My Fair Lady [Chapter 1]

my fair lady 1 fix

Title : My Fair Lady (Chapter 1)

Author : Minji

Cast : Cho Kyuhyun – Kang Minji – Park Chanyeol – Han Bomi – Cho Hyemi and others

Genre : Romance, Family

Length : Chapter

—————————–

Kediaman keluarga Kang yang biasanya sepi sore itu mendadak ramai. Rumah sederhana berlantai dua yang aslinya hanya dihuni oleh tiga orang itu terlihat lebih semarak dan dipenuhi suara tawa laki-laki remaja.

Kang Jihyuk, sang kepala keluarga. Pria itu masih bersemangat menyibukkan diri di dapur keluarga bersama dengan Minji, putri sulungnya. Hari ini keduanya merelakan diri menjadi koki dadakan demi merayakan ulang tahun Kang Minhyuk, putra bungsu Jihyuk yang tepat berusia 18 tahun.

Meskipun tidak mengadakan pesta besar dan mentraktir teman-temannya, Minhyuk mengundang beberapa orang teman dekatnya untuk datang ke rumah dan merayakan ulang tahun bersama dengan keluarganya. Anak-anak SMA itu terlihat berkumpul di ruang tengah, bermain game dan tertawa bersama karena lelucon yang mereka buat satu sama lain. Ruangan itupun menjadi sedikit kotor dan berantakan karena botol soft drink dan juga bungkus-bungkus makanan kecil.

“Minhyuk-ah, bisakah kau membuka pintu? Sepertinya ada yang datang.”

Kang Jihyuk meneriaki putranya dari pintu dapur. Minhyuk yang masih ribut dengan teman-temannya terdiam sejenak, setelah mendengar jika bel di pintu depan benar-benar berbunyi menandakan jika mereka kedatangan tamu lagi.

“Ayah— maaf. Terlalu berisik di sini. Aku akan membuka pintu.”

Minhyuk segera beranjak, dan meminta teman-temannya untuk sedikit lebih tenang. Jihyuk tersenyum pada anak-anak itu dan mereka pun merasa sedikit tidak enak pada si pemilik rumah. Meskipun mereka tahu, Kang Jihyuk adalah sosok ayah yang luar biasa dan jarang marah. Semua teman-teman Minhyuk maupun teman-teman Minji mengetahui hal itu.

Hyung!”

Minhyuk berbinar dan lekas memeluk hangat pria bertubuh tinggi jangkung yang tersenyum lebar di depan pintu rumah mereka. Park Chanyeol, pria itu terlihat rapi masih dengan pakaian kantornya, lengkap dengan dasi yang menggantung di kerah kemeja putihnya.

“Selamat ulang tahun, Minhyuk-ah! Ini hadiah dariku—”

Minhyuk semakin berbinar ketika Chanyeol mengeluarkan sepasang stick drum dari balik jas kerjanya. Berkali-kali Minhyuk mengucapkan terima kasih karena ia sama sekali tidak menyangka Chanyeol akan memberikannya benda yang begitu ia inginkan, stick drum merk kenamaan yang belum bisa dibeli Minhyuk dengan uang sakunya.

Minhyuk pun mengajak Chanyeol masuk ke dalam, bergabung dengan teman-temannya. Minhyuk memamerkan hadiah yang baru saja diperolehnya, dan anak-anak terkagum karena kini Minhyuk berhasil memiliki stick drum yang terkenal mahal itu.

“Kau harus menggunakannya saat festival bulan depan!”

“Benar— ah aku jadi ingin meminta bass yang mahal pada ayahku.”

“Besok kita latihan! Kau harus memakainya!”

Chanyeol tertawa menyaksikan para remaja itu, mengingatkannya ketika ia masih SMA dulu. Chanyeol juga memiliki hobi bermusik dan ia juga sempat memiliki sebuah band dan pada akhirnya bubar karena ibunya sama sekali tidak menyukai hobinya.

“Park Chanyeol, ternyata kaulah penyebabnya. Keributan di ruangan ini semakin menjadi-jadi saja.”

Chanyeol tersenyum lebar ketika seorang gadis berkulit bersih dan bertubuh ramping muncul tiba-tiba. Minji berdiri bersedekap di pintu dapur, memperhatikannya. Gadis itu memakai apron berwarna pink dan juga hot pants serta kaos putih berlengan pendek dengan rambut panjangnya yang dikuncir tinggi.

“Minhyuk berulang tahun, jadi aku juga ingin merayakannya—”

“Dan kau tidak mengabariku sebelumnya jika kau akan datang.”

Surprise?” Chanyeol membela dirinya.

Noona— kau mengganggu saja. Apa masakannya sudah siap? Kami sudah kelaparan.” Minhyuk protes pada kakak perempuannya.

“Hmm— aku juga kelaparan. Bolehkah aku menumpang makan?” tambah Chanyeol.

Minji mendengus kesal. Ia pun kembali ke dapur untuk menyiapkan makanan bagi pria-pria itu. Seperti biasa ia adalah satu-satunya wanita di rumah ini. Andaikan saja ibunya masih ada di tengah-tengah mereka, hari ini pasti akan terasa lebih lengkap lagi.

**

“Mengapa kau membelikannya hadiah yang mahal? Minhyuk masih sekolah— seharusnya kau tidak memberikannya hadiah semahal itu.”

Minji datang dan duduk di sebelah Chanyeol, membawa soju dan juga gelas kosong. Anak-anak sudah naik ke atas, menginap di kamar Minhyuk hingga kini keributan berpindah ke atas. Karena besok adalah hari libur, Kang Jihyuk mengijinkan teman-teman Minhyuk yang berjumlah lima orang untuk menginap di rumahnya. Jihyuk sendiri memutuskan untuk tidur lebih awal karena ia cukup kelelahan, dan kini tinggal Minji dan Chanyeol yang mengobrol di ruang tengah.

“Hahahha— Minhyuk sudah kuanggap seperti adikku sendiri. Kami memiliki hobi yang sama. Meskipun ia tidak memintanya, aku tahu apa yang sangat ia butuhkan.”

“Aku harus berterima kasih. Meskipun sedikit berlebihan, aku sangat bahagia karena melihat Minhyuk begitu senang dengan hadiah pemberianmu. Aku bahkan belum membelikan hadiah untuknya.”

“Sudah kukatakan, benda itu penting baginya jadi ia sangat bahagia bisa memilikinya.”

“Huh— kau seperti memanjakannya. Jika sekarang kau memberinya stick drum, mungkin besok ia akan meminta drum sungguhan pada ayah.”

“Hhahahahha. Kalau itu terjadi, katakan saja padaku—”

“Memangnya kau siapa— seperti penyandang dana di rumah ini..” dengus Minji.

“Yaaa— kita sudah lama berteman mengapa kau seolah menganggapku orang lain?” Chanyeol tertawa.

“Aku tahu kau berkata seperti ini karena uang sejumlah itu bukanlah masalah bagimu. Mungkin jika anak-anak itu meminta studio musik pribadi padamu, kau akan mengabulkannya.” Sindir Minji— dan mereka tertawa bersama, menikmati soju lalu mengobrol hingga larut.

—————————

Seorang pria melangkahkan kakinya dengan sedikit cepat memasuki lobi salah satu hotel bintang lima di kawasan Myeongdong. Penampilannya terlihat santai hanya dengan jeans dan kaos hitam polos berpotongan v-neck, dan ia terlihat sangat tampan dengan rambut kecoklatan serta kacamata hitam yang menempel di wajah arogannya.

Sejak turun dari mobil mewah yang membawanya ke hotel Paragon yang terkenal megah itu , Cho Kyuhyun sudah diikuti oleh dua orang pria berjas hitam dan seorang wanita berpakaian rapi yang tidak lain adalah para staff hotel. Meskipun berkali-kali ditawari bantuan untuk membawakan koper hitam berukuran sedang miliknya, Kyuhyun tidak menghiraukan para staff tersebut dan lebih memilih menyeret sendiri koper miliknya.

Bukan apa-apa— Cho Kyuhyun hanya tidak terbiasa jika barang-barang pribadinya disentuh oleh orang lain, meskipun ia tahu staff hotel milik keluarganya itu tidak akan mungkin melakukan sesuatu pada kopernya. Terlebih. Ia adalah tuan muda mereka, cucu dari pemilik Paragon Hotel yang berada di bawah naungan Daesang Group, perusahaan keluarganya.

“Ini kunci kamar anda, Tuan Muda. Madam Cho juga berpesan agar anda—”

“Katakan saja pada nenek aku belum bisa menemuinya hingga besok sore. Setelah urusanku selesai, aku pasti akan bertemu dengannya.”

Gadis petugas resepsionis hotel dan staff lain yang mengelilinginya hanya bisa mengangguk tanda mengerti setelah mendengar jawaban dingin Kyuhyun. Pria berusia 28 tahun itu juga meminta agar dua bodyguard yang mengekorinya dari lobi untuk mundur dan meninggalkannya karena Kyuhyun benar-benar ingin beristirahat.

Kyuhyun masuk ke dalam kamar yang selalu ditempatinya, membiarkan kopernya begitu saja di dalam ruangan luas itu dan yang pertama dicari olehnya adalah balkon. Kyuhyun sangat suka duduk di balkon kamar itu, apalagi di pagi hari. Minum kopi sambil menyaksikan matahari terbit dari tempat itu adalah hal yang menjadi favoritnya.

Kamar bernomor 1513 di hotel mewah itu adalah kamar khusus, kamar yang berukuran luas seperti sebuah apartemen dan memang disiapkan untuk Cho Kyuhyun jika pria itu sedang berada di Seoul. Kamar itu juga merupakan salah satu kamar yang memiliki pemandangan bagus, memperlihatkan landscape kota Seoul dengan Namsan Tower di tengah-tengahnya. Atas permintaan Kyuhyun, kamar khusus ini memang disiapkan khusus untuknya dan merupakan salah satu kamar yang tidak akan dijual pada tamu VIP manapun.

Belum setengah jam berada di dalam kamarnya, telepon kamar sudah bersuara membuat Kyuhyun melirik malas. Bukankah ia sudah menginstruksikan pada petugas untuk tidak mengganggu istirahatnya? Berpikir jika telepon itu mungkin saja dari sang nenek, Kyuhyun pun melangkah untuk menjawabnya dan duduk di atas tempat tidurnya yang besar.

Hyung!”

Suara yang sangat familiar di telinga Kyuhyun. Rasa kesalnya tiba-tiba saja hilang karena ternyata yang menghubunginya bukanlah seseorang yang tidak diharapkan.

“Park Chanyeol. Apa kau tahu teleponmu ini sedang mengganggu istirahatku?”

“Hahahhha— maaf. Aku tahu kau lelah. Namun sepertinya kau tidak harus menolak ajakan minum bersamaku.”

Kyuhyun tersenyum kecil. Di Seoul ia memang tidak punya banyak teman, tapi memiliki seorang sepupu seperti Chanyeol adalah salah satu hal yang disyukurinya. Meskipun memiliki kepribadian yang hampir seluruhnya berlawanan, Kyuhyun bisa merasakan kecocokan dan juga rasa nyaman ketika ia bersama anak dari bibinya itu.

“Hmm— baiklah. Untukmu, aku punya pengecualian. Kurelakan waktu luangku yang berharga untuk bertemu denganmu. Kutunggu di bar hotel pukul 8 malam nanti.” Kyuhyun tak punya pilihan. Selain minum adalah salah satu hobinya, bertukar pikiran dengan Chanyeol adalah kegiatan yang tidak boleh ia lewatkan tentu saja.

**

“Seharusnya kau pulang dan tidur di rumah. Nenek sangat merindukanmu.”

“Kau tahu aku tidak betah berada di rumah itu. Lebih baik aku tinggal di hotel. Aku merasa lebih tenang dan bisa tidur dengan nyenyak.”

Chanyeol mengerti. Semua anggota keluarga mereka tahu jika Kyuhyun tidak suka tinggal di rumah besar keluarga Cho— meskipun tidak ada yang tahu pasti mengapa Kyuhyun tidak betah karena pria itu tidak pernah memberi tahu alasannya. Mereka hanya tahu jika Kyuhyun menjadi lebih pendiam dan tertutup sejak ayahnya meninggal dunia. Mungkin kehilangan sosok ayah 10 tahun silam membuat Kyuhyun tidak merasa betah lagi tinggal di rumah. Rumah yang telah membesarkannya sejak kecil, rumah yang seharusnya bisa memberinya rasa nyaman, bukan rasa takut dan gelisah.

“Terserah kau akan tidur di mana, namun sebaiknya besok kau pulang dan kita makan malam bersama. Sekaligus, beritahu semuanya untuk datang ke pameran lukisanmu minggu depan.” Chanyeol menuang lagi sedikit red wine ke dalam gelasnya.

“Siapa lagi yang tertarik untuk datang selain kau dan ayahmu? Ibumu pasti akan menasehatiku lagi. Bibi tidak ada bedanya dengan nenek.” balas Kyuhyun.

Kyuhyun tersenyum tipis. Di keluarga mereka, tidak ada orang yang peduli apalagi mendukung hobi dan kesenangan Kyuhyun selain Chanyeol dan ayahnya. Apalagi Nyonya besar Cho, wanita tua itu sangat gencar untuk meminta Kyuhyun agar meninggalkan kesibukannya sebagai seorang pelukis modern dan mendesaknya utuk melanjutkan perusahaan, menggantikan posisinya.

Hyung, apa tidak pernah terlintas sedikitpun di benakmu untuk masuk ke perusahaan? Nenek sangat mengharapkanmu. Kulihat ia mulai lelah dan kurasa— sudah saatnya nenek menikmati masa tuanya.”

“Hei, nenek adalah wanita hebat. Meskipun usianya sudah senja, ia masih punya tenaga yang sangat besar untuk memarahiku. Hahhahahha—”

“Kau justru tertawa. Sekali-sekali mendekatlah padanya. Ia sangat rindu padamu.”

Kyuhyun memikirkan ucapan Chanyeol. Dalam lubuk hatinya, ia pun sangat merindukan wanita tua itu. Ia ingin memeluk neneknya dengan manja, seperti yang sering ia lakukan dulu sebelum ia tumbuh menjadi laki-laki dewasa.

“Bibi Jang, apakah baik-baik saja?”

Chanyeol mengalihkan pembicaraan. Ia tahu Kyuhyun tidak akan betah dengan obrolan seputar perusahaan apalagi perihal dirinya yang masuk ke dalam perusahaan.

“Ibu baik-baik saja. Ia sibuk mengurus galeri dan bisnisnya di Osaka. Sesungguhnya aku ingin mengajaknya pulang sekaligus agar dia menyaksikan pameranku. Namun sepertinya, ia sangat sibuk.” Kyuhyun meneguk wine miliknya, dan menatap Chanyeol.

“Aku rindu masakan bibi. Apa ia sering memasak untukmu?”

“Ibuku memang pintar memasak, tapi percayalah. Di Jepang kami selalu memesan makanan karena ia tak pernah memiliki waktu untuk memasak.” Jawab Kyuhyun.

Chanyeol tertawa, begitupun dengan Kyuhyun. Dua pria tampan yang memiliki hubungan sepupu itu memang sangat akrab satu sama lain. Mungkin karena ada anggota keluarga yang sekaligus bisa menjadi temannya, Kyuhyun yang tidak mudah bergaul dan akrab dengan orang baru merasa sudah cukup nyaman dan tidak perlu lagi mencari teman. Meskipun terkadang— ia merasa cukup kesepian.

————————-

Hari itu, Kyuhyun pulang ke rumah keluarganya untuk makan malam bersama. Cho Hara, adik kandung mendiang ayahnya terlihat sumringah menyambut kedatangan keponakannya yang sudah sekian bulan tidak pernah pulang ke Seoul. Hara sampai memasak makanan khusus kesukaan Kyuhyun demi membuat betah keponakannya itu.

Kini, meja makan yang biasanya sepi terasa lebih ramai. Nyonya Cho terlihat senang karena semua anggota keluarganya berkumpul lengkap. Wanita tua itu duduk di tengah. Di sisi kirinya ada Kyuhyun dan Chanyeol, dua cucu kesayangannya. Sementara di sisi kanannya, ada Hara dan juga Park Jungsoo suaminya yang tak lain adalah orangtua Chanyeol. Sejak ayah kandungnya meninggal dunia karena serangan jantung, Hara memang mengajak suami dan anaknya untuk tinggal bersama di rumah besar mereka atas permintaan Nyonya Cho, karena wanita itu merasa kesepian.

“Aku tahu kau tidak akan punya waktu untuk datang. Namun sebagai cucu yang baik aku tetap harus memberikan undangan ini untukmu.” Kyuhyun memberikan undangan VIP pada neneknya untuk menghadiri pembukaan pameran lukisannya di Gangnam akhir pekan minggu depan.

Cho Hyemi, wanita tua itu menerima dan membaca sekilas undangan yang diberikan Kyuhyun untuknya. Hyemi hanya bisa menarik nafas. Menjadi pelukis memang tidak sekaligus menghasilkan banyak uang dibandingkan menjalankan sebuah perusahaan besar dengan banyak saham bernilai fantastis.

Cho Kyuhyun yang keras kepala. Hyemi tidak akan pernah berhenti membujuk cucu kesayangannya itu untuk kembali ke perusahaan. Perusahaan itu adalah darah keluarga mereka, dan sudah seharusnya Kyuhyun bertanggung jawab untuk meneruskannya.

“Aku tahu ini event besar dan penting untukmu. Kali ini, aku akan datang.”

“Benarkah? Nenek akan datang?” Chanyeol menjadi antusias.

“Aku tidak mau dicap mencampakkan cucuku. Aku ingin semua orang tahu bahwa Kyuhyun adalah cucuku, dan ia adalah calon pewaris Grup Daesang.” Hyemi kembali mengulang lagu lama, pembicaraan yang akan membuat Kyuhyun merasa tertantang untuk membantah. Terbukti kini wajah malas kembali tampak di wajah tampan cucunya itu.

“Jika memang hanya itu alasannya, sebaiknya memang kau tidak usah datang.” Balas Kyuhyun.

Yaaa~ Kyuhyun ah. Ini adalah pameran pertamamu. Apa salahnya jika nenekmu juga datang?” Hara berusaha menengahi suasana.

“Sudah-sudah. Kita semua akan datang, sebagai keluarga. Dengan kedatangan nenekmu, kau seharusnya merasa lebih bangga.” Jungsoo juga berusaha menenangkan Kyuhyun. Biasanya, Kyuhyun akan lebih mendengarkan ucapan Pamannya itu.

“Aku tidak melarangmu untuk melukis. Namun, ingatlah padaku yang sudah tua ini. Jika nanti aku mati, siapa lagi yang akan meneruskan perusahaan keluarga ini jika bukan kau?”

“Kau masih punya Chanyeol. Dia lebih mengerti perusahaan dibandingkan aku.”

“Chanyeol sudah pasti akan membantuku tapi satu orang saja tidak akan cukup. Apa gunanya aku memiliki dua cucu laki-laki jika pada akhirnya hanya satu yang bisa kuandalkan?”

“Ibu— sudahlah. Kyuhyun-ah, jangan lagi melawan perkataan nenekmu.” Hara menengahi, dan memberi isyarat agar Kyuhyun tidak berkata lagi tapi melanjutkan makannya dengan lahap.

Begitulah, setiap kali Kyuhyun dan neneknya bertemu, pasti akan selalu ada perdebatan mengenai masalah yang tidak pernah berbeda. Selalu saja masalah Kyuhyun yang menolak untuk menjalankan perusahaan. Dan meskipun demikian, Hyemi tidak pernah berhenti untuk membujuk cucunya itu karena ia percaya, suatu ketika Kyuhyun pasti akan bersedia menggantikan posisinya. Ia tahu cucunya itu adalah laki-laki cerdas dan tegas, apalagi Kyuhyun sudah menyelesaikan pendidikan magister bisnisnya di sebuah Universitas ternama di Jepang.

—————————-

Noona, ayolah—”

“Tidak akan. Kau sadar kau sedang menjual kakakmu sendiri, Kang Minhyuk?” Minji yang sedang mengemudi menoleh dan melotot pada sang adik yang duduk di sebelahnya. Minhyuk yang masih memakai seragam sekolahnya terlihat tidak puas dan ia akan terus membujuk kakak perempuannya agar mau menerima ajakan makan malam salah seorang teman Minhyuk.

Noona, sekali ini saja. Jika kau bersedia datang, Yonghwa hyung akan mengijinkanku menggunakan studionya untuk latihan musik tanpa perlu membayar.”

“Itu urusanmu. Aku bahkan tidak peduli dengan latihan musikmu. Lebih baik kau belajar dengan baik agar bisa mendapatkan beasiswa kedokteran tahun depan.” Minji terdengar kaku.

“Sudah kubilang aku tidak ingin jadi dokter. Aku ingin menjadi drummer terkenal dan memiliki band sendiri.”

“Hahahhahahahhahah—”

Minji tertawa kencang saat Minhyuk mengungkapkan keinginannya. Laki-laki berusia 18 tahun itu merasa tersinggung dan kesal. Sang ayah saja tidak pernah melarangnya untuk bermusik, tapi Minji sama sekali tidak mendukung hobi adiknya itu.

“Kau menyebalkan sekali. Kalau begitu aku tetap akan menggunakan uang sakuku untuk menyewa studio musik.”

“Kalau begitu aku juga akan memotong uang sakumu setengahnya.”

“Apa-apaan itu? Kau tidak bisa seperti itu, Noona! Aku akan mengadukanmu pada ayah.”

“Adukan saja. Ayah tidak akan memberimu uang tambahan.”

Mereka pun berdebat, bahkan kini Minji mulai mengacak-acak rambut Minhyuk dengan tangan kanannya yang bebas. Tiba-tiba saja, Minhyuk berteriak dan mobil mereka berhenti mendadak karena menabrak satu unit mobil di depannya, tepat di traffic light ketika lampu merah menyala. Bunyi klakson mobil pun mulai terdengar memenuhi ruas jalan itu.

“Sial— Minhyuk-ah~ kita dalam masalah—”

Minji meringis ketika menyadari bahwa mobil yang baru saja ditabraknya adalah sebuah mobil sedan mewah merk ternama keluaran terbaru. Detak jantung wanita berusia 26 tahun itupun berpacu cepat ketika si pemilik mobil keluar lalu menghampiri mobil yang dikendarai Minji, mengetuk kaca mobilnya dengan tidak sabar.

Minhyuk tinggal di dalam, sementara Minji dengan ketakutan dan berat hati terpaksa keluar. Ia harus bertanggung jawab dalam bentuk apapun, dan Minji merasa ngeri ketika membayangkan nominal yang harus ia keluarkan jika saja pria kaya di depannya ini menuntut ganti rugi – sudah pasti, melihat bagian belakang mobil mewah itu lecet.

“Oh, rupanya seorang wanita cantik. Nona, kau bersama seorang pria di dalam. Apa kalian mengemudi sambil berciuman?”

Minji yang sudah menyiapkan barisan kata maaf dan juga kelapangan hati untuk bertanggung jawab seketika berang mendengar ungkapan yang keluar pertama kali dari mulut pria tampan berkulit bersih itu.

“Maaf, kurasa anda sangat tidak sopan. Pria di dalam adalah adikku, jadi jangan sembarangan mengata-ngataiku—”

“Hahhahha. Ya Tuhan, kau jelas-jelas bersalah, Nona. Kau menabrak mobilku, dan aku sesungguhnya tidak peduli dengan alasan apapun yang akan kau katakan termasuk siapa pria di dalam mobilmu. Kau tahu berapa biaya yang mungkin akan kukeluarkan untuk melakukan pengecatan dan perbaikan mobilku?”

Pria arogan, sombong, dan sangat mengintimidasi. Tak ada hal baik dari pria ini di mata Minji kecuali penampilan fisik dan aroma tubuhnya yang sangat khas dan memabukkan.

“A—aku.. minta – maaf.”

“Tentu saja. Itu yang pertama harus kau lakukan, Nona—”

“Aku akan membayar ganti rugi perbaikan mobilmu. Aku akan bertanggung jawab.”

Pria tampan itu tertawa, dan perdebatan mereka membuat bunyi klakson semakin ramai saja. Traffic light masih merah, dan sepertinya orang-orang merasa dirugikan jika kedua pria dan wanita itu masih melanjutkan perang mulut mereka hingga warna hijau menyala.

Minji merasa tersinggung dengan tawa pria itu. Jika saja sekarang ada polisi, mungkin Minji sudah diadukan pada pihak berwajib karena kejadian ini memang seratus persen kesalahannya.

“Maaf, sebaiknya kita menepi terlebih dahulu untuk menghindari keributan dan kemacetan.” Usul Minji. Bagaimanapun, Minji sadar akan hukum dan ia tidak mau menambah masalah dengan membuat kemacetan lalu lintas. Minji dan pria itu akhirnya menepikan mobil mereka. Minhyuk keluar, tidak tega melihat kakaknya yang sepertinya berurusan cukup parah dengan pria kaya itu.

“Baiklah. aku akan bertanggung jawab. Kau ingin ke bengkel sekarang atau—”

“Nona. Aku belum menyebutkan akan meminta ganti rugi darimu. Dan sekedar informasi saja, aku tidak bodoh untuk tidak mengansuransikan mobil kesayanganku. Jadi kesimpulannya, aku tidak butuh uangmu.”

Aish, sombong sekali.” Gumam Minhyuk dalam hati.

Minji menarik nafasnya dalam. Ia merasa dilecehkan, tapi ia tidak bisa melawan karena semua kesalahan memang berpangkal padanya.

“B— baiklah. Aku sudah meminta maaf, dan kau tidak mau menerima niat baikku. Jadi— apa yang harus kulakukan? Apa kita bisa menyelesaikan ini secara damai?” Minji mengalah. Ia adalah orang yang berpendidikan, seorang dosen  dan Minji tidak ingin menghancurkan harga dirinya dengan melupakan etika dan tata karma, terlebih di sini ia bersalah.

“Hmm— andaikan saja tadi kau tidak berbicara dengan nada tinggi padaku, aku pasti sudah merasa cukup dengan permintaan maafmu, Nona. Namun karena sepertinya kau masih merasa bersalah pada mobil mewahku, hmm.. akan kupikirkan lagi.”
Minji menarik nafasnya lagi. Dalam hati ia berdoa agar pria ini sesungguhnya adalah pria baik-baik dan ia tidak akan melakukan sesuatu yang buruk terhadap Minji.

“Perlihatkan padaku Surat Ijin Mengemudimu.”

“A—apa?” Minji mengerutkan alisnya, begitu pula Minhyuk yang sedari tadi berdiri canggung di belakang wanita itu. Namun Minji tetap menuruti permintaan pria itu, mengeluarkan SIMnya dan memberikannya.

“Kang Minji..” Kyuhyun membaca nama yang tertera pada SIM di tangannya.

“Baiklah, Nona Kang. Untuk sementara, aku akan menahan SIM-mu. Aku akan menghubungimu nanti jika aku memerlukan sesuatu darimu, termasuk jika aku berubah pikiran dan ingin mengembalikannya.

Y—yaaaa! Kau bukan polisi— Kau tidak bisa seenaknya menahan SIMku—”

“Hei, Nona.. Kau bicara tidak sopan lagi. Jadi kau benar-benar ingin aku menyampaikan hal ini pada polisi dan menambahkan sedikit drama?”

Minji diam, menelan ucapannya. Sial. Ia benar-benar sial hari ini. Dan pria di depannya sungguh pria sialan.

“Ini kartu namaku. Kau bisa menghubungiku untuk memberitahukan nomor teleponmu. Handphoneku ada di dalam mobil sekarang dan aku terburu-buru. Sampai jumpa lagi, Nona Kang.”

Minji melongo ketika pria yang memakai blazer hitam itu masuk ke dalam mobilnya dan meninggalkannya. Ia benar-benar dilecehkan untuk sesuatu yang tidak semestinya. Minji sedikit menyesal, seharusnya ia lebih memilih diadukan ke kantor polisi. Setidaknya, polisi akan bertindak jelas daripada ia harus berurusan dengan pria yang tidak jelas asal-usulnya dan apakah ia berniat baik atau tidak.

Cho Kyuhyun.

Minji membaca nama pria itu. Cho Kyuhyun sialan. Cho Kyuhyun bedebah. Semoga neraka lapis paling bawah menantimu berikutnya.

**

Minji dan Minhyuk duduk dengan lesu di lobi kantor Grup Daesang, menunggu kepulangan sang ayah. Pasangan kakak beradik itu tidak saling bicara memikirkan kesialan yang baru saja menimpa mereka. Masalahnya, tidak hanya mobil pria gila itu yang lecet, tapi Minji juga baru menyadari jika mobil ayahnya yang baru saja ia ambil dari bengkel juga ternyata lecet.

Dari kejauhan, Minji melihat sosok ayahnya keluar dari lift bersama dengan seorang wanita tua yang tak lain adalah Madam Cho, CEO Grup Daesang. Mereka berdua juga diikuti oleh dua orang pria berjas yang Minji ketahui sebagai sekretaris rumah tangga dan juga bodyguard wanita berusia 65 tahun itu.

Kang Jihyuk mengenali sosok kedua anaknya. Pria itu tersenyum sumringah dan mendekati putra-putrinya, dan tak disangka oleh Minji Madam Cho juga ikut mendekati mereka.

“Selamat sore, Nyonya besar..” Minji dan Minhyuk sama-sama menyapa Cho Hyemi, wanita tua yang masih terlihat sehat itu.

“Kalian benar-benar anak yang berbakti. Aku jadi merasa iri, kapan terakhir kali aku dijemput oleh anak dan cucuku— aku lupa karena itu sudah sangat-sangat lama. Hahahhaha—”

Minji hanya tersenyum canggung. Bagaimanapun, ia masih sangat trauma berhadapan dengan orang kaya mengingat peristiwa menyebalkan yang baru saja dialaminya.

“Anda bisa saja, Bu Presdir. Anak-anak menjemputku karena mobilku baru saja diperbaiki. Biasanya juga mereka tidak peduli pada ayahnya ini—” ujar Jihyuk.

“Namun tetap saja, aku merasa iri. Kau akan bahagia di hari tuamu nanti, karena di saat usiamu  mencapai paruh baya, kau sudah memiliki anak-anak yang berbakti.” Nyonya Cho tersenyum, dan wanita tua itu menatap Minji dengan dengan wajah keibuan yang lembut. Biasanya, tatapan matanya selalu tegas pada orang-orang sekelilingnya.

“Kang Minji—”

“Ya, Nyonya..” Minji merasa sedikit gugup ketika Nyonya Cho memanggil namanya.

“Kau cantik sekali. Dan kau adalah wanita yang cerdas. Aku menyukai wanita muda sepertimu. Sangat jarang dijumpai di saat-saat seperti sekarang. Jihyuk ssi— kapan-kapan ajaklah putrimu datang ke rumah. Aku ingin memberinya hadiah.”

Kang Jihyuk melirik putrinya lalu menatap atasannya dengan senyum sopan. Ia tidak tahu, mengapa Nyonya Cho seolah sangat menyukai putrinya. Minji memang pernah beberapa kali bertemu Nyonya Cho sejak putrinya itu pindah tinggal bersamanya di Seoul. Namun kali ini, respon yang ditunjukkan wanita tua itu di luar perkiraan Jihyuk.

**

Minji diam, duduk manis menunggu respon ayahnya. Jihyuk telah mengetahui insiden kecil yang menimpa putrinya, dan Jihyuk sangat menyayangkan hal itu. Meskipun demikian, Jihyuk bukanlah tipe pria pemarah. Sejak istrinya meninggal dunia, Jihyuk sudah bertekad untuk tidak membesarkan anak-anaknya dengan amarah dan kekerasan.

Minji menceritakan lagi pada ayahnya kronologis kejadiannya. Berawal dari pertengkaran kecilnya dengan Minhyuk, hingga akhirnya ia menabrak mobil mewah milik seorang pria sombong.

“Sudahlah, tidak apa-apa. Kita bisa perbaiki lagi mobilnya.”

“Ayah, aku sungguh minta maaf. Aku akan membayar biaya perbaikan mobilnya. Semuanya kesalahanku.”

“Tidak usah— kau simpan saja uangmu. Lagipula, apa kau yakin pria itu tidak menuntu ganti rugi darimu?”

Minji menggigit bibirnya, menggeleng pelan. Haruskah ia jujur pada ayahnya jika pria itu menahan SIM-nya?

“Pria itu termasuk baik. Mobilnya lecet tapi tidak meminta ganti rugi. Kau beruntung—”

“Beruntung apanya? Pria sombong itu menahan SIM milik noona—”

Minhyuk muncul dan duduk di sebelah Minji. Gadis itu merasa kesal karena ia sudah meminta Minhyuk untuk menutup mulut sebelumnya.

“Mengapa kau tidak jujur padaku?” Jihyuk memicingkan matanya.

“Emm— ayah jangan khawatir. Aku sudah memegang kontak pria itu. Aku akan menghubunginya dan mendapatkan kembali SIM-ku.”

Noona, kau yakin? Pria itu sepertinya licik dan berbahaya.”

“Kau jangan sok tahu. Jika ia melakukan sesuatu yang merugikanku, aku akan melaporkannya pada polisi. Sudahlah, kalian tenang saja. Semuanya akan selesai dengan damai.”

Minji memaksakan bibirnya untuk tersenyum, meskipun sesungguhnya ia benar-benar panik dan takut karena ia tidak mengenal pasti siapa Cho Kyuhyun. Minhyuk benar, pria itu mungkin laki-laki yang berbahaya.

“Ayah, pria itu memberi noona kartu namanya.”

“Oh ya? Kalau begitu aku ingin melihatnya.”

Minji meringis kesal. Ia pun dengan enggan kembali ke kamar dan mengambil kartu nama pria itu.

“Cho Kyuhyun? K— kau tidak salah?” Wajah Jihyuk terlihat kaget ketika ia membaca kartu nama yang diberikan Minji.

“A—apa maksud Ayah? Apa ayah mengenal pria sombong itu?”

Minji terlihat sedikit takut ketika menyaksikan respon Kang Jihyuk terhadap kartu nama yang diperlihatkan Minji. Jihyuk melepaskan kacamata bacanya, terlihat berpikir keras.

“Sayang, Cho Kyuhyun yang sedang berurusan denganmu— ia adalah cucu dari Presdir Cho.”

“A— apa?!” Minji dan Minhyuk berteriak bersamaan.

“Cho Kyuhyun— dia putra tunggal mendiang Cho Daejung, presdir yang sebelumnya pernah kuceritakan padamu. Setelah menyelesaikan studinya, Kyuhyun pindah ke Jepang dan ikut dengan ibunya. Hanya sesekali ia pulang ke Korea. Dan yang kutahu, saat ini ia memang berada di Korea untuk sebuah urusan yang cukup lama.”

“Ya Tuhan— Ayah, m—mungkin kau salah orang. Kau harus baca ulang lagi kartu namanya. Tidak ada logo Grup Daesang di sana. P—pria ini seorang pelukis. Di kartu namanya tertera seperti itu. M—mana mungkin dia—”

“Sayangnya, cucu presdir memang seorang pelukis. Ia mewarisi bakat ibunya. Karena itulah ia bersikeras tidak ingin masuk ke perusahaan keluarganya sendiri—”

Minji melemas. Lidahnya seketika menjadi kaku dan tubuhnya hangat. Lagipula masuk akal jika melihat mobil yang dipakai pria itu. Tentu saja cucu pemilik Grup Daesang sangat pantas memiliki mobil mewah itu. Minji mulai berpikir aneh-aneh. Sepertinya ini akan menjadi masalah besar kalau sampai Cho Kyuhyun itu tahu bahwa Minji adalah putri dari salah seorang Manager di Grup Daesang.

Tidak— Minji tidak ingin karir ayahnya yang sudah mengabdi selama belasan tahun di perusahaan itu hancur begitu saja karena kesalahannya. Ia harus bertemu Kyuhyun lagi, meminta maaf, dan melakukan apapun yang pria itu minta agar jangan sampai melibatkan jabatan ayahnya. Minji akan menghubungi Kyuhyun malam ini juga. Atau mungkin ia bisa menghubugi Chanyeol. Ya, bukankah itu berarti Chanyeol adalah saudara sepupunya? Seharusnya Chanyeol bisa membantunya. Namun Minji kembali bimbang— ia malu jika harus menceritakan masalah seperti ini pada Chanyeol. Bagaimana jika ternyata nanti Chanyeol justru menilainya tidak bertanggung jawab? Apalagi yang berurusan dengan Minji adalah sepupunya. Mungkin saja Chanyeol akan membela Kyuhyun.

“Kau kenapa? Kau terlihat sangat panik sekarang.”

“Ayah— aku minta maaf. Aku tidak ingin kau sampai terkena masalah karena aku. Kumohon, jangan beritahu Nyonya Cho masalah ini. Aku akan menyelesaikan masalahku dengan Tuan Muda ini tanpa ia harus tahu jika aku adalah anakmu—”

“Aku justru baru saja berencana untuk meminta bantuan presdir. Ia pasti akan membantumu untuk mendapatkan SIM-mu tanpa harus terlibat masalah lebih jauh dengan cucunya.”

“Tapi—”

“Yang kutahu, Kyuhyun adalah pemuda yang pendiam dan baik. Ia hanya tidak suka diganggu, dan aku tidak tahu jika ia bisa mengancam orang sampai menahan SIM seorang gadis seperti ini. Hahahhaha— sudahlah. Kau tidur saja sekarang, mungkin ini bukanlah masalah besar jika aku memberitahu presdir dengan jujur sekarang, daripada ia mengetahuinya belakangan.”

“Tidak! Ayah kumohon— hmm.. maksudku, ayah tidak usah ikut campur setidaknya dalam waktu dekat. Jika aku benar-benar perlu bantuan, aku pasti akan segera memberitahumu.”

Minji heran. Ia tidak mengerti dengan jalan pikiran ayahnya. Minji pikir ayahnya semakin panik dan akan memarahinya, tapi kini ia justru ingin membawa hal memalukan itu pada presdir. Ya Tuhan— apa Nyonya Cho akan berubah pikiran setelah mengetahui hal ini? Padahal baru saja Minji merasa begitu tersanjung setelah mendapat perhatian dari atasan ayahnya itu.

“Baiklah, kau sudah dewasa jadi belajarlah menyelesaikan masalahmu sendiri. Jika pada akhirnya nanti kau butuh bantuan, jangan pernah takut untuk berterus terang padaku.” Ujar Jihyuk.

——————–

Kyuhyun mengawasi beberapa staff yang mengatur tata letak lukisan di gedung yang telah dipilihnya untuk menggelar pameran pertamanya. Selain lukisan hasil karyanya, Kyuhyun juga membawa beberapa lukisan milik ibunya untuk dipamerkan di Korea. Beberapa hari terakhir Kyuhyun menghabiskan waktunya untuk mempersiapkan pameran ini. Ia juga sibuk mempromosikan pameran pertamanya dengan mengundang beberapa seniman-seniman di Korea Selatan.

Kyuhyun memang mengenal seni lukis dari ibunya. Sejak kecil Kyuhyun sering memperhatikan sang ibu yang melukis di dalam kamarnya, mengusir rasa bosan dan Kyuhyun ikut tertarik dengan apa yang dilihatnya. Hingga ia tumbuh dewasa, bahkan di sela-sela waktu senggangnya ketika masih bersekolah Kyuhyun selalu menyempatkan waktunya untuk menggambar hingga akhirnya ia benar-benar familiar dengan kanvas. Meskipun pada akhirnya, Kyuhyun dan ibunya menemukan perbedaan dalam gaya lukisan mereka.

Kyuhyun— lukisannya cenderung bergaya realis sementara ibunya lebih pada aliran surealis. Kyuhyun sangat mengagumi lukisan-lukisan ibunya yang tidak bisa ia temukan di dunia nyata, tapi Kyuhyun tidak bisa menuangkan seperti apa yang digambarkan ibunya. Lukisan ibunya— mungkin hanya wanita itu yang bisa mengerti apa yang dilihatnya, dalam dunia dan fantasinya sendiri.

“Kyuhyun Oppa—”

Seorang gadis bertubuh kurus semampai tersenyum padanya. Kyuhyun menegang, ketika berhadapan dengan sosok gadis yang sudah begitu lama tidak dilihatnya. Gadis yang selalu membuat detak jantungnya tidak normal, gadis dengan wajah sedikit pucat tapi memiliki senyum yang sangat disukai Kyuhyun.

Gadis itu, terlihat sangat cantik layaknya boneka Barbie dengan rambut panjang lurus kecoklatan dan chiffon sun dress selutut berwarna peach dipercantik sepasang heels yang selalu menemani kaki indahnya.

Han Bomi— bibir mungilnya terbuka, kini tersenyum lebar ketika menemukan bahwa laki-laki di hadapannya seolah terkejut dengan kemunculannya. Ya, Bomi sangat menyadari jika laki-laki ini begitu memujanya, hingga kini Kyuhyun bahkan mungkin lupa bagaimana cara bernafas dan lupa untuk sekedar mengerjapkan mata.

“Apa yang membawamu kemari?”

Senyum gadis itu sedikit memudar ketika suara rendah Kyuhyun terdengar dingin dan tidak bersahabat. Apakah ia melakukan kesalahan hingga Kyuhyun menyambutnya dengan sedingin ini?

“Mengapa kau bertanya? Tentu saja aku datang untuk menemuimu—”

“Oh ya? Apa kau sedang punya banyak waktu luang?”

Kyuhyun menanggapi Bomi sambil memeriksa berapa lukisan yang sudah dipasang di dinding, mencocokkan lukisan-lukisan itu apakah sudah sesuai dengan tema dan namanya.

Bomi terlihat sedikit kesal, namun ia tetap mengekori Kyuhyun yang sudah hampir satu tahun ini tidak ditemuinya. Kyuhyun terlihat jauh lebih bersih dan tubuhnya lebih berisi dari terakhir kali mereka bertemu. Bomi memperhatikan lengan Kyuhyun dari balik cardigan abu-abu yang dipakai laki-laki itu. Sebelumnya, lengan itu selalu dengan sukarela menjadi tempatnya bersandar, serta memeluknya dan melindunginya.

“Kenapa kau tidak mengabari kepulanganmu?”

“Apa itu penting bagimu?”

Oppa, Apapun yang berhubungan denganmu selalu menjadi hal penting bagiku.”

Kyuhyun berbalik, menatap gadis di depannya dan tersenyum miring. Bomi merasa sedikit takut dengan cara Kyuhyun menatapnya. Entah mengapa, tatapan Kyuhyun tidak sehangat sebelumnya.

“Terima kasih jika aku penting bagimu. Sayangnya, aku tidak lagi merasa seperti itu.”

Kyuhyun kembali melanjutkan kesibukannya, dan Bomi masih tetap mengikutinya. Kyuhyun tidak mempedulikannya, membuat gadis itu tidak tahan hingga akhirnya ia mencekal tangan laki-laki itu.

“Ada apa denganmu?”

Kyuhyun tak menjawab pertanyaan gadis di depannya, hanya melirik ke arah lengannya yang kini dicengkeram jemari lentik itu.

“Jangan bersikap manja padaku, Nona Han. Aku sedang sibuk.”

Bomi mengendurkan pegangannya, lalu perlahan melepaskannya. Mata gadis itu berkaca-kaca menatap Kyuhyun. Laki-laki itu seperti tidak menaruh minat lagi padanya.

“Aku begitu merindukanmu— tapi kau malah bersikap seperti ini padaku—”

“Sebaiknya kau pulang. Aku tidak membutuhkanmu di sini.”

Han Bomi menarik nafas dalam. Cho Kyuhyun baru saja mengusirnya. Laki-laki itu mengusirnya, dan berkata bahwa ia tidak membutuhkannya. Entah mengapa, Bomi merasa sangat sakit. Karena ia tahu pasti, Cho Kyuhyun membutuhkannya. Laki-laki itu selalu membutuhkannya.

———————

“Aku sibuk.
Jangan menggangguku hingga akhir minggu ini.

Minji ingin meletakkan agak keras ponselnya hingga membentur meja kerjanya ketika menerima balasan yang sangat menyebalkan. Cho Kyuhyun benar-benar pria sombong dan tidak berperikemanusiaan. Beberapa hari ini Minji mencoba untuk menghubungi Kyuhyun demi bisa mendapatkan kembali SIM-nya dengan cara baik-baik, namun pria itu justru tidak menganggapnya sama sekali. Mungkin bagi orang kaya sepertinya, masalah ini bukanlah hal besar. Namun tidak bagi Minji. Dalam hal ini, ia benar-benar merasa dirugikan. Sekali Kyuhyun merespon pesannya, hanya berupa balasan singkat yang tidak memuaskannya.

Mengganggu katanya? Minji memiliki kepentingan dan pria itu menyebutnya sebagai pengganggu.

“Ya Tuhan, jika saja dia bukan cucu Presdir Cho—” kesal Minji. Gadis itu akhirnya mencoba menelepon nomor milik Kyuhyun, meskipun dengan penuh pertimbangan karena ia takut mendengar suara dingin milik pria itu. Tidak— Minji sesungguhnya hanya takut karena status Kyuhyun yang belakangan diketahuinya. Namun Kyuhyun belum mengetahui siapa dirinya, jadi Minji rasa sah-sah saja jika ia menelepon Kyuhyun.

“Sial. Pria sombong ini benar-benar. Apa dia sengaja menolak panggilan dari nomorku?”

Minji memasukkan ponsel miliknya ke dalam tas dan segera merapikan barang-barangnya di atas meja ketika menyadari suasana kantor sudah sepi, hanya menyisakan dirinya dan juga seorang dosen lain yang masih mengirimkan data nilai tengah semester mahasiswa. Minji pun menghampiri dosen yang juga masih muda itu untuk pamit pulang lebih dulu, dan langkahnya terhenti ketika melihat beberapa selebaran di atas meja dosen pria itu.

“Ada apa, Nona Kang?”

“Ah— tidak. Bisakah aku meminta satu lembar?” Minji menunjuk selebaran yang menarik perhatiannya.

“Boleh saja. Ambillah, sebelum aku menyebarkannya pada mahasiswa besok.”

“Terima kasih.”

Minji merasa lega karena akhirnya ia memiliki alasan untuk menemui Cho Kyuhyun. Seakan menemukan pencerahan, Minji menatap selebaran di tangannya dengan senyuman yang lebar.

“Maaf Tuan Cho, tapi acara pameranmu ini dibuka untuk umum. Tentu saja aku tidak dilarang untuk masuk.”

—————————–

Hari itu Kyuhyun terlihat rapi meskipun hanya mengenakan kaos putih polos dan bawahan jeans berwarna navy. Blazer hitam yang melekat padanya menambah sedikit kesan formal. Hari ini adalah pembukaan pameran lukisannya di Gangnam, dan Kyuhyun telah menyiapkan sekitar lima puluh hasil karya terbaiknya untuk diperlihatkan kepada publik mulai hari ini selama tiga hari ke depan.
Kyuhyun tidak menyangka, di hari pertama pamerannya sudah cukup banyak pengunjung yang datang. Ia bahkan kedatangan beberapa orang asing dari Eropa yang memang tertarik untuk melihat lukisannya. Rupa-rupanya, publikasi acaranya berjalan mulus dan tepat pada sasaran karena yang datang kebanyakan memang para penyuka lukisan.

Selain lukisannya, Kyuhyun juga membawa beberapa lukisan milik ibunya. Meskipun berbeda aliran, Kyuhyun ingin lukisan milik ibunya juga bisa melengkapi pameran pertamanya. Nama ibunya memang sudah cukup dikenal di Korea sebagai pelukis surealis berbakat, dan Kyuhyun ingin orang-orang tahu bahwa anak dari Jang Yonghee juga adalah seorang pelukis berbakat.

Kyuhyun telah mengelompokkan lukisan miliknya ke dalam beberapa kategori. Ada yang menceritakan tentang pemandangan alam, fenomena menarik yang ia temukan di jalanan, bahkan ia melukis seekor kucing liar yang tertidur di depan sebuah pintu toko yang ia lihat di Osaka.

Kyuhyun cukup bangga, apalagi sang nenek akan datang sore ini. Kyuhyun ingin membuktikan bahwa tanpa disponsori oleh perusahaan keluarganya, ia bisa menjalankan hobinya sebagai sesuatu yang juga menghasilkan. Kyuhyun harap neneknya akan mengubah sedikit pandangannya tentang dunia yang dicintai Kyuhyun dan juga ibunya.

“Cho Kyuhyun.”

Kyuhyun menoleh ketika suara yang cukup familiar menyapanya.“Profesor Kim—”

Spontan ia memeluk pria botak paruh baya yang muncul di hadapannya. Mantan guru dan murid itu saling memeluk untuk beberapa saat. Sudah lama tidak bertemu, Kyuhyun tidak menyangka jika ia kedatangan orang penting hari ini.

“Ternyata, kanvaslah yang memenangkan hatimu. Bukan lembaran dollar. Kau memang salah satu mahasiswa terbaikku.”

“Profesor— jangan berkata seperti itu. Kau tersinggung jika aku mengkhianati ilmu yang kupelajari?” Kyuhyun menanggapi dengan hangat. Professor Kim adalah dosen mata kuliah keuangan ketika Kyuhyun menempuh studi strata 1-nya di Universitas Myongji.

“Tak heran karena kau sering ketahuan menggambar ketika mengikuti mata kuliahku.” Mereka tertawa, dan Kyuhyun harus meluangkan waktunya untuk menemani salah satu dosen favoritnya itu.

“Maaf jika kedatanganku mengagetkanmu, dan mungkin mengganggu kesibukanmu. Namun aku tidak berharap banyak kau akan menerimaku secara pribadi. Aku tahu kau sangat sibuk.”

“Apa yang anda bicarakan? Sesibuk apapun, aku akan meluangkan waktu untuk dosen terbaikku.”

“Hahhahaha— baiklah. Jadi, bisakah kau memperkenalkan lukisanmu padaku? Suatu kebanggaan jika pelukisnya langsung bisa menemaniku hari ini.”

“Dengan senang hati, Profesor.”

Kyuhyun terlihat begitu bangga sekaligus tersanjung. Profesor Kim adalah salah satu orang yang cukup memahami dirinya. Hubungan mereka berdua lebih terlihat seperti teman daripada guru dan murid. Satu lagi orang yang membuat Kyuhyun merasa nyaman.

Dengan senang hati ia memperlihatkan hasil karyanya serta menjelaskan di mana ia mendapatkan ide hingga bisa membawanya ke atas kanvas. Profesor Kim mungkin bukan orang seni, tapi pria itu bisa menikmati seni dan ia sangat menghargai Kyuhyun yang ternyata sedang berusaha mewujudkan hobinya.

“Professor Kim!”

“Nona Kang? Kau juga datang? Wah, jika tahu kau juga akan datang bukankah kita bisa berangkat bersama-sama?”

Wajah ceria Kyuhyun memudar ketika seorang wanita muncul di antara dirinya dan juga Professor Kim. Gadis menyebalkan yang beberapa wkatu terakhir seperti menerornya dengan puluhan pesan dan juga panggilan tak terjawab— gadis yang sedang tidak ingin dilihatnya.

“Kalian— saling mengenal?” Kyuhyun bertanya ragu.

“Nona Kang adalah salah satu dosen sastra di Myongji saat ini. Ia cerdas dan lulus dari Universitas Negeri terbaik di Korea hingga kampus menerimanya sebagai salah satu tenaga pendidik. Nona Kang, Tuan Cho adalah alumni Universitas Myongji. Ia melanjutkan magisternya di Jepang.” Profesor Kim memperkenalkan keduanya satu sama lain.

Minji dengan senyum kemenangannya, dan Kyuhyun dengan senyum canggungnya.

**

“Kau pasti sengaja memanfaatkan Profesor Kim untuk bisa menemuiku.”

“Aku tidak memanfaatkannya. Aku datang karena melihat selebaran pameranmu beredar di kampus.”

“Oke, bisa diterima. Namun saat ini aku sedang sibuk dan tidak punya waktu untuk megurus hal-hal yang tidak penting.”

“Bagaimana bisa kau bilang SIM-ku tidak penting?”

Kyuhyun berhenti, begitupun dengan Minji yang sedari tadi mengekorinya. Minji terlihat kesal karena Kyuhyun benar-benar orang yang menyebalkan. Begitu Profesor Kim pulang, Kyuhyun kembali memperlakukannya dengan buruk.

“Kumohon— kembalikan SIM-ku. Sebenarnya apa tujuanmu, Kyuhyun ssi?” Minji memelankan suaranya. Wajahnya terlihat serius. Kyuhyun menatap gadis itu dengan wajah tidak menyenangkan.

“Aku tidak punya tujuan. Hanya ingin sedikit bermain-main.”

“A—apa? Bermain-main katamu? Bahkan status hukum orang lain juga kau jadikan mainan?” Minji terdengar kecewa dan nada suaranya sedikit meninggi.

Kyuhyun terlihat bosan. Ia tidak punya banyak waktu untuk meladeni gadis ini karena ia harus menemui beberapa orang penting. Namun Minji terus saja mengekorinya.

“Kembalikan SIM-ku.” Minji memberanikan dirinya memegang tangan Kyuhyun, sedikit menariknya. Saat itu, mata Kyuhyun tengah beradu dengan mata seorang gadis yang berjarak sepuluh meter darinya.

Kyuhyun melihat tangan kirinya yang masih dipegang oleh Minji. Berikutnya, mata pria itu menatap mata Minji. Tiba-tiba, Kyuhyun menempatkan kedua tangannya di bahu Minji, menatap wanita itu dan tersenyum hingga membuat Minji merasa sedikit risih.  Minji mengerutkan alisnya tidak paham, Kyuhyun seperti orang gila baginya.

“Nona Kang, turuti kata-kataku jika kau mau SIM-mu kembali.” Kyuhyun nyaris berbisik, tapi Minji bisa mendengar jelas kata-kata pria itu.

“A—apa—”

“Ikut aku dan jangan membantah apapun.”

Kyuhyun menarik tangan Minji, menggenggamnya dengan lembut. Pria itu menggandengnya lalu membawanya mendekati seorang gadis yang sejak tadi memperhatikan mereka berdua. Minji masih tidak paham dengan maksud Kyuhyun tapi ia benar-benar tidak berpikir untuk melawan karena ia takut pada Kyuhyun.

“Kyuhyun Oppa—”

“Bomi-ya, terima kasih karena kau telah datang ke pameranku hari ini. Apa kau datang sendirian?” Kyuhyun berbicara dengan nada sedikit dingin. Ia masih menggandeng Minji dan wanita itu berdiri kaku di sebelahnya.

“Siapa dia?”

Kyuhyun melirik Minji, tersenyum pada wanita di sebelahnya. Kyuhyun mempererat pegangan tangannya pada Minji.

“Gadis cantik ini? Nona Kang— dia teman dekatku saat ini.”

Wajah Bomi terlihat marah. Gadis itu meremas tas kulit mahal yang ada di tangannya. Minji tidak bisa berkata-kata melihat seorang gadis yang tidak ia kenal kini tengah menatapnya seakan ingin menelannya hidup-hidup. Dan tidak butuh waktu lama, gadis itu beranjak pergi dengan langkah kasar.

“Terima kasih karena kau tidak membantahku.” Kyuhyun melepaskan genggaman tangannya pada Minji. Pria itu terlihat menarik nafas dalam, seakan baru saja melakukan kesalahan. Minji jelas melihat ada penyesalan di wajah pria itu.

“Dosa apa yang gadis itu perbuat di masa lalu, hingga kau melakukan hal seperti tadi padanya—”

“Sama sekali bukan urusanmu.” Kyuhyun berkata dingin. Kini giliran Minji yang menarik nafasnya, merasa bodoh, merasa diremehkan. Entah mengapa ia ingin menangis dan menyesal harus terlibat dengan pria yang kini sedang ia hadapi. Minji merasa bersalah, karena sepertinya ia baru saja membuat seseorang merasa terluka.

“Baiklah. aku hanya akan membahas yang menjadi urusanku denganmu. Kau telah mengambil keuntungan dariku. Sekarang, kembalikan hak milikku.”

“Kau benar. Akhirnya kau melakukan sesuatu untukku. Aku akan mengembalikan SIM-mu.”

“Kalian saling mengenal?”

Kyuhyun dan Minji sama-sama menoleh. Minji spontan memundurkan tubuhnya sedikit menjauh dari Kyuhyun saat melihat sosok Nyonya Cho yang tersenyum ke arah mereka berdua. Wanita tua itu muncul ditemani Hara, putrinya. Kyuhyun kini kembali dilanda kebingungan. Bergantian ia melirik nenek dan juga gadis yang kini berdiri sedikit di belakangnya. Mengapa Kang Minji mengenal semua orang terdekatnya?

“Kyuhyun-ah, sekali lagi aku bertanya, kau mengenal Nona Kang Minji?”

**

Minji tidak bisa tidur. Sejak pulang dari acara pameran itu, ia dilanda perasaan gelisah. Kyuhyun memang telah mengembalikan SIM-nya utuh, tapi kini ia didera ketakutan baru karena Kyuhyun akhirnya tahu dirinya adalah putri Kang Jihyuk.
Bagaimana jika Kyuhyun menceritakan masalah di antara mereka pada neneknya? Minji pasti akan merasa sangat malu. Untung saja Minji berhasil menemukan alasan yang tepat sehingga ia bisa segera kabur dari situasi itu. Belum lagi ternyata Kyuhyun adalah alumni Universitas Myongji dan sepertinya ia memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Profesor Kim, dosen senior yang sangat berpengaruh di Universitas Myongji. Sungguh semuanya adalah kebetulan yang luar biasa.

Mungkin mulai saat ini, Minji harus bersikap baik terhadap Kyuhyun. Meskipun di dalam hati, ia berharap dirinya tidak akan lagi memiliki urusan dengan pria itu. Kyuhyun sepertinya memang sosok pria dingin yang tidak berperasaan. Mungkin ia hanya bersikap baik pada orang-orang tertentu, seperti pada Profesor Kim.

“Siapa dia?”

“Gadis cantik ini? Nona Kang— dia teman dekatku saat ini.”

Minji memegang kedua pipinya. Tiba-tiba saja ia teringat dengan sandiwara yang pria itu ciptakan dan melibatkan dirinya.
Siapa gadis cantik itu? melihat dari penampilannya, jelas ia bukan gadis sembarangan dan melihat aura yang muncul di antara gadis itu dan juga Kyuhyun, Minji yakin jika keduanya memiliki hubungan yang cukup rumit hingga Kyuhyun tega membohongi gadis itu mentah-mentah.

“Gadis cantik ini? Nona Kang— dia teman dekatku saat ini.”

Sial. Minji kembali terbayang-bayang kalimat Kyuhyun yang terdengar begitu manis di telinganya padahal itu jelas-jelas hanya sandiwara yang Kyuhyun buat. Minji hanya merasa sedikit senang, karena seorang pria seperti Cho Kyuhyun menganggapnya sebagai wanita cantik.

**

Kyuhyun merasa jauh lebih segar setelah mandi dan membersihkan tubuh hingga kepalanya. Ia segera menjatuhkan tubuhnya yang telah berganti pakaian di atas tempat tidur di kamar hotelnya, menatap langit-langit kamar sambil memijit pelan pelipisnya. Pembukaan pamerannya berjalan lancar dan jumlah pengunjung yang datang tidak mengecewakan. Namun Kyuhyun memikirkan banyak hal mengejutkan yaitu beberapa orang yang muncul secara tiba-tiba di hadapannya hari ini.

Kyuhyun tidak tahu, apa ia sudah melakukan hal yang benar hari ini. Ia telah membohongi Bomi. Gadis itu jelas terlihat begitu kecewa mendengar jawabannya. Kyuhyun sesungguhnya tidak tega membuat gadis itu pergi begitu saja dengan cara yang sedikit menyakitkan, tapi Kyuhyun ingin membalas sedikit rasa sakit hati yang ia terima ketika gadis itu juga memperlakukannya dengan tidak berharga. Kyuhyun, ia hanya sedang mencoba untuk menguji perasaannya, sejauh mana ia bisa menolak kehadiran Han Bomi.

Jika saja tadi Kang Minji tidak ada di sebelahnya, mungkin Kyuhyun tidak akan menemukan alasan yang tepat untuk membuat Bomi merasa terabaikan. Kyuhyun merasa penasarn, apa yang kira-kira dipikirkan Bomi saat ini? Gadis itu telah dua kali mencoba menemuinya, tapi Kyuhyun justru mengabaikan kehadirannya. Kini ia benar-benar ingin tahu, seberapa penting dirinya bagi gadis itu.

TBC

Pengantarnya segini dulu ya.

Baru awal dan belum banyak yang bisa aku tulis.

Maaf karena aku ngaret banget postnya dari jadwal yang seharusnya >___<

Semoga kalian enjoy bacanya dan mau ngikutin ceritanya.

Thankyu yang masih mau nunggu dan baca fanfic tulisanku

Semoga silent readernya makin berkurang ya.

Sampai ketemu di part berikutnya dan aku usahain akan bikin lebih panjang dari part ini ^^

84 thoughts on “My Fair Lady [Chapter 1]

  1. Ap mngkn prasaan aku aja
    Atau krn baru 1 part
    Rrasanya beda eon

    Tulisan n bahasanya sama
    Cm rasaanya agk beda dr ff kamu yg lain
    Bagus koq
    Bagus bnget
    Cm rasanya aja yg beda
    Gimana gitu

    Suka

  2. hoho…kyuhyun belum ada feel sama minji..masih problem undividu nieh… penasaran sifat kyuhyyn yg sebenarnya masih ambigu di sini…chanyeol suka ya sama minji…ntar segitiga gitu sama kyuhyun hehw …

    Suka

  3. kapanpun jadwal publisnya itu’kan tergantung author. makin lama publis rasa kangen itu makin besar 🙂 intinya author harus tetep semangat *apa hubungannya coba hahahaa*. ceritanya greget thor. pengen gigit kepala kyuhyun *horor aku* hahaaa

    Suka

  4. yeayyy akhirnya part 1 nya muncul ……
    aku deg deg an dikirain yang jadi batu sandungan buat hubungan kyuminji itu neneknya abis baca prolognya jadi ngebayangin gitu ehh ternyata salah hihiii trnyata di kyuhyun nya toh yang mungkin bakalan jadi masalahnya nanti….

    seru sumpah min ini bakalan menarik banget bakalan banyak konflik kayanya mulai dari kyuhyun bomi chanyol neneknya kyu mungkin bahkan yonghae ibunya kyu juga….ahhhhh can’t wait sama kelanjutannya pengen cepet cepet kalo udah seru kaya gini …….

    tetep semangat min buat kelanjutannya…

    Suka

  5. Akhirnyaaaa setelah berminggu2 lahir juga part 1nya..
    Hahahhaha…
    Suka banget sama awal pertemuan kyu dan minji..
    Gak terlalu keliatan dipaksain dan natural bangett..
    Dan yg pasti aku seneng banget karena ternyata keluarga mreka saling mengenal..
    Jadi gak terlalu khawatir sama mreka..

    Yg aku khawatirin adalah hubungan chanyeol dan kyuhyun nanti..
    Karena kayaknya chanyeol punya perasaan sama minji..
    Jangan sampai kyuhyun bener2 mainin minji untuk balas dendam sama bomi..
    Karena aku juga belum bisa nebak gimana sifat kyu disini sebenernya..
    Kalau sombong kayaknya gak dech..
    Tapi penasaran apa alasan kyuhyun nahan SIMnya Minji??
    Kalau dy gak mau diganggu minji kenapa mesti nahan simnya??
    Kan sebenernya bisa diselesaikan ditempat..
    Seperti kata kyuhyun mobil itu sudah di asuransikan jadi tidak ada masalah lagi donk..

    Yahh kecuali ini semua memang sudah ditakdirkan..
    Dimana keluarga mreka dan orang2 terdekat mreka memang saling terhubung ..

    Suka

  6. ehh nemu blog baru hehehhe,,salam kenal author
    menarik ceritanya ,kyu jadi pelukiss ,, keren kali yahhh,,
    , kehidupannya kyuhyun penuh dengan misteri nihhh ,,
    jadi penasaran lanjutt ya thor

    Suka

  7. apaa bomi org yg dlunyaa oernah nyakitin kyuu yaa?..
    koqq sampai seegitunyaaa blas dendam,,,
    n minji yg jdii bahannyaa,, kalo misalnyaa suatu saat bomi tb2 ketemu minji gimnaa diaa bkal ngejelasin nntii,,
    ap ni bkal ad teknik perjodohan yaa onn??
    d liat dr nenek kyuu yg sukaa am minjii kyknaa bkal gituu.,,
    seruu onn kalo gituu,, hhaa,,

    Suka

  8. Waaaaah ini msih pembukaan bgt yaa. . Brsa nnton drama episode pertama huaaa daebak. . Ceritanya sedikit rumit ya. . Tp aku suka sm krkter minjinya. . Hmm kyu nya jga siih. . Cm dia agak melaw ya hhaha .. tp totali ini kece abiius. . Daebak .. ditunggu lngjutannyaaa

    Suka

  9. Konflik perasaan kayaknya bakalan rumit nich, apakah cinta segitiga? Atau segiempat? Hmm… Apapun itu, aku rasa Cho Kyu Hyun memang menyebalkan -_-

    Suka

  10. Kya nya bakal ada cinta segi empat nie antara minji kyuhyun chanyeol dan bomi… jalan cerita yg akan sanggat rumit hahahahaha
    Tpi emnk lbh penasaran ke bomi dan kyuhyun sie,ada apa sma mrka sbelum nya.. tpi akhir nya kyuhyun hrus tetep sama minji ya oke oke 😀😉

    Suka

  11. baca part pertama langsung mikir, hidup kyuhyun ribet amat ya, terus”an diminta kerja diperusahaan sama nenek nya, tapi dia pengen jadi pelukis.

    terus kisah cinta nya juga ribet, jadi berasa drama korea, hehe
    minji yang harus terlibat dalam kebohongan kyuhyun yang bertujuan untuk menguji perasaannya sendiri

    Suka

  12. Pembukanya aja udah penuh tanda tanya apalagi nextnya pasti lebih seru
    Ini kyu sama minji kok kaya nda akur gtu ya -.-
    Ditunggu kelanjutannya, thank you

    Suka

  13. akhirnya ff ini di post jg,, setelah cukup lama nunggu…..
    ceritanya menarik, ditunggu kisah kyuhyun dan minji sekanjutnya….. 😀 😀
    tetap semangat buat author…

    Suka

  14. wih ff barunya udah dirilis :3 kyu jahat banget sampe nahan kartu sim nya minji -_- dan ternyata dunia sempit ya sampe minji kenal orang yang dikenal kyuhyun juga wkwk. keren thor ^^ ditunggu kelanjutan nya

    Suka

  15. bagus. dan semoga kedepannya tidak ada konflik rumit yg terjadi diantara mereka berempat. semoga ceritanya seperti clown man
    . konflik yg ringan dan manis ‘). dan kalo bisa jangan terlalu lama next partnya eonni ‘D

    Suka

  16. rupanya kyu menykai wanita lain dan minji diabaiakn pa yg akan terjadi dgn mereka berdua dan siapakh yg pertama tertarik minji tw kyu
    mdhn” ga da yg saling menyakiti ah makin penasaran ma ceritanya

    Suka

  17. Wow wow wow wow wowwwwwwww

    Akhirnya ff baru setelah clown maaaan
    Skrg jd gantian gini nih? Kyuhyun atasan minji bawahan??
    Hahahahhaha..tp seru banget deeeeeh
    Penasaran sama kelanjutan hubungan mereka..udh mulai keliatan nih cinta segu empatnya..kyuhyun minji chanyeol bomi

    Gak sabar nunggu bagian2 sweet2nya khas authoooor

    Suka

  18. dunia sepertinya bgt sempit bagi minji..smua orang disekitarnya mengenal kyuhyun…jadinya mati gaya hahaha..part 1 nya menarikmenurutku jadi lanjut ya thor fighting 😀

    Suka

  19. hahahaha korsel bner2 sempit ya 🙂
    ternyata kyuhyun cucu dari atasan ayah’a minji. kyuhyun kya akan sering meminta bantuan minji atw ga mungkin kyuhyun minta minji pura2 jadi pacar’a.
    aku penasaran awal dari permasalah kyuhyun dan bomi.

    Suka

  20. Ternyata dunia itu bener-bener sempit. Diawal aku kira minji pacarnya chanyeol. Ternyataaaa mereka semua ada hubungannya~~

    Han Bomi siapanya kyuhyun nih? Wah baru part 1 aja udah banyak pertanyaann. Semoga terjawab di part selanjutnya.. konfliknya juga ga terlalu berat dan antimeinstream deh!!

    Cuss baca part 2~~

    Suka

  21. Ternyata Kyuhyun Uda punya Pujaan Hati…
    aKu fikir Kyuhyun bakalan jatuh Hati Ke Minji seteLah insiden itu, ttapi ternyata tidak justru Kyuhyun manfaatin Minji, pasti Minji baKaln Kecewa, pdhal Minji Ud terbyang2 Noh…

    Suka

  22. Alurrrnya santaiii aq suka…
    Bisa lanjuttt …
    Autor q pembaca baruuu semoga cerita d ff ini alurnya q suka….
    Kalau ff nya bagus pasty q comen bagus..
    Kalau ff ini jelek pasty q komen jelek…
    Moga autor bisa menerima dengan lapang dada makasiiii

    Suka

  23. alur cerita awalnya ini udah bagus banget kok. tapi galaknya kyuhyun kurang greget sama minji. lebih galak lagi dong kyu, kamu terkenal sadiskan hahahahaha

    semangat author jjang ^^ ditunggu next partnya

    Suka

  24. Kyu n bomi punya hubungankah sebelumnya? Apa kyu pernah dihianati sampe bersikap dingin sama bomi? Kasian minji jadi stress coz takut appa nya di apa2in kyu, terlalu parno minji nya kkk… Ff nya keren bahasanya ringan, alurnya juga ga kecepetan.. Cuma feelnya aja kurang greget kkk…

    Suka

  25. Sore thor…
    Maaf hbis hibernasi jd baru muncul sekrng…

    Dlu aq kaya pernah baca nih cerita…apa mngkin dlu itu prolog yaaa (efek g pernh buka blog)..hehhehe

    Ceritanya seru thor..menarik..n kyaknya konflik e bakal rumit nih…
    Siapa itu bomi…hubngn kyu ma bomi tu apa?mntan pacar kah ato pacar yg udah ngegantung…

    Ah lnjut part 2 aja yaaa

    Oh ya thor,mash ingt ma aq tho (emang siapa dr q..smpe harus diingat)…

    Suka

  26. penasaran hubungan nya kyuhyun sama bomi kek gmna???
    pacar kah?
    kyuhyun disini karkternya dingin keras kepala, pass banget nih sama si kyu.. suka banget dehh

    Lanjutkan

    Suka

  27. menarik ceritanya padahal baru baca part awal udah dibikin penasaran sama lanjutannya..orang” yg deket sama kyu pasti dia juga kenal sama minji suatu kebetulan yg tak terduga

    Suka

  28. Spertinya ckup mnarik,,,kyu spsertinya kekeuh dgn keinginannya untuk mnjadi pelukis,,bkan penerus!! Spa bomi sbnarnya???????? Mantan kyu atau gmn?????apa chanyoel bnr2 mnganggap minji sahabatnya saja???? Takutnya nanti jd cnta sgitiga!!!
    Good job!!

    Suka

  29. Hahaha ini kyuhyun jd pelukis baru pertama kalinya baca ff kyk gini, minji ini panikan kayaknya smpe pikirannya kmana2

    Ini bomi pernah hubungan sama bomi dan disakitin makanya dia kayak balas dendam gtu

    Suka

  30. Part awal-awal udah bagus. Tapi, feelnya belum dapet di part ini.
    FF ini bagus, dan pastinya menghibur banget.

    Apa Minji nanti bakalan deket sama Kyuhyun lewat neneknya Kyuhyun. Neneknya Kyuhyun kayanya suka sama Minji.
    Semoga aja, neneknya Kyuhyun bisa jadi perantara antara Kyuhyun dan Minji.

    Suka

  31. Masih belum bisa nebak alurnya mau gimana tapi yang jelas aku udah jatuh hati thor!!!
    well secepatnya aku nyelesein baca sampai part 5, semoga part 6 cepet publish ya thor
    semangat berkarya!!!

    Suka

  32. Baru pertama kali baca ff kyuhyun yang jadi pelukis biasa nya dia ceo. Cerita nya bagus dan cukup menarik.
    Hoho itu ada hubungan kyuhyun sama bomi sampe kyuhyun dendam banget sama bomi. Apa bomi pernah nyakitin kyuhyun di masa lalu…

    Suka

  33. yah ternyata yang pernah disukai kyuhyun itu Bomi, jadi minji memang bukan siapa-siapa diawal..

    uhh setidaknya minji disukai banyak orang, semoga kedepannya ada cerita indah diantara mereka..

    Suka

  34. Kebetulan yg tak terduga,, aq harap setelah ni kyuhyun m minji ada momen yg bisa bikin mereka bersama, heheeee
    Lgian sepertinya nebeknya kyuhyun menyukai minji y

    Suka

  35. Part pertama aku suka,aku puas bacanya.
    Apa selanjutnya kyuhyun akan memanfaatkan minji buat memvaladkan sakit hatinya pada bomi ? Dan kedekatan mereka membuat minji menaruh hati pada kyuhyun dan akhirnya nantinya akan ada cinta segitiga dan campur tangan Ny. Cho yang menginginkan minji menjadi cucu menantunya ? Aku rasa itu tak menutup kemungkinan melihat dari Ny. Cho yang sangat menyukai minji

    Suka

  36. dunia yg dijalani kyuh ama minji benr2 sempit😂😂😂😂 … yg satu dosen yg satunya mantan mahasiswa hmbahahahahah semoga mereka berjodoh ☺☺☺☺

    Suka

  37. ahaaaaaaaaa ini entah berjodoh apa gimana mereka sebenernya dekat tp jauh(?) halah apan sih wkwkw cuma ya bener lah pasti bigung kenapa semua orang serba berkaitan serba kenal hahah kocak bgt dah bacanya aku asli gatau kenapahahah cuma han bomi aja yg gatau dateng dari mana wkwkw lanjuuuuttt

    Suka

  38. Hahhahha……… Enntah kenapa dipart pertama ini aq trs ketawwa geli, kyk nya krna inget sm polisi yg pnh bilang aku , pake nahan sim, bikin mirip aj si kyuhyun sm polisi,

    Nenek cho ,, tolong jodohkan kereka aj , hehe

    Thankks….

    Suka

  39. Sejauh ini, aku suka jalan ceritanya, btw aku penasaran sma mslhnya Kyu dan Boomi. Daan hubungan apa yg dimiliki Minji dan Chanyeol? Aku brharap mereka cuma teman.

    Suka

  40. baru awalnya sudah menarik sosok Kyu terasa agak berbeda karena jadi seorang pelukis dan Minji jadi seorang dosen. tapi kesan sombong dan arogan tetap g hilang. Bomi sepertinya memiliki arti yang penting dalam hidup Kyu mungkin efek pernah disakiti Kyi memanfaatkan posisi Minji

    Suka

  41. Awalan yg bagus. Jadi makin excited bacanya… Tapi rada bimbang dengan kalimat yg awal “Kyuhyun tidak menghiraukan” berarti ditanggepin dong…. Yang digoreng thor

    Suka

Tinggalkan Balasan ke Chojjang Batalkan balasan