[16] Realove

Untitled-34

Author: Hanwoo • Cast: Lee Hyukjae – Hanwoo – and Other Cameo • Genre: Straight – Romance • Length: part 16

 

Hanwoo’s POV

———————

Sudah dua minggu dari kami berlibur di Pulau Utara New Zealand. Liburan yang menyenangkan di New Zealand. Setelah bangga aku bisa menonton live marching bandnya keesokan harinya kami pergi ke beberapa tempat terkenal seperti The Hobbiton salah satunya. Salah satu daerah peternakan di Matamata menjadi lokasi pengambilan gambar untuk trilogi The Lords of The Rings dan The Hobbits. Hobbiton, desanya Frodo dan Bilbo Baggins ini ternyata benar-benar ada. Aku tidak menyangka  Area penggembalaan ternak seluas 500 hektare disulap menjadi desa tempat tinggal Frodo. Butuh waktu bertahun-tahun untuk mengubah bukit-bukit hijau di sana menjadi Hobbiton persis seperti yang digambarkan di novelnya. Eunhyuk oppa sangat ingin pergi kesana dan dia sangat bahagia ketika berada disana.Dia mengambil banyak gambar dirinya dibandingkan denganku, sangat menyebalkan.

Kami juga berbelanja di Wellington ibu kota pusat New Zealand dan menaiki cable car mengelilingi daerah perkotaan. Tidak banyak yang mengenal kami disana syukurnya jadi kami bisa bebas dan sedikit leluasa berpergian. Kami berdua memutuskan untuk kembali lagi nanti. Tapi sayangnya sewaktu di Bandara aku dikejutkan oleh salah satu fansnya yang meminta dirinya untuk berfoto disanalah kami memutuskan untuk menjaga jarak.

Yah, kamipun kembali ke Seoul. Sejak kepulangan aku merasa sedikit tertekan dengan kedua mertuaku yang sangat ingin aku hamil. Sedikitpun tidak merasa yang aneh dengan perutku. Tidak adanya tanda-tanda kehamilan padahal Eunhyuk sering mengeluarkan spermanya di dalam sementara kedua mertuaku sudah menuntut kami untuk mempunyai cucu.

Aku hanya memandang satu test pack yang kupegang menunjukkan hasil negatif. Sebenarnya aku sedikit takut jika hamil dan melahirkan untuk saat ini. Aku sangat memikirkan bagaimana karir Eunhyuk kedepannya. Aku benar-benar takut. Aku tidak ingin egois dalam hal ini. Bagaimanapun juga kami akan menyakiti banyak hati orang-orang yang mengagumi Eunhyuk. Siapa yang akan percaya dengannya lagi? Namun kedua mertuaku tidak terlalu memikirkannya. Mereka berkata bahwa semua gossip itu akan berlalu. Apa yang harus aku lakukan?

Minggu berikutnya aku tetap mengecek karena merasa mual-mual namun hasilnya nihil. Sudah berapa kali aku bolak-balik membeli test-pack namun tidak berhasil.

Eunhyuk’s POV

——————–

Hari ini eomma dan appa menjemputku karena tiga hari nanti aku mendapat libur jadi aku kembali ke Seoul untuk bertemu Hanwoo. Aku selalu merindukan wanita itu selama di militer. Kami sudah lama bersama dan kami sudah lama saling mengenal sama sekali dia tidak membuatku merasa tidak nyaman. Aku sangat nyaman berada disisinya.

“Hyukie sudah enam bulan pernikahanmu berlalu, apa kalian tidak ingin mencoba memberikan cucu untuk eomma? Kami sudah sangat menginginkannya.” Aku sedikit tidak suka dengabn ucapan eomma yang seperti meminta dan memaksa. Aku tahu Hanwoo belum siap untuk hal itu. Aku tidak memaksanya jika dia belum ingin.

“Kami masih menikmati hari berdua kami eomma, apalagi aku sedang menjalani militer siapa yang akan menjaganya .. ngg.. maksudku dia juga pasti akan sangat membutuhkanku.”

“Tapi tidak baik jika kalian memiliki anak disaat usia kalian sudah semakin bertambah.”

“Kami tidak begitu mempedulikan usia, eomma.”

“Kau jangan meremehkan usiamu yang tahun ini akan 31 tahun !” eomma sedikit membentak. Aku hanya diam dan memikirkan cara supaya eomma tidak begitu cerewet.”Jika kau memiliki anak di usia yang tua juga tidak terlalu baik.”

“Kami juga sedang usaha, eomma. Jika Tuhan belum memberi aku harus bagaimana, apa eomma meyuruhku untuk menceraikan Hanwoo hanya karena itu?”

“Jangan berbicara ngawur ! Bagaimanapun juga aku ingin cucu. Aigoo.. aku sudah tidak sabar menggendong cucuku nanti entah dia laki-laki atau perempuan. Benar kan , yeobo?”

“Ne, benar. Tapi jika mereka belum ingin kau tidak usah terlalu memaksa dan menuntut, jagiya.” Ujar appa lembut. Appa memang bersikap dewasa diantara kami. Terkadang eomma sangat cerewet dan sedikit menuntut tapi dibalik itu eomma sangat baik pada siapapun. Aku yakin dia mungkin memang sedang mengidamkan cucu atau hormonnya sedang menuntutnya menginginkan hal itu.

 

Sesampainya di rumah aku memasuki kamar diikuti Hanwoo yang menyambutku tadi. Dia mengunci pintu kamar dan langsung memeluk punggungku. Perlahan-lahan aku tersenyum menyambut hangat tangannya dan menggenggamnya.

“Jangan pergi lagi.. Kau itu !!” nadanya marah seperti memakiku. Kubalikkan tubuhku menghadap dirinya. Kutatap wajahnya yang terlihat kesal.

“Aku tidak pergi buktinya aku sudah kembali.”

“Kau meninggalkanku sangat lama. Setidaknya jika kau berangkat tour untuk konser aku bisa mengikutimu ! Bahkan aku tidak tahu apa saja yang sedang kau lakukan disana ! Kau sudah jarang meghubungiku lagi semenjak pindah divisi. Tidak ada lagi surat yang kau kirimkan untukku. Bukankah komunikasi itu sangat penting ?!”

“Aku menunggu teleponmu..”

“Kau menungguku? Kau tahu kan aku tidak suka menelepon terlebih dahulu! Setidaknya kau meneleponku.”

“Aku hanya ingin membuatmu penasaran dan semakin merindukanku. Jika kau merindukanku berarti kau  sangat menginginkanku ada disampingmu.”

“Micyeoso! Itu tidak akan berlaku padaku.”

“Jeongmalyo? Itu tidak berlaku padamu? Tsk. Belajar dulu jika ingin berbohong padaku. Kau pembohong.”

“Anio ! Aku bu-kan ..”

Kucium bibirnya lembut dan pelan. Dia sedikit terkejut dan sempat tidak membalas namun ketika bibirnya bergerak membalas ciumanku, aku melepasnya. Tubuhku sedikit menunduk menatapnya.

“Aigoo .. Apa kau benar-benar merindukanku?”

“Ne!” teriaknya pelan kemudian merangkulkan tangannya dan mulai mencium bibirku. Aku mulai membalas ciumannya. Aku sangat merindukan ciumannya. Dia sangat ahli berciuman tidak salah aku memilihya sebagai isteri. Tanganku mengelus tubuhnya. Kutegakkan tubuhku hingga dia mensejajarkan tubuhnya dengan tubuhku. Dia merangkul leherku tanpa melepas ciumannya sedikitpun. Mata kami sama-sama terpejam. Kurangkul pinggangnya. Entahlah sampai kapan akan berciuman seperti ini karena kami pernah berciuman 20 menit tanpa melepasnya sewaktu kami pacaran dulu membuat napas kami sesak.

Aku merasa dia membuka resleting jeansku dan sedikit menuruni celanaku hingga mungkin sudah terlihat boxer yang kukenakan. Dia melepas ciumannya dan menatapku . “Eii .. Sekarang kau benar-benar agresif …”

“Kau tidak menyukainya?” tanyanya polos. “Ah baiklah ..” belum sempat aku menjawab dia sudah menyimpulkannya sendiri. Aku menarik tangannya yang hendak pergi meninggalkanku dan mencium bibirnya dengan cepat. Tubuh kami berhimpitan – kami saling memeluk. Ketika aku hendak menarik bajunya , pintu kamarku tiba-tiba ada yang mengetuk.

“Hyukie ! Hanwoo! makanan sudah siap” suara Sora noona terdengar dari balik pintu. Aku menghela napas melepas ciuman kami.

“N-ne..” jawabku.

Hanwoo’s POV

———————

Kami berlima makan di meja makan. Kali ini Sora onnie yang memasak, kakak iparku. Masakannya juga tidak kalah enak dari masakan ibu mertuaku. Kami menyantapnya dalam diam.

“Hanwoo-ya, kudengar kau mual-mual kemarin apa kau sudah mengeceknya?” tiba-tiba ibu mertuaku bertanya membuatku berhenti mengunyah. Eunhyuk  mengangkat dagunya melihatku.

“Apa kau sakit?” bisiknya. Aku menggeleng melihatnya sambil tersenyum agar dia tidak khawatir. “Sepertinya aku hanya masuk angin, eomonim.” Jawabku. Kudengar ibu mertuaku menghela napas.

“Apa kau benar masuk angin? Apa perlu kita ke dokter?” Eunhyuk mulai memijit bahuku menaruh sendok –garpunya begitu saja.

“Gwenchanayo oppa. Lanjutkan makanmu.” Bisikku. Dia menuruti perkataanku untuk melanjutkan makannya.

“Sudah enam bulan dari pernikahanmu apa kau belum memiliki tanda-tanda kehamilan, Hanwoo-ya?” tanya ibu mertuaku. Aku tidak tahu harus menjawab apa. Ibu mertuaku yang selama ini dikenal sangat baik dan ramah oleh orang-orang namun aku merasa dia sangat tegas akhir-akhir ini padaku. Dia selalu menuntutku untuk hamil segera.

“Yak, yeobo lanjutkan makananmu.” Ujar ayah mertua.

“Eomma, kau ingin cucu laki-laki atau perempuan? Kami sedang berusaha.” Tanya Eunhyuk oppa membuat Sora onnie menahan tawa mendengar kalimatnya. Dari nadanya dia sseperti bercanda agar suasana tidak runyam.

“Aku ingin laki-laki untuk menerusi keturunan ini.”

“Tapi jika itu bukan laki-laki apa kau akan menyayanginya?”

“Tentu saja, dia juga cucuku jika itu perempuan.”

“Kami menginginkan apapun yang penting bayinya sehat.” Ujar ayah mertuaku sekarang.

“Apa tidak apa jika aku memiliki anak sekarang? Tidakkah kita harusnya menunggu sampai Eunhyuk oppa selesai militer dan mengumumkan ke publik bahwa aku adalah istrinya ? Aku merasa tidak enak jika ..”

“Sudah kukatakan berkali-kali mereka akan mengerti. Gosip akan cepat menghilang seiring berjalannya waktu.” Aku benar-benar tidak percaya ibu mertuaku bisa bicara seperti itu dihadapan anaknya. Selama ini beliau hanya mencaramahiku saja di meja makan membuatku sedikit muak dan kehilangan nafsu makan.

“Eomma.” Eunhyuk oppa mulai menengahi. Dia menaruh sendok-garpunya lagi di atas mangkuknya.

“Kenapa kau seperti ini? Kau sangat mengerti bagaimana karirku, bukan? Aku sakit hati mendengarnya. Sekarang aku kehilangan selera makan jika kau seperti ini.”

Kami semua terdiam di meja makan. Tidak ada yang berani menatap matanya dari mereka. Aku sedikit jengkel melihatnya. Jika Eunhyuk oppa tidak ada , ibu mertuaku selalu bertanya mengenai kehamilanku membuatku muak. Bahkan beliau sempat membelikanku obat-obat herbal yang harus diminum rutin  semenjak pulang dari new Zealand. untuk meningkatkan hormon sexualku. Pantas saja aku merasa bergairah jika bertemu Eunhyuk oppa. Ibu mertuaku sangat rutin tanpa pernah absen untuk menanyaiku apa aku sudah meminum obat herbal itu apa belum.

Eunhyuk’s POV

——————-

Saat waktunya tidur kami masuk ke dalam kamar. Aku mulai memeluk punggungnya membenamkan wajahku di bahunya.

“Apa kau baik-baik saja selama aku pergi?” dia tidak menjawabku.

“Kau ingin aku menjawab jujur atau bohong?” tanyanya.

“Bohong.” Ujarnya.

“Aku baik-baik saja.” Hanwoo menjawab. Kulepas pelukanku untuk memutar tubuhnya menghadapku. Aku tahu dia sedang tidak baik-baik saja. Aku mencari matanya karena dia menunduk.

“Apa eomma terus menanyai kehamilanmu?”

Dia mengangguk menatapku. “Kau berhark mengatakannya jika belum siap memiliki anak sekarang.”

“Siapa wanita yang tidak ingin memberikan buah hati kepada keluarganya? Itu merupakan suatu kebanggan. Namun aku sangat memikirkan bagaimana karirmu kelak. Aku tidak ingin egois. Aku takut netizen akan menghina anak kita jika mereka tahu bahwa kita membohongi mereka dengan pernikahan kita yang diam-diam. Aku selalu memikirkan hal ini setiap hari sampai rasanya kepalaku sangat sakit.”

“Aku juga memikirkan hal yang sama.”

“Oppa, tapi apa kau tidak berpikir .. Kita sering melakukannya bahkan mengeluarkan spermamu di dalam. Kenapa aku tidak juga hamil?”

“Kita harus ubah strategi. Aku akan mengeluarkannya di luar.”

“Anio, bukan itu maksudku. Dalam jarak sebulanpun bisa saja hamil dengan cepat jika mengeluarkan sperma di dalam. Tidakkah itu aneh? Aku hanya takut. Apa aku harus memeriksanya? Tapi aku takut pergi sendiri.”

“Aku akan mengantarmu..”

Shireo ! Andweyo !” tolaknya. “Mereka akan tahu kau adalah suamiku. Bagaimana bisa seorang artis mengantar seorang wanita  pergi ke dokter kandungan? Biarpun kau mengatakan aku ini adalah temanmu mereka tidak akan mempercayaimu. Aku mungkin akan meminta Sa Eun onnie mengantarku besok.”

“Apa penting masih memikirkan netizen? Aku juga ingin menjadi suami yang baik untukmu.” Kupeluk tubuhnya lagi.

“Apa kau tidak melihat rasa cintaku sangat besar?” dia balik menatapku dengan tatapan sendunya. Aku kembali mencium bibirnya lembut. “Aku mencintaimu oppa, Karena aku sangat mencintaimu aku sangat tidak ingin membuatmu terluka.” Ujarnya melepas ciuman kami. Aku mencium bibirnya lagi tidak membiarkan dia berbicara sedikitpun. Ciuman kami penuh emosi.

 

Halo Shinning Readers^^

Realove mulai sering update lagi tetep stay tune ya. Biarpun cast utamanya lagi wamil aku tetep nulis sesuai ucapanku dulu di FF Realove sebelumnya. Kangen deh sama Eunhyuk oppa.. Disini aku pengen buat Hanwoo sama Eunhyuk hubungannya runyam lagi. Bosen bikin mereka bahagia melulu hahaha. Ditunggu episode selanjutnya yaaaa^^ Terima kasih yang sudah komen di ff sebelumnya dan juga sarannya tentang tulisan aku. Tetep ninggalin jejak. Untuk reader yang baru join dan mengenal blog ini salam kenal ya ^^

 

 

13 thoughts on “[16] Realove

  1. tuh orang tua lama” jengkelin jg…pasti hanwoo tertekan bgt..,baru jg nikah setengah taun..kayak udah nikah 5 taun aja…gx sabaran bgt tuh mertua…

    Suka

  2. Mulai dech ditanya soal kpan punya anak kepengen dech nimang cucu itu tuch yg bkin runyam hubungan suami istri di singgung soal anak,,akhu tunggu eon dengan setia next partnya 😀

    Suka

  3. huwaaaaaaaaaa masalah hamil emg yah jd masalah gede buat mereka walaupun mereka ingin tp gabisa seenaknya yakan huhu kesian tp kok disini ibunya hyukjae nyebelin yahahahaha kaya maksa gitu harus cepet punya anal lagian kasian juga hyuk lagi wamil walaupun ada yg jaga pasti hanwoo butuh sosok suaminya yakanyakan kasian huhu ditunggu lanjutannyaaaa

    Suka

  4. lee hanwoo baik banget sih jadi orang ya ampun hatinya terbuat dari apa sih 😃😀😀😀😀
    hyukjae oppa juga beruntung dapet istri kek hanwoo 😘😘

    Suka

Leave a Comment ...