My Fair Lady [Chapter 3]

mfl 3 fix

Title : My Fair Lady (Chapter 3)

Author : Minji

Cast : Cho Kyuhyun – Kang Minji – Park Chanyeol – Han Bomi – Cho Hyemi and others

Genre : Romance, Family

Length : Chapter

———————————–

Chanyeol duduk memainkan grand piano di depannya dengan apik, sembari menyenandungkan lagu milik John Legend – All of Me. Suara bassnya yang berat mengisi dan memenuhi bar yang malam itu terlihat lebih banyak didatangi oleh pasangan-pasangan muda yang menikmati malam akhir pekan. Penampilan dadakan dan sukarelanya itu telah membius banyak pasang mata, penasaran akan siapa sosok tampan dan tinggi yang begitu romantis memainkan piano ditambah dengan suaranya yang tidak buruk meskipun ia bukan seorang penyanyi.

Minji salah satunya. Gadis itu terpukau dari tempat duduknya, mengagumi betapa romantis sahabat baiknya itu. Minji sangat yakin, Chanyeol telah merebut hati banyak wanita yang ada di bar ini. Chanyeol tak hanya tampan, tapi juga memiliki bakat bermusik meskipun belakangan ia sibuk mengurus perusahaan keluarga Cho. Bagi Chanyeol, bermusik adalah salah satu caranya mengusir penat dan bersenang-senang. Dan jika ibunya tahu ia masih tampil di depan umum seperti ini, mungkin Chanyeol akan dimarahi habis-habisan. Keluarga Cho memang tidak begitu mentolerir bakat seni anak-anaknya padahal mereka semua memiliki bakat di bidang itu. Itu semua karena prinsip tegas yang ditanamkan Cho Hyemi. Wanita tua itu ingin agar semua keturunannya bisa mendedikasikan diri mereka untuk menjaga perusahaan.

Di akhir penampilannya, Chanyeol berdiri dan membungkuk hormat pada penonton. Tepuk tangan pun menghujaninya dan dengan sedikit kikuk pria jangkung itu kembali ke tempat duduknya, di sebelah Minji.

“Kau keren sekali. Jika Minhyuk melihat penampilanmu tadi, ia pasti akan merengek minta diajari piano juga.” Minji tersenyum lalu menyodorkan minuman pada pria tampan itu.

“Terima kasih. Ngomong-ngomong— lagu tadi— itu untukmu.”

“Oh ya? Terima kasih. Kau membuatku merasa sangat tersanjung. Namun semua gadis di sini pasti merasa sangat spesial dengan apa yang kau bawakan tadi. Aku bahkan sibuk mengabsen mata mereka satu-persatu—”

“Yang paling penting bagiku adalah kau menikmati penampilanku.” Chanyeol tersenyum lebar lalu menegak wine yang diberikan Minji untuknya. Minji menatap Chanyeol dan tersenyum. Kadang ia berpikir, mengapa ia tidak jatuh cinta saja pada Chanyeol. Pria itu sempurna untuknya. Chanyeol selalu ada untuknya, dan juga mengenal baik keluarganya.

“Hmm— jangan menatapku seperti itu. Rasanya jantungku berdetak sangat kencang. Ya Tuhan—” Chanyeol mulai berakting, meletakkan tangan kanan pada dada kirinya. Minji hanya tertawa renyah menanggapinya.

Chanyeol kembali merasa serba salah. Ia tidak tahu bagaimana menempatkan diri dan perasaannya. Mereka sangat sering menghabiskan waktu berdua, dan Chanyeol telah menyia-nyiakan banyak kesempatan emas untuk menyatakan perasaannya. Ia selalu mencoba menyampaikan isi hatinya melalui gurauan dan candaan seperti tadi, tapi Kang Minji pun hanya menanggapinya sebagai gurauan.

“Hei, aku ingin menikah sebelum usiaku mencapai 30 tahun.” gumam Chanyeol. Ia kembali meneguk minumannya.

“Sangat mungkin. Kau hanya perlu memasang selebaran maka kau bisa memilih calon istri yang sesuai dengan keinginanmu.”

“Bagaimana jika tidak ada satupun gadis yang cocok denganku? “

“Itu tidak mungkin. Bahkan saat ini pun, aku yakin sudah ada yang menaruh hati lagi padamu.”

“Bagaimana jika seandainya yang ingin kunikahi adalah dirimu?”

“A—Aku?”

Chanyeol mengangguk. Tangan kanannya bergerak menyentuh tangan kiri Minji di atas meja, menggenggam dan mengusapnya pelan. Ia menatap Minji yang masih terlihat bingung dengan perubahan sikapnya yang tiba-tiba. Chanyeol menatap Minji dan tersenyum. Mata gadis itu mengerjap.

“Aku hanya bergurau. Maksudku, jika nanti aku tidak menemukan wanita yang tepat hingga akhir, setidaknya— kaulah yang akan kunikahi.”

“Yeol-ah. Kau mengagetkanku. Kupikir seorang pria sedang menyatakan cinta padaku. Aku nyaris kebingungan bagaimana memberikan respon atas ucapanmu sebelumnya.” Minji meletakkan tangan kanannya di atas tangan Chanyeol yang menggenggamnya. Mereka kini terlihat menggelikan, dan beberapa pasang mata kini semakin memperkuat dugaan mereka.

“Tapi apa kau bersedia menikah denganku— jika aku tidak menemukan wanita yang tepat?”

“Tergantung.”

Mwo?”

“Jika aku belum menemukan pria yang bisa mengikatku, mungkin saja. Hahhahhaha..”
Minji tertawa renyah. Chanyeol pun ikut tertawa. Tangan mereka kini terlepas, dan kecanggungan tidak lagi melingkupi mereka. Chanyeol menyesal telah membuat suasana menjadi sedikit tidak mengenakkan. Namun seringkali, ia tidak bisa menahan perasaannya pada Minji.

“Oh ya— Aku masih tidak percaya jika Kyuhyun-hyung bisa melakukan hal seperti itu padamu.” Chanyeol kembali membuka obrolan yang sudah sejak kemarin mereka perbincangkan. Pria itu masih penasaran bagaimana kakak sepupunya bisa mengenal Minji.

“Aku tahu kau akan ada di pihaknya. Sudahlah, lagipula memang aku yang ceroboh dan bersalah. Aku menabrak mobilnya jadi wajar saja ia marah dan berlaku seenaknya—”

“Maksudku bukan itu.”

“Lalu?”

“Kyuhyun Hyung bukan tipe orang yang suka merepotkan dirinya ke dalam pertengkaran apalagi melakukan hal seperti yang kau ceritakan. Ia anti berurusan dengan orang lain apalagi jika orang itu asing baginya.”

“Wah, kalau begitu kurasa sepupumu itu memiliki kepribadian ganda.” Minji berkata asal, menarik perhatiannya dari Chanyeol lalu menatap gelas kaca di hadapannya.
Chanyeol kembali terlarut dengan pikirannya. Nenek Cho terlihat begitu antusias ketika menceritakan kedekatan Kyuhyun dan Minji. Sulit dipercaya jika seandainya keduanya memliki hubungan khusus yang tidak Chanyeol ketahui. Sungguh, bukankah ini benar-benar mirip sebuah drama? Bertengkar pada awalnya kemudian saling jatuh cinta. Chanyeol berusaha menepis pikiran-pikiran tidak masuk akalnya. Namun itu bisa jadi masuk akal. Toh Kyuhyun dan Minji kini saling mengenal.

“Minji-ya, kau benar yakin tidak ada apa-apa antara dirimu dan Kyuhyun hyung?”

Minji tertegun dengan pertanyaan Chanyeol. Ia memang tidak menceritakan soal Kyuhyun yang memanfaatkan dan memintanya bersandiwara di depan Han Bomi. Minji masih belum memahami semuanya. Bagaimana jika seandainya Chanyeol juga mengenal baik Bomi dan justru menganggap konyol tindakan Kyuhyun? Yah— meskipun Minji tahu Kyuhyun dan semua sikap pura-puranya di depan Bomi adalah kekonyolan besar.

Minji menggeleng santai, tidak ingin pria itu mecurigainya lebih jauh. “Apa maksudmu?”

“Tidak. Hanya saja, kau menghilang di pesta nenek dan ternyata Kyuhyun Hyung bersamamu—”

“Hanya sebuah kebetulan. Kami berpapasan di luar dan akhirnya mengobrol. Lagipula hubungan kami sudah tidak seburuk waktu itu.” Minji membuat ceritanya terdengar normal dan senatural mungkin. Chanyeol memang selalu ingin tahu apapun tentang dirinya dan mungkin saja pria itu sedikit khawatir karena Minji dengar Chanyeol ikut mencarinya di pesta.

“Yeol-ah, bisakah kita tidak membahas sepupumu yang menyebalkan itu?”

————————-

Semua staff penting Grup Daesang  saling pandang satu sama lain setelah pembahasan yang cukup mengejutkan dari Presdir Cho Hyemi. Chanyeol bisa mengerti apa yang ada di pikiran setiap orang saat ini, namun sebagai salah satu staff yang paling muda ia hanya bisa diam ketimbang menyampaikan pandangannya. Cho Hyemi baru saja menyampaikan pada semua staffnya bahwa ia akan mengangkat Kyuhyun sebagai Presdir yang baru untuk menggantikannya.

Bukannya tidak setuju, hanya saja sebagian besar dari mereka belum mengenal siapa cucu sulung dari keluarga Cho itu. Meskipun Hyemi berpendapat jika cucunya adalah pria yang cerdas dan bertanggung jawab, tak banyak orang yang sependapat dengannya dan mempercayai kinerja Kyuhyun. Mungkin hanya Chanyeol satu-satunya orang yang mempercayai kakak sepupunya.

“Ibu, kurasa ini terlalu cepat. Tidakkah sebaiknya kita memperkenalkan perusahaan secara perlahan pada Kyuhyun terlebih dahulu?” Park Jungsoo, menantu Hyemi yang juga merupakan ayah Chanyeol berusaha berbicara dengan ibu mertuanya ketika hanya tinggal dirinya dan Kang Jihyuk di dalam ruangan menemani Cho Hyemi. Wanita tua itu terlihat beban, bahkan anggota keluarganya sendiri tidak begitu mendukungnya.

“Jika tidak sekarang, anak itu akan pergi lagi dan aku akan kehilangan kesempatan lagi..”

“Ibu, aku dan Hara mengkhawatirkan Kyuhyun. Ia bahkan sama sekali belum memiliki rasa memiliki di perusahaan. Yang harus kita lakukan adalah menariknya pelan-pelan. Karena kurasa, semua staff tidak begitu setuju dengan keputusan Ibu—” Jungsoo mencoba menjelaskan dan mewakilkan suara para staff lainnya. Bagaimanapun tingginya pendidikan Kyuhyun, tetap saja pengalaman harus menjadi dasar pertimbangan untuk memimpin sebuah perusahaan besar sekelas Grup Daesang.

“Chanyeol saja bisa melakukannya ketika usianya masih begitu muda. Mengapa tidak dengan Kyuhyun? Jihyuk-ah, kau sependapat denganku bukan?” Hyemi melirik Kang Jihyuk. Pria itu sesungguhnya juga sependapat dengan Jungsoo.

“Nyonya, kurasa yang dikatakan Tuan Park ada benarnya. Kita sebaiknya menarik Tuan Muda untuk mengenal perusahaan, sebelum pada akhirnya langsung membebankan jabatan presdir kepadanya. Ia perlu menyesuaikan diri dengan para staff, membuat para staff menyukainya dan ia juga bisa banyak belajar. Aku rasa itu tidak akan sulit baginya, apalagi semua orang terdekatnya akan mendukungnya. Bukankah Chanyeol bisa membimbingnya juga?”

“Itu maksudku, Ibu. Jadi kumohon pertimbangkanlah.” Jungsoo merasa lega karena Kang Jihyuk satu suara dengannya. Ia tahu persis, ibu mertuanya sangat mempercayai Kang Jihyuk dan nasehat-nasehat pria itu akan selalu menjadi pertimbangan utamanya.

“Baiklah. Aku akan bicara dengan Kyuhyun. Dan dalam hal ini, aku juga membutuhkan bantuan Chanyeol juga kalian berdua. Jadi kumohon, bantulah cucuku.” Hyemi berkata setelah menarik nafas. Ia benar-benar ingin Kyuhyun menuruti kemauannya kali ini.

————————–

Kyuhyun merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur king size miliknya. Hari ini ia menerima banyak telepon dari orang-orang dengan keperluan yang berbeda-beda. Salah satunya adalah dari sang nenek, yang sama sekali belum menyerah untuk menyeretnya ke perusahaan. Kyuhyun menyadari sepertinya kali ini sang nenek sangat gigih memperjuangkan keinginannya.

Kyuhyun bukan tidak memiliki rasa tanggung jawab akan keluarganya. Ia hanya tidak begitu menyukai posisi Presdir karena mendiang ayahnya membuatnya membenci posisi itu. Bagi Kyuhyun, kesibukan ayahnya telah menjauhkan pria itu dari keluarga, dari Kyuhyun dan ibunya. Ayahnya terlihat seperti pribadi yang kaku dan sering membentak, dan Kyuhyun sangat sedih karena sejak menjadi presdir, ia tidak lagi menjadi dekat dengan sosok ayahnya. Kyuhyun tidak ingin menjadi sosok seperti itu bagi ibunya dan juga istri serta anak-anaknya kelak. Ia ingin menjadi pria yang dicintai dan mencintai dengan limpahan kasih sayang keluarganya.

“Mungkin kau tidak akan bisa menghindar, tapi apapun keputusanmu nanti, Ibu harap kau bisa menjaga dirimu dengan baik.”

Kyuhyun selalu mengingat kata-kata ibunya. Satu lagi, ia mungkin akan berada jauh dari ibunya jika pada akhirnya Kyuhyun menerima perintah neneknya. Namun belakangan, Kyuhyun merasa betapa neneknya yang sudah tua sangat kesepian dan terlihat menyedihkan. Wanita tua itu seharusnya sudah berstirahat di rumah menikmati hasil jerih payahnya, tapi ia masih tetap harus memikirkan nasib perusahaan keluarga Cho. Kyuhyun merasa iba dan ia juga sangat menyayangi neneknya. Yang tidak ia habis pikir, mengapa Cho Hyemi tidak menyerahkan jabatannya sementara pada Jungsoo atau mungkin Hara putrinya jika ia belum mempercayai Chanyeol. Hyemi sangat kukuh menginginkan Kyuhyun untuk menggantikannya.

Lagipula jika ia menjadi presdir, Kyuhyun pasti tidak akan punya banyak waktu untuk melukis lagi. Ia bahkan baru saja menikmati hasil dari hobinya itu, dan Kyuhyun belum siap kehilangan kebebasannya.

Sepertinya, ia harus segera kembali ke Jepang. Kyuhyun juga mendapatkan informasi jika sebagian besar hasil lukisan yang dibawanya ke Korea telah habis dilelang. Ia sangat merindukan ibunya dan ia sangat tidak sabar menceritakan hasil kerja kerasnya secara langsung pada sang ibu.

Di tengah kalutnya pikiran Kyuhyun, petugas hotel menghubunginya dan dengan enggan Kyuhyun menerima panggilan itu.

“Tuan Muda, seseorang menunggu anda.”

“Bukankah sudah kukatakan aku tidak ingin bertemu siapapun?”

“Nona Han menunggu anda. Ia berkata memiliki hal penting untuk disampaikan pada anda.”

Kyuhyun mengeras. Gadis itu lagi. Ia bahkan tidak berharap Bomi akan mendatanginya ke hotel dan keputusan Kyuhyun hampir bulat untuk tidak berurusan dengan gadis itu lagi.

“Beritahu dia untuk menemuiku di kamar. Aku sedang tidak ingin kemana-mana.”

**

Kyuhyun dan Bomi saling menatap. Kyuhyun terlihat tidak suka sementara Bomi seperti tidak ingin mengalah dengan pendiriannya. Keduanya seperti dua rekan bisnis yang tengah melakukan meeting pribadi  karena keduanya duduk berseberangan pada sofa yang ada di kamar hotel Kyuhyun.

“Apa kau repot-repot menemuiku hanya untuk mengatakan hal ini?” Kyuhyun akhirnya merespon ucapan Bomi. Pria itu tersenyum miring membuat Bomi sedikit takut. Sepertinya Cho Kyuhyun tidak akan memberikan tanggapan yang ia inginkan.

“Aku tahu kau tidak mencintai gadis itu.”

Kyuhyun tertawa kecil. Han Bomi benar-benar merepotkannya.

“Mencintainya atau tidak, itu bukan lagi urusanmu. Perasaanku bukan lagi urusanmu. Satu hal yang ingin kuberitahu padamu, bahwa aku nyaman berada di dekat Nona Kang. Ia gadis yang cantik dan sederhana juga apa adanya. Mungkin kau bisa mengatakan saat ini kami terlihat kurang cocok atau terserah kau bisa menyebutku tidak mencintainya. Namun suatu saat kau akan melihat bahwa ucapanmu hari ini adalah salah.”

“Cho Kyuhyun, kau sangat munafik.”

“Mungkin. Tapi aku merasa lebih baik dengan bersikap seperti itu.

Oppa. Kau masih mencintaiku. Aku tahu itu.”

“Bomi-ya. Tidak seharusnya kau mengatakan hal seperti ini padaku. Kau adalah wanita terhormat dan kau memiliki calon suami yang memiliki segalanya. Seperti perkataan ayahmu, Siwon jauh lebih baik daripada aku.”

“Hahahhaha— sungguh. Cho Kyuhyun kau benar-benar kepala batu. Kurasa aku telah mengambil keputusan yang salah untuk menemuimu dan mengajakmu bicara dari hati ke hati.”

“Kau sebut dari hati ke hati? Bomi-ya, kurasa aku bahkan sudah tidak punya hati untuk menghadapimu.”

Bomi terlihat begitu marah mendengar sanggahan Kyuhyun atas dirinya. Kyuhyun sama sekali tidak mau mengakui jika pria itu maih membutuhkan kehadirannya. Bomi menjadi semakin emosional karenanya.

“Lalu mengapa kau datang dan menjengukku waktu itu?” Nada setengah berteriak itu keluar dari mulut manis seorang Han Bomi.

Kyuhyun terdiam. Rupa-rupanya ada yang memberitahu perihal kedatangannya. Lalu bagaimana untuk menjawab hal ini? Bagaimana ia harus menghadapi Han Bomi kali ini?

“Bagaimanapun, kau masih temanku. Aku di Korea dan aku masih waras untuk menjenguk temanku yang sedang sakit. Jika aku di Jepang, aku tentu tidak akan terbang ke Korea hanya untuk menjengukmu. Tidak lagi seperti dulu, ketika aku sangat bodoh dan mengorbankan apapun hanya untuk mendahulukan kepentinganmu.”

Bomi menegang. Jawaban Kyuhyun sungguh membuatnya panas dan merasa tersindir. Bukan jawaban seperti ini yang ia inginkan. Ia sangat berharap Kyuhyun akan menyerah dan mengakui bahwa pria itu masih menginginkan dirinya untuk berada di sisi pria itu. Namun sepertinya Kyuhyun benar-benar sudah merubah hatinya.

“Baiklah. Hari ini aku benar-benar menyesal telah datang dan menemuimu. Aku harap kau tidak akan menyesali apa yang sudah kau katakan hari ini padaku.” Bomi berdiri dan membawa tasnya, menatap Kyuhyun yang tengah melihat ke arah lain. Gadis itu kemudian berjalan menuju pintu dan meninggalkannya.

“Kita lihat saja nanti. Siapa yang akan menyesali perkataannya hari ini.” Kyuhyun tersenyum dan ucapannya itu sempat menghentikan langkah Bomi. Namun setelah mendengar tanggapan terakhir Kyuhyun yang seolah menantangnya, Bomi mengurungkan niatnya untuk berbalik dan menatap lagi wajah Kyuhyun.

—————————

Minji terkejut saat menemukan sosok pria dengan kacamata hitam dan rambut kecoklatan tengah menunggunya di halaman parkir kampus. Cho Kyuhyun terlihat sangat mencolok dengan mobil mewahnya siang itu. Pria itu mengenakan kaos berwarna putih dengan blazer navy dan jeans hitam yang membuatnya terlihat begitu keren dan menarik perhatian beberapa mahasiswi. Sebagian besar dari mereka tentu saja masih mengingat bagaimana pesona alumni terbaik Universitas Myongji yang sempat memunculkan dirinya pada ulang tahun Universitas beberapa waktu lalu.

Minji masih tidak mempercayai apa yang tengah dilihatnya. Cho Kyuhyun memang menghubunginya secara tiba-tiba setengah jam yang lalu, dan Minji berpikir bahwa Kyuhyun hanya bergurau dengan mengatakan bahwa dirinya akan datang untuk menemui Minji siang itu juga. Seingat gadis itu, sudah tidak ada lagi alasan yang cukup penting bagi mereka untuk bertemu kembali. Lagipula, bukankah pria itu mengatakan akan kembali ke Jepang? Dan pesta ulang tahun Nyonya Cho Hyemi menjadi kesempatan terakhir keduanya saling bicara satu sama lain.

“Apa aku mengejutkanmu?” Cho Kyuhyun melepas kacamata hitamnya, tersenyum miring tepat ketika Minji sampai di hadapannya. Pria itu bersandar santai pada mobilnya, dan tatapan ingin tahu beberapa orang yang kebetulan melihat mereka mengiringi pertemuan keduanya.

Kang Minji memeluk buku tebal yang dibawanya di depan dada. Entah mengapa ada sedikit perasaan gugup menyelimuti dirinya ketika Cho Kyuhyun ada di hadapannya seperti ini. Minji sadar betul, ada bagian dari dirinya yang bersorak senang ketika pria arogan dan aneh itu menghubunginya lagi bahkan benar-benar memunculkan diri di depannya. Minji bahkan berpikir Kyuhyun mungkin saja menghapus kontaknya di ponsel pria itu. Minji sedikit terbatuk  ketika menyadari bahwa dirinya terlalu serius membuang-buang waktu untuk menatap makhluk tampan ini. Untung saja ia keburu sadar sebelum Cho Kyuhyun memergoki tingkah anehnya.

“Ada perlu apa?”

“Bukankah sudah kukatakan aku ingin bertemu denganmu, Minji-ssi.”

“Maksudku— apalagi sekarang? Kurasa sudah tidak ada urusan apa-apa lagi di antara kita.”

“Jika aku datang bukan untuk sebuah urusan penting tapi hanya untuk mengajakmu makan siang— apa kau akan menolak?”

Minji mengerutkan alis. Mereka bukanlah teman yang menurut Minji ia akan bisa dengan nyaman menghabiskan waktu dan bersenang-senang dengan orang seperti Kyuhyun. Mereka hanyalah dua orang aneh yang terlibat dalam sebuah urusan, dan tentu saja mereka bukan teman.

Melihat respon Minji yang sepertinya meragukan dirinya, Kyuhyun menggaruk sedikit bagian kepalanya yang sesungguhnya tidak gatal.

“Profesor Kim berkata jam mengajarmu sudah habis. Masuklah—”

**

Minji masih merasa takjub, tidak percaya dan seperti mimpi. Kyuhyun benar-benar mengajaknya makan siang di sebuah restoran yang berlokasi tak jauh dari Universitas. Minji sesungguhnya tidak begitu lapar. Selain itu ia juga berencana untuk memasak makan siang di rumah sepulang mengajar dan makan bersama dengan Minhyuk. Namun entah mengapa Minji tidak bisa menolak ajakan Kyuhyun. Ia bahkan hampir lupa mengabari adik semata wayangnya bahwa ia tidak jadi makan siang di rumah bersama-sama.

Kyuhyun terlihat menyantap steak sapinya dengan penuh selera, sementara Minji tidak merasa nyaman dengan situasi di antara mereka. Ia masih merasa sangat canggung apalagi menghadapi Kyuhyun yang baik dan tidak berulah seperti ini. Bagaimanapun, setiap kali ia berhadapan dengan Cho Kyuhyun percekcokan adalah hal yang pasti terjadi. Minji lebih memilih mereka berseberangan paham daripada harus terjebak dalam situasi sulit seperti ini. Minji tidak memiliki bahan obrolan, dan Kyuhyun pun hanya diam menikmati makan siangnya seolah dia makan sendirian. Pria yang aneh.

“Hmm— kau.. maksudku— apa Chanyeol mengundangmu?” tanya Minji akhirnya. Ia memiliki sesuatu untuk diobrolkan.

“Kemana?”

“Acara musik amal yang diadakan oleh teman-teman bandnya dulu. Kau tidak ingin datang?”

“Aku tidak tertarik dengan acara seperti itu.”

“Oh, kupikir. Karena kau terlihat seperti orang yang berjiwa sosial waktu mendonorkan darah kemarin.” Nada sindiran mulai terdengar dari ucapan Minji. Setidaknya, kini mereka memiliki topik pembicaraan sekalipun tidak mengenakkan. Cho Kyuhyun benar-benar pria yang menyebalkan.

“Mulutmu sangat tajam, Minji-ssi. Kau tidak tahu siapa aku.” Kyuhyun tersenyum, menggelengkan kepalanya lalu kembali melanjutkan makannya.

“Maaf atas kelancanganku.”

“Kau terlihat sangat dekat dengan Chanyeol. Kau bahkan memperhatikan kegiatannya. Apa kau menyukainya?”

“Jangan sembarangan menuduh. Kami berteman baik maka dari itu ia mengundangku untuk datang. Kupikir ia juga mengundangmu karena dari ceritanya kalian terlihat seperti sepupu yang dekat.” Minji membela diri.

“Oh. Chanyeol bercerita banyak sepertinya. Lalu jika aku datang, apa pengaruhnya bagimu? Apa kau tidak akan datang?”

Minji hanya diam, memutuskan untuk menghabiskan makanannya karena sedari tadi ia tidak bernafsu makan. Saat ini pun, nafsu makannya sudah lenyap namun makan adalah satu-satunya kegiatan yang bisa ia lakukan agar tidak perlu menanggapi perkataan Cho Kyuhyun. Seharusnya ia tidak usah ikut dengan ajakan pria ini.

“Kau mungkin bertanya-tanya mengapa aku tiba-tiba muncul di depanmu siang ini.”
Minji menelan steaknya, lalu meminum segelas air putih yang disajikan di atas meja. Akhirnya Kyuhyun membahas hal yang ingin ia ketahui. Namun pria itu tidak lagi melanjutkan perkataannya, hanya kembali melanjutkan ritual makan. Beberapa saat mereka kembali terdiam dan kesempatan itu dipergunakan untuk menghabiskan makanan masing-masing.

“Mengenai yang kita bicarakan terakhir kali di pesta Nenek, sepertinya aku telah salah menafsirkan sesuatu.” Kyuhyun menyambung topik mereka yang terputus setelah meminum air putih. Makanan keduanya sudah sama-sama habis dan Minji harus beryukur karena steak yang ia pesan tertelan sepenuhnya meskipun ia tidak bernafsu makan. Ia tidak merespon perkataan Kyuhyun dengan perkataan, tapi sorot mata Minji menunjukkan jika ia menanti ucapan Kyuhyun selanjutnya.

“Bomi— dia tidak mempercayai hubungan kita dan berpikir kita benar bersandiwara.”

“A—apa maksudmu?”

“Ia melihatmu dan Chanyeol beberapa hari lalu di bar. Menyaksikan kalian saling berpegangan tangan dan mengobrol akrab—”

“Tunggu. M—maksudmu.. Bomi-ssi, dia— juga ada di bar waktu itu?” Kyuhyun mengangguk dan Minji merasa konyol.

“Aku tahu kau berhak melakukan apapun tapi— yah. Lain kali jika kau akan pergi kencan dengan Chanyeol sebaiknya kau berhati-hati dan perhatikanlah sekelilingmu.”

“Hmm, Kyuhyun-ssi. Aku ingin menyampaikan dua hal yang menurutku sangat keliru dalam hal ini. Tapi kurasa aku harus benar-benar mengatakannya.” Minji terlihat sedikit kesal. Ia sama sekali tidak menyangka jika Cho Kyuhyun mengajaknya bertemu untuk membahas masalah hang-outnya dengan Chanyeol.

“Katakanlah. Aku akan mendengarkanmu.”

“Pertama. Aku dan Chanyeol tidak berpacaran. Kami hanya berteman, dan tidak ada larangan bagi sesama teman untuk menghabiskan waktu bersama. Chanyeol saat itu memegang tanganku karena ia menggodaku dan pembahasan kami sedikit—”

“Tunggu. Entah mengapa ini terdengar seperti— kau sedang mencoba menjelaskan pada kekasihmu bahwa kau tidak berselingkuh dengan laki-laki lain.” Kyuhyun memotong ucapan Minji, membuat wanita itu merasa malu. Benarkah? Apa ia terlihat seperti itu?

“Kyuhyun-ssi. Kumohon jangan menjadikan ini lelucon. Aku dan adik sepupumu benar-benar tidak memiliki hubungan spesial antara pria dan wanita seperti yang mungkin kau pikirkan. Jika kau tidak mempercayaiku, kau bisa bertanya padanya. Lagipula— aku tidak berdebar saat di dekatnya.”

“OOoh— jadi maksudmu, kau tidak menyukai adik sepupuku? Wah, Nona Kang kau kejam sekali.”

“Terserah padamu. Lagipula Chanyeol tahu sejauh apa hubungan kami dan memang tidak ada sesuatu yang spesial di antara kami. Kami hanya berteman baik.”

“Begitukah.. baiklah. Kau sepertinya sangat sensitif akan hal ini. Lalu, apa hal kedua? Kau bilang punya dua hal untuk disampaikan.”

Minji menatap Kyuhyun dan menghela nafasnya sejenak. Kyuhyun terlihat berbeda hari ini, tidak seperti ia yang biasanya kaku dan tidak punya selera humor. Mengapa hari ini Cho Kyuhyun terlihat sedikit konyol.

“Yang kedua, mengenai berhati-hati ketika aku bersama Chanyeol atau mungkin dengan pria lain. Mengapa aku harus melakukan itu? Mengapa aku harus terlibat begitu jauh dalam permainanmu yang bahkan aku sendiri tidak pernah ingin terlibat? Lagipula— bukankah sebelumnya kau pernah berkata jika kita bisa mengakhiri ini semua dan anggap saja tidak pernah terjadi apa-apa.”

“Sepertinya aku harus meminta maaf lagi kali ini. Sudah kukatakan padamu aku salah menafsirkan sesuatu. Kupikir Bomi tidak akan bertindak sejauh ini. Maksudku— kupikir ia tidak akan bertemu lagi denganmu dan mempermasalahkan hal ini.”

“Kyuhyun-ssi. Nona Han sepertinya sangat menyukaimu. Terlepas dari masa lalu kalian yang tidak aku ketahui, tapi sepertinya itulah yang kulihat. Jika sudah seperti ini, kurasa aku tidak bisa membantumu lagi. Seperti perkataanmu terakhir kali kita bertemu, kau akan ke Jepang, dan semua akan selesai. Namun kini keadaan berbeda. Kenyataannya, kita memang bersandiwara dan Han Bomi tinggal di Korea itu sama sekali tidak membantu sekalipun kau tidak ada di Korea. Ia akan penasaran, mencari tahu, dan aku yakin ke depannya aku akan lebih sering direpotkan olehnya.” Minji berbicara dengan pasti seolah itulah isi hatinya. Kyuhyun menoleh ke arah lain, seolah memikirkan ucapan Minji.

“Aku tahu dalam hal ini aku dimanfaatkan olehmu, dan entah kenapa aku tidak keberatan dengan itu. Namun sepertinya, kau harus bertanggung jawab sendirian, karena jika suatu ketika Nona Han mencariku dan bertanya padaku, aku tidak akan berpikir dua kali untuk mengatakan bahwa kita tidak memiliki hubungan apa-apa.”

Kyuhyun menatap Minji, setelah semua pernyataan tegas gadis itu. Ya, Kyuhyun tidak punya kekuatan apapun untuk terus menahan Minji mengikuti sandiwaranya. Ia hanya perlu berlapang dada menerima kekalahannya atas Han Bomi, atau mengakui jika ia masih peduli pada gadis itu dan bersiap lagi menjadi orang yang hanya dicari ketika dibutuhkan.

“Aku akan kembali lebih dulu. Terima kasih atas makan siangnya. Lain kali aku akan membalas traktiranmu jika kita masih punya kesempatan untuk bertemu. Selamat siang.”

Minji beranjak, keluar dari restoran itu dengan perasaan kacau. Ia tidak mengerti mengapa ia merasa sekesal ini karena Kyuhyun hanya mengajaknya bertemu untuk membahas masalah Han Bomi. Tidak adakah hal lain? ah, Kang Minji.. apa yang kau harapkan? Kau hanyalah kenalan yang ia manfaatkan dalam situasi sulit ini.

——————————-

Hari itu Kyuhyun ada di rumah keluarga Cho untuk memenuhi acara makan malam bersama dengan nenek dan juga keluarga mereka. Tak banyak kesibukan yang ia miliki sehingga Kyuhyun bisa datang lebih awal ke rumah di mana ia dibesarkan. Chanyeol dan kedua orangtuanya bahkan belum pulang, dan snag nenek juga masih memiliki urusan dengan sebuah yayasan di luar sana.

Kyuhyun berdiri di depan sebuah ruangan yang ketika masa kecilnya, ia sangat menyukai berada di dalam ruangan itu. Ruangan itu adalah ruangan pribadi mendiang sang kakek dan juga praktis menjadi ruang pribadi ayahnya yang diwariskan turun-temurun. Seharusnya, Kyuhyun pun akan menempati ruangan itu jika ia menyetujui keputusan untuk menjadi penerus grup Daesang.

Perasaan Kyuhyun bercampur aduk ketika tangan kanannya menggapai gagang pintu ruangan yang entah mengapa tidak terkunci itu. Cho Hyemi memang tidak memakai ruangan itu untuk ruang bekerjanya karena ia ingin ruangan itu ditempati oleh para laki-laki generasi keluarga Cho. Lagipula, ia selalu merasa asing dan tidak nyaman serta diliputi kesedihan jika berada adi ruangan itu sehingga Hyemi memutuskan untuk menciptakan sendiri ruang kerjanya di dalam rumah besar itu.

Ketika pintu ruangan itu terbuka, mata Kyuhyun melebar karena lukisan miliknya menggantung dengan indah di ruangan itu, tepat di belakang kursi kebesaran kepala keluarga Cho. Lukisan sang kakek, lukisan favoritnya yang telah ia hadiahkan secara cuma-cuma kepada neneknya sebagai hadiah ulang tahun atas permintaan wanita tua itu sendiri. Kyuhyun tidak menyangka jika Hyemi akan memasang lukisan itu di dalam sini. Namun memang, sepertinya di tempat inilah lukisan itu seharusnya ditempatkan. Seharusnya ia bisa melukis satu lagi— potret ayah kandungnya sendiri sehingga akan terlihat lebih indah jika dipasang di ruangan ini karena sang ayah juga pernah menjadi penguasa ruangan ini.

Kyuhyun melangkahkan kakinya masuk ke dalam, melihat sekeliling ruangan dengan perasaan berkecamuk. Sesungguhnya, ia telah melawan pikirannya untuk masuk ke dalam sini. Sejak peristiwa itu, Kyuhyun memiliki semacam ketakutan atau mungkin trauma tersendiri untuk masuk ke dalam ruangan ini. berada di ruangan ini membuatnya teringat dengan peristiwa mengerikan itu hingga rasanya kepala ditusuk ribuan jarum.

Kyuhyun menyentuhkan telunjuknya di atas meja kaca yang menjadi meja kerja mendiang ayah dan kakeknya. Tidak ada debu sedikitpun tentu saja— karena Cho Hyemi sangat memperhatikan kebersihan ruangan tak berpenghuni ini. Sekalipun sudah tidak dipakai lagi, Hyemi selalu meminta pelayan untuk membersihkan ruangan ini secara teratur dan merapikannya agar ruangan ini tidak berubah menjadi gudang berdebu yang menyeramkan.

“Kakek, apa yang sedang kakek kerjakan? Mengapa kakek tidak keluar ruangan seharian? Aku merindukan kakek. Kakek bilang akan mengajariku bermain catur.”

“Hahhahha— cucuku yang tampan. Kemarilah. Duduk di pangkuan kakek.” Kyuhyun kecil mendekati kakeknya, berdiri di sebelah pria tua yang sedang disibukkan dengan pekerjaannya. Tuan Cho menarik tubuh kurus Kyuhyun ke pangkuannya, dan pria itu menjauhkan cerutunya.

“Banyak sekali kertasnya, Kek. Apa boleh aku mewarnainya?”

“Hahahhaha— tidak boleh. Kertas-kertas ini adalah uang.”

“Mwo?”

“Nanti saat kau besar, kau juga akan duduk di sini, mengerjakan hal seperti yang aku kerjakan saat ini. Kau akan tahu dan mengerti mengapa aku menyebut kertas-kertas ini sebagai uang—”

Kyuhyun merasa sedih. Sekarang ia sudah besar, sudah dewasa, tapi ia tidak mampu mewujudkan harapan kakeknya. Terlepas dari hal itu, Kyuhyun merasa sangat kesepian. Entah sejak kapan suasana di rumah ini tidak lagi menjadi hangat baginya. Mungkin benar ketika sang kakek tiada, kehangatan di rumah besar ini menghilang. Kyuhyun tak lagi merasakan rumah ini seperti rumah baginya. Andaikan ia tidak terlahir tidak sebagai anak tunggal. Andaikan ia punya saudara, mungkin keadaan akan sedikit berbeda.

Saat Kyuhyun merasa rindu dan bersedih akan kenangan-kenangan di masa lalunya, pria itu tidak menyadari jika Cho Hyemi tengah memperhatikannya di depan pintu. Wanita tua itu tersenyum simpul karena melihat cucu kesayangannya masuk ke dalam ruangan yang memang seharusnya ditempatinya. Ia tidak tahu apa motif yang membawa Kyuhyun masuk ke dalam ruangan ini, karena Hyemi tahu betul Kyuhyun sangat benci bahkan takut masuk ke dalam sini.

“Mengapa tidak memberitahuku jika kau punya waktu luang untuk datang lebih awal? Jika tahu seperti ini, aku akan mengakhiri janjiku lebih awal hari ini dan menghabiskan waktu yang tidak banyak bersama cucuku yang super sibuk ini.”

Kyuhyun menoleh dan melihat sosok neneknya yang memasang wajah lega karena melihat cucunya. Belakangan Cho Hyemi tidak begitu cerewet terhadapnya dan Kyuhyun selalu merasa betah bahkan merindukan berada di dekat neneknya.

“Kau sudah lihat lukisannya. Kau suka aku menempatkannya di sini?”

“Y—ya. Tentu. Terlihat jika lukisan ini akhirnya menemukan rumahnya.”

“Aku juga ingin kau menemukan rumahmu lagi, Kyuhyun-ah. Tempat ini adalah rumahmu.”

Kyuhyun berbalik dan berjalan mendekati neneknya. Ia meraih tangan wanita tua itu dan mencoba tersenyum.

“Nenek, aku sudah lapar. Apa kita bisa makan lebih awal?”

“Tidak ada makan malam sebelum yang lainnya datang. Cho Kyuhyun, jangan mengalihkan pembicaraan.”

“Kau tahu jawabanku akan tetap sama.”

“Apa kau benar-benar menunggu aku mati terlebih dahulu—”

“Nenek. Kau tidak akan mati dengan cepat. Kau sehat dan segar. Lagipula, ada Chanyeol yang akan menggantikanmu seandainya waktunya benar-benar sudah tiba.”

Cho Hyemi merasa sedih. Ia tidak tahu apa yang benar-benar dipikirkan cucunya saat ini. Tidak ada yang menolak posisi seperti ini kecuali Cho Kyuhyun cucunya. Mengapa sangat sulit untuk membawanya? Mengapa sangat sulit untuk mengembalikan sesuatu ke tempat yang seharusnya?

“Jika sebelum aku mati, permintaan terakhirku adalah memintamu untuk menjadi pemimpin grup Daesang— apa kau tetap tidak akan mengabulkannya?”

Kyuhyun menatap wajah neneknya. Mata wanita tua itu berkaca-kaca. Mengapa Hyemi begitu bersikeras memintanya. Apa wanita tua itu benar-benar akan meninggalkannya dalam waktu dekat? Kyuhyun tidak ingin membayangkan hal seperti itu. Karena jika sampai hal itu terjadi, ia sungguh tidak punya alasan lagi untuk pulang ke rumah ini.

“Nenek, kau akan berumur panjang. Aku belum memberimu seorang cucu jadi kau harus bertahan hidup untuk bisa menimang cucu dariku. Itu janjiku. Dan aku akan menepatinya. Sekarang, ayo kita keluar. Aku tidak suka berlama-lama di ruangan ini.”

————————-

Chanyeol bersedekap tangan di dada dan menyaksikan Kyuhyun yang tengah merapikan beberapa barang-barangnya di dalam kamar. Lusa ia akan kembali ke Jepang dengan penerbangan pagi dan Chanyeol datang memang ditugaskan untuk menahan pria itu. Namun melihat apa yang dilakukan Kyuhyun sore ini sepertinya Chanyeol sangsi ia akan bisa mencegah sepupunya itu.

Yaaaaa! Daripada hanya duduk dan menontonku lebih baik kau membantuku merapikan beberapa lukisan di balkon. Aku sama sekali belum merapikannya.” Kyuhyun berdiri dan melirik Chanyeol.

“Tidak mau. Aku tidak akan membantumu karena aku tidak ingin kau pergi. Hyung— tinggallah lebih lama. Masih banyak sekali hal yang belum kita lakukan karena kita terlalu sibuk belakangan.”

“Omong kosong. Jika kau tidak mau sibuk jangan mengambil kerja kantoran. Anak ini—“ Kyuhyun menggeleng dan menggumam sendirian. Chanyeol masih mengamati pria yang hanya mengenakan kaos hitam polos dan ripped jeans itu. Dalam kepalanya ia berpikir banyak hal untuk menahan Kyuhyun.

“Seharusnya kau makan malam di rumah malam nanti. Nenek pasti ingin melihatmu sebelum kau kembali ke Jepang.”

“Sudahlah. Makan malam dengannya hanya akan membuat kami bertengkar. Ia pasti akan mencari banyak alasan untuk menahanku. Dan kau tahu, aku tidak akan melakukan hal itu.” Kyuhyun menunjuk Chanyeol, menunjukkan tekadnya.

“Apa-apaan— coba saja hubunganmu dengan Bomi tidak berakhir. Aku yakin kau pasti akan berpikir ulang untuk pergi.” Gumam Chanyeol. Pria itu kemudian mengambil ponselnya. Dan tanpa Chanyeol sadari, ucapannya baru saja cukup membuat Cho Kyuhyun merasa terbunuh di tempat.

Suasana menjadi hening untuk sesaat karena Kyuhyun tak lagi membalas ucapan Chanyeol. Pria yang sedang sibuk dengan ponselnya itu terlambat menyadari jika ucapannya telah membuat Cho Kyuhyun tidak nyaman. Chanyeol menoleh, dan ia mendapati kakak sepupunya tengah menatap kosong koper besarnya yang menganga lebar.

“Ups. Maaf— sepertinya membahas Han Bomi tidak—”

“Sudahlah. Hanya jangan lagi menyebut namanya jika kau sedang bersamaku. Aku ingin melupakannya. Sungguh. Mengaitkan diri dengannya hanya akan membuat masalah dalam hidupku.”

“Begitukah.. Sepertinya kau masih mencintainya tapi ucapanmu terdengar seperti kau ingin menghindarinya.”

“Aku menghindarinya untuk melupakannya dan aku serius akan hal itu. Aku akan menemukan gadis lain yang bisa menggantikan posisinya. Gadis yang jauh lebih baik darinya.”

Kini giliran Chanyeol yang terdiam. Ia senang dengan tekad Kyuhyun untuk melupakan Bomi karena ia tahu persis bagaimana menderitanya Kyuhyun belakangan karena perasaannya pada gadis itu. Tak ada yang tahu, tapi Chanyeol sangat mengerti Kyuhyun karena ia kerap menemani pria itu minum hingga mabuk karena masalahnya dengan Han Bomi.

Namun entah mengapa— Chanyeol mengkhawatirkan satu hal.

“Besok, kau pasti akan datang ‘kan?”

“Huh? Ke acaramu itu? Aku tidak yakin. Namun jika aku merasa bosan, aku akan datang.”

“Datanglah. Aku menghadiri pameran lukisanmu dan kau sungguh tidak tahu balas budi jika kau tidak mendukungku. Lagipula aku butuh donator sepertimu untuk menyumbangkan banyak uang.”

“Park Chanyeol, aku bukan pelukis yang kaya raya.” Kyuhyun bergurau, melempar kaos ke arah Chanyeol dan ditangkap praktis dengan senyuman oleh pria itu.

“Jika kau ingin kaya, terimalah posisi CEO di perusahaan.”

“Tidak terdengar bagus. Sepertinya kebebasan jauh lebih berharga bagiku.” Kyuhyun tersenyum simpul, dan hanya mendapatkan gelengan dari Chanyeol.

——————————

Acara konser amal yang diadakan Chanyeol dan teman-temannya adalah untuk membantu pembangunan sebuah yayasan penampung orang tua terlantar yang baru saja mengalami musibah kebakaran beberapa waktu lalu. Chanyeol terlibat karena salah satu dari rekan satu bandnya adalah putra dari salah satu keluarga yang juga menjadi donatur tetap di yayasan itu. Tidak sulit untuk mempromosikan acara yang mereka buat karena dulu band mereka memiliki cukup penggemar lokal dan juga sempat digandrungi sebagai salah satu band indie yang bahkan sempat muncul beberapa kali di acara musik stasiun TV swasta.

Minji tentu saja ada di acara sore itu untuk mendukung sahabatnya. Tak hanya Minji, Minhyuk adiknya beserta teman-teman band sekolahnya itu juga sangat bersemangat datang ke acara itu. Mereka semua mengidolakan Chanyeol dan bandnya— dan berharap suatu saat akan bisa menjadi seperti itu.

Konser musik berskala kecil itu diadakan di salah satu bar yang cukup terkenal di kawasan timur Seoul. Beruntung mereka bisa mengadakannya di tempat itu lagi-lagi karena adanya koneksi salah satu dari teman mereka. karena diadakan di akhir pekan, pengunjung yang datang pun membludak bahkan di luar ekspektasi Chanyeol dan teman-temannya.

Minji duduk di salah satu sudut bar di lantai atas, menyepi dan memilih menyaksikannya dari atas ketimbang berdesakan di bawah bersama fans-fans fanatik dan penggila musik band indie. Chanyeol memang tidak hanya menampilkan bandnya saja, namun mereka juga mengundang beberapa musisi indie lain yang mau meluangkan waktunya untuk acara semacam ini. Lagipula Chanyeol dan teman-temannya lebih banyak menampilkan penampilan akustik dibandingkan musik dengan tempo cepat dan keras.

“Rupanya kau di sini.”

Minji menoleh dan betapa terkesan dirinya ketika melihat sosok Cho Kyuhyun berdiri di dekatnya. Tanpa aba-aba dan ijin dari Minji, Kyuhyun langsung duduk begitu saja. Pria yang memakai kemeja putih polos tanpa motif dengan lengan yang digulung hingga batas siku membuatnya sosok Kyuhyun terlihat berbeda di mata Minji. Ia jauh lebih menikmati visual Kyuhyun karena kulit bersih pria itu sangat terpancar dengan pakaiannya.

“Apa kau sengaja mencariku?”

“Tidak juga. Kudengar kau akan datang dan satu-satunya kenalanku di tempat ini hanya adik sepupuku dan juga kau, Minji-ssi.”

“Seharusnya kau tidak usah datang jika tidak punya teman.”

“Kau tidak tahu bagaimana kecewanya Chanyeol jika aku benar-benar tidak datang.”

Minji tak lagi menanggapi ucapan Kyuhyun. ia memilih untuk fokus menyaksikan pertunjukan, dan kedua matanya berusaha untuk menemukan sosok Kang Minhyuk yang juga ada di bawah. Minji juga harus mengawasi adik 18 tahunnya yang terlalu antusias dengan acara semacam ini. Ia sama sekali tidak mau melihat adik kesayangannya menyentuh alkohol apalagi membuat keributan. Namun Minji percaya jika Kang Minhyuk adalah anak remaja yang manis yang jauh lebih takut pada sosok kakak perempuannya ketimbang ayahnya sendiri.

“Kau mencari siapa?”

“Adikku.”

“Ah, anak yang kau bawa saat menabrak mobilku. Dia di sini juga rupanya.”

“Dia penggila Chanyeol dan sangat mengagumi permainan gitarnya.”

“Waah, kurasa Chanyeol sangat cocok menjadi pendampingmu. Adikmu bahkan menyukainya.”

Minji tidak menanggapi lagi, dan ia tidak paham mengapa Cho Kyuhyun mulai banyak bicara hal-hal tidak penting di depannya. Sejak kapan pria itu peduli pada hal-hal yang tidak berkaitan sama sekali dengan dirinya? Apa pria itu sedang berusaha mengambil hatinya karena merasa bersalah tempo hari? Minji sepertinya terlalu banyak berharap.

“Aku akan kembali ke Jepang besok, dengan penerbangan pagi di Gimpo.”

Minji akhirnya menoleh lagi, dan Kyuhyun sedang fokus juga dengan akustik di bawah sana. Lagu yang dimainkan sangat romantis, dan membuat suasana lebih baik dari sebelumnya.

“Baguslah. Semoga kau selamat sampai di tujuan. Kurasa kau harus pulang lebih awal malam ini.”

“Ya, aku akan pulang cepat. Setelah Chanyeol menyelesaikan penampilannya aku akan segera pulang.”

Tak ada lagi obrolan setelah itu. Minji merasa ia harus menanyakan banyak hal, mengenai Han Bomi, mengenai sandiwara mereka, mengenai Kyuhyun— tapi ia memilih untuk menahannya saja. Lagipula perasaan seperti ini akan segera menghilang seiring dengan perginya Kyuhyun dari jarak pandangnya. Setelah besok, Minji yakin semuanya akan lebih baik.

“Minji-ssi—”

Noona!”

Ucapan Kyuhyun terpotong karena kehadiran seorang anak laki-laki di dekat mereka. Minji merasa kesal karena Kang Minhyuk telah menghentikan perkataan Kyuhyun. Minhyuk terlihat menatap Kyuhyun dengan sorot mata tidak suka, dan Kyuhyun tentu paham mengapa Minhyuk menatapnya seperti itu. Pertemuan pertama mereka ketika insiden tabrakan itu pasti telah membuat Kyuhyun menjadi pria arogan di mata Minhyuk.

Noona, kau berkencan dengan pria ini?”

Yaa! Kang Minhyuk! Jaga bicaramu.”

“Ah, syukurlah jika bukan. Aku ingin minta uang. Noona, berikan aku uang.”

Mwo?! Untuk apa?”

“Ayolah. Ada sesuatu yang ingin kulakukan.”

Minji merasa gengsi jika tidak memberikan adiknya uang di depan Cho Kyuhyun, jadi ia mengeluarkan beberapa lembar won dari dalam dompetnya. Minhyuk pun pergi setelah mengucapkan terima kasih. Perihal uang itu dipakai untuk apa biarlah itu menjadi urusannya nanti dengan sang adik ketika mereka sudah tiba di rumah.

“Wah, apa dia tahu siapa aku? Adikmu sepertinya pendendam.”

“Tahu atau tidak, ia tidak akan mengubah pandangannya dengan mudah hanya karena kau adalah cucu dari atasan ayahku.”

**

Kyuhyun memutuskan untuk pulang setelah berpamitan pada Chanyeol karena ia tidak bisa menemani adik sepupunya hingga acara itu benar-benar berakhir. Chanyeol berjanji ia akan mengantarkan Kyuhyun ke airport esok paginya meskipun Kyuhyun berulang kali meyakinkan jika supir akan mengantarnya. Melihat kedua pria itu berbicara begitu dekat, Minji merasa jika keduanya benar-benar memiliki hubungan yang dekat. Kyuhyun yang dikenal pendiam oleh orang-orang itu sepertinya memang memiliki sedikit sekali teman yang bisa ia percaya dalam hidupnya, dan Chanyeol adalah salah satu dari orang yang ia percaya.

Kyuhyun melangkah menuju tempat di mana mobilnya diparkir. Suasana di sekitar benar-benar gelap karena penerangan yang minim. Kyuhyun jadi sedikit menyesal mengapa ia memarkir mobilnya agak jauh seperti ini. ia benar-benar akan tidur cepat dan nyenyak malam ini agar bisa bangun pagi karena penerbangannya besok.

Ketika hendak menyalakan mesin mobilnya, pandangan Kyuhyun mengarah pada sekelompok pemuda yang terlihat menyeret paksa beberapa orang anak usia pelajar menuju ke tempat yang lebih gelap dan sepi. Kyuhyun menajamkan matanya dan mengurungkan niatnya untuk menyalakan mesin mobil agar tidak menimbulkan suara tambahan di tempat itu.

Kyuhyun sungguh menangkap gelagat aneh dari dari kelompok pemuda itu karena mereka membawa botol minuman keras, dan  sepertinya anak-anak yang mereka bawa terlihat ketakutan. Salah satu dari mereka bahkan mulai memukul tepat di perut salah satu anak itu, dan mata Kyuhyun benar-benar melebar ketika ia menyadari bahwa anak yang dipukul itu tidak asing baginya.

**

“Maaf, aku tidak bisa mengantarmu pulang.”

“Apa yang kau bicarakan? Aku membawa mobil sendiri. berhentilah bersikap seolah kau adalah pacarku, Yeol-ah.”

“Mauku begitu.” gumam Chanyeol. Minji memukul lengan pria jangkung itu dengan sedikit keras.

“Ngomong-ngomong, tadi kau bersama Kyuhyun-hyung. Apa yang kalian bicarakan?”

“Oh, tidak banyak. Kami tidak memiliki benang merah saat mengobrol. Tak banyak yang bisa kami bicarakan jika bertemu. “

“Benarkah?”

“Ya, itu benar. Dia hanya mengatakan tentang kepergiannya besok ke Jepang. Sepertinya, sepupumu itu orang yang aneh dan tidak bisa ditebak.” Chanyeol tersenyum. Entah mengapa ia merasakan sedikit kelegaan Kyuhyun akan kembali ke Jepang besok.

“Oh ya, aku tidak menemukan Minhyuk. Jika nanti kau bertemu dengannya, kumohon beritahu dia agar segera pulang. Kalau tidak, aku akan mengunci rumah dan dia harus tidur di jalanan.” Ujar Minji sebelum pulang.

“Tentu. Sekalipun ia tidak pulang karena kakaknya mengunci rumah, aku pasti akan memberikan tumpangan untuknya.”

Baru saja membahas soal Minhyuk, seorang anak remaja tiba-tiba muncul dengan nafas terengah. Sepertinya ia baru saja berlarian untuk bisa mencapai bar ini. Minji dan Chanyeol yang mengenal sosok anak itu sebagai sahabat Minhyuk terlihat heran dan panik.

“Noona— Minji Noona.. Minhyuk—”

“Apa yang kau katakan? Mengapa kau berantakan dan apa yang terjadi pada Minhyuk?” Minji benar-benar panik sekarang. Chanyeol juga terlihat panik.

“Minhyuk dipukuli sekelompok preman. Yang lain juga di sana. Dan seseorang terluka parah.”

“Ya Tuhan. Siapa yang terluka parah? Bukan Minhyuk kan?”

Anak laki-laki itu menggeleng. “Seorang pria menolong Minhyuk. Sepertinya pria  itu juga datang dari sini. Tapi justru ia yang diserang dan kami melihatnya ditusuk.”

Minji dan Chanyeol saling pandang. Mereka sangat mengkhawatirkan Minhyuk dan juga nasib pria yang katanya terluka parah itu. Chanyeol segera berlari sambil menelepon polisi. Minji pun mengikuti di belakangnya. Apapun itu, ia harap Minhyuk akan baik-baik saja.

————————-

“Pria itu datang ketika Minhyuk dan Hanseol dipukuli. Pada awalnya kami melihatnya mengajak para preman itu berbicara baik-baik, tapi pada akhirnya ia dipukuli juga. Aku berhasil menyelinap kabur dan aku melihatnya ditusuk oleh salah satu dari mereka. Kupikir, saat itu salah satu dari kami akan dipenjara atas tuduhan pembunuhan..”

Suasana begitu mencekam dan hening. Minji dan Chanyeol berada di luar ruang ICU. Chanyeol berdiri, sementara Minji duduk dengan tubuhnya yang masih bergetar karena takut. Ia sudah menangis sejak tadi dan kini ia hanya bisa berdoa semoga operasi Cho Kyuhyun berlangsung lancar dan pria itu bisa diselamatkan.
Chanyeol duduk, menepuk pundak Minji. Gadis itu masih terlihat takut dan panik.

“Kau sudah melihat Minhyuk?”

“Ayah sedang menjaganya. Dia baik-baik saja dan masih bernafas. Aku lebih mengkhawatirkan Kyuhyun sekarang. Jika sampai terjadi sesuatu padanya, aku akan merasa sangat bersalah.”

“Kejadian ini bukan kesalahanmu, bukan juga kesalahan Minhyuk. Kyuhyun-hyung akan baik-baik saja. Kita tidak terlambat datang. Yang kupikirkan sekarang adalah, Nenek dan orangtuaku dalam perjalanan kemari. Masalah besar mungkin akan terjadi. Kyuhyun hyung adalah cucu kesayangannya. Dan jika mereka tahu kecelakaan ini terjadi karena hyung datang ke konser amalku maka aku akan tamat.”

Minji tak bisa menanggapi ucapan Chanyeol. Pikirannya mencemaskan Cho Kyuhyun di dalam sana. Ia bahkan tidak bisa berpikir tentang kepanikan keluarga Cho atau kemungkinan ayahnya yang akan dipecat jika mengetahui semua kejadian ini berpangkal dari Kang Minhyuk.

Bagi Minji, keselamatn Cho Kyuhyun adalah yang paling penting untuk saat ini.
Setengah jam kemudian, Cho Hyemi muncul bersama dengan putri dan menantunya. Park Jungsoo langsung berbicara dengan Chanyeol sementara Cho Hara membantu ibunya untuk duduk. Mereka juga keheranan karena Minji justru ada di sini.

“Nenek, ia akan baik-baik saja. Nenek harus tenang. Operasinya masih berjalan.”

“Ya Tuhan, ada-ada aja. Apa dia tidak tahu hampir membuat kita gila?” gumam Hara.
“Jika terjadi sesuatu padanya, aku lebih baik mati saja. Takdirku sebagai wanita sungguh sial. Bagaimana bisa suami, anak bahkan cucuku meninggalkanku lebih dulu..”

“Ibu, jangan bicara begitu. Kyuhyun akan selamat. Mengapa Ibu harus memikirkan hal-hal yang buruk?” Hara mencoba menghibur Hyemi, menenangkan wanita tua itu.

“Aku lelah menghadapi kematian. Setelah ayahmu, kakakmu, aku tidak mau lagi kehilangan cucuku. Hara-ya, ibumu ini sudah sangat tua. Aku lebih pantas mati dibandingkan Kyuhyun.”

“Ibu, apa yang Ibu bicarakan? Semuanya akan baik-baik saja. Kita harus berdoa.” Hara menggenggam tangan Hyemi, sementara Chanyeol dan ayahnya melihat dua wanita itu dengan cemas.

Minji merasa sendirian. Ia terisak di tengah-tengah keluarga itu. Menunggu operasi darurat seperti ini benar-benar tidak mengenakkan. Ia penasaran dengan apa yang terjadi, mengapa Cho Kyuhyun bisa terlibat dalam kejadian ini. Namun Minhyuk masih tertidur karena efek bius, dan Kyuhyun masih kritis. Keduanya tidak bisa ia tanyai mengenai hal ini. Minji hanya tidak menyangka, Kyuhyun memang benar-benar orang baik.

——————-

“Bagaimana keadaan putramu? Aku belum sempat menjenguknya.”

“Dia sudah kembali beristirahat di rumah, Nyonya. Aku benar-benar meminta maaf atas kejadian ini. Aku akan menghukum dan mendidik putraku menjadi orang yang lebih baik lagi.” Kang Jihyuk berkata segan. Wanita tua yang duduk di kursi kebesarannya itu tidak terlihat marah atas kejadian tempo hari.

“Bukan Minhyuk yang mencelakai Kyuhyun. Mengapa kau harus meminta maaf? Aku justru merasa bangga pada cucuku. Aku tidak pernah tahu jika Kyuhyun-ku adalah pria yang berhati baik dan rela mengorbankan dirinya untuk menyelamatkan orang lain. Kejadian ini membuatku sadar jika Kyuhyun sudah dewasa. Ia tidak pernah seperti ini sebelumnya. Ia egois dan tidak suka melibatkan dirinya dalam kesulitan. Namun tindakannya yang menolong orang lain hingga seperti ini, aku sungguh terkesan karenanya.”

“Apapun itu, aku tetap berhutang budi pada Tuan muda dan juga pada anda, Nyonya.”

“Ah, mungkin aku harus sedikit bersyukur. Kejadian ini mehanannya di Korea dan ia tidak jadi pulang. Aku selalu takut ia tidak akan kembali tiap kali ia pergi ke Jepang dan tinggal bersama ibu kandungnya. Wanita itu banyak mempengaruhi hidupnya.”
Suasana hening sesaat. Kang Jihyuk mendengarkan semua keluh kesah atasannya, memikirkannya.

“Nyonya, maaf jika aku lancang. Namun— mengapa anda tidak mencoba bicara dengan Nyonya Jang? Ia adalah menantu anda. Ia memiliki ikatan emosional yang baik dengan Tuan muda. Nyonya Jang, ibunya— kurasa adalah orang yang paling didengarkan Kyuhyun-ssi saat ini.”

Cho Hyemi terdiam mendengar perkataan Jihyuk. Bagaimanapun, Kang Jihyuk sudah cukup lama mengabdi untuk keluarganya. Pria itu tidak buta dan tuli meskipun Jihyuk tidak pernah menyuarakan pendapatnya atas apa yang terjadi dalam keluarga Cho.
Memikirkan ucapan Jihyuk, Hyemi sadar egonya terlalu tinggi. Ia sesungguhnya tidak sepenuhnya membenci Jang Yonhee.

Hubungan mereka hanya menjadi semakin buruk ketika Cho Daejung putranya meninggal dunia dan Hyemi seharusnya tidak semakin membuatnya menjadi buruk. Kyuhyun adalah benang merahnya, dan semestinya Hyemi memikirkan perasaan cucunya.

Ya, ia tahu. Jang Yonhee bukanlah wanita yang salah. Ia bukan wanita yang jahat dan licik serta haus akan harta. Wanita itu justru terlalu polos dan bernasib malang karena kini ia harus menjanda. Tidakkah Hyemi bersikap terlalu kejam pada menantunya sendiri?

—————————

Minji duduk di sisi Kyuhyun sementara pria itu masih tertidur lemas. Menurut informasi yang ia dengar dari Chanyeol, Kyuhyun akhirnya sadar dan membuka matanya kemarin malam. Kondisinya juga jauh lebih baik hingga akhirnya ia dipindahkan ke ruang inap VIP mulai hari ini. Minji sangat bersyukur atas kabar baik yang ia dengar karena sejak peristiwa itu terjadi dua hari lalu, Minji sama sekali tidak bisa tidur nyenyak. Untuk itulah sore ini ia memutuskan untuk menjenguk Kyuhyun lagi seusai habis jam mengajarnya.

Hari ini, ia sengaja tidak mengabari Chanyeol begitu juga ayahnya. Minji memang sengaja datang sendirian karena ia ingin bicara dengan Kyuhyun, mengucapkan terima kasih sekaligus meminta maaf karena selalu berprasangka buruk terhadap pria tampan itu. Sayang sekali, Kyuhyun sedang beristirahat dan Minji harus puas hanya duduk di sisi Kyuhyun, memandangi wajah pucatnya serta selang infus yang tersambung ke tubuhnya. Hari ini, ia akan menunggu hingga Kyuhyun bangun.

Minji memutuskan untuk membaca buku saja di sebelah Kyuhyun. Semua orang pasti sedang sibuk di jam-jam ini sehingga tidak ada satupun yang datang mengunjungi Kyuhyun. Setengah jam lebih Minji habiskan dengan membaca novel baru yang ia beli sambil sesekali menatap wajah Kyuhyun jika pria itu menggumamkan sesuatu dalam tidurnya atau menggerakkan tubuhnya.

“Minji-ssi?”

Kyuhyun membuka matanya dan ia seketika mengenali wanita yang sedang duduk menungguinya. Minji tiba-tiba merasa canggung dan buru-buru menutup bukunya, berdiri dari tempat duduknya di sisi Kyuhyun.

“Kau sudah bangun? Apa kau butuh sesuatu? Kau ingin minum? Atau kau lapar—”

“Mengapa kau bisa ada di sini?” Kyuhyun memotong ucapan Minji.

“K—kau.. tidak suka aku di sini?”

“Aku tidak berkata begitu. Hanya saja, terlihat aneh. Kau bukan keluargaku, bukan pacarku, dan kita tidak berteman dekat hingga kau harus menungguiku seperti ini.”

“Aku datang setiap hari. Aku juga yang membawamu kemari bersama dengan Chanyeol. Hanya saja, kau baru memiliki kesempatan melihatku hari ini.”

Kyuhyun diam. Bagaimanapun, suasana ini agak aneh baginya.

“Aku haus. Tolong bantu aku minum.”

Minji menurut. Ia menyiapkan air putih dan juga sedotan agar pria itu bisa minum dengan tenang tanpa harus bangun dari pembaringannya.

“Sepertinya ketika aku sakit, banyak orang yang berubah menjadi baik padaku.”

“Jadi menurutmu aku jahat?”

“Kau tidak jahat. Hanya saja— kau terlihat tidak menyukaiku karena aku selalu merepotkanmu.” Kini Minji yang terdiam sesaat. Ia memang tidak menyukai cara Kyuhyun memperlakukannya seenaknya, memanfaatkannya. Apalagi pertemuan terakhir mereka saat makan siang itu, Minji sangat lecewa karena Kyuhyun seolah hanya memikirkan kepentingannya sendiri.

“Bagaimanapun, kau telah menyelamatkan nyawa adikku. Kau tidak mengenal Minhyuk tapi kudengar kau datang menolong mereka. Aku sunggu berterima kasih untuk itu, dan aku meminta maaf karena telah berpikir buruk terhadapmu.” Minji berkata pelan, sedikit menundukkan wajahnya.

“Sudah kukatakan, kau tidak mengenalku dan kau tidak tahu aku orang seperti apa.”

“Ya, bahkan sepupumu sendiri terkejut dengan tindakanmu. Sepertinya kau memang memiliki kepribadian ganda, Tuan Muda Cho.”

“Ya Tuhan. Aku menyesal telah sok menjadi pahlawan. Aku tak mendapatkan keuntungan apapun. Kini sekujur tubuhku sakit dan aku batal pulang ke Jepang. Yaa, sebaiknya kau dan Manajer Kang menghukum adikmu yang nakal itu.”

“Tanpa kau beritahu pun kami sudah menghukumnya. Sekali lagi, aku minta maaf atas kejadian ini. Kau bisa meminta apapun padaku aku akan menurutinya karena kau telah menyelamatkan nyawa adikku.”

Kyuhyun hanya menggeleng heran. Sepertinya Kang Minji adalah wanita yang cepat merasa tidak enak dan berhutang budi pada orang lain.

“Kyuhyun-ah..”

Kyuhyun dan Minji sama-sama menoleh ketika sosok seorang wanita dewasa yang cantik muncul di ruangan itu. Wanita itu tersenyum pada Minji lalu berjalan mendekati Kyuhyun perlahan, sama sekali tidak terlihat panik.

“Ibu—”

“Maafkan aku karena baru bisa menemuimu hari ini. Visaku bermasalah dan aku terpaksa harus mengurusnya dulu. Percayalah, aku adalah orang yang paling mengkhawatirkanmu dua hari ini, anakku.”

Wanita yang Minji ketahui adalah ibu kandung dari Cho Kyuhyun itu memeluk putranya sejenak, mencium kepala Kyuhyun. Minji tersenyum melihat pemandangan itu, membuatnya merindukan sosok ibunya.

“Nona, apa kau kekasih Kyuhyun?”

“Ibu.”

Minji merasa canggung. Namun ia tetap harus memperkenalkan dirinya kemudian segera pulang. Kyuhyun pasti membutuhkan perhatian dari ibunya melebihi apapun saat ini. Nyonya Jang hanya tersenyum melihat ekspresi Kyuhyun dan juga senyum canggung Minji.

“Namaku Kang Minji. Aku hanya kenalan Kyuhyun ssi.”

“Dia putri sulung Manager Kang, Ibu.”

“Ya Tuhan, benarkah? Kau cantik sekali. Kita pernah bertemu saat kau masih SMP dulu. Kau mungkin sudah lupa. Aku tidak menyangka kau tumbuh menjadi wanita secantik ini. Ayahmu pasti membesarkanmu dengan penuh kasih sayang.”

“Nyonya, anda sangat berlebihan. Namun terima kasih atas pujiannya.” Minji tersenyum malu.

“Kau pasti sudah bekerja. Apa pekerjaanmu? Apa kau juga bergabung dalam Grup Daesang?”

“Ibu. Berhentilah bertanya padanya.”

“Aku seorang dosen di Universitas Myongji.” Minji tersenyum. Bagaimanapun, ia selalu bangga bisa memperkenalkan identitasnya kepada siapapun. Minji sangat menyukai pekerjaannya.

“Terlihat kau adalah wanita yang terpelajar. Senang bertemu denganmu, Nona Kang.”

“Ibu, jangan terus bergosip. Kapan kau akan mengurus anakmu ini?”

“Lihat kan? Kyuhyun-ku adalah anak yang manja. Jika ia bersikap buruk terhadapmu, percayalah bahwa sesungguhnya ia pria yang berhati lembut dan sangat penyayang.”

“Ibu, aku belum sembuh. Jangan membuatku semakin parah. Sepertinya luka operasinya terbuka lebar.” Kyuhyun terlihat kesakitan dan tidak berdaya. Ia tidak bisa mencegah ibunya untuk mengucapkan hal-hal yang tidak penting dan tidak seharusnya diucapkan. Dan Minji, sepertinya rasa takutnya ketika sosok Nyonya Jang muncul tadi seakan menghilang begitu saja. Kyuhyun dan ibunya sungguh berbeda.

Sementara itu, seorang wanita cantik mengurungkan niatnya untuk masuk ke dalam. Sepertinya jika ia tetap memutuskan untuk masuk ke dalam, tawa yang terdengar di dalam akan berubah menjadi kecanggungan. Dalam hati wanita itu menangis. Tidak, ia bahkan sudah menangis. Han Bomi merasakan kedua matanya basah. Ia benar-benar merasa tidak diinginkan. Ia benar-benar merasa tidak dibutuhkan. Mungkin Tuhan sedang menghukumnya, karena ia telah menyakiti perasaan seorang pria yang pernah begitu tulus menyayanginya.

TBC-

Well, akhirnya part 3 rampung. Lebih dari 6 bulan. Ini benar-benar rekor. Yang lupa sama jalan ceritanya, uda aku warning kan di FB kemaren buat baca 2 part sebelumnya hehehe~

Aku minta maaf banget tapi aku bener-bener masih semangat buat lanjutin ini. Part berikutnya tidak akan bikin kalian nunggu selama ini. Aku akan usahakan FF ini bisa dikerjakan cepat seperti waktu penulisan Clown Man kemarin.

Yang jelas, aku makasi banget buat kalian yang masih sabar nunggu dan ga kehilangan mood buat baca. Yang masih memilih jadi silent reader, gapapa sih. Ga ada keuntungan juga yang akan kalian dapet karena mungkin di part2 berikutnya akan sedikit berbeda dengan part-part sebelumnya. Saran aku, sebaiknya ikutin aturan main di blog ini supaya kalian bisa nyaman bacanya. Akses reader khusus itu beneran akan bermanfaat banget buat kalian nanti.

Untuk part yang aku selesaikan dengan penuh perjuangan ini aku juga mau bilang Thanks berat untuk partner aku author Hanwoo untuk semangati terus nulis dan admin Diandra yang sudah mau membantu mengurus blog ini.

ThanKYU sudah berkunjung dan see you on next story ^^~

48 thoughts on “My Fair Lady [Chapter 3]

  1. Aaa emng enak sekarang bomi nyesel kan kyu udh mau ngelupain dia aaa gue bangga akan hal itu wkwk dan smoga kyu sm nona kang bener2 akan menjadi sepasang kekasih

    Suka

  2. Heolll akhirnya setelah sekian lama muncul juga..
    Aku kira udah gak bakal dilanjut lagi thor..
    Hehheheh..

    Aku puas banget sama part ini..
    Walaupun kyuhyun masih keliatan nyebelin tapi setidaknya dy sudah mulai nunjukin sifat aslinya..
    Sepertinya memang akan banyak hikmah dari kejadian ini..
    Semoga setelah nenek cho baikan sama ibunya kyuhyun akan berubah pikiran..
    Kasian aku sama nenek cho..
    Lagian juga sepertinya kyuhyun ada rasa sama minji…
    Hanya saja dy belum menyadarinya..

    Haduhhh itu si han bomi gak bisa apa ya enyah ajja dari hidup kyuhyun..
    Aku gak suka dy terus ngerecokin hidup kyuhyun..
    Karena secara tidak langsung dy akan terus nyakitin minji..

    Btw apa yg terjadi sama minhyuk??
    Koq dy bisa dipukulin preman kayak g2??
    Authornim next part jangan lama2 yaaaa😊😊😊😊

    Suka

  3. Akhirnya, sempat hilang fokus bacaan awalnya kn udah lama. Tp krn mmg dasarnya ffnya bagus jd bs cepet nyambung diotak
    Wah kapan kyuhyun n minji ada romantic scenenya gak sabar..
    Buat chapter selanjutnya update soon ya
    Keep writing

    Suka

  4. Aku sampai lupa cerita sebelumnya gimana. Hehe
    Tp menarik sekali ff ini, hubungan kyu minji mulai ada tanda2 di part ini. Untung keluarga cho bukan tipe yg jahat2 gitu..
    Ditunggu lanjutannya walau 2 bulan lagi hehe..

    Suka

  5. akhirnya update jg yg ditggu” 🙂
    ibu kyu sepertinya menyukai minji ya dan lagi sifat ibunya yg ramah pd setiap orang mdhn” kyuji mulai ada” rasa letertarikan gitu sayang kl cuma minji yg punya perasaan bertepuk sebelah rangan apa lagi ada wanita masa lalu kyu yg selalu jd orang ketiga diantara kyuji wlw blm dekat udh kangen sama moment kyujinya author 🙂

    Suka

  6. mpe lumutan nungguin ni ff lanjut#bercanda thor hehehee
    kyuminji blm sling suka tp dah ada sdikit perhatian dan minji kyknya dah mulai suka ma kyu,ihhh bikib gregetan deh..lanjut yah thor jgn lama2#maunya kekkekee

    Suka

  7. Kyaaa Kyaaa akhirnya update..aku setia sama kyuminji jd gak akan lupa.duh ya mereka berdua ini tiap ketemu yg di ucap sama yg di rasa di hati beda terus. Ga bisa nebak nanti nya akan gimana cara mereka bisa saling suka kalo tiap ketemu adu mulut terus… chanyeol kasian ya hubungan ‘teman tapi sayang’ nya kurang beruntung…biasanya kebanyakan perempuan yg ngerasain peran chanyeol ini… himnae chanyeol ah

    Suka

  8. Yg selalu inget dan menjadi ciri khas dari cerita kyuminji disini itu tentang alurnya
    Author yg ga mau keburu dan alur yg mengalir apa adanya, walau terkesan lambat tapi aku ttep nyaman bacanya, feelnya dapet *jangan ditanya kalau ini*, bahasa yg digunakan beuuuh
    Udah ga mau komen apa apa lagi bhahaha semangat thor semangat

    Suka

  9. kaya baca skenario drama wkwk
    ga kecewa baca part 3 ini, walopun momen KyuMinjinya dikit, tapi dibagian akhir udah cukup hihi
    Jadi kasian jg sama Bomi, tapi apa daya -_-
    Ditunggu loh ka next chapnya :*

    Suka

  10. Hha yuuuuu manja amat ama ibunya

    Ibu sma dgn eomma tp ntah knp aku lebihhh suka klw. Kyu pnggil eommaa bukan ibu
    Tampilan wp kamu berubah ya ???

    Ini boomi kena karmaaaa

    Chanyeol sabar aja ya
    Jodoh gak akan kmn

    Gpp 3 bulan baru update kita tunggu terrus kok

    Suka

  11. Sempat lupa sama cerita sebelumnya, tapi pas diterusin baca keinget deh cerita awalnya hehehe
    Aku seneng banget kyuhyun gk terpengaruh sama ketangan Bomi, semoga aja kedepannya juga kyuhyun tetep gak terpengaruh sama bomi, udah sakit hati ya masa masih mau balikan, kan ada minji hehe

    Suka

  12. wahh akhr’y publish jg part 3..duhh ga sabar pngn liat kyu sm minji saling suka yahh walaupun si kyu msh suka sm bomi smga aja kyu ga jd balik k jepang trs pelan2 kyu jd suka sm minji..

    Suka

  13. Ah akhirnya di post juga part 3 nya kkkk
    lama nunggu nya
    akhirnya sedikit terobati
    aduuuh
    Kyuhyun
    aku penasaran sama karakter kamu disini kekeke
    ih bntar lagi Minji jadi istri Kyuhyun tu wkwkwk
    Aigo gak sabar nunggu scene romantos kampretos Kyuhyun-Minji nya
    Chanyeol kasihan sekali kau ckckck
    yg sebenarnya isi hati tapi sayangnya hanya dianggap candaan sama Minji #pukpukCeye

    aduh Kyu
    gak sabar nunggu kau jadi CEO

    cih si Bomi kepedean mampus
    sekarang ngemis2 sama Kyuhyun ckck
    TIDAK !!! JANGAN BUAT KYUHYUN KEMBALI SAMA BOMI
    gak rela akuuuuu

    semangat terus ya ^~~
    semoga part selanjutnya cepat selesai dan di publish kkkk

    Suka

  14. Syudah lama sekali. Tapi seneng akhirnya di lanjutin.. minji sama kyuhyun kapan dikasih kliknya.. ga sabar nunggu mereka saling sadar sama perasaan mereka. Semoga gada pengganggu.

    Suka

  15. Penasaran sama masalah antara hyemi sama menantunya
    Seneng bgt kayaknya minji udh fix jatuh cinta sama kyuhyuuuun
    Kyuhyunnya aja nih masih berkubang sama masa lalu kek inul hahahahahahahhaa

    Moga kyuhyun mau jd predir dn netep d korea
    Ditunggu bgt kelanjutannya authooor
    Akhirnya setelah clown man ada bacaan jugaaaaaa

    Thumbs up!!

    Suka

  16. Akhirnya hubungan mereka membaik minji mulai mengagumi kyuhyun stelah tau lebih dalam sifat kyu tp masih ada pihak ke 3 dan 4 yg akan menjadi penghalang hubungkan kyu-ji 😦

    Suka

  17. dengan adanya insiden itu hubungan minji dan kyu menjadi lebih baik dan semoga aja mereka bisa saling suka..trnyata dibalik sikap dingin nya kyu dia sayang sama nenenya

    Suka

  18. wahhh.. kyuu kerenn dahhhh.. sampee relaa gituu..
    masaa iaa antara kyu ama minjii gk adaa ap2?? hanyaa perasaan datar ajaa?? pdahall merekaa terlihat sgt pedulii stusama lainn…
    huhu…
    nahh skrng bomi dahh gk adaa harapan kann… gk ngarep lg dagg…
    penasarann onn smaa lanjutannyaa onn…
    smogaa gk lamaa yaa… hehe..
    fighting onn

    Suka

  19. hmm musibah bawa berkah..kyuhyun kan jadi tuh pergi ke jepangnnya..:) aduh Itu kyuhyun aku ga percaya kalau udah ibunya manjanya keluar hahaha..tapi aku suka..:) dan ibunya kyuhyun juga baik banget..btw yang ngintip bomi ya? nyesel kali ya dia?

    Suka

  20. Syukur deh, Kyuhyun bisa selamat setelah kena tusuk dan Kyuhyun juga gk jadi balik ke Jepang.
    Minji udah menaruh hati sama Kyuhyun, tapi Kyuhyunnya masih aja belum bisa lepas dari Han Bomi. Lagian, Bomi kalau dia udah punya calon suami kenapa dia masih deketin Kyuhyun.
    Tapi, kayanya ibunya Kyuhyun suka sama Minji. Wahh,… Minji udah punya dukungan dari nenek sama ibunya Kyuhyun. Tinggal Kyuhyunnya aja, yg belum menaruh hati sama Minji.

    Makin penasaran sama kelanjutan hubungan Minji dan Kyuhyun. Mudah-mudahan setelah kejadian Kyuhyun ketusuk karena nylametin adiknya Minji, Minji dan Kyuhyun bisa semakin deket dan akrab. ^^

    Suka

  21. Ada aja agar kyuhyun nggak balik ke jepang lagi ya walaupun alsannya agak ekstrem sih…

    Minji rasa bersalahnya tinggi banget ya padahal. Kan dianggak salah apa2 tapi tetap aja minta maaf sama kyuhyun..

    Suka

  22. Kok aku merasa belum jadian udah banyak orang yang ngasih lampu hijau ke kyu sama minji ya?

    penasaran sama konfliknya, daru diri mereka kah?

    Suka

  23. Haha rasain tu bomi sekarang nyesel kan udah pernah nyakitin kyuhyun..
    Kyuhyun ga jadi pulang ke jepang karna insiden ini tapi ibunya yang malah datang ke korea.
    Ada untung nya juga karna kyuhyun ga jadi pulang ke jepang kan dia bisa deket sama minji.
    Minji nya juga kaya nya udah mulai ada rasa tu sama kyuhyun.
    Kapan neh kyuhyun sama minji jadian nya…

    Suka

  24. meskipun kyuhyun belum ada tanda2 suka sama minji, paling tidak ada harapan besar untuk merek di part selanjutnya..

    semoga yang terbaik akan menemukan yang baik yang kelak bisa menjadikan mereka menjadi yang paling baik.

    kyuminji, semoga berjodoh.

    Suka

  25. Sepertinya bakalan ketemu teruz nich kyuhyun m minji,, sepertinya ibu kyuhyun pun meyukai minji y
    Masih penasaran c kenapa nenek kyuhyun tetap berusaha keras menyuruh kyuhyun masuk perusahaan padahal kan ada chayeol y,, mungkinkan hara itu bukan putri kandungnya yach

    Suka

  26. Kyuhyun kan pernah bilang kalo dia mencari wanita yang bisa mengambil hato ibunya sehingga nanti ibunya bisa menyatu dengan sang menantu. Dan kurasa minji bisa melakukan itu karena ternyata ibunya kyuhyun orangnya ramah dan keibuan sosok yang sangat dirindukan oleh minji karena ia sudah lama ditinggal pergi ibunya dan sifat keibuan ibunya kyuhyun lah yang akan mendekatkan minji dengan ibunya kyuhyun.

    Suka

  27. gemes yah ini tuh. kyuhyun batu bgt gamau jd presdir, chanyeol yg blakblakan bilang suka tp ga di waro, minji yg yaaa begitu dah sama chanyeol gamau sama kyuhyun ogah2an, trs apa lagi…. ah han bomi baperan… apalah ini gemes bgt hahahah beenr2 jodoh sih di setiap waktu adaaaaaa aja yg bikin kyuhyun hyemi ketemu hahah lanjuuuuttt

    Suka

  28. Ibunya kyuhyun sangat welcome ke minji. , itu berati ibunya suka kan sm minji , kyuuu…itu pertanda , hhhh
    Bomi , kamu mundur aja, biarkan kyuhyun nemuin kebahagiaannya,
    Bersyukur deh kyu g jd pulang ,

    Lanjuuut next part,

    Thanks

    Suka

  29. Han Boomiii merantaulah kau Nak, sekali menyakiti, tidak ada lg kesempatan kedua.. waaaks ngomong apaan si akuu.. hahah
    berharap bgt si Kyu mati rasa sma Bomi, biar dia lancar jaya nanti sma Minji.. kekeke, gk seru si ya klo gk ada org ketiga *aku gk berharap ada org ketiga* 😥 tpi nanti klo gk ada org ketiga, kesannya flat,, pennya Kyu cpet2 ada rasa sma Minji begitu jg sebaliknya.. hihihi

    Suka

  30. g nyangka Kyu mau membantu Minhyuk hingga harus masuk rumah sakit dan membuat Minji menjadi cemas
    prasangka Minji terhadap Kyu salah ternyata Kyu juga orang yang baik
    penasaran sama masa lalu Bomi dan Kyu yang membuat Kyu menjauhi Bomi
    lalu kenapa Bomi menangis sedih

    Suka

Tinggalkan Balasan ke Kyupit Batalkan balasan