg bahagia sm kyu, karna selama ini hyojin udah menderita, hidup sebatang kara tanpa ortu dan cm punya hyukjae dan kyuhyun. keep updating ya kakak 🙂 ditungguin lanjutannya terutama hal2 yg menyenangkan. tp ya terserah sih kalo yg ga menyenangkan jg gapapa tp bentar aja hehehew permintaan readermu ini buatlah indah di akhirnya… bye nih, see u

    Suka

  7. Akhirnyaa hyuk dan hanwoo bisa bersatu lg,, walaupun harus dg cara hyuk kecelakaan lg dulu… tp hikmahnya semua bisa terbuka setelah kecelakaan itu, hyuk bisa jujur ttg perasaan dan cerita masa lalau nya sma hyojin, hanwoo jg bisa jujur ngungkapin perasaannya ke hyuk begitu jg buat kyu dan hyo mereka jd tau perasaan msg2
    Tp itu hyuk knp?? Jantung nya knp?? smoga aja ga terjadi apa2 sma hyuk, kasian dia baru mau mulai hidup bahagia sma hanwoo
    Keep wriring yaaa

    Suka

  8. kenapa lagi sih hyuk oppa awal” aja tadi udah sedih loh gara” hyuk oppa ketabrak mobil batu juga seneng” sama hanwoo tapi malah ada kejadian lagi hyuk oppa pingsan …😭😭😭😭
    plis jangan siksa hyuk oppa lagi kasihan oppa sama hanwoo juga…
    mending di bikin sweet aja deh jangan yang sad” bikin mewek aja…
    tapi mengesankan next kak

    Suka

Tinggalkan Balasan ke anayadree Batalkan balasan