My Fair Lady [Chapter 5]

mfl 5 - fix

Title : My Fair Lady (Chapter 5)

Author : Minji

Cast : Cho Kyuhyun – Kang Minji – Park Chanyeol – Han Bomi – Cho Hyemi and others

Genre : Romance, Family

Length : Chapter

———————————

“Ibuku memutuskan untuk tinggal. Dan itu berarti aku juga akan tinggal.”

Minji tesenyum-senyum sendiri tiap kali mengingat ucapan Kyuhyun malam itu. Pria itu tidak akan pulang ke Jepang dan sebaliknya ia akan kembali menetap di Korea. Segala kekhawatiran Minji akan kemungkinan untuk tidak bertemu Cho Kyuhyun dalam kurun waktu yang lama hilang sudah. Tak ada yang lebih membahagiakan saat ini daripada mengetahui bahwa pria itu akan berada dekat dengannya. Tuhan pasti sedang menolongnya— menolongnya untuk bisa terus melihat wajah Cho Kyuhyun.

Sederhananya, Kang Minji telah jatuh cinta. Ia jatuh cinta pada pria yang semula begitu dibencinya. Pepatah memang benar, mengenai benci dan cinta yang kadang memiliki batas begitu tipis hingga nyaris tak bisa dibedakan, hingga manusia tidak menyadari bahwa dengan membenci perlahan bisa menumbuhkan rasa cinta. Dan Minji mengalaminya. Entah apa yang tengah ia rasakan ada pria itu, atau mungkin sejak awal bertemu Cho Kyuhyun ia memang tidak pernah benar-benar membenci pria itu.

“Sepertinya kau sedang bahagia. Kutebak— apa semalam kau berkencan dengannya?”

Minji tersadar dari lamunannya. Tangannya yang sejak tadi hanya memegang spatula kini menggerak-gerakkannya kikuk, mengaduk sup rumput laut yang tengah dibuatnya agar tercampur sempurna dengan bumbunya. Kang Minhyuk bersedekap dan bersandar pada lemari es di sisi kakak perempuannya, menatap wanita itu curiga. Minji bahkan masih memikirkan jawaban atas tuduhan adiknya. Ia gugup dan takut jika orang lain membaca pikiran apalagi perasaannya.

“Jangan bicara sembarangan.”

“Aku punya bukti. Aku melihatmu turun dari mobilnya. Kalian mengobrol beberapa menit sebelum kau masuk dan mobilnya pergi. Apalagi jika bukan berkencan?”

Minji mendengus kesal, mengumpat dalam hati. Adiknya ini sungguh menyebalkan dan berjiwa penguntit. Namun Minji sadar itu bukan kesalahan Minhyuk. Kyuhyun memang mengantarnya pulang semalam setelah “kencan gagal” yang Minji rencanakan dan jangan salahkan orang rumah yang kebetulan melihat mereka semalam.

Minji memutar otak, kembali memikirkan jawaban. Ia seorang tenaga pendidik dan ia tidak boleh kalah dari tuduhan tidak benar itu. Memang tidak benar, karena tuduhan berkencan itu sangat salah. Ia dan Kyuhyun sama sekali tidak berkencan. Tak ada ciuman, bahkan bersentuhan pun tidak. Mereka hanya mengobrol, mencoba menemukan benang merah dan meningkatkan status hubungan dari ‘kenalan’ menjadi ‘teman’.

“Minhyuk-ah. Tidak semua pria dan wanita yang keluar bersama itu berarti bahwa mereka sedang berkencan. Aku dan Chanyeol sering pergi bersama. Lalu apa kami berkencan? Kau tahu persis itu tidak benar.”

“Namun psikologi mengatakan bahwa tak ada hubungan pertemanan yang benar-benar teman antara pria dan wanita yang tengah dekat.”

Aish— jangan mengajariku. Buktinya aku tidak merasakan hal yang lebih ketika bersama Chanyeol. Kami murni berteman.”

“Mungkin tidak bagimu tapi apa kau tahu bagaimana Chanyeol-hyung menyikapi kedekatan kalian?”

Minji kembali menghentikan gerakan spatulanya. Ucapan Minhyuk sedikit menusuknya, membuatnya berpikir tentang Chanyeol. Kemarin Chanyeol datang ke rumahnya, dan Minji meninggalkannya. Ia bahkan tidak sempat berbicara banyak padahal beberapa waktu terakhir mereka sangat jarang mengobrol. Tiba-tiba Minji merasa tidak enak pada Chanyeol. Selama ini ia hanya fokus pada Kyuhyun hingga melupakan sahabatnya sendiri.

“Kemarin sesunnguhnya ia datang unuk bertemu denganmu. Namun kau pergi meninggalkannya.”

Minji semakin merasa tersudut. Bukan apa-apa, ia merasa telah berdosa pada Chanyeol. Ia menyukai Kyuhyun dan tidak melibatkan Chanyeol yang notabene adalah saudara sepupu Kyuhyun, itu hanya terdengar kurang adil.

“Kau tidak perlu khawatir. Chanyeol adalah sahabatku. Banyak gadis di luar sana yang ingin menjadi kekasihnya. Lagipula, Chanyeol tahu betul jika aku tidak memiliki perasaan apa-apa terhadapnya. Ia tidak melihatku seperti seorang wanita.”

Minhyuk hanya menggeleng-geleng dan terlihat jika anak itu belum puas mengganggu kakak perempuannya. Namun ia tak menanggapi lagi ucapan Minji melainkan mengambil sekaleng soft drink di dalam lemari es lalu keluar dari dapur.

Sepeninggal adiknya, Minji menatap supnya yang belum matang. Ia memikirkan Chanyeol. Ia merasa ada yang salah dengan hubungan mereka saat ini. Ia tidak pernah merasa begitu jauh dari Park Chanyeol sebelumnya hinga mereka tidak saling menghubungi selama beberapa hari terakhir. Apa Chanyeol marah padanya? Apa jangan-jangan semalam Chanyeol juga tahu jika Kyuhyunlah orang yang ditemuinya hingga terburu-buru? Namun jika bertanya hal itu pada Minhyuk jelas bukan hal yang tepat. Minhyuk bisa jadi akan mengerjainya.

Memuaskan rasa penasarannya, Minji merogoh ponselnya di saku celana training biru donker yang ia kenakan. Dengan cepat ia menemukan kontak Chanyeol dan menelepon pria itu. Untuk sekian lama tak ada jawaban hingga Minji meletakkan kembali ponselnya. Mungkin pria itu sedang sibuk. Namun tak berapa lama, Minji menerima pesan dari Chanyeol.

“Ada apa? Aku sedang sakit dan tertidur seharian.
Apa kau sedang butuh ditemani?”

**

Chanyeol terlihat pucat namun kini wajah pria itu nampak sumringah karena dibesuk gadis spesialnya. Tak butuh waktu lama bagi Minji untuk segera meluncur menuju kediaman pemilik Grup Daesang itu karena ia merasa khawatir pada Chanyeol. Rumah keluarga chaebol itu sedang sepi, hanya terlihat beberapa pelayan yang melakukan pekerjaan mereka. Kedua orangtua Chanyeol sedang sibuk di kantor begitu juga dengan Nyonya besar Cho Hyemi yang sepertinya memiliki janji di luar dengan kolega pentingnya.

Di dalam kamar Chanyeol, Minji menyuapi Chanyeol semangkok bubur ditambah sup yang tadi dibuatnya di rumah. Chanyeol berkata ia ingin makan bubur favoritnya jadi Minji sengaja mampir sebelumnya untuk mendapatkan bubur itu. Padahal, Chanyeol bisa saja meminta para pelayan terbaiknya untuk memasakkan makanan kesukaannya. Hanya saja saat ini ia sedang ingin merepotkan Kang Minji dan membuat gadis itu memperhatikannya.

“Kau harus ke dokter.”

“Sudah kubilang tidak perlu. Aku hanya butuh istirahat. Lagipula aku hanya pusing dan demam.”

“Kau tidak bisa meremehkan demam. Bagaimana jika kondisimu tidak kunjung membaik? Kau sangat dibutuhkan di perusahaan.”

Chanyeol tersenyum menatap gadis yang memang sepertinya sangat khawatir akan keadaannya.

“Minji-ya, selama ini aku jarang sakit. Kau tahu itu. Percayalah padaku bahwa aku hanya butuh istirahat. Lagipula— hmm.. kurasa setelah melihatmu, aku menjadi jauh lebih baik.”

“Bersyukurlah jika besok kau benar-benar sembuh setelah bertemu denganku hari ini.” kesal Minji. Chanyeol hanya tertawa. Selanjutnya pria itu benar-benar menghabiskan buburnya. Chanyeol yakin ia akan segera sembuh karena obat yang sesungguhnya ia butuhkan sudah ia dapatkan.

“Apa belakangan kau sangat sibuk? Terasa sangat aneh bagiku tidak melihatmu untuk beberapa waktu yang lama.”

Minji merasa tidak nyaman dengan pertanyaan Chanyeol. Tidak mungkin ia berterus terang dengan mengatakan bahwa beberapa waktu belakangan ia sibuk memikirkan urusannya dengan Cho Kyuhyun. Urusan hati dan perasaannya sendiri.

“Y— ya begitulah. Aku mengadakan banyak quiz di kelas dan itu membuatku lumayan sibuk. Ah, aku akan ke dapur untuk mengambilkanmu jus jeruk.” Tanpa mendengar persetujuan Chanyeol, Minji sudah melarikan dirinya keluar kamar pria itu dan menuju dapur. Persetan Chanyeol membutuhkan jus jeruk atau tidak, yang terpenting adalah saat kembali nanti Chanyeol tidak akan mengungkit topik yang sama lagi. Minji hanya tidak ingin ada orang terdekat Kyuhyun yang mengetahui perasaannya terhadap pria itu. Minji cukup tahu diri akan siapa pria yang sedang ia pikirkan hingga membuatnya tidak bisa makan enak dan tidur nyenyak.

“Minji-ssi?”

Deg. Jantung Minji seakan berhenti berdetak untuk beberapa saat ketika suara yang belakangan cukup familiar baginya terdengar sangat dekat di telinganya. Dengan ragu Minji menghentikan langkahnya sebelum ia benar-benar mencapai dapur, menolehkan kepalanya ke belakang dan mendapati sosok Cho Kyuhyun sedang berdiri tegap dengan atasan kemeja biru gelap yang bagian tangannya dilipat hingga siku dipadu bawahan jeans hitam pekat. Aroma parfum Kyuhyun menyeruak memenuhi atmosfer di sekitar mereka. Untuk sesaat Minji berpikir mengapa Kyuhyun ada di sini. Dia hampir lupa— rumah ini memang rumah pria itu. Kyuhyunlah yang seharusnya menginterupsi keberadaan Minji di rumah ini.

“K—Kyuhyun-ssi..” senyum yang sangat dipaksakan. Minji tidak pernah berharap akan bertemu Cho Kyuhyun dalam keadaan di mana ia sedang mengkhawatirkan pria lain meskipun pria itu adalah sahabatnya.

“Ah, aku tidak menyangka akan bertemu denganmu di rumah ini. Ngomong-ngomong, apa yang sedang kau lakukan di sini?” pertanyaan yang sangat mendasar dan sudah sewajarnya akan keluar dari mulut seorang Cho Kyuhyun.

“Chanyeol sedang sakit. Ia memintaku membawakan bubur favoritnya jadi itulah alasanku berada di sini. Y—ya. Aku menjenguk Chanyeol.”

“Oh.” Tanggapan Kyuhyun membuat Minji merasa kecewa. Ia khawatir tentang apa yang Kyuhyun pikirkan tentang dirinya saat ini, tentang Chanyeol, seberapa dekat ia dengan sepupu Cho Kyuhyun itu hingga Minji mendatangi secara pribadi seorang Park Chanyeol ketika pria itu terbaring sakit. Kini Minji dan Kyuhyun sama-sama berdiri dengan kecanggungan yang sangat besar.

“Aku bahkan tidak tahu jika adik sepupuku sedang sakit.”

“Aku juga baru tahu.” Respon Minji. Kyuhyun mungkin merasa asing dengan situasi ini. Semalam ia pergi dengan seorang wanita dan kini wanita itu berada di rumah keluarganya namun bukan memiliki kepentingan dengannya. Minji bukanlah partner bisnis keluarganya. Ia hanya anak seorang manajer yang bekerja pada Grup Daesang dan sama sekali tidak ada urusan perusahaan yang bisa membawanya sampai berada di rumah ini.

Tunggu— apa Kang Minji sering datang ke rumah ini?

“Kyuhyun-ssi, apa kau butuh minuman atau mungkin kau ingin minum sesuatu? Aku akan membuatkannya untukmu. Kebetulan ada sesuatu yang ingin kulakukan di dapur jadi—”

“Tidak perlu repot-repot. Kau lanjutkan saja apa yang ingin kau lakukan. Aku akan ke atas menunggu nenek.” Kyuhyun tersenyum singkat setelah penolakan darinya.

Dan Kyuhyun berlalu. Minji memperhatikan punggung tegap Kyuhyun yang menjauh diiringi suara sepatu kulit miliknya yang terdengar jelas menaiki tangga. Kyuhyun terlihat begitu rapi hari ini. Bukankah ia berkata sedang menunggu sang nenek? Mungkin mereka memiliki janji hingga Kyuhyun berpenampilan sedikit lebih rapi.

Minji menelan ludahnya pahit. Hal ini tidak mengenakkan padahal seharusnya ia merasa bahagia karena bisa bertemu Kyuhyun di rumah ini secara tidak sengaja. Kyuhyun tahu Chanyeol sedang sakit. Apa pria itu tidak ingin menjenguk Chanyeol? Ataukah kehadiran dirinya yang membuat Kyuhyun seperti itu? Mengapa ia sangat mengkhawatirkan Kyuhyun terutama penilaian pria itu terhadapnya? Minji ingin sekali menjelaskan bahwa ia dan Chanyeol adalah sahabat dekat yang bahkan Chanyeol sudah seperti seorang saudara baginya.

Tunggu. Apa Cho Kyuhyun memerlukan informasi seperti itu? Ia pasti tidak peduli. Kyuhyun tidak terpengaruh sama sekali dengan hal itu. Minji bukanlah orang yang penting dan membuat Kyuhyun selalu memikirkan dirinya.

Sepeninggal Minji, Kyuhyun berhenti di depan sebuah ruangan yang pintunya tertutup. Bukan tujuannya untuk masuk ke dalam ruangan itu, namun tiap kali Kyuhyun datang ke rumah ini ia selalu tergoda untuk membuka pintu dan melihat ke dalamnya.
Tak butuh waktu lama bagi Kyuhyun untuk berada di dalam. Ruang kerja pribadi presdir Grup Daesang namun kini tidak ditempati Sang nenek karena wanita itu memilih menggunakan ruangan lain.

Terus terang, sejak peristiwa meninggalnya Cho Daejung ayah Kyuhyun di ruangan kerjanya itu, tidak ada lagi orang yang menggunakan ruangan itu. Tempat yang dulunya menjadi tempat favorit Kyuhyun untuk bermain-main sejak kecil sambil mengganggu pekerjaan sang kakek kini menjadi ruang hampa yang menyimpan semua kenangan indahnya dan menyisakan satu kenangan pahit yang membuat seorang Cho Kyuhyun trauma.

Kyuhyun menatap kursi kebesaran kepala keluarga Cho itu. Lukisan sang kakek yang ia hadiahkan pada neneknya menggantung indah tepat di belakang kursi. Terakhir kali Kyuhyun masuk ke dalam sini beberapa waktu lalu lukisannya memang sudah tergantung indah. Namun meskipun demikian, berada di dalam ruangan ini tak membuat perasaannya membaik.

Ia kembali terlempar pada kejadian sepuluh tahun silam di mana sang ayah terbujur kaku di atas kursi itu. Kyuhyun pikir ayahnya tengah tertidur karena kelelahan dalam keadaan beberapa berkas yang masih menganggur di atas meja.

Saat itu Kyuhyun berniat untuk memperlihatkan hasil ulangan Bahasa Inggrisnya yang mendapat poin sempurna pada sang ayah. Kyuhyun memang anak yang pintar dalam segala mata pelajaran apalagi ilmu matematika. Namun ia seringkali merasa tidak puas dengan nilai bahasa Inggrisnya hingga sang ayah memintanya untuk ikut kursus meskipun Kyuhyun tidak ingin. Ayahnya selalu mengatakan bahwa Bahasa Inggris adalah bahasa yang harus dikuasai apalagi nanti Kyuhyun akan menjadi seorang pemimpin menggantikan sang ayah.

Sore itu, masih dengan seragam SMA yang melekat pada tubuhnya, Kyuhyun mengintip ruangan ayahnya. Ia hanya ingin memastikan jika ia datang di saat yang tepat, karena jika Kyuhyun mendekati ayahnya ketika pria itu sedang sibuk maka ia hanya akan diusir dan dibentak. Namun Kyuhyun tahu pasti, nilai bagusnya di sekolah adaah salah satu hal yang bisa membuat ayahnya tersenyum lebar— meskipun belakangan hal itu sangat jarang terjadi.

Dari balik pintu, Kyuhyun melihat sosok ayahnya terpejam di atas kursi. Kacamatanya bahkan masih melekat dan sepertinya pekerjaan pria itu belum selesai. Kyuhyun memberanikan dirinya untuk masuk dan mendekati sosok ayahnya. Saat berada di sebelah Cho Daejung, jantung anak itu berdebar tidak karuan. Ia hanya bisa menatap tubuh ayahnya tanpa berani menyentuhnya. Ia merasakan aura yang begitu berbeda. Tidak ada hembusan nafas yang menandakan jika Cho Daejung memang sedang tertidur.

Kyuhyun menggoncang-goncang tubuh sang ayah pelan. Kyuhyun menyadari hal paling buruk baru saja ia hadapi ketika kepala ayahnya terkulai begitu saja dan Kyuhyun melihat sesuatu tiba-tiba mengalir keluar dari mulut ayahnya yang ia tahu persis itu adalah busa. Dan ketika mengedarkan pandangan ke sekitar dengan panik, Kyuhyun melihat beberapa ceceran kapsul tepat di lantai di bawah kaki sang ayah.

Cho Daejung meninggal dikarenakan overdosis yang mengakibat serangan jantung dan keracunan pada tubuhnya. Begitulah dokter memvonis kematian ayahnya. Kyuhyun sangat sedih karena ia bahkan belum sempat memperlihatkan nilai ujian bahasa Inggrisnya pada sang ayah. Ia justru menjadi saksi kematian ayahnya dan hal itulah yang mengubah kepribadian Kyuhyun hingga ia menjadi sosok yang seperti sekarang.

Kyuhyun menjadi begitu ketakutan karena peristiwa itu. Hal itulah yang sesungguhnya menjadi penyebab utama mengapa Kyuhyun tidak ingin tinggal di rumah besar keluarganya. Dan sekarang karena mengingat peristiwa itu dan ia yang tepat berada di dalam ruangan ini, tubuh Kyuhyun seketika bergetar hebat. Ia mundur dengan sempoyongan dan kepalanya mendadak pening.

Kyuhyun tanpa sengaja menabrak rak kayu di belakangnya dan sebuah pajangan kaca terjatuh ke lantai lalu pecah menimbulkan bunyi yang sangat nyaring. Tubuhnya seketika terduduk lemas di atas lantai dan Kyuhyun hanya bisa menatap meja kerja kosong itu dengan nafas yang memburu. Ia terlihat begitu menyedihkan dengan trauma yang ia alami.

“Kyuhyun ssi!” Minji yang paling pertama tanggap dan segera menyusul Kyuhyun begitu terkejut melihat keadaan di ruangan itu. Dua orang pelayan juga tiba-tiba muncul dan buru-buru masuk membereskan kekacauan kecil yang diakibatkan ulah tuan muda mereka.

“Tuan Muda, anda tidak apa-apa?” seorang pelayan wanita berusia 30 tahunan terlihat khawatir. Ia membereskan pecahan kaca sementara Kyuhun masih pada posisinya semula.

Minji bersimpuh cemas di sisi Kyuhyun dan mencoba menenangkan pria itu. Ia sama sekali tidak tahu apa yang sedang terjadi namun ia sangat mengkhawatirkan Kyuhyun. Minji semakin khawatir saat menyadari telapak tangan Kyuhyun berdarah akibat pecahan kaca. Ia buru-buru meminta salah satu pelayan untuk mengambilkan peralatan obat-obatan agar ia segera bisa mengobati tangan Kyuhyun.

**

Chanyeol duduk di sofa ruang tengah menyaksikan Minji yang tengah dengan telaten mengobati tangan Kyuhyun di sofa sebelahnya. Cho Kyuhyun hanya duduk dan diam membiarkan Minji membersihkan lukanya, membubuhkan obat lalu membalut goresan di tangannya dengan perban. Kyuhyun sudah terlihat jauh lebih tenang namun ia belum membicarakan apapun dan Chanyeol sedang menunggu penjelasan Kyuhyun, ada apa di balik kejadian hari ini.

“Apa perlu dibawa ke dokter?” tanya Chanyeol memecah keheningan di antara mereka bertiga. Minji hanya melihat Kyuhyun kemudian, menandakan jika itu terserah Kyuhyun. Namun pria itu hanya diam.

“Jika nanti kau merasa demam atau semacamnya, kau bisa periksakan lukamu pada dokter.” Gumam Minji.

Kyuhyun masih diam dan menatap kosong meja di depannya. Karena pria itu tak juga kunjung bicara, Minji dan Chanyeol memutuskan untuk meninggalkan Kyuhyun dan membiarkan pria itu beristirahat. Minji pun memutuskan untuk pulang dan Chanyeol mengantar gadis itu hingga ke depan.

“Kau sudah merasa lebih sehat?”

“Apa kau khawatir padaku?”

“Tentu saja aku khawatir. kau sedang sakit, Yeol-ah.”

Chanyeol menatap gadis yang sudah berdiri di sebelah mobilnya itu. Sebentar lagi Minji akan masuk ke dalam mobilnya.

“Aku yakin seseorang jauh lebih membuatmu khawatir saat ini.” gumam Chanyeol dan tersenyum kecil. Minji tidak menanggapi pernyataan Chanyeol itu tapi ia menatap Chanyeol dengan gusar. Chanyeol pasti bisa membaca apa yang tengah ia pikirkan saat ini. Tidak ingin munafik, Minji sangat mengkhawatirkan Kyuhyun apalagi peristiwa tidak biasa yang baru saja terjadi. Minji harus meninggalkan rumah besar keluarga Cho dengan sebuah tanda tanya besar yang akan membuatnya penasaran jika tidak ada yang bersedia memberikannya penjelasan.

“Aku tidak tahu banyak tapi Kyuhyun hyung memiliki trauma karena kematian ayahnya 10 tahun lalu.”

“Apa maksudmu dengan trauma?”

“Saat itu aku tidak sedang di rumah. Namun Ibu berkata padaku bahwa hyunglah orang pertama yang mengetahui kematian presdir di ruang kerjanya. Paman Cho meninggal karena serangan jantung dan overdosis obat-obatan. Kau bisa bayangkan sendiri perasaan seorang anak yang menyaksikan kematian orang tua kandungnya. Yah— mungkin ia merasakan ketakutan itu saat berada di dalam ruangan tadi.”

“Ya Tuhan—”

“Itu hanya dugaanku saja. Hyung orang yang tertutup dan ia juga tidak pernah bercerita soal itu padaku dan juga pada semua orang. Namun melihat kejadian hari ini dan juga ia yang tidak bersedia lagi tinggal di rumah ini, kurasa semuanya masuk akal. Kurasa aku paham alasannya selama ini, termasuk mengapa ia terus menolak tawaran untuk masuk ke dalam perusahaan.” Chanyeol memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana training hitamnya. Ia sebenarnya enggan membahas masalah keluarga ini pada orang lain, namun ia juga tidak tega membiarkan Minji merasa begitu penasaran.

Meskipun kini, kenyataan Minji yang sangat mengkhawatirkan Kyuhyun begitu mengganggunya.

“B—baiklah. Aku paham. Aku akan pulang sekarang.” ujar Minji pelan. Ia sedikit terpukul mendengar penuturan Chanyeol.

“Hati-hatilah di jalan. Jangan terlalu memikirkan peristiwa hari ini.” Chanyeol menepuk bahu Minji.

———————————-

Hari itu, Minji makan malam dengan tidak nyaman. Ia masih memikirkan kejadian di rumah keluarga Cho yang membuatnya begitu penasaran. Kang Jihyuk memperhatikan putrinya yang terlihat gusar dan seperti ada sesuatu yang ia sembunyikan. Jihyuk tidak pernah salah menafsirkan putrinya karena begitu usai makan malam Minji menemui sang ayah di kamar pria itu dan menanyakan sesuatu.

“Mengapa tiba-tiba kau bertanya hal seperti ini padaku?” balas Jihyuk lalu meletakkan buku yang tengah dibacanya di atas nakas. Minji terlihat sedikit gelisah di atas tempat tidur sang ayah.

“Aku hanya merasa penasaran. Aku yakin ayah mengetahui sesuatu. Ayah bekerja untuk grup Daesang begitu lama dan pasti kematian presdir menjadi peristiwa penting dalam karir ayah.”

“Apa ini berkaitan dengan Cho Kyuhyun?” Jihyuk menilik putrinya lebih dalam. Sebenarnya ada hal yang ia khawatirkan belakangan. Ia mengkhawatirkan Minji. Mengkhawatirkan gadis itu belakangan.

“Mengapa ayah menyimpulkan seperti itu?”

“Tidak ada hal paling masuk akal selain Cho Kyuhyun atau Park Chanyeol dalam hal ini. Kau tidak memiliki kepentingan apapun dalam hal ini, Nak. Dan aku yakin jika Chanyeol alasannya kau pasti sudah menanyakan hal ini jauh sebelum hari ini.

Minji hanya diam. Ia tidak mungkin berbohong pada ayahnya.

“Apa yang ingin kau ketahui?”

“Sebenarnya bukan hal yang begitu penting. Jika memang ayah tidak bisa memberitahuku karena itu bukan hal yang pantas, aku tidak akan bertanya lagi.”

“Jangan salah paham terhadapku. Aku hanya ingin tahu apa yang membuatmu merasa penasaran. Aku tentu akan memberitahumu hal yang memang kuketahui.”

Minji terdiam sejenak dan ia memutuskan untuk berterus terang dengan rasa penasarannya. Ia memang ingin tahu karena Kyuhyun. Ia khawatir pada Kyuhyun.

“Kemarin aku mengunjungi rumah keluarga Cho untuk menjenguk Chanyeol. Aku bertemu Cho Kyuhyun secara tidak sengaja dan sempat mengobrol singkat dengannya. Ia kemudian naik ke atas. Aku tidak tahu apa yang terjadi begitu pula Chanyeol dan semua pelayan yang ada di rumah itu. Kami menemukan Kyuhyun terduduk di lantai dalam keadaan shock di dalam ruangan kerja Presdir yang dulu. Ia memecahkan sesuatu dan tangannya terluka. Kyuhyun bahkan tidak mau bicara. Chanyeol memberitahuku tentang kemungkinan trauma karena Kyuhyun adalah orang yang pertama kali menyadari kematian presdir di ruangan itu.”

Minji menjelaskan dengan lantang pada Kang Jihyuk. Pria paruh baya itu tidak menyangka akan mendengar cerita seperti itu dari mulut putrinya.

“Itu memang benar. Kurasa Kyuhyun memang punya trauma akan hal itu. Ia juga adalah salah satu orang yang paling terpukul saat kremasi ayahnya. Kyuhyun berubah menjadi sosoknya yang sekarang setelah peristiwa itu. Sebelumnya, Kyuhyun adalah orang yang sangat ramah dan periang. Dulu bahkan aku dekat dengannya.”

“Begitukah— apa presdir memang mengidap suatu penyakit waktu itu?” Kang Jihyuk menggeleng.

“Presdir meninggal secara mendadak. Namun belakangan ia ketahuan mengonsumsi obat penenang secara berlebihan yang mengakibatkannya overdosis dan serangan jantung.”

“Obat penenang?”

“Pada masa-masa itu, keadaan perusahaan sedang jatuh terpuruk. Saham Grup Daesang terus menurun di bursa saham dan PHK juga sempat dilakukan. Presdir merasa sangat terpukul dan kurasa ia megonsumsi obat-obatan untuk membuatnya merasa lebih baik. Di beberapa kesempatan sebelum hari-hari terakhirnya aku bahkan sempat menemaninya minum di bar.”

Minji bergidik ngeri. Ia bisa mengerti perasaan Kyuhyun sekarang. Siapa yang tidak akan terkejut dengan kenyataan sang ayah yang meninggal begitu tiba-tiba ditambah kenyataan Kyuhyunlah yang menemukan mayat ayahnya pertama kali. Minji tahu rasanya kehilangan orang yang dicintai. Ia juga pernah kehilangan sosok Ibu dalam hidupnya dan hal itu sangat mungkin mengubah banyak hal.

“Bolehkah kini aku bertanya sesuatu padamu?” Tanya Jihyuk.

“Apa yang ingin ayah ketahui?”

“Ada hubungan apa antara kau dan Cho Kyuhyun? Apa kalian berkencan?”

“Kami tidak berkencan. Ayah jangan berpikir seperti itu.”

“Lalu hubungan seperti apa? Kau menyukainya atau ia menyukaimu? Minhyuk bilang kau diantar pulang Kyuhyun dua hari lalu. Apa kalian sering bertemu?”

“Kami berteman, Ayah.”

Jihyuk menatap wajah cantik putrinya. Selama ini banyak pria yang ingin dekat dengan Minji, dan belum pernah sekalipun Minji memperkenalkan teman prianya ke rumah. Hanya Park Chanyeol teman dekatnya, dan Jihyuk bisa merasakan jika Minji memang murni menganggap Chanyeol sebagai seorang sahabat. Untuk itulah Jihyuk percaya pada Chanyeol. Jika suatu ketika Minji punya kekasih, mungkin Chanyeol lah orang yang seharusnya mendampinginya.

“Minji-ya, putriku.” Jihyuk mengambil tangan Minji, mengusapnya lembut.

“Kenapa Ayah menatapku seperti ini?”

“Aku menyayangimu dan juga Minhyuk. Aku ingin yang terbaik untuk kebahagiaan kalian berdua.”

“Aku tidak mengerti dengan maksud Ayah.”

“Aku tidak punya maksud apapun. Aku hanya ingin kau berterus terang padaku, tentang apapun. Jika ada hal yang membuatmu ragu, kau bisa meminta saranku. Sekarang tidurlah. Kau harus pergi mengajar besok pagi.” Jihyuk menutup pembicaraan singkat mereka, dan Minji pun meninggalkan kamar ayahnya.

—————————

Sore itu Minji terlihat begitu terburu-buru seusai mengajar kelas terakhirnya. Ia segera menuju toilet wanita dan mencuci wajahnya, memoles make up tipis dan mengganti warna lipstick di bibir. Ia melirik jam tangan dan waktu menunjukkan pukul 4.30. Masih ada sekitar setengah jam lagi untuk mempersiapkan diri. Berulang kali Minji mengkhawatirkan pakaian yang dipakainya. Rok pensil berwarna hitam selutut dan blouse berwarna peach sebagai atasan. Minji bersyukur karena ia tidak memilih celana panjang sebagai bawahannya hari ini.

Siapa yang menyangka, Cho Kyuhyun menghubunginya dan mengajaknya bertemu lalu mengatakan akan menjemputnya di kampus satu jam lagi. Minji hampir menjerit di tengah ujian kelasnya yang begitu sepi karena semua mahasiswa tengah fokus menjawab soal. Pria itu tidak pernah bisa ditebak, dan Minji terlalu takut untuk memberikan penawaran seperti “Bisakah aku pulang dulu dan mengganti bajuku” atau mungkin “Kita akan kemana? Apa jamnya bisa diundur? Aku butuh persiapan—”.

Tidak. Ia tidak akan mampu memberikan penawaran apalagi penolakan karena ia takut Kyuhyun merasa tersinggung lalu membatalkan ajakan itu secara sepihak.

“Nona cantik yang kau tunggu sudah siap sepertinya.”

Minji tertegun karena begitu ia memasuki ruangan dosen Profesor Kim terlihat menyambutnya dan pria itu sedang bersama Cho Kyuhyun. Ya, Cho Kyuhyun berada di ruangan dosen bersama dengan Profesor Kim yang Minji tahu memang memiliki hubungan guru – murid yang sangat baik dengan Kyuhyun.

Minji tersenyum canggung, dan merasa lega karena ruangan sedang sepi. Sebagian besar dosen sudah pulang dan hanya ada dua orang dosen pria namun tidak begitu memperhatikan mereka.

“Kau sudah di sini rupanya.”

“Dia sudah di sini sejak satu jam yang lalu.” Profesor Kim tersenyum.

“Ada hal yang kami bicarakan. Jadi kau sudah siap? Kita bisa pergi sekarang?” Kyuhyun tersenyum, sementara Minji merasa malu.

**

Kyuhyun menghentikan mobilnya pada sebuah rumah berhalaman luas di kawasan Myeongdong. Minji tidak bertanya banyak karena Kyuhyun hanya mengatakan jika Kyuhyun ingin mampir ke suatu tempat sambil menunggu jam makan malam. Saat turun dari mobil, seorang wanita tua terlihat keluar rumah dan menyambut mereka. Minji mengikuti pria itu di belakang dan si wanita tua menyapa keduanya dengan ramah.

Minji sedikit takjub karena bangunan yang ia kira sebuah rumah tinggal itu ternyata berisikan begitu banyak lukisan. Tepatnya, rumah ini lebih mirip sebuah galeri lukisan. Interior kayunya sangat cocok dipenuhi dengan lukisan-lukisan yang menggantung begitu artistik meskipun sederhana.

“Kau tidak keberatan bukan menunggu sebentar? Aku memiliki sedikit urusan.” Ujar Kyuhyun.

Minji mengangguk dan membiarkan Kyuhyun masuk diantar wanita tua tadi. Sambil menunggu Kyuhyun, Minji melihat lukisan-lukisan yang terpajang di dinding. Sebagian besar lukisan itu berisikan tanda tangan Seo Jisook. Mungkin Seo Jisook adalah nama pemilik rumah ini, kemungkinan orang yang ingin ditemui Kyuhyun. Lukisan-lukisannya juga beraliran realis sama seperti Kyuhyun. Dan jika dipikir-pikir, Minji sepertinya pernah mendengar nama Seo Jisook. Saat mencoba browsing di internet, Minji paham jika Seo Jisook memang seorang pelukis kenamaan di Korea. Dan Cho Kyuhyun memiliki kepentingan dengan orang itu.

Ekor mata Minji tertarik ke bagian agak di sudut ruangan, di mana beberapa lukisan yang masih dibungkus kertas cokelat ditempatkan di situ. Minji menangkap nama yang familiar tertulis di sudut bawah, Cho Kyuhyun. Lukisan di dalam bungkusan-bungkusan cokelat itu pasti milik Kyuhyun.

Gadis itu cukup penasaran dengan hasil lukisan Kyuhyun yang terbungkus itu meskipun ia sudah pernah melihat beberapa karya Kyuhyun ketika ia menghadiri pameran lukisan pertama pria itu. Sepertinya Cho Kyuhyun benar-benar mencintai seni lukis hingga ia menolak mati-matian tawaran menjadi pewaris perusahaan keluarganya yang memiliki saham fantastis. Pria itu jelas bukan penggila uang.

Terlepas dari lukisan yang berada dalam bungkusan cokelat itu, Minji menemukan satu lukisan pada kanvas berukuran sedang yang tidak dibungkus dan berada di samping bungkusan-bungkusan itu.

Sosok seorang wanita yang tengah berdiri membelakangi. Wajah sang wanita menoleh ke samping dengan rambut panjangnya yang tersampir ke bahu kiri, memperlihatkan punggung bagian atas wanita cantik itu. Meskipun lukisannya hanya setengah badan, Minji bisa menangkap jika wanita itu mengenakan gaun pengantin.

Minji memperhatikan lebih jelas sosok wanita pada lukisan itu. Semakin dilihat, lukisan itu semakin mirip dengan sosok Han Bomi. Ya. tidak salah lagi. Wanita cantik dalam lukisan itu adalah Han Bomi. Minji memastikannya dan melihat tanda tangan Kyuhyun ada di sudut kiri bawah lukisan itu.

Tiba-tiba perasaan yang begitu aneh menyerang Minji. Han Bomi menjadi inspirasi lukisan Kyuhyun dan hal itu membuatnya terganggu. Kyuhyun pasti tidak hanya melukis Bomi satu kali. Minji yakin Kyuhyun pasti sangat sering melukis gadis itu dan berfantasi dalam lukisannya.

Sepertinya, Han Bomi adalah wanita yang sangat penting dalam hidup seorang Cho Kyuhyun. Baiklah, setelah masa lalu Kyuhyun mengenai kematian ayahnya, kini satu hal lagi membuat Minji bertanya-tanya. Jika sebelum-sebelumnya ia bisa mengabaikan keberadaan Han Bomi karena Kyuhyun yang tidak lagi berpihak pada wanita itu, kini Minji merasa sangat terancam. Apa mungkin ia merasa seperti ini karena kini perasaannya pada Kyuhyun sudah semakin kuat?

Dan yang terpenting, bagaimana perasaan Kyuhyun terhadap wanita itu saat ini?
Minji buru-buru menjauh dari situ ketika ia mendengar suara pria bercakap-cakap semakin mendekat. Mungkin Kyuhyun sudah selesai dengan urusannya.

**

Kyuhyun rupa-rupanya sudah memesan tempat untuk makan malam di sebuah restoran mewah bergaya Eropa di pusat kota Seoul yang menjadi favoritnya. Tepat jam 7 malam, Kyuhyun dan Minji tiba di restoran yang sepertinya memang hanya diperuntukkan bagi orang-orang kalangan atas. Minji merasa risih dengan penampilannya karena seharusnya ia bisa berpenampilan lebih pantas lagi. Ingin rasanya ia mengajukan protes pada Cho Kyuhyun agar lain kali tidak mengundangnya pada acara dadakan seperti ini.

“Kau kenapa? Sepertinya kau terlihat kurang nyaman. Apa kau kurang menyukai tempatnya?” Kyuhyun bertanya ketika mereka sudah selesai memesan makanan.

“Aku jelas merasa kurang nyaman. Jika tahu kau akan membawaku ke sini, seharusnya aku bisa berpenampilan lebih layak.”

Cho Kyuhyun tertawa, membuat Minji merasa tersinggung.

“Minji-ssi. Kau cantik dan tidak ada yang salah dengan penampilanmu. Ibuku sering datang ke tempat ini dengan penampilannya yang sederhana. Lagipula bukankah kita datang untuk makan, bukan untuk fashion show.”

Minji merasa tersipu akan pujian cantik dari Kyuhyun kendatipun ia masih sedikit kesal. Kyuhyun mungkin sudah terbiasa namun ini benar-benar hal baru baginya. Kyuhyun memang terlihat santai dengan atasan kemeja putih polos dan celana kain hitamnya. Namun pria memang rata-rata demikian. Wanitalah yang biasanya akan diperhatikan penampilannya.

“Kau jangan khawatir. Rasa makanan yang akan kau makan akan mengalahkan pikiran rendah dirimu itu.”

“Ngomong-ngomong, mengapa kau membawaku makan di tempat seperti ini? Di saat seperti ini kau benar-benar memperlihatkan sisi Tuan Mudamu.”

“Mungkin para pebisnis dan pengusaha makan di tempat ini. Namun aku punya uang dan aku menyukai masakan di sini. Karena kau mengobati lukaku tempo hari, aku hanya ingin berterima kasih dengan membawamu untuk ikut merasakan kelezatan restoran ini.”

“Terus terang traktiranmu sedikit berlebihan. Namun aku tetap harus berterima kasih.”

“Hmm, kau yakin tidak pernah makan di tempat ini? Apa Chanyeol tidak pernah membawamu kemari?”

Minji menjadi sedikit kikuk. Kyuhyun sangat suka memasukkan Chanyeol ke dalam obrolan mereka.

“Kami tidak makan malam di tempat seperti ini. Biasanya kami menghabiskan waktu di café berlama-lama karena aku pasti akan membaca buku.”

“Apa sekarang Chanyeol tahu kau pergi denganku?”

Minji tertawa kecil, mencoba mencairkan suasana. Kemana sebenarnya arah pertanyaan Kyuhyun.

“Kyuhyun-ssi, Chanyeol bukanlah pacarku. Mengapa ia harus tahu kemana dan dengan siapa aku pergi? Aku juga tidak pernah merepotkannya dengan hal seperti itu.” nada Minji terdengar kesal.

“Wah, jiwa pemberontakmu sepertinya muncul. Kau tipe wanita pembela diri yang baik. Mengingatkanku pada pertemuan pertama kita.”

“Aku akan membela diriku mati-matian jika aku merasa sesuatu tidak berjalan dengan semestinya.”

“Nona, kau serius sekali. Aku hanya memastikan, mungkin saja adik sepupuku menyukaimu.”

“Lalu jika dia benar menyukaiku dan kau memiliki kekhawatiran soal itu— mengapa— mengapa kau tetap menjemputku dan membawaku makan malam?”

Air muka Kyuhyun sedikit berubah, namun dengan cepat ia kembali menguasai diri.

“Kupikir kita bisa menjadi teman. Lagipula, mungkin suatu saat aku akan kembali membutuhkan bantuanmu— dalam sandiwara itu.”

Minji tak lagi menanggapi karena ucapan Kyuhyun terakhir membuatnya kecewa. Untung saja makanan pembuka dan minuman mereka sudah tiba jadi mereka tidak perlu lagi berupaya keras untuk memecah kecanggungan. Sekelebat bayangan tentang Han Bomi dan lukisan itu terlintas, membuat nafsu makan Minji menghilang.

“Kau terlihat lebih murung sejak dari galeri lukisan. Apa ada sesuatu yang menganggu pikiranmu?” Kyuhyun bertanya sambil menyantap salad buahnya.

“Tidak ada hal yang penting. Aku hanya masih merasa kesal karena kau membawaku ke restoran mahal tanpa persetujuanku. Lain kali kau harus memberitahuku akan membawaku pergi kemana.”

Kyuhyun hanya mengisyaratkan dengan anggukan sambil tetap menikmatinya salad buahnya. Sementara itu Minji masih diliputi pertanyaan mengenai lukisan di galeri tadi, dan mengapa beberapa lukisan Kyuhyun juga ada di sana.

“Oh ya, ada keperluan apa kau menemui Seo Jisook? Aku tidak tahu kau juga akan membawaku menemui seorang pelukis ternama. Namun terima kasih, aku bisa berfoto dengannya.”

“Ia adalah senior yang sangat dihormati ibuku. Ia juga banyak membantu dan memberiku semangat. Aku datang karena beberapa lukisanku akan ia kirim ke Eropa untuk dijual. Aku harus berterima kasih karena dialah lukisanku diminati orang lain.”

“Oh, begitu rupanya. Apa kau akan melukis hingga tua?”

“Jika aku sanggup, mengapa tidak? Melukis juga menghasilkan uang.”

Minji ingin meneruskan pertanyaannya dengan menyinggung soal lukisan Bomi dan mengapa hanya lukisan itu yang tidak dibungkus. Apakah lukisan itu juga akan dijualnya? Dan Minji kembali harus menahan dirinya karena makanan mereka akhirnya datang. Lagipula membahas soal Bomi sepertinya akan membuat Kyuhyun merasa tidak suka.

Mereka akhirnya makan dengan lahap dan topik pembicaraan pun berubah menjadi seputar makanan. Minji sepertinya juga setuju dengan pendapat Kyuhyun soal cita rasa restoran ini. Meskipun konsepnya adalah Eropa, namun makanan Korea juga dijual dengan rasa yang tidak kalah enak dibandingkan dengan restoran khas Korea asli. Konon pemilik restoran ini adalah kenalan keluarga Cho yang juga orang asli Korea. Begitu informasi yang ia dapatkan dari Kyuhyun.

Seusai makan, Kyuhyun dan Minji berjalan beriringan dan tak disangka Kyuhyun bertemu dengan orang yang sangat tidak ingin dijumpainya saat ini. Han Jaebum dan Choi Siwon. Mereka berpapasan dan sepertinya Jaebum baru saja tiba dan sedang menuju meja yang telah dipesannya.

Tak sempat lagi menghindar, Kyuhyun terpaksa harus menghadapi dua pria yang selalu meremehkan keberadaannya. Minji terkejut ketika Kyuhyun menggenggam tangannya dan menariknya lebih dekat, berjalan beriringan layaknya pasangan kekasih.

“Cho Kyuhyun. Tak kusangka aku akan bertemu denganmu di tempat ini. Dan siapa nona cantik ini? Melihat gerak-gerik kalian, sepertinya dia adalah wanita yang spesial.” Han Jaebum menyapa Kyuhyun. Siwon pun tersenyum sinis di sebelah pria paruh baya itu. Senyum yang sangat dibenci Kyuhyun.

Kyuhyun menundukkan kepalanya sesaat tanda hormat begitu pula dengan Minji. Gadis itu sepertinya mengenal siapa sosok laki-laki ini apalagi melihat respon Kyuhyun. Minji ingat ia pernah bertemu pria itu di pesta ulang tahun Nyonya Cho, dan mungkin pria itu tidak mengingatnya. Lagipula mereka tidak berkenalan secara khusus. Yang jelas, pria ini adalah ayah kandung dari Han Bomi.

“Sungguh suatu kebetulan bisa bertemu kalian lagi. Tak kusangka Paman juga makan malam di tempat ini.”

“Ya, kau pasti mengerti jika makan malamku tidak benar-benar makan malam. Bisnis tetap menjadi alasan kedatangan orang-orang sibuk sepertiku.” Han Jaebum yang sombong. Dalam setiap ucapannya selalu tersisip sindiran untuk Kyuhyun. Tentu saja pria tua itu akan selalu membanggakan calon menantunya yang selalu sepemikiran dengannya. Choi Siwon hanya mengangguk dan tetap dalam senyum palsunya.

“Kyuhyun-ssi, kurasa Bomi pasti sudah memberitahumu. Kami akan menikah bulan depan. Sebagai sahabat calon istriku kau tentu harus datang. Apalagi sepertinya kau sudah memiliki calon pendamping juga. Kuharap Nona cantik ini juga akan hadir di pestaku.”Siwon melirik Minji di akhir kalimatnya, dan Minji cukup berpendidikan untuk membaca situasi yang sedang ia hadapi dan bagaimana berekspresi di hadapan orang-orang sombong ini.

Cho Kyuhyun membutuhkan perannya saat ini. Ia adalah kekasih Cho Kyuhyun.
Namun bukannya menanggapi perkataan Siwon, Kyuhyun justru terpaku seolah ia baru saja mengetahui bahwa hari kematiannya adalah besok. Minji sejujurnya terkejut tentang berita pernikahan yang baru saja didengarnya. Namun ia yakin Cho Kyuhyun pasti jauh terpuruk hingga tak bisa berkata-kata. Minji tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Ia ingin menunggu Kyuhyun, tak ingin mengacaukan keadaan karena ia tidak begitu paham bagaimana konsep hubungan Kyuhyun dengan dua orang ini. Meskipun Minji paham, Kyuhyun sedang terintimidasi.

“Kyuhyun-ssi? Kau mendengarku?” Siwon seakan menang berkali-kali lipat sambil menjentikkan jarinya di depan wajah Kyuhyun, membuat pria itu sangat marah.

“Oh, bulan depan ya. Baiklah, aku pasti akan datang jika tak ada kesibukan lain menghalangi. Begitu juga dengannya, kuharap kami berdua bisa mengosongkan jadwal untuk hari spesial kalian.” Kyuhyun akhirnya menjawab, dan genggaman tangannya pada tangan Minji semakin erat.

Han Jaebum memandang pasangan anak muda itu dengan tidak suka. Ia benci fakta jika Cho Kyuhyun tidak begitu menderita setelah berpisah dari putrinya. Dan gadis yang kini digandeng Kyuhyun, sepertinya ia bukanlah anak seorang pengusaha tapi Jaebum bisa melihat Minji bukanlah gadis biasa yang bisa ia remehkan.

“Kalian harus datang.” Ucapan Siwon terdengar seperti ancaman bagi Kyuhyun.

“Baiklah. Kami akan pulang lebih dulu. Semoga makan malam dan bisnis kalian berjalan lancar. Selamat malam.”

Kyuhyun dan Minji pun berlalu masih dengan “keintiman” mereka yang menyisakan tanda tanya besar bagi Han Jaebum dan Choi Siwon. Meskipun terkesan menang dari orang-orang itu, Minji bisa melihat kegelisahan di wajah Kyuhyun. Tak ada yang tahu seberapa terpukul Kyuhyun akan kabar ‘bahagia’ yang baru saja diterimanya.

“Apa kau bisa mengemudikan mobilmu?” tanya Minji saat mereka sudah berada di dalam mobil.

“Aku baik-baik saja. Aku tidak sakit.”

“Jika kau merasa lelah, kau bisa langsung pulang saja. Aku akan naik taksi untuk mengambil mobilku di kampus—”

“Aku akan mengantarmu.’

Kyuhyun bersikeras, dan Minji tak ingin melawan atau memperburuk suasana hati Kyuhyun. Mereka baru saja bersandiwara lagi dengan sempurna hingga menipu Han Jaebum dan Choi Siwon. Seharusnya, semuanya akan sampai juga ke telinga Bomi.

Sepanjang perjalanan, Kyuhyun tidak bicara. Minji tahu pasti penyebabnya. Meskipun Kyuhyun bersikeras menampik kenyataan dan bersikap seolah ia membenci Han Bomi, sisi lain dalam dirinya tetap saja merasakan kehilangan besar.

Semula, Minji ingin marah karena ia hanya dimanfaatkan oleh Kyuhyun. Namun setelah menghadapi kenyataan di mana Kyuhyun diintimidasi seperti tadi, Minji seakan merasa dituntut untuk berakting sesempurna mungkin tanpa diminta oleh Kyuhyun. Lalu sampai kapan sandiwara ini akan berlanjut? Kyuhyun tentu akan sangat malu jika pada akhirnya Bomi dan keluarganya mengetahui bahwa semua ini hanya sandiwara belaka.

Pukul 8.30 malam, mereka tiba di kampus Minji dan Kyuhyun memarkirkan mobilnya tepat di sebelah mobil Minji. Hanya ada satu mobil di sana dan sepertinya sudah tidak ada orang lagi di kampus itu selain staf security.

Kyuhyun keluar dari mobilnya dan membukakan pintu untuk Minji. Gadis itu menatap Kyuhyun saat keduanya sudah sama-sama berada di luar mobil. Melihat wajah Kyuhyun, Minji ingin sekali bisa melakukan sesuatu yang mungkin bisa menghibur Kyuhyun untuk saat ini.

“Apapun itu, aku harus berterima kasih atas makan malam yang enak dan mahal. Kau juga repot-repot mengantarku.”

“Aku juga harus berterima kasih. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika hari ini kita tidak bersama. Kau menolongku.”

“Apa kabar pernikahan itu begitu mempengaruhimu?”

Pertanyaan Minji membuat Kyuhyun tercekat. Ia bahkan tidak bisa berpikir saat ini.

“Tidak seburuk itu. Aku tahu hal ini akan terjadi. Aku hanya tidak tahu jika semuanya akan terjadi bulan depan.”

“Kyuhyun-ssi, sesungguhnya kau masih bisa berjuang.” Kyuhyun tersenyum kecil.

“Tidak ada yang harus kuperjuangkan.”

“Jika keyakinanmu kuat, kau bisa berjuang. Kau mungkin bisa merebutnya kembali.”

“Minji-ssi, hidup ini kenyataan, bukan sebuah drama. Kau jangan terlalu mengkhawatirkanku. Masa lalu akan terlupakan.”

Minji menatap Kyuhyun. Kyuhyun mungkin merasa sangat sakit, tapi Minji juga merasakan sakit. Ia tidak tahu apa yang membuatnya begitu kesakitan. Mungkin fakta Kyuhyun yang kesakitan karena wanita lain itulah yang membuat Minji merasakan perasaan sakit yang cukup mengganggunya.

“Kyuhyun-ssi—”

Minji mendekat, tepat di depan Kyuhyun. Dengan keberanian yang didominasi perasaannya, Minji mengurung tubuh Kyuhyun, memeluk pria itu untuk sekedar menunjukkan kepeduliannya. Kyuhyun harus tahu jika ada wanita yang sangat peduli padanya.

Kyuhyun nampaknya belum begitu paham dengan apa yang terjadi. Ia terkejut seorang gadis memeluknya, menepuk-nepuk punggungnya dengan nyaman. Butuh waktu beberapa saat hingga Kyuhyun terbiasa dan akhirnya mengaitkan kedua tangannya di balik punggung Minji.

“Kyuhyun-ssi, Jika kau butuh bantuanku, aku akan membantumu.”

 

TBC-

Hai semua. Aku cut di sini dulu dan sisanya disimpan untuk next chapter.
Terima kasih yang masih menunggu masih membaca dan masih memberikan semangat buat aku ngelanjutin FF ini. Aku harap kalian bisa memberikan respon yang sama antusiasnya seperti ketika aku nulis FF lainnya.

See you on next chapter and another story! ThanKYU ^^

42 thoughts on “My Fair Lady [Chapter 5]

  1. Akhirnyaaaaa…
    Ya ampun ini kisah mereka masih panjang banget..
    Kyuhyun ajja masih terbelenggu dengan masa lalunya…
    Sepertinya dy juga belum sadar kalau minji tertarik sama dy..
    Tapi kalau dilihat2 dari perlakuan kyuhyun kayaknya rasa itu udah mulai muncul cuma dy belum menyadari ajja..
    Yahh setidaknya mereka ada kesempatan untuk tetep deket karena kyuhyun gak jadi balik ke jepang..
    Aku harap kyuhyun cepet bisa move on dari bomi..
    Udah relain ajja..
    Juga kayaknya Eomma sama neneknya lebih setuju kyu sama minji koq …
    Yah walaupun minji bukan keluarga chaebol tapi setidaknya dy wanita berpendidikan..
    Jadi tuan han dan bomi harus hati2 kalau mau macem2..
    Minji gak akan mudah untuk ditindas..

    Eon next part jangan lama2 ya..

    Suka

  2. Benci jadi cinta ini nich yg di rsakan minji ke kyuhyun,,,,chanyeol kok diam sich ghag nyatain cinta ke minji kalo nanti minji udah jdi milik orang gimana pasti menyesal nantinya,,,,,,kyuhyun jga blim move on dari bomi pa sebegitu cintannya ya ke bomi smpai blom move on,,,,,kyaknya makin seru nich jlan critanya akhu jdi penasaran gimana ya klanjutan hubungan minji sma kyuhyun dari pertemanan sampai percintaannya nanti ghag sbar akhu nunggunya,,,akhu tggu eon next partnya,,,,,cayo eon buat lanjutinnya 😀 😀 (y)

    Suka

  3. Sudah mulai berani memeluk eh? Hihihihi
    Tenang saja lah thor, aku akan setia menanti karya”mu 😊
    Semangat nulis kelanjutan ff ini yang kayaknya masih panjaaaaang heheheheehe 🙌🙌🙌🙌🙌

    Suka

  4. Minji.. .udah terpesona aja sama kyuhyun..butuh perjuangan bgt kayaknya kalo mau dapetin hati kyuhyun..
    Apalagi kyuhyun masih kecantol ama han bomi..
    Semoga aja kyuhyun cepet ngelupain cinta.nya ama bomi…

    Suka

  5. Ternyata kyu masih teeonsesi dgn wanita dimasa lalunya ga peka ya bahwa ada wanita yg menyukainya ayolah dr pd bersandiwara meningan jalani hib kakian siapa tau cocok dan nyaman dr pada nanti minji dgn yg lain dan semua terlambat

    Suka

  6. Akhirnya update juga, entah ini kyuhyun knpa msih sama bomi aja dan minji yg sedikit baper, ini masih panjang dan minji rela buat sandiwara lagi sama kyuhyun.semoga minji sm kyuhyun saling suka

    Suka

  7. Minji udh nunjukin perhatianya ama kyu chanyeol aja tau tp kyu malah gx peka dia masih tenggelam oleh masa lalunya tp lambat laun kyu jga pasti pnya perasaan lain pd minji

    Suka

  8. Ini kyuhyun mesti dipancing nih
    Biar move on dan jatuh cinta ke minji
    Sedih kasian sama chanyeol
    Tp maap ya chanyeol..gw dukung kyuhyun tuuuuuuh 😌😌😌😌

    Selalu seneng sama ff kyuhyun minji krn mentingin progres merrka
    Jd gk tiba2 saling jatuh cinta
    Penasaran kelanjutannyaaaaaaaa

    Suka

  9. Hahhh ahirnya muncul juga… minji harus berusaha terus untuk membuka hati kyuhyun…. semoga cepet tanggap klo minji mencintai kyuh…. ditunggu kelanjutanyya thor…

    Suka

  10. please Kyuhyunn, lupain Han Bomi.. jangan galau krena bomi mau nikah.. ada Minji di sisi kamu, lirik aja Minji.. Minji psti sakit hati karena ngeliat kyuhyun galau gara2 dnger bomi mau nikahh.. dasar

    Suka

  11. Hmm,,kayanya Minji yangg harus berusaha keras mempejuangkan perasaan cintanya seperti yang di sarankannya pada kyuhyun, karean aku yakin Minji sudah mencintai kyuhyun..dan smoga pernikahan bomi ma siwon bener2 terjadi,,nahloh si calon mertua siwon kenape dia kecewkyuhyun ga terpuruk putus sama anaknya?masih ngarep jadiin menantu apa ya? kkk~

    Suka

  12. Duh kayaknya ini bakal bikin minji yg menyayat hati karna masih bertepuk sebelah tangan Cinta nya 😔 dan kayaknya bakal panjang yaa ff ini.. Tp gpp panjang… Alur nya jangan di percepat yaaa… Karna biar bisa nikmatin ff nya 😀

    Suka

  13. Aduuuuuh
    aku gak sadar kalau lanjutannya udah di post huhuhu
    wow
    Chanyeol kayaknya memang menyukai Minji hmmmm
    tapi sayang Minji udah suka sama Kyuhyun
    Kyuhyun ?? entahlah
    perlahan2 dia akan merasakan kehadiran Minji disisinya
    huwaaaa ibo ati adek bg liat abg begini #pukpukKyu
    wkwkwk

    asiiiik
    Kyu bisa nerima pelukan Minji hihihihi

    mantap ya
    cuma ngobatin lupa balasannya traktiran di restoran mewah haha

    aih Kyuuuu
    gak usah lagi suka sama Han Bomi tu
    sama Minji aja ok

    ckckck sejak kapan Siwon jadi belagu gini sama Kyuhyun hihi
    ayah si Bomi ckckck
    gila harta huh
    ambil deh sana si Siwon
    Kyuhyun buat Minji aja ^^~~

    semangat terus ya kak

    Suka

  14. akhirnya dipost juga setelah sekian lama nunggu….

    minji akhirnya mengakui perasaannya yuhuyyyyyy tinggal nunggu c’kyu nihh,tapi kayanya emang kyuhyun masih blom ada rasa deh sama minji dia masih sayang sama han bomi….

    Ga sabar ihhh nunggu kelanjutannya authornim, makin greget sama siwon….

    Suka

  15. Kalau kyuhyun mau nerusin perusahaan keluarganya oasribitu ayah Bomi berenti nyepelehin kyuhyun, tapi kayaknya tetap jadi pelukis aja deh biar ayah bomi gk suka amabkyuhyun, gk rela aha gitu kalau ktuhyun balikan ama bomi

    Suka

  16. ffnya Bagus eonni aku tunggu kelanjutannya. Maaf yah aku comentnya bolong” soalnya aku sekali baca langsung semuanya gitu.maklum aku reader baru disini hehehe 😊😊, maaf ya eonn sekali lagi.

    Suka

  17. aaaaa….minji kesel banget
    liat Tuh Lukisan yang Ternyata Si bomi

    kyuhyun Yang strong yaa
    kan ada minji

    sudahlah Lupain si bomi toh
    ayahnya bomi juga ga bakalan restuin kamu sama bomi

    Suka

  18. Udah lah kyu move on dong dari bomi relain aja dia nikah sama siwon kan masih ada minji yang suka sama kamu walaupun minji buka dari kalangan orangkaya (chaebol) tapi minji kan orang yang berpendidikan…
    Hihihi minji udah mulai berani sama kyuhyun walaupun kyuhyun masih belum bisa move on dari bomi..

    Suka

  19. harapan besar di part selanjutnya adalah kyuhyun bisa benar-benar berbesar hati untuk melepaskan han bomi dihatinya. mungkin terkesan mudah, tapi sangat mengerti jika itu adalah hal yg paling sulit.
    tapi ayolah, ada cinta baik yang menunggumu dimasa depan jika dirimu berlapang dada.melepas bomi, kyu.

    entahlah, cinta yang mana yang akhirnya akan kyuhyun pilih, tapi takdir tidak akan keliru bukan ?

    semangat untuk next oart nya authornim, kami menunggu karya2 hebatmu ..

    Suka

  20. Kyuhyun coba peka kek yaampun. Penasaran bgt sama hubungan kyu sama bomi sampe22 kyuhyun ngelukis bomi. Nyesek bgtlah jd minji astagaaahhh. Pen cepet22 tau kelanjutan hubungan kyuminji. Lg kangen romancenya kyuminji masalahnya hehe

    Suka

  21. Wowwww Cerita part ini tuhh gk ketebakkk..wkwk si siwon jdi antagonis disni …. tpi disini gk ada alur mundur ya? Pdhal ngarep bngt buat tau masa lalunya si kyu and bomi..tpi secara penulisan aku suka bnget .ada beberapa tulisan yg hrus dibca ulang utk ngedapetin feel ceritanya ke pembaca .mungkin bisa diperbaikin di ff selajutnya..tetapi secara keseluruhan bgus aku suka ceritanya. Fighting ya thorr 🙂

    Suka

  22. Berawal dari pertemuan untuk saling traktir sebagai ucapan terima kasih dan lama – lama berakhir dengan pertemuan untuk berkencan,hahahaha….

    Suka

  23. Ayahnya bomi sama calon suaminya , sombong nya gak ketolong…
    Gak selamanya mereka diatas terus pasti bakalan ada saatnya mereka bakalan jatuh kebawah. Tpi emang sih org sombong gak bakalan ngerti itu.. yg semangat kyu and yg tabah ya :p

    Suka

  24. wah minji bener2 udah terlalu dalem ya perasaanya sama kyuhyun.. kesian semua sakit dksini lag. kyuhyun, minji, chanyel dan bomi sendiri walaupun bomi ya gutu deh harusnya ga masuk itungan tp tetep aja hahaah gemes bgt setiap tau kyuhyun yg ngehubungin minju duluan gatau kenapa hahahaha dan chanyeol huhu keaian bgt tp dia kaya yg ngerri minji bgt ih apa karena dia suka sama minji jd segala dimaklumin tp masalah udah yg sampe taraf byakitin karena minji sam sekali ga consider him huhu lanjuuuutt

    Suka

  25. agak lupaa ama kisah sebelumnyaa… ud lma gk ngunjungiii blog inii.. hehe…
    tp minjii udaa jatuh cintaa bgt yaa amaa kyu???
    kiraa2 kyuu sadar apaa enggak ama perasannyaa minjii???
    berharapnyaa sihh kyuu sukaa balik amaa minji…
    ehh btw chanyeol ud kerasa yaa kalo minji sukaa ama kyu…
    wahh kasiann bangett abang chanyeol.. hrus patahh hati…
    kira2 kedepannya bkal ad perebutan wanita antar saudara gk?? hehe

    Suka

  26. Baguslahh kalo bomi cpt nikah,

    Kasian chanyeol,, yeol ah..kkamu sm aku aj ,hhhh
    Kyuhyun buka hatimu, liat tu minji tulus sm kamu kyuuu…
    Psti sakit jg jd minji pas tau bomi yg jd objek lukisan kyuhyun,
    😒😒

    Oke ….. Terima kasih

    Suka

  27. perasaan trauma lah yang membuat Kyu tidak ingin menjadi presdir. g tau siapa yang mau dikasihani Chanyeol yang menyukai Minji tapi Minji tak tau perasaannya atau Minji yang kecewa karena Kyu mencintai Bomi. apa Kyu tak menyadari kalau Minji punya perasaan pada nya

    Suka

Leave a Comment ...