My Fair Lady [Chapter 6]

mfl 6 fix colour

Title : My Fair Lady (Chapter 6)

Author : Minji

Cast : Cho Kyuhyun – Kang Minji – Park Chanyeol – Han Bomi – Choi Siwon – Cho Hyemi and others

Genre : Romance, Family

Length : Chapter

——————————–

“Sepertinya aku paham alasan utama kau menerima lamaran orangtuaku tanpa banyak pertimbangan lagi.”

Bomi menatap Siwon dengan air muka yang sedikit tegang. Keduanya saat ini sedang berada di dalam suatu ruangan luas dengan berbagai macam pilihan dan model gaun pengantin maupun tuxedo-tuxedo mahal hasil rancangan seorang desainer terkenal. Hanya ada seorang wanita berusia tiga puluh tahunan yang menemani mereka— dan tanpa diperintah secara verbal wanita itu segera melenyapkan diri dari ruangan ketika Choi Siwon memberikannya tatapan yang menyiratkan ‘tinggalkan kami berdua’.

“Apa maksudmu?”

“Han Bomi, aku tahu betul siapa dirimu meskipun aku tidak mengenalmu cukup dekat sebelumnya. Aku tahu jika hatimu masih milik pecundang menyedihkan itu.”

Oppa, jangan menyebutnya pecundang dan katakan saja apa maksud ucapanmu sebelumnya.”

Bomi merasa geram dan ucapannya sedikit bergetar. Siwon hanya tersenyum miring sambil melihat bayangan dirinya dan calon istrinya yang cantik pada cermin di hadapan mereka. Sepertinya ia akan memilih setelan tuxedo berwarna hitam ini dan juga ‘memaksa’ Bomi untuk memakai gaun panjang putih dengan potongan sabrina yang kini sedang melekat di tubuh semampai gadis itu.

“Kau membelanya lagi, Sayang. Namun aku yakin kau sudah siap meninggalkan Cho Kyuhyun dan segala masa lalumu yang indah bersamanya. Hmm, kurasa memang sudah saatnya. Bukankah ia juga sudah menemukan penggantimu? Dan jika aku boleh sedikit berpendapat—”

“Selera Kyuhyun tidak pernah buruk.” Siwon berbisik di telinga calon istrinya, membuat gadis itu meremang dan tertusuk.

“Ia selalu mendapatkan wanita cantik dan yang kali ini entah darimana— aku tidak cukup mengerti mengapa para wanita cantik selalu betah dan senang terhadapnya.”

Bomi berkaca-kaca, dan Siwon bisa melihat jelas jika calon istrinya itu sedang menahan amarah. Belakangan Han Bomi sangat suka marah-marah. Ia harap akan bisa mengembalikan keceriaan gadis itu ketika nanti sudah resmi menjadi istrinya.

“Aku tahu ia dipersiapkan sebagai calon pewaris utama grup Daesang. Namun melihat sikapnya beberapa tahun terakhir, kurasa Chanyeol bisa jadi akan merebut posisinya. Cho Kyuhyun terlalu banyak membuang-buang waktunya untuk mengerjakan hal-hal yang tidak penting. Mungkin kini wanita masih berpikir ia memiliki banyak uang. Namun jika Chanyeol akhirnya menjadi Direktur Utama, aku yakin lambat laun Kyuhyun akan merasakan kesulitan keuangan. Dan ketika itulah para wanita akan meninggalkannya.”

Oppa, bisakah kau tidak terus menghinanya?”

“Aku tidak menghinanya. Namun Cho Kyuhyun sedang menjadi buah bibir di kalangan para pengusaha dan kolega Grup Daesang karena Nyonya Cho sibuk mempromosikan cucu kesayangannya itu. Semua orang yang mendengar berpendapat sama— meremehkan dan memandangnya sebelah mata sebagai pria yang kurang pengalaman. Kau seharusnya bersyukur karena bisa lepas darinya.”

“Hentikan.”

“Baiklah. Aku berhenti membahas kekurangannya. Jadi mari membahas kelebihannya dalam memikat wanita cantik. Kau tidak ingin tahu di mana aku bertemu Cho Kyuhyun dan kekasih barunya?”

Wajah Bomi menegang namun Siwon tersenyum. Ia yakin Bomi akan penasaran. Dan menceritakan apapun yang bisa membuat Bomi semakin membenci Kyuhyun adalah hal menyenangkan bagi seorang Choi Siwon.

“Aku dan ayahmu bertemu Kyuhyun dan kekasihnya di restoran Eropa favoritmu. Awalnya aku tidak yakin namun dari cara Kyuhyun menggenggam tangan wanita itu, mereka terlihat begitu intim dan sedang dimabuk cinta. Satu hal— kurasa ia tidak begitu terpengaruh ketika kuberitahukan soal pernikahan kita.”

Bomi merasa seakan langit runtuh dan menimpanya. Kyuhyun memang sudah tidak lagi bergantung dan menginginkannya. Kang Minji telah mengubah pria itu, dan Bomi terpaksa harus percaya jika keduanya memang berkencan dan terikat hubungan— padahal dengan suah payah ia mencoba menampik kenyataan itu beberapa waktu belakangan.

“Bomi-ya, lihat aku.” Siwon merengkuh wajah Bomi dan membuat gadis itu berhadapan dengannya.

“Aku bisa membuatmu bahagia. Jauh lebih bahagia. Kau bisa liburan kemanapun kau mau. Kau juga tidak perlu lagi bekerja dan hanya membahagiakan dirimu dengan uangku. Aku rela memberikan semuanya untukmu.” Siwon mencium kening Bomi, membuat gadis itu limbung.

Bukan ini yang sesungguhnya ia inginkan. Ia bahkan tidak butuh uang. Ia hanya butuh Cho Kyuhyun, dan kini semua sudah terlambat. Han Bomi menyesal. Sangat menyesal.

————————-

Malam itu, Kyuhyun menghadiri undangan makan malam keluarga Park, salah satu kolega bisnis Grup Daesang bersama dengan Chanyeol, Jungsoo pamannya, dan tentu saja sang nenek. Ia sesungguhnya tidak ingin terlibat namun Cho Hyemi akan terus memanfaatkan kesempatan ini untuk memperkenalkan Kyuhyun pada semua kolega bisnisnya. Kyuhyun sudah di Korea sekarang dan itu adalah awal yang baik. Hyemi sedang berusaha untuk secara perlahan-lahan mengenalkan Kyuhyun pada dunia bisnis keluarga mereka dan bukan tidak mungkin Kyuhyun akan memiliki ketertarikan juga. Bukankah latar belakang pendidikannya juga adalah di bidang itu.

Tuan Park Jehoon rupa-rupanya juga membawa putrinya yang cantik dan lajang dalam makan malam itu. Karena diam-diam tanpa sepengetahuan Kyuhyun dan Chanyeol, makan malam itu juga sekaligus untuk mendekatkan putrinya dengan salah satu cucu keluarga Cho tersebut.

Ya— Park Chaeyoung, putri sulung dari keluarga Park itu diam-diam menaruh hati pada Chanyeol yang notabene adalah teman kuliahnya dulu. Hyemi tentu sangat menyambut baik keinginan keluarga Park yang ingin menjodohkan putri mereka dengan Chanyeol. Lagipula Chanyeol sudah dewasa dan Hyemi tahu betul cucunya itu memiliki sifat baik dan bertanggungjawab yang tidak akan mengecewakan orang lain.

Sepanjang makan malam, Chaeyoung terus menatap Chanyeol namun sepertinya pria itu tidak menyadari jika seorang gadis begitu terpesona padanya. Chanyeol justru duduk di dekat Kyuhyun dan sesekali mengobrol dengan kakak sepupunya itu. Hanya Hyemi dan Jungsoo ayah Chanyeol yang begitu serius dan kerap menanggapi obrolan Park Jehoon dan istrinya.

“Chanyeol-ssi, kau sudah punya kekasih?”

“A—aku?” Merasa terkejut, Chanyeol meyakinkan jika Nyonya Park sedang mengajaknya bicara. Chaeyoung terlihat malu karena ibunya sedang membuka topik sebelum makan malam mereka benar-benar berakhir.

“Setahuku cucuku tidak punya banyak waktu untuk berkencan. Bukankah begitu, Chanyeol-ah?”

“E—oh? Y—ya, aku tidak punya kekasih.” Chanyeol yang masih tidak paham dengan arah pembicaraan akhirnya tersenyum. Kyuhyun menatap adik sepupunya, menilik kebingungan di wajah Chanyeol.

“Wah, kalau begitu bagus sekali. Chaeyoung putri kami juga masih sendiri. Bagaimana jika kita jodohkan Chaeyoung dan Chanyeol?” Park Jehoon tertawa lebar sambil meminta persetujuan Jungsoo dan Hyemi. Tentu saja keduanya mengiyakan dan setuju dengan ide itu. Park Chaeyoung semakin bersemu, menunggu dengan gugup respon Chanyeol.

“Tunggu. Topik pembicaraan tidak seharusnya jadi seperti ini. Chaeyoung-ssi sepertinya juga bingung.” Ujar Chanyeol dengan tersenyum sungkan.

“Lihatlah mereka berdua, Nyonya. Keduanya sama-sama terlihat malu. Lagipula Chanyeol dan Chaeyoung sudah saling mengenal. Tidak akan sulit untuk mendekatkan mereka.” Nyonya Park tersenyum pada Hyemi.

“Ibu, jangan bicara begitu.” Chaeyoung merasa malu, menginterupsi ucapan ibunya.
Pembicaraan soal perjodohan itu membuat suasana menjadi canggung hingga akhir. Chanyeol merasa sedikit kesal. Ia memang mengenal Park Chaeyoung sebagai teman kuliahnya. Mereka bahkan lulus bersamaan dari Fakultas yang sama. Hanya saja, Chanyeol tidak pernah menaruh perhatian lebih pada gadis itu— sebaliknya Park Chaeyoung, ia sudah mengidolakan Chanyeol sejak dulu.

Seusai makan malam itu, Chanyeol tidak ikut ayah dan neneknya pulang ke rumah melainkan ikut Kyuhyun ke hotelnya. Chanyeol sedang kesal dan memutuskan untuk ikut dengan Kyuhyun dan minum bersama. Jadilah kini mereka berdua duduk di bar hotel ditemani beberapa botol champagne.

“Aku akan menginap.” Gumam Chanyeol setelah meneguk gelas ketiganya. Kyuhyun hanya tersenyum kecil dan menuang lagi ke dalam gelasnya.

“Sekesal itukah dirimu? Kini kau tahu jika nenek sangat berbakat dalam memaksa orang lain bukan?”

“Ini berbeda konteks. Sudahlah. Aku tidak ingin membicarakan ini. Perjodohan. Aneh sekali.”

Kyuhyun tertawa.

“Jika kupikir-pikir, Chaeyoung sangat cantik. Aku tidak akan keberatan memiliki adik ipar sepertinya.”

“Apa-apaan—”

“Kau kesal karena sudah ada gadis lain yang kau incar, Bukan begitu?”

Chanyeol menatap gelasnya dengan tatapan kosong. Kyuhyun benar, ia memiliki seorang gadis yang ia inginkan. Sangat ia inginkan. Namun sepertinya gadis itu tidak memiliki perasaan yang sama terhadapnya.

“Chanyeol-ah, Minji-ssi dekat denganmu. Tidak. Kalian bahkan sangat dekat. Apakah dia gadis yang kau inginkan?”

Chanyeol ingin sekali jujur. Jika ia jujur pada Kyuhyun, apakah itu baik? Chanyeol tahu pasti bagaimana perasaan Minji terhadap pria di sebelahnya ini. Apa yang sebaiknya ia katakan? Kejujuran? Ataukah kebohongan? Bisakah ia memastikan apa yang Kyuhyun rasakan terhadap Minji? Mengapa kedua orang terdekatnya tidak pernah sedikitpun mengungkapkan ‘kedekatan’ mereka? Atau setidaknya tentang mengapa mereka kini ‘berteman’?

Hyung, kami memang sangat dekat. Saking dekatnya, aku bahkan tidak tahu apa aku melihatnya sebagai wanita atau tidak. Kurasa, bukan Minji orangnya.” Chanyeol tersenyum, dan ia memilih berbohong.

“Kau yakin? Kau mungkin akan menyesal jika tidak segera menyadari perasaanmu.” Kyuhyun menggoda Chanyeol.

“Kau kenapa? Jadi ikut-ikutan menghakimiku hari ini.”

“Hahhaha— aku tidak menghakimi.”

“Baiklah. Kau menasihati. Apa kau tidak mau aku sepertimu? Melepaskan wanita yang kau cintai lalu tenggelam dalam penyesalan?”

“Park Chanyeol.”

“Baiklah. Lupakan Han Bomi. Atau apapun itu. Kita tidak butuh wanita karena mereka tidak mengerti kita sebaik minuman ini.” Chanyeol mengangkat gelasnya dan mengajak Kyuhyun untuk bersulang.

Persetaan dengan Han Bomi. Kyuhyun sedang tidak ingin memikiran gadis itu.
Kyuhyun pikir Chanyeol akan mengatakan hal yang berbeda. Jadi kedekatan mereka memang murni sepasang sahabat? Kyuhyun tidak yakin. Hal seperti itu mungkin tidak benar-benar ada di jaman sekarang. Jika Chanyeol dan Minji bersahabat, lalu hubungan macam apa yang sedang ia jalani dengan gadis itu? Minji tidak mendapatkan keuntungan apapun namun gadis itu tetap membantunya.

Dan gadis itu memberikan pelukan saat terakhir kali mereka bertemu. Apa gadis itu peduli padanya? Sebesar apa kepedulian itu?

——————-

Kyuhyun menatap kartu undangan pernikahan yang teronggok di atas meja di sisi tempat tidurnya. Seorang petugas resepsionis baru saja memberikan undangan itu padanya. Kenyataan terburuk sudah di depan mata, di mana Han Bomi akan menjadi istri Choi Siwon hanya dalam hitungan dua minggu ke depan. Kyuhyun sadar ia tidak lagi punya hak apapun untuk mengubah keadaan. Kini ia berpikir apa ia harus menghadiri peristiwa bersejarah itu ataukah memilih untuk lari dari kenyataan.

Apakah ia cemburu? Rasa cemburu tidak lagi penting untuk dibahas saat ini. Kyuhyun merasa marah, merasa terhina, merasa diremehkan terutama oleh Han Jaebum. Pria itulah yang memiliki andil besar dalam memisahkan dirinya dengan Bomi. Kyuhyun bukanlah tipe anak yang pembangkang namun ia pernah berpikir untuk melanggar aturan dan mengabaikan pria tua itu.

Namun Han Bomi-lah yang membuatnya menyerah. Sifat egois Bomi dan perbedaan prinsip di antara mereka membuat Kyuhyun menyerah untuk terus berada di sisi gadis itu. Kyuhyun selalu mendukung apapun yang gadis itu lakukan, namun tidak demikian dengan Bomi. Keberadaan Kyuhyun yang lebih sering berada di Jepang, kecintaan Kyuhyun dan keseriusannya pada dunia seni lukis semakin membuat jurang pemisah di antara mereka semakin besar dan mempermudah upaya Han Jaebum untuk memisahkan mereka.

Kyuhyun tidak paham sejak kapan ayah gadis itu tidak menyukainya. Kyuhyun mengenal Bomi dan keluarganya sejak kecil. Apa hanya karena dirinya tidak bersedia memimpin perusahaan maka ayah gadis itu tidak menyukainya? Kyuhyun tidak menyesal jika toh alasan bisnis menjadi motif utama Han Jaebum ‘menjual ‘ putrinya. Ya— bisa dibilang demikian, karena pada akhirnya ia berhasil menarik seorang pria sombong dan serakah semacam Choi Siwon untuk disandingkan dengan putrinya.

Terkadang Kyuhyun berpikir Bomi tidak mencintai Siwon. Lalu mengapa ia menerima lamaran pria itu? Namun kebenciannya timbul ketika Bomi memperkenalkan Siwon di depan publik sebagai kekasihnya saat Kyuhyun berada di Jepang dan berjuang membangun karirnya sebagai pelukis. Kyuhyun merasa ia tidak lagi dihargai dan Bomi jelas mengibarkan bendera perang padanya.

Melihat usaha Bomi beberapa waktu terakhir untuk mendekatinya, Kyuhyun kembali dilanda kebimbangan. Lalu Kang Minji hadir menjadi tokoh penting dalam masalah ini, membuat Kyuhyun benar-benar pusing bukan main. Ia sendiri yang memulai permainan hanya untuk menguji kepedulian Bomi terhadapnya, apa gadis itu akan merasa cemburu melihatnya dengan gadis lain. Sungguh pemikiran yang picik.

Dan hasilnya— sebuah undangan pernikahan datang lebih cepat dari yang ia perkirakan.

Ponselnya kini bergetar dan nama Han Bomi muncul di layar. Kyuhyun menjawab panggilan Bomi. Ia memang tidak pernah mengabaikan panggilan gadis itu.

“Oppa, kau sudah terima undangannya?”

“Kau menelepon hanya untuk memastikan ini?”

“Tentu. Ini penting. Sangat disayangkan aku tidak bisa memberikannya secara langsung padamu. Karena aku takut, melihatmu akan kembali mempengaruhiku. Dan kita akan bertengkar.”

“Kau jangan khawatir. Aku tidak akan mengatakan hal-hal buruk dan berharap kau membatalkan pernikahan ini.”

Hening sejenak. Mungkin Bomi berpikir bagaimana membalas ucapan Kyuhyun.

“Oppa, kau harus datang. Dengan kekasihmu tentu saja.”

“Aku tidak bisa janji. Pestanya di pertengahan Minggu.”

“Aku tahu kau bisa melakukan apapun untuk ada di pestaku. Jangan menjadi pengecut.”

“Hahahha— Jangan menyebutku pengecut. Kau membuatku marah.”

“Jika kau bukan pengecut, maka kau harus datang. Kau orang yang penting bagiku. Aku ingin melihatmu di pesta pernikahanku.”

“Bomi-ya, aku tidak akan  mati hanya karena pernikahan ini. Kau harus ingat itu.”

Dan panggilan terputus setelahnya. Kyuhyun melempar ponselnya di atas tempat tidur , menarik nafas panjang dan menenangkan diri. Ia bukanlah seorang pengecut. Bomi tidak berhak menyebutnya sebagai seorang pengecut.

————————-

Minji memegang undangan pernikahan Bomi dan menatap benda itu. Kyuhyun mendatanginya lagi ke Universitas Myongji namun kali ini mereka hanya berbicara berdua di dalam mobil. Kyuhyun terlihat santai, namun Minji yakin pria itu sudah melewati detik-detik di mana ia menjadi sangat emosional karena hal ini.

“Undangannya juga ditujukan untukmu. Mereka meminta kita berdua untuk datang.” Minji menarik nafas mendengar ucapan Kyuhyun. Ia tidak menyangka akan terseret sejauh ini.

“Jadi apa keputusanmu?”

“Aku sudah memutuskan untuk tidak datang.”

“Kau yakin?”

“Awalnya aku ingin datang. Namun kupikirkan banyak hal. Jika aku datang bersamamu, masalah akan menjadi semakin besar. Yang diundang tidak hanya aku, tapi juga keluargaku. Nenek pasti akan hadir, dan kemungkinan Paman Park dan juga Chanyeol atau mungkin Bibiku. Kau mengerti maksudku?”

Minji mengerti. Sangat mengerti. Jika mereka muncul berdua sebagai pasangan, keluarga Kyuhyun tentu akan sangat terkejut dan itu pasti juga akan berimbas pada ayahnya. Minji tidak bisa membayangkan hal itu, menjadi buah bibir dalam keluarga Cho dan juga semua orang yang hadir di dalam pesta itu. Itu jauh lebih mengerikan dan memalukan. Jika saja hubungan mereka nyata dan bukan pura-pura, tentu saja tidak akan serumit ini.

“Aku tahu. Sangat berisiko jika kita datang bersama. Namun bukan berarti kau juga tidak bisa datang. Kau harus datang. Sekalipun ia memintaku untuk datang, kau bisa beralasan mengapa aku tidak bisa datang.”

“Sempat terpikir olehku seperti itu. Jika aku tidak datang, aku akan dianggap sebagai pengecut. Namun jika aku datang sendirian, harga diriku akan praktis diinjak oleh mereka. Jadi kupikir dianggap pengecut oleh segelintir orang lebih baik daripada dua pilihan lainnya.”

“Kau tidak harus sendirian. Kau punya keluargamu. Mereka akan melindungimu.”

“Minji-ssi. Aku tidak mau terkesan jika aku selemah itu. Pernikahan itu tidak lagi penting bagiku. Namun di sini, harga diri keluargaku mungkin ada di tanganku. Jika mereka membicarakanku, mereka akan melihat nenek dan memandang keluarga kami rendah karena memiliki seorang keturunan yang tidak bisa diandalkan sepertiku.”

Minji tidak lagi menanggapi ucapan Kyuhyun. Ia tidak berhak bertanya lebih jauh karena perannya di sini hanya membantu Cho Kyuhyun jika dibutuhkan. Ia sudah pernah berjanji sebelumnya, entah rasa simpati itu berasal darimana.

“Kyuhyun-ssi, bolehkah aku bertanya sesuatu?”

Kyuhyun menatap Minji datar, dan menanti kelanjutan gadis itu.

“Bagaimana perasaanmu? Maksudku, apa yang kau rasakan sekarang terhadap Bomi-ssi? Apa kau— masih mencintainya?”

“Apa yang kau tanyakan? Hal seperti ini tidak harus kubahas.”

“Namun aku ingin tahu. Aku memang tidak mendengar apapun soal hubungan yang kau miliki dengan Nona Han di masa lalu kalian. Aku tidak berhak tahu dan tidak ada kepentingan juga denganku. Aku percaya dia adalah orang yang sangat penting bagimu di masa lalu. Namun aku sungguh tidak ingin tahu. Yang aku ingin tahu hanya— apa yang kau rasakan sekarang terhadapnya.”

Kyuhyun tercengang. Kang Minji kini turut membuatnya pusing. Mengapa wanita ini seketika menjadi emosional?

“Minji-ssi, lalu apa pengaruhnya bagimu jika kau sudah mengetahuinya?” suara Kyuhyun terdengar berat dan dingin. Minji menyesal telah menanyakan hal itu. Ia seharusnya bisa lebih menahan diri. Gugup melingkupinya saat ini. Kyuhyun pasti berpikir yang tidak-tidak tentangnya.

“Lupakan. Anggap saja aku tidak pernah bertanya padamu.”

Dan Minji segera keluar dari mobil Kyuhyun, menutup pintu mobil mewah itu dan berjalan cepat menuju gedung. Kyuhyun tidak paham apa yang baru saja terjadi. Apa mereka baru saja bertengkar? Mengapa tiba-tiba Kyuhyun merasa tidak enak pada gadis itu?

Mengapa Minji ingin tahu? Siapa sebenarnya Minji hingga ia terlibat begini jauh dalam peliknya masalah pribadi Kyuhyun? Kyuhyun tidak suka membagi keluh kesahnya pada orang lain apalagi orang-orang yang baru ia kenal. Kyuhyun hanya merasa nyaman dengan ibunya, dan segelintir orang seperti Chanyeol. Namun mengapa ia bisa melibatkan Minji sejauh ini ke dalam masalahnya?

Apa gadis itu baru saja – terluka?

————————-

Chanyeol duduk sambil melakukan hal favoritnya— memandang Minji yang sedang asyik dengan buku bacaan di tangannya. Sore itu keduanya memutuskan untuk bertemu lagi di café biasa tempat mereka bercengkrama.

Ada banyak hal yang berubah dari Minji di mata Chanyeol. Gadis itu lebih pendiam, tidak banyak bercerita padanya. Jika memang Minji memiliki masalah, Chanyeol sangat ingin setidaknya bisa mendengar keluh kesah gadis itu seperti biasa. Namun kini, Minji tidak pernah mengungkapkan apapun. Chanyeol bisa merasakan jika Minji memiliki semacam beban, hanya saja ia tidak tahu itu apa. Haruskah ia bertanya lebih dulu? Apakah perubahan Minji berkaitan erat dengan Kyuhyun?

“Apa yang sedang kau pikirkan?”

Chanyeol memecah keheningan di antara mereka. Ia terbiasa menemani Minji membaca buku di café ini dan Chanyeol tidak pernah keberatan dengan hal itu selama ia bisa melihat Minji dekat dengannya. Namun sesuatu membuatnya tidak nyaman dan Kang Minji terlihat cukup berbeda meskipun gadis itu melakukan hal yang sama di hadapannya. Jika Minji tengah membaca, biasanya suara tetap ada di antara mereka namun kali ini benar-benar sepi.

Anehnya, Chanyeol melihat jika Minji sedang membaca namun sesungguhnya tidak.

“Aku sedang membaca. Kau pikir apa yang sedang kupirkan?”

“Jangan berbohong. Matamu tidak fokus. Kau kerap membahas apa yang kau baca denganku namun kali ini aku merasa tidak difungsikan apapun.”

“Kau bicara apa? Jangan mengada-ada—”

“Aku berbicara tentang dirimu, Minji-ya. Belakangan kau terlihat berbeda dan aku tahu kau merahasiakan sesuatu dariku.”

Minji diam sejenak, menatap Chanyeol lalu menutup bukunya. Andai saja Park Chanyeol bukan sepupu Cho Kyuhyun. Ia tentu akan berbagi beban yang ia rasakan kali ini.

“Aku rindu pada Ibuku. Rasa-rasanya, aku begitu membutuhkan kehadirannya saat ini.”

“Kau membutuhkannya untuk berbagi masalahmu bukan?”

“Aku tidak punya masalah—”

“Tapi kau merahasiakan sesuatu dariku.”

Minji tercekat. Membohongi Chanyeol bukanlah hal yang baik. Pria itu terlalu mengenalnya, dan Minji jadi merasa berdosa jika menyembunyikan sesuatu dari pria itu.

“Yeol-ah. Apa kau mengenal baik Han Bomi?”

Chanyeol tahu betul kemana arah pertanyaan Minji. Apalagi yang bisa membuat Minji membahas soal Bomi jika bukan Cho Kyuhyun. Chanyeol yakin dugaannya tidak salah. Meskipun tidak yakin ada sesuatu di antara Kyuhyun dan Minji, Chanyeol yakin Minji merasakan sesuatu terhadap Kyuhyun, kakak sepupunya.

“Aku tidak mengenalnya dengan baik. Aku hanya bertemu dengannya jika Kyuhyun-Hyung bersamanya.”

“Sedekat apa— mereka?”

Chanyeol bersandar pada tempat duduknya, bersedekap di dada dan mengamati wajah Minji. Gadis itu begitu khawatir. Sangat khawatir.

“Kau menyukai Kyuhyun-hyung?”

Minji mengalihkan tatapannya, menatap gelas minumannya yang masih setengah terisi. Ia harus percaya pada Chanyeol. Bagaimanapun, ia tidak bisa menyimpan beban pikirannya seorang diri.

“Aku tidak tahu.”

“Mengapa tidak tahu?”

“A—aku— aku hanya tidak yakin. Mungkin aku hanya— mungkin aku hanya peduli.”

Sedikit lagi, Chanyeol tahu sedikit lagi perasaannya akan terluka jika ia terus memaksa gadis itu untuk berterus terang tentang perasaannya terhadap Cho Kyuhyun. Chanyeol populer. Banyak gadis ingin berada di sisinya dan rela melakukan apapun untuknya. Namun sial, gadis yang ia inginkan setengah mati tidak menginginkannya seperti yang ia harapkan.

“Jika aku boleh tahu, sejak kapan kau—”

“Yeol-ah. Jangan bertanya lagi.”

Minji memotong ucapan Chanyeol secepat kilat. Tiba-tiba saja atmosfir di sekitar mereka menjadi sangat tidak mengenakkan. Untuk beberapa saat, keduanya sama-sama terdiam. Tak ada suara, tak ada gerakan lain, hanya Chanyeol yang menatap Minji dan Minji yang mengalihkan tatapannya pada buku di atas meja.

“Jika kau bertanya seberapa dekat mereka— mereka sudah saling mengenal sejak kecil bahkan sebelum aku tinggal  di rumah itu.” Chanyeol memotong sejenak ucapannya, masih belum melepaskan Minji dari fokusnya.

“Aku mengenal Han Bomi sebagai gadis-nya Kyuhyun hyung, dan mungkin begitu pula dengan orang-orang yang mengenal mereka di masa lalu. Bomi adalah sahabatnya, kekasihnya, dan bisa kukatakan— mungkin dialah wanita yang diinginkan oleh Hyung untuk mendampingi hidupnya hingga tua.”

Minji seakan ingin menghentikan cerita Chanyeol. Namun ia butuh mendengarkan hal ini. Ia tidak peduli bagaimana Chanyeol menilainya setelah ini, atau mungkin jika Chanyeol akan menyampaikan kejadian hari ini pada Kyuhyun— meskipun hal itu kemungkinan kecil terjadi. Chanyeol adalah orang yang paling baik terhadap Minji selama ini selain keluarganya.

“Aku tidak tahu bagaimana tepatnya mereka berpisah, dan mengapa Han Bomi bisa bertunangan dengan laki-laki lain hingga kini mereka seakan saling membenci dan entahlah— aku sendiri terkejut mendengar berita pernikahan Bomi. Hyung sangat terpukul. Aku tahu itu meskipun ia diam. Namun kediamannya menunjukkan jika ia tidak bisa lagi berbuat apa-apa.”

Minji menarik nafasnya. Gambaran perasaan Kyuhyun sangat terasa olehnya. Orang terdekatnya baru saja mengungkapkan itu secara tidak langsung. Apalah dirinya yang baru saja mengenal Kyuhyun— berpikir untuk menggantikan posisi seorang gadis yang sudah dikenal Cho Kyuhyun lebih dari separuh usianya? Mimpi saja.

“Ternyata mengenal seseorang lebih dari separuh hidupmu bukanlah jaminan kau akan bisa bersama orang itu selamanya. Benarkan?” Chanyeol tersenyum, memperlihatkan lesung pipitnya yang bisa menawan hati banyak gadis.

“Yeol-ah. Maaf jika aku membebanimu dengan pertanyaanku. Aku hanya merasa penasaran. Kuharap kau tidak akan memberitahunya soal ini. Kita lupakan saja apa yang baru saja kau bicarakan.”

“Aku terkejut. Sepertinya masih banyak hal yang kau rahasiakan dariku.”

Minji tersenyum, sedikit dipaksakan. “Hmm— aku merasa lebih baik setelah bercerita denganmu. Tidak ada rahasia lagi. Dan sepertinya aku tahu bagaimana mengatasi kegalauanku. Ayo kita pulang. Hari sudah sore dan aku harus mempersiapkan materi kuliah besok.”

Minji berdiri, merapikan barang-barangnya. Chanyeol mengikuti gadis itu dan mereka berjalan beriringan keluar fari café itu.

Minji pikir, ia harus melupakan perasaannya pada Kyuhyun. Memikirkan pria itu belakangan sungguh menyita pikiran dan tenaganya. Ia akan membiarkan Kyuhyun mengatasi sendiri masalahnya, dan Minji akan kembali pada kehidupannya sebelum berurusan dengan Cho Kyuhyun.

Toh pria itu tidak memiliki perasaan yang sama terhadapnya.

———————————

Hari-hari berlalu dan Minji tidak lagi memilki komunikasi dengan Cho Kyuhyun. Namun hari ini, Minji terkejut saat membuka pintu setelah menyadari siapa sosok yang tengah berdiri di depan pintu rumahnya saat ini. Cho Kyuhyun terlihat begitu rapi dengan atasan kemeja putih dipadu jas berwarna hitam serta bawahan celana kain berwarna senada—terkesan formal. Aroma khas prianya yang sangat diingat oleh Minji memenuhi atmosfer di sekitar mereka. Ini adalah pertama kali Kyuhyun mengetuk pintu rumahnya dan Minji tidak mendapatkan petunjuk apapun soal kedatangan pria itu yang merusak jam makan malamnya.

Tidak ada seorang pun di rumah saat ini dan Minji baru saja selesai memasak sesuatu untuk mengisi perutnya. Kini Cho Kyuhyun datang dan Minji tidak yakin apa ia bisa berbagi semangkok ramen dengan pria kaya yang mungkin saja tidak terbiasa dengan makanan seperti itu.

“K—Kyuhyun-ssi?

“Apa kau sibuk?”

“T—tidak. Aku baru akan makan malam.”

“Kalau begitu ikut aku sekarang. Kau belum begitu lapar, kan?”

Minji belum sempat menjawab karena pria arogan itu sudah menarik tangannya. Oh ya— Cho Kyuhyun adalah pria yang menyukai acara dadakan dan mungkin ia tidak pernah berpikir situasi orang lain ketika hanya kepentingan pribadinya yang dianggap mendesak.

“Cho Kyuhyun! Lepaskan.”

Minji sedikit berang karena ia tidak ingin mendapat perlakuan tidak adil lagi. Pria itu luar biasa tampan dan rapi sementara dirinya hanya memakai kaos rumahan dan legging hitam panjang. Mau ke mana lagi mereka? Apa Kyuhyun akan membawanya ke restoran mahal lagi?

“Aku tidak bisa ikut denganmu.”

“Kumohon—”

“Kau pikir kau siapa? Tidak ada seorang pun di dalam rumah dan aku harus menjaga rumah.”

Kyuhyun mendengus frustasi. Tak butuh waktu lama baginya untuk menggapai gagang pintu dan menemukan kunci rumah itu di bagian dalam. Kyuhyun menutup pintu rumah keluarga Kang dan menguncinya dari luar, membuat Minji melongo akan tindakan orang asing yang bertingkah seolah ialah pemilik rumah.

“Sungguh, apa yang kau pikir sedang kau lakukan?”

“Maafkan aku. Aku benar-benar membutuhkan bantuanmu kali ini. Aku janji— ini yang terakhir.”

Minji menatap Kyuhyun dan ia baru saja menyadari jika hari ini adalah hari yang mungkin tidak akan pernah diharapkan oleh Kyuhyun akan terjadi dalam hidupnya. Kyuhyun pasti berubah pikiran padahal sebelumnya ia sudah memutuskan sesuatu dan Minji sudah tidak lagi berpikir soal sandiwara sialan mereka.

“Temani aku ke pesta itu. Tidak akan lama. Aku janji.”

“A—apa-apaan kau..”

“Kau hanya perlu ikut denganku. Aku sudah menyiapkan semuanya untukmu. Kumohon, jadilah kekasihku— untuk malam ini.” Kyuhyun memohon, menggenggam tangan Minji yang tiba-tiba berkeringat dingin.

**

Pesta resepsi pernikahan Bomi dan Siwon diadakan di sebuah ballroom hotel bintang lima di pusat kota Gangnam. Undangan yang hadir begitu banyak karena momen itu adalah milik dua keluarga kaya di Korea Selatan. Seluruh kolega bisnis keluarga Han maupun keluarga Choi diundang ditambah lagi teman-teman Bomi yang berasal dari dunia modeling dan showbiznya. Beberapa wartawan yang mendapatkan hak khusus juga diperkenankan hadir untuk meliput pernikahan itu.

Banyak yang memuji pasangan pengantinnya bak pangeran dan putri yang bersanding dengan sempurna. Siwon sangat tampan dalam balutan tuxedo hitamnya begitu pula dengan Bomi yang memang sangat cantik dengan gaun ball gown satin yang dilapisi brokat pada bagian luarnya, memperlihatkan bagian leher dan selangkanya. Betapa pasangan yang sempurna. Keduanya sama-sama dari keluarga kaya dengan wajah yang begitu rupawan. Siapa yang tidak akan iri melihat mereka, pasangan yang tidak kekurangan sesuatu apapun.

Meskipun ini seharusnya menjadi hari bahagianya, Bomi merasa belum lengkap karena ia tidak melihat sosok Kyuhyun. Ia sangat berharap Kyuhyun akan datang— tanpa perlu membawa wanita lain yang Bomi tidak suka. Ada apa sebenarnya dengan dirinya? Apa ia masih mengharapkan Kyuhyun? Mungkin hanya dirinya sendirilah yang paham akan perasaannya sesungguhnya. Ia dan Siwon menikah karena dijodohkan, dan Bomi belum sepenuhnya bisa menerima Siwon. Ia hanya sedang mencoba, mencoba menggantikan posisi Kyuhyun dengan orang lain karena rasa sakit hati yang didapatnya dari Kyuhyun. Mereka saling menyakiti tepatnya, karena Kyuhyun pun merasa tersakiti lebih dulu olehnya.

“Cho Kyuhyun tidak akan datang.”

Bomi menoleh ketika mendengar gumaman dari mulut suaminya. Siwon tersenyum miring di sisinya.

“Kau lihat? Nenek Cho sudah datang bersama menantu dan putrinya. Seharusnya Cho Kyuhyun juga ada di sana.”

“Undangannya berbeda. Aku jelas memintanya datang bersama kekasihnya. Lagipula ia tidak tinggal dengan Nenek.” Bomi membela diri.

“Kau selalu membelanya. Sudah kukatakan ia seorang pengecut. Mengapa kau begitu yakin ia akan datang? Acara sudah berjalan setengahnya. Ia mungkin sedang menyepi di dalam suatu ruangan ditemani kanvas-kanvas menyedihkan yang begitu dipujanya.”

Bomi tidak suka mendengar ucapan Siwon. Ia memang tidak mendukung keputusan Kyuhyun sepenuhnya untuk melukis, namun ia bisa menghargainya.

“Seharusnya ia datang, jika ia memang mengenalku lebih dari separuh hidupnya.” Gumam Bomi.

Cho Hyemi memang sudah tiba sejak setengah jam yang lalu bersama dengan kedua orangtua Chanyeol. Sementara Chanyeol, ia menolak untuk datang karena ia menghormati Kyuhyun yang tidak datang dan yang kedua— ia juga tidak begitu dekat dengan Bomi. Chanyeol juga kurang menyukai calon suami Bomi secara pribadi jadi ia memilih untuk menghadiri makan malam dengan kolega bisnis mereka sebagai perwakilan dari grup Daesang.

Sementara itu, Cho Kyuhyun ditemani seorang wanita cantik— sangat cantik dengan halter dress berwarna hitam selutut yang terkesan glamour, keduanya tengah berjalan beriringan memasuki ballroom tempat resepsi pernikahan itu diadakan. Kang Minji, wanita itu berhasil memukau banyak mata dan membuat semua orang bertanya-tanya siapa pasangan muda yang baru saja memasuki ballroom itu.

Beberapa orang mengenal Cho Kyuhyun namun tidak dengan Minji. Gadis itu mungkin menjadi undangan paling cantik malam itu. Halter dress yang dipersiapkan orang kepercayaan Kyuhyun itu sukses menjadikan Minji pusat perhatian di pesta itu. Kedua kaki jenjangnya begitu cantik dipadu heels yang menunjang tinggi tubuhnya. Lengan rampingnya yang mengamit siku Cho Kyuhyun, dan potongan leher hingga bahunya yang memberi kesan seksi. Rambut panjangnya diikat seluruhnya menyatu di belakang leher dengan sleek ponytail hairstyle. Mungkin semua orang berpikir jika Kang Minji juga adalah keturunan chaebol. Ia terlihat begitu serasi bersanding dengan Cho Kyuhyun.

“Ibu, itu bukankah Kyuhyun?” Cho Hara menginterupsi obrolan Hyemi dengan seorang kenalan mereka. Praktis mata Hyemi dan Jungsoo mengarah pada objek yang dimaksudkan Hara, dan memang benar jika Cho Kyuhyun datang dengan menggandeng seorang wanita di sisinya.

“Siapa wanita yang bersamanya? Apa dia kekasih Kyuhyun?” Hara mengulang pertanyaannya. Jungsoo suaminya turut pangling dengan sosok yang berdiri di sisi keponakannya. Ia merasa seperti pernah bertemu dengan wanita itu entah di mana.

Hyemi mengamati Minji— dari ujung rambut hingga ujung kaki. Perlahan senyuman terbentuk di bibir wanita tua itu setelah ia memastikan siapa wanita yang tengah menemani cucu tertuanya itu.

“Aku mengenal gadis itu. Dia putri sulung Kang Jihyuk.”

Hara dan Jungsoo saling pandang. Mereka bahkan tidak tahu jika Kyuhyun dan Minji sedekat itu. Hara hanya tahu jika Kang Minji adalah teman dekat putranya. Apa mungkin Chanyeol yang mendekatkan mereka?

Terlepas dari pandangan keluarga Cho, Han Bomi menegang ketika melihat orang yang begitu ia inginkan hadir di pestanya. Ia yang awalnya tersenyum melihat wajah Kyuhyun tiba-tiba mengubah air mukanya begitu menyadari jika pria itu tidak datang sendirian..

“Wah, Cho Kyuhyun sungguh datang. Apa kalian bertelepati?” Siwon menggumam heran. Ia menyadari jika ekspresi istrinya mulai tegang dan ya— terlihat jelas jika Han Bomi tidak suka dan Siwon tahu pasti apa penyebabnya.

Kyuhyun dan Minji terus berjalan melewati tatapan orang-orang yang kebetulan menyadari kehadiran mereka. Sebentar lagi pasangan itu akan menjadi pusat perhatian seutuhnya ketika mereka sudah benar-benar berhadapan dengan kedua mempelai— dan hal itulah yang sedang dilakukan Kyuhyun, mendekati Bomi dan Siwon untuk memberikan ucapan selamat secara langsung.

“Kyuhyun-ssi, akhirnya kau datang. Kami sudah menunggumu sejak tadi. Kau lihat wajah istriku hampir cemberut karena mengira sahabat terdekatnya tidak datang.” Siwon tersenyum pada Kyuhyun dan Minji dengan sebelah tangannya yang merangkul pinggang Bomi, mengklaim kepemilikannya atas gadis itu.

“Maaf jika sedikit terlambat. Aku harus menjemput seseorang terlebih dahulu dan ya— terjadi sedikit kemacetan di jalan.” Kyuhyun melirik Minji dan wanita itu hanya tersenyum sopan. Dua pasangan itu benar-benar menjadi pusat perhatian, apalagi bagi mereka yang mengenal betul sosok Kyuhyun dan Bomi di masa lalu. Semua orang mungkin akan bertanya-tanya bagaimana mereka berpisah hingga menemukan pasangan masing-masing seperti saat ini.

Untuk beberapa saat Bomi masih dilanda rasa shock akan kehadiran dua orang itu. Namun ucapan Kyuhyun menyadarkannya, membuatnya berhasil mengatur emosi dan mengendalikan diri setidaknya di hadapan Kyuhyun dan Minji. Bomi pun mulai tersenyum.

Oppa, Minji-ssi. Aku sangat senang akhirnya kalian datang. Benar kata suamiku, aku hampir kehilangan moodku karena berpikir kalian tidak akan datang. Bagaimanapun juga, hari ini adalah peristiwa bersejarah dalam hidupku. Aku ingin semua orang terutama Oppa, bisa mendoakan sebuah kebaikan untuk kehidupanku yang baru.”

Tanpa ragu Bomi mengucapkan rentetan kalimat itu dengan gesture tangannya yang juga merangkul lengan Siwon, persis seperti Kyuhyun dan Minji. Melihat suasana membahagiakan itu, tak ada yang tahu jika mereka berempat sedang terlibat perang dingin.

“Selamat atas pernikahanmu, Bomi-ssi. Meskipun kita belum lama saling mengenal, aku turut bahagia karena sahabat Kyuhyun sejak kecil akhirnya menikah dan berbahagia.” Minji turut mengucapkan sesuatu meskipun Kyuhyun tidak memintanya berkata seperti itu. Ia hanya tidak ingin terlihat aneh jika tidak mengucapkan apapun.

Wah, jadi itu kekasih baru Kyuhyun.”

“Tidak heran lagi mengapa ia bisa melepaskan Han Bomi—”

“Gadis itu cantik sekali. Kira-kira keluarganya memiliki usaha apa ya?”

Begitulah orang-orang yang mengenal Kyuhyun dan Bomi mulai berbisik-bisik ketika Kyuhyun dan ‘kekasih’ barunya kembali melenggang melewati mereka. Setelah berhasil dengan sempurna mengucapkan selamat secara langsung kepada keduai mempelai, Kyuhyun harus menghadapi satu masalah lagi.

Keluarganya. Ya. Cho Hyemi dan juga anak serta menantunya sedang menunggu penjelasan Kyuhyun. Minji bahkan merasakan debar jantungnya berkali-kali lipat lebih cepat dan keras daripada saat menghadapi Bomi dan Siwon tadi. Bagaimanapun, keluarga Kyuhyun mengenalnya, tepatnya bahkan mengetahui siapa dia.

“Kyuhyun-ah, kau harus jelaskan padaku apa yang sedang terjadi.” Cho Hyemi melirik Kyuhyun dan Minji bergantian. Hara dan Jungsoo hanya diam saja mendampingi Ibunya.

Minji merasa sangat malu. Ia harus bersiap menghadapi kenyataan terburuk karena bisa jadi ia sudah mempermalukan ayahnya malam ini di depan keluarga Cho meskipun Kang Jihyuk tidak sedang berada di sana.

“Nenek jangan khawatir. Ada banyak hal juga yang akan kujelaskan pada Nenek.” Kyuhyun mencoba tersenyum dan bersikap sopan. Minji hanya bisa tersenyum canggung, sangat canggung. Bagaimana tidak, ia bukanlah siapa-siapa bagi Cho Kyuhyun. Minji perlu tahu sesegera mungkin apa yang akan direncanakan Kyuhyun untuk mengatasi masalah ini.

Belum selesai pembicaraan keluarga itu, hal lain yang tidak diinginkan Kyuhyun sama sekali justru menghampirinya. Han Jaebum— ayah Bomi, tiba-tiba saja pria itu sudah berada di sisi mereka dan tersenyum khas.

“Kyuhyun rupanya juga sudah memiliki calon pendamping. Terus terang, aku juga pernah bertemu mereka beberapa waktu lalu di restoran. Nyonya Cho, kusarankan agar mereka segera menikah saja. Mereka serasi, dan mungkin dengan itu Kyuhyun bisa menjadi pribadi yang lebih bertanggung jawab.”

Minji berkeringat dingin, dan Kyuhyun kesal bukan main. Hyemi, Jungsoo, dan Hara pasti sama-sama tidak paham dengan perkataan Jaebum. Menikah apanya? Mereka bahkan baru mengetahui jika Cho Kyuhyun mengencani seorang gadis.

“Kyuhyunku sangat bertanggung jawab. Kau jangan khawatir. Dalam waktu dekat ia akan dikenal semua orang karena menjadi ujung tombak Grup Daesang. Dan mengenai pernikahan, aku tentu akan mempertimbangkan usulmu dengan serius. Bomi saja sudah menikah, aku yakin Kyuhyun juga pasti ingin menikah.”

Jawaban Hyemi sungguh membuat keluarganya tercengang, apalagi Kyuhyun dan Minji. Hyemi berkata seakan ia sudah mengetahui hubungan cucunya dengan seorang gadis sejak awal. Namun Hara paham, ibunya pasti mencoba untuk bijak dan menjaga nama baik keluarga mereka.

Sesaat Han Jaebum terdiam. Baginya Cho Kyuhyun tetaplah bukan apa-apa. Jika pria itu sungguh akan menjadi Direktur nantinya, ia yakin nasib perusahaan keluarga Cho akan diambang kehancuran.

“Baguslah. Aku turut mendoakan segala yang terbaik untuk Kyuhyun.” ujarnya sebelum meninggalkan keluarga itu.

**

Kyuhyun memejamkan mata, bersandar pada kursi kemudi dengan kedua tangan bersedekap di dada. Di sisinya, Minji duduk dengan perasaan kacau dan mereka hanya diam seribu bahasa sejak mobil milik Kyuhyun terparkir di pinggir Sungai Han.

Mereka baru saja berhasil melarikan diri dari kenyataan yang berasal dari drama berseri di mana sutradaranya adalah Cho Kyuhyun sendiri. Minji mulai merasakan penyesalan. Seharusnya ia tidak mengiyakan ajakan Kyuhyun yang ‘menculiknya’ paksa, mengubahnya menjadi seorang tuan putri lalu memerankan peran sebaik mungkin tak ubahnya seorang aktris sekaliber Song Hyekyo. Lalu apa yang ia dapatkan?

Hanya karena perasaan sepihaknya pada Cho Kyuhyun. Hanya karena ia ingin menyenangkan dan membantu seorang pria yang bahkan belum lama dikenalnya ia telah merelakan harga dirinya bahkan mungkin keluarganya untuk menjadi buah bibir banyak orang. Minji yakin saat ini ayahnya sedang mencemaskan keberadaannya karena Minji bahkan tidak sempat membawa ponselnya ketika Kyuhyun menjemputnya. Kini ia kesal pada Kyuhyun, dan Minji ingin pria itu bertanggung jawab atas kekacauan yang telah ia akibatkan.

“Mengapa tiba-tiba kau memutuskan untuk datang?”

Ucapan Minji akhirnya memecah kesunyian di antara mereka. Jika tidak demikian, kemungkinan Kyuhyun akan tertidur karena lelah pikiran bisa saja terjadi. Pria itu membuka mata, menoleh dan menyadari jika ia masih bersama seorang gadis.
Lalu mengapa ia memutuskan tiba-tiba untuk datang ke pernikahan itu? Kyuhyun tidak mau disebut pengecut. Ya— dia bukan seorang pengecut.

“Aku minta maaf. Aku akan mengabulkan apapun yang kau inginkan sekarang. Kau telah sangat banyak membantuku bahkan hingga hari ini.”

Minji menatap Kyuhyun dengan sedih. Kyuhyun seolah tidak punya hati dengan memberikan sebuah penawaran yang membuat harga diri Minji semakin terinjak. Jadi Kyuhyun akan membayarnya atas apa yang sudah ia lakukan? Mungkin Minji akan sangat mengecewakan ayahnya jika sampai Kang Jihyuk mengetahui hal ini.

Minji menangis. Butiran air mata mengalir dari sudut mata kanan disusul oleh mata kirinya. Minji menangis tanpa bersuara, dan Kyuhyun terenyuh melihat kenyataan di hadapannya.
Apa ia salah berucap? Ia tahu tindakannya sangat keterlaluan tapi Minji belum pernah sampai seperti ini sebelumnya. Rasanya mendengar kemarahan Minji dan didebat oleh gadis itu jauh lebih baik daripada melihat air mata seorang gadis seperti ini. Kyuhyun tidak tahu apa yang bisa ia perbuat. Minji kini menutup wajahnya dengan kedua tangan dan terisak.

“J—jangan menangis. Mengapa kau menangis?” Kyuhyun mencoba untuk menyentuh  bahu gadis itu namun ia menarik kembali tangannya. Ia takut sentuhannya justru akan membuat Minji semakin labil. Gadis itu adalah wanita yang galak.

Karena Kyuhyun tahu semua kekacauan ini akibat ulahnya, ia memilih untuk menunggu Minji sedikit lebih tenang. Akhirnya Minji menghapus air mata di wajahnya dengan tisu, menarik nafas dalam dan menoleh ke samping kaca.

Kyuhyun memberanikan dirinya, menyentuh bahu telanjang gadis itu hingga Minji terkejut dan menoleh padanya. Tatapan tajam Kyuhyun menyambutnya. Belum pernah sebelumnya pria itu menatapnya sedetail ini.

“Minji-ssi. Aku tahu semua ini salahku. Tapi, mengapa kau bersedia membantuku hari ini?”

“Kau memaksaku.”

“Dan kau tahu jika kau bisa kabur kapanpun kau mau. Kau bahkan mungkin tahu ini berisiko besar.”

Minji menelan ludah. Mengapa Kyuhyun memancing emosinya lagi?

“Aku tidak harus memberitahumu. Aku sedang tidak ingin membahas hal-hal yang tidak penting. Kenyataan kini semuanya sudah terjadi.”

Sial. Kang Minji justru mengabaikan pertanyaannya. Kyuhyun merasa ia kembali pada sebuah keadaan yang sama sebelumnya mereka alami berdua. Apa gadis ini sedang balas dendam?

“Apa kau sedang marah sekarang?”

“Apa aku berhak marah terhadapmu? Keluargaku bisa makan karena keluargamu. Anggap saja aku sedang melayanimu.”

Ya Tuhan. Kyuhyun tidak bermaksud seperti ini. Ada apa dengan gadis ini? Sekali lagi, Kyuhyun tahu ia salah. Namun sikap Minji kini membuatnya bingung. Mereka terbiasa bicara sebelum-sebelumnya. Kini semuanya seperti sulit untuk diungkapkan.

“Baiklah. Kalau begitu, aku akan mengantarmu pulang. Aku akan menjelaskan semuanya kepada ayahmu.”

Kyuhyun membuka jasnya, lalu menyampirkannya pada tubuh bagian depan Minji. Gadis itu terkejut lagi karena tindakan Kyuhyun. Wajah mereka kini berhadapan, begitu dekat, dan Minji tidak tahu lagi bagaimana mengontrol detak jantungnya. Ia harap Kyuhyun tidak akan mendengar detak jantungnya yang sangat tidak sopan.

Mereka saling menatap. Hidung keduanya hampir bersentuhan. Cho Kyuhyun sangat tampan. Dan pria itu juga baru menyadari jika kecantikan gadis ini luar biasa. Tak hanya cantik, gadis ini berhati baik, penolong, dan sabar. Ada apa dengan Kyuhyun? Tiba-tiba ada perasaan aneh, malu, membaur dengan perasaan bersalah yang besar. Ia tidak seharusnya memperlakukan Minji dengan buruk.

“Apa yang kau lakukan, Kyuhyun-ssi?”

Ucapan Minji menyadarkan Kyuhyun. Ia buru-buru menarik diri dan sedikit terbatuk. Jika saja gadis itu tidak menyadarkannya, Kyuhyun hampir saja melakukan kesalahan fatal kedua dengan berbuat tidak sopan seperti— mencium bibir misalnya. Hampir. Terbersit beberapa detik yang lalu di benaknya.

“Pakailah itu saat kau masuk ke dalam rumah nanti. Ayahmu mungkin tidak suka dengan pakaian yang kau pakai.”

Minji kembali pada kenyataan setelah beberapa detik yang hampir merebut nyawanya. Cho Kyuhyun sungguh pria yang tidak bisa ditebak. Ia terkadang menyebalkan dan sedingin es, namun tiba-tiba bisa bersikap seperti tadi, menghangatkan hati gadis itu.

—————————–

Keesokan paginya, Minji terbangun seolah ia baru saja kembali dari dunia lain. Rasa-rasanya ia baru saja bermimpi yang sangat panjang. Tidak. Semua yang ia alami semalam sama sekali bukan mimpi. Ia bahkan masih tertidur dengan memeluk jas milik Cho Kyuhyun, membuatnya seolah sedang memeluk pria itu sungguhan karena aroma parfumnya yang menempel kuat dan menenangkan.

Semalam, Minji pulang ke rumah namun ayah dan adiknya sudah tertidur jadi Cho Kyuhyun pulang tanpa perlu capek-capek menjelaskan apapun. Namun Minji yakin ayahnya sangat khawatir padanya, terbukti karena Minji menemukan belasan miscall dari ayahnya ketika Minji memeriksa ponselnya yang tertinggal.

Ya Tuhan, Minji merasa sangat bersalah. Kini ia bahkan bangun kesiangan dan ayahnya pasti sudah berangkat ke kantor dan Minhyuk juga sudah pergi ke sekolah. Tak ada satupun dari mereka yang membangukannya. Apa kedua pria itu sudah sarapan? Minji beruntung, karena ia tidak memiliki jadwal mengajar pagi sehingga ia bisa datang ke kampusnya lebih siang.

Setelah membersihkan make up sisa semalam dan mencuci bersih wajahnya, Minji membuka ponselnya. Ia melihat beberapa pesan dengan semangat namun tak ada satupun pesan dari orang yang ia harapkan.

Tentu saja. Mana mungkin pria itu menghubunginya? Cho Kyuhyun selalu seperti itu, hanya mencarinya ketika membutuhkan bantuannya. Minji tidak paham apa yang sedang ia jalani dengan Kyuhyun karena terkadang ada saat-saat di mana mereka begitu akur dan bersikap lembut satu sama lain.

Minji bahkan pernah memberikan pelukan tanda ia peduli pada pria itu. Tidak. Rasanya hal itu begitu memalukan.

Tiga pesan berasal dari Chanyeol pagi ini dan beberapa dari rekan dosennya. Ada satu pesan dari ayahnya yang memberitahunya bahwa sarapan sudah siap di atas meja.
Minji benar-benar merasa berdosa pada ayahnya. Ia sangat yakin sore ini baik ayahnya maupun Chanyeol pasti akan menyerangnya dengan pertanyaan seputar hubungannya dengan Cho Kyuhyun. Chanyeol bahkan memintanya untuk bertemu hari ini.

———————

“Aku minta maaf.”

Kyuhyun mengakhiri penjelasannya dengan sebuah kata maaf, membuat ibunya seakan paham akan tindakan gegabah putranya. Kyuhyun baru saja mengungkapkan sebuah kejujuran pada ibunya soal kejadian di pesta dan apa yang sebenarnya terjadi antara dirinya dan Kang Minji. Kyuhyun tidak tahu lagi harus meminta saran pada siapa karena ia benar-benar butuh seseorang untuk mendengarkan kebuntuannya. Sandiwara yang awalnya hanya ia dan Minji yang tahu, kini telah diketahui banyak orang meskipun mereka tidak mengetahui kebenarannya. Kyuhyun mengungkapkan di depan keluarganya saat itu jika mereka hanya ‘sedang dekat’. Kyuhyun bahkan tidak menyangka jika respon neneknya akan sangat luar biasa soal itu. Cho Hyemi, ia sangat menyukai kabar kedekatan itu.

“Secara tidak langsung, kau telah melukai perasaan dua orang wanita. Aku tidak yakin jika Bomi benar-benar terluka karena tindakanmu. Namun mendengar ceritamu, aku sangat yakin Minji sangat terluka. Jika ia baik-baik saja, ia tidak akan menangis. Seorang wanita pasti akan menangis jika ia sudah berada dalam titik di mana ia tidak tahu lagi bagaimana mengungkapkan kesedihannya.”

Kyuhyun terdiam. Makan siang hasil buatan ibunya sama sekali tidak terlihat menggoda lagi. Penjelasan ibunya sangat masuk akal. Beberapa kali gadis itu terlihat kecewa karenanya.

“Kau paham maksudku? Kau paham mengapa aku menyebutnya terlukai di sini?”

Kyuhyun menggeleng. Tidak. Kyuhyun belum paham betul. Minji mungkin marah karena hidupnya terusik dengan sandiwara bodoh ini. Namun apa hal itu sama dengan terluka?

“Kyuhyun-ah, apa kau merasa nyaman dengannya?”

“Apa maksud pertanyaan Ibu?” Kyuhyun mengalihkan kegalauannya dengan menyuap kimchi ke dalam mulutnya. Mengunyahnya tanpa selera.

“Selama bertahun-tahun aku melihatmu begitu tertutup pada orang lain. Kau hanya mempercayai sedikit orang untuk berada di dekatmu. Namun aku lihat, kehadiran Minji sedikit janggal di sekitarmu. Dia bahkan seorang wanita dan setahuku, kau tidak punya teman wanita selain Bomi. Kalian belum lama saling mengenal, namun kau melibatkannya begitu jauh. Aku tidak pernah berpikir kau akan berpura-pura memiliki kekasih untuk menutupi kekecewaanmu. Dan aku yakin, Nona Kang tidak menerima bayaran untuk itu.”

“Aku mempercayainya. Entah kenapa, aku percaya dia tidak akan mengkhianatiku. Dia— kurasa dia orang yang baik.”

Yonghee tersenyum. Ia memiliki perasaan yang sama seperti Kyuhyun dalam menilai gadis itu meskipun Yonghee hanya satu kali bertemu.

“Kau menyukainya?”

Dahi Kyuhyun berkerut. Apa iya?

Kyuhyun melihat ibunya tersenyum lagi. “Apapun yang terjadi di antara kalian, aku hanya berpesan agar kau tidak melukai perasaannya. Kau mengerti?”

Kyuhyun mengangguk pelan. Mungkin ia harus mencari tahu apa yang ia rasakan terhadap gadis itu. Ia tidak tahu, karena sejak kembali dari pernikahan Bomi, kekhawatiran akan hubungannya dengan Minji jauh lebih mendominasi pikiran Kyuhyun daripada rasa sakit akan kehilangan Bomi.

Tidak. Rasa sakit itu bahkan sama sekali tidak ada. Sudah tidak ada, dan Kyuhyun rasa ia sudah  mulai terbiasa.

——————————-

Minji merasa begitu buruk saat ini, perasaan bersalah ketika ia harus mengungkapkan ketidakbenaran di depan ayahnya. Kang Jihyuk mengajak putrinya bicara karena rumor di pesta yang pada akhirnya sampai juga ke telinganya. Jihyuk diberitahu oleh atasannya tentu saja, dan pria tua itu merasa bodoh karena tidak tahu menahu soal kedekatan putrinya dengan Cho Kyuhyun.

“Mengapa kau tidak jujur padaku?”

Jihyuk menarik nafas dalam. Terus terang, kabar kedekatan putrinya dengan Cho Kyuhyun bukanlah hal yang membahagiakannya. Jihyuk khawatir, semakin mengkhawatirkan putrinya. Bertahun-tahun mengabdi untuk Grup Daesang, ia tahu betul bagaimana keluarga itu. Jika Minji suatu ketika benar-benar masuk ke dalam keluarga chaebol itu, Jihyuk takut putrinya tidak akan bahagia. Menjadi menantu dalam keluarga Cho tentu memiliki beban tersendiri.

Lalu mengapa selama ini ia tidak merasa khawatir akan kedekatan Minji dan Chanyeol? Bagi Jihyuk, Park Chanyeol dan Cho Kyuhyun adalah dua hal yang berbeda. Cho Kyuhyun, pria itu memang sudah dipersiapkan untuk menjadi pewaris utama, apapun yang terjadi. Entah Kyuhyun akan menolak berapa kalipun, takdirnya sudah ditulis sebagai orang nomor satu di Grup Daesang.

Minji hanya diam saja setelah sedikit menjelaskan sesuai dengan apa yang Kyuhyun katakan di depan keluarganya. Mereka sedang dekat, meskipun belum secara remi berpacaran. Penjelasan itu terdengar masuk akal di telinga orang-orang terdekat, yang bahkan orang luar sudah mengklaim hubungan mereka.

Dan jika ia tidak salah menfasirkan— ayahnya terlihat tidak nyaman dengan kabar ini.

“Aku minta maaf. Aku sangat minta maaf jika Ayah merasa tidak nyaman karena hal ini. Aku tahu aku tidak cukup tahu diri.”

“Aku tidak tahu diri karena menginginkan Cho Kyuhyun, sementara pria itu tidak.” Batin Minji dalam hati.

Di tengah-tengah pembicaraan mereka, seorang tamu tiba-tiba berkunjung ke kediaman keluarga Kang sore itu. Kang Jihyuk membuka pintu, dan betapa terkejut dirinya ketika melihat sosok Cho Kyuhyun berdiri sambil tersenyum sopan padanya.

“Tuan muda—”

“Maaf jika kedatanganku mengejutanmu. Apa aku bisa bertemu dengan Minji-ssi?”

**

Atas ijin Kang Jihyuk, Kyuhyun mengajak Minji untuk bicara di luar rumah, di sebuah mini market yang berlokasi tidak jauh dari rumah Minji. Mereka duduk berdampingan sambil menatap situasi di luar kaca ditemani minuman yang dibeli Kyuhyun.

“Kau baik-baik aja?”

Minji mengerutkan keningnya. Apa pria ini mengkhawatirkannya? Apa ia merasa bersalah atas apa yang sudah terjadi semalam? Kyuhyun membuat Minji menjalani hidupnya seperti tanpa roh hari ini. Ia bahkan tidak bisa fokus mengajar dan hanya melamun di dalam kelas dengan memberikan mahasiswanya berbagai macam tugas.

“Kau bahkan tidak menjawabku. Katakan padaku, seberapa besar kekacauan yang sudah kutimbulkan untukmu?”

“Kau masih bertanya padaku. Kurasa aku tidak perlu menjawabnya. Kau sudah bisa melihatnya sendiri, dan juga respon orang-orang. Aku seperti bersembunyi, menghindari semua orang.”

Kyuhyun menegak bir kaleng di tangannya. “Ayahmu sangat terkejut melihatku datang. Kurasa ia percaya dengan hubungan kita.”

“Dan aku tidak suka berbohong pada orangtuaku sendiri.”

Kyuhyun tertusuk. Sepertinya Kang Minji sangat kesulitan karenanya. Ia harus segera menyelesaikan ini. Ia harus memberikan solusi atas masalah ini, dan Kyuhyun sudah memikirkannya semalaman, seharian.

“Aku merasa sangat bersalah padamu. Seharusnya sejak awal aku tidak melibatkanmu. Meminta maaf ribuan kali pun tetap membuatku terlihat seperti seorang pengecut karena berlindung di belakangmu. Jadi kumohon dengarkan dan pikirkan baik-baik apa yang akan kukatakan.”

Minji menarik nafas dalam. Apalagi yang akan Cho Kyuhyun perbuat dalam hidupnya. Apapun itu, rasanya Minji tidak ingin peduli lagi. Ia lebih memilih untuk tidak mengenal Cho Kyuhyun saja, seperti dia yang sebelumnya.

“Aku akan menyerahkan kelanjutannya padamu. Kali ini, aku akan mengikuti pilihanmu dan menanggung semua risiko yang mungkin timbul atas diriku.”

Minji kembali mengerutkan keningnya, tidak paham.

“Kau bisa memilih— kita hentikan semuanya sampai di sini, atau kita lanjutkan kedekatan ini tanpa memikirkan pendapat orang lain tentang kita.”

Minji menoleh, dan ia butuh pengulangan. Sepertinya ia butuh penjelasan tentang pilihan kedua, mengenai melanjutkan kedekatan mereka tanpa memikirkan pendapat orang lain tentang mereka.

 

TBC-

Aku cut di sini. Dan ada yang mau aku jelasin sedikit tentang fanfic ini.
Aku udah baca respon kalian di part-part sebelumnya dan memang benar jika FF ini mungkin alurnya terkesan lambat. Jika kalian membaca dengan melihat hanya sisi romance dan fokus pada adegan-adegan manisnya saja, fanfic ini bisa aku bilang sangat amat terasa super lambat dan membosankan untuk dibaca hingga part ini.

Kalau aku paksain kedua tokoh utamanya dekat dengan cepat, sepertinya ceritanya bisa jadi lebih aneh dari ini kkkk~ Kita bandingkan ke real life aja sih, orang PDKT bahkan bisa habis waktu berbulan-bulan bahkan tahunan. Cuma kalau kalian bener-bener baca ceritanya dan ngikutin dari awal (engga cuma main skip dan baca part yang ada skinshipnya)— mestinya paham kenapa mereka lama. Daripada baca lompat-lompat dan skip sana-sini mending jangan baca sekalian ah daripada ga ngerti sama alurnya. No offense ya, aku bilang gini karena kebanyakan juga pembaca genre romance kurang begitu suka dengan fanfic yang ada konfliknya meskipun ga semua.

Overall, ThanKyu still looking for my fanfic. Yang masih menunggu lanjutan fanfic lain ditunggu aja. Akan aku post dalam waktu dekat. Thankss ^^

 

38 thoughts on “My Fair Lady [Chapter 6]

  1. Bener banget. Kalau mereka tiba” jatuh cinta ceritanya bakal kacau balau dan gak ada feel. Aku suka cerita disini karena gak cuman buat cerita romance yg mengumbar kata cinta, tapi ff disini bener” nyeritain dari awal dan gimana kita ngebangun feelnya. So author, tetep semangat saja. Pasti yang nungguin cerita ini masih banyaaaaak.

    Suka

  2. Heppi bgt dpt notif update dari ff ini. Suka banget ama endingnya yg Kyu bener2 ngomong terus terang gitu. Walopun nggak secara langsung ngajak dekat tp gentleman bgt haha.. jaman skr mana ada org ngomong mau jadi pacarku. Haha..

    Suka

  3. Gx masalah sih kalo alurnya lambat…kemarin clown man jg gitu…
    Step by step yg penting jelas haha…

    Takut minji.nya nolak kyuhyun gr” dia tau ayahnya gx begitu suka kabar kedekatannya sama kyuhyun…moga aja minji milih dekat sama kyuhyun…pasti ada timbal balik usaha dr kyuhyun koq buat deket sama minji…

    Suka

  4. Kalau menurutku bagusan gini sih..
    Jadi gak terkesan dipaksain..
    Soalnya mreka kan awalnya gak.saling kenal..
    Lucu ajja kalau tiba2 mreka deket dalam arti yg sebenernya secara dalam hati kyuhyun ajja masih ada bomi..
    Cuma kadang2 suka greget sama kyuhyun yg gak peka..
    Jadi bawaannya selalu nyesek pas ada moment kyuji..
    Selalu ajja harus berakhir dengan kekecewaan minji..
    Semoga apapun pilihan minji nantinya itu yg terbaik buat mreka berdua

    Suka

  5. Semoga aja minji memilih meneruskan hubungan mereka,kan dah terlanjur banyak yg mengira bahwa mereka adalah sepasang kekasih….bukankan cinta itu butuh pendekatan,jadi kyuhyun harus sering melakukan pendekatan ma minji supaya hubungan mereka ada kemajuan

    Suka

  6. Ff MFL gx selambat ff the story of bear family itu lebih lambat, romance.nya dikit tp feel.nya dapet bgt bikin reader betah walaupun alur dan postinganya lambat #maafkanAkuVanillaEoni btw aku suka MFL dan feel.nya dapet mungkin kyu skarang blum sadar dgn perasaanya dan jd gx peka ama minji tp mungkin aja nanti kyu yg ngejar2 minji hahaha tarik-ulur tuh bikin greget

    Suka

  7. berharap kyuhyun sadar ama perasaan minji dan kyuhyun pun kayaknya sudah ada perasaan sama minji walaupun itu masih sedikit gpp lah mungkin lama” menjadi bukit haahaa berharap apapun keputusan minji itu yg terbaik buat mereka dan buat hati minji ga tersakiti lagi

    Suka

  8. Minji jwb lanjutin ja udh kepalang basah jg jd mandi aj sekalian 🙂
    toh kelga kyu jg udh nerima dan setuju kayanya respon mereka sangat baik jd nikah aj pacaran bisa dijalani setelah nikah

    Suka

  9. Itu apa itu kata kata terakhirnya kyuhyun ngajak deket kok gituuuu!!!
    Duh ya oppa minji lg bingung dibikin tambah bingung suruh milih stop apa lanjut… Ih ih kyuhyun bikin kesel deh.. Tipe2 cowok bikin kesel di real life gini nih..bukannya ngajak malah nyuruh milih… Bikin baperr!! Hehehehee 😅😅😅

    Suka

  10. Iya si bener kalau misal minji dan kyuhyun deketnya cepat pasti berasa aneh, kalau lambat gini dekatnya bikin geregetan gimana gitu hehehe

    Yah TBC nya tepat banget, dibagian yang butuh penjelasan lebih, aku kok ya ikutan bingung sama kayaj minji pas bagian pilihan kedua, hubungan pura-pura apa hubungan jadi nyata hehe

    Suka

  11. ff ini makin sini makin kerenn bangetttt.. aku pencinta genre romance tpi aku sukaa bgt ff ini, konfliknya juga ga buat aku bosen.. feelnya jga dapet banget, klo udh bagian moment Kyuhyun sama Minji disini tuh jdi kenikmatan tersendiri gituu *ehh
    emm, mksdnya ff ini kan momen kyuhyun-minji nya baru dikit2, nahh sekalinya ada moment mereka ituu bikin greget sama gemes sendiriii.. aku sukaa alur cerita yg kaya gini…
    aduuhhh kak, good job ya nulisnya.. ga sabar nunggu kelanjutannya

    Suka

  12. menurut aku justru ff ini kerasa banget realnya kok, gak terlalu diburu2 dan justru malah bikin kita makin penasaran… pas banget kalo menurut aku.

    duh gimana ya, kalo jadi minji bingung juga sih,, pertama, ya, kata ‘tahu diri’ memang selalu jadi pertimbangan utama yang pasti akan terus dan selalu muncul difikiran minji.
    kedua, posisi kyuhyun yang pewaris utama juga merupakan beban tersendiri buat minji, ini adalah alasan yg melatar belakangi alasan utama tadi.
    ketiga, ke khawatiran ayahnya minji sepertinya juga bukan sesuatu yg tanpa alasan, mengingat beliau tahu benar seluk beluk keluarga cho itu seperti apa. paling tidak rasa khawatir adalah yang paling mendominasi.

    dan masih banyak alasan2 lain, yang pasti membuat bingung minji kedepannya.
    tapi, apapun itu, sekali lagi takdir tidak akan pernah mengingkari apapun.
    jika memang kyuhyun adalah takdir minji, maka melarikan diripun rasanya tidak akan pernah bisa.

    semangat authornim, ditunggu kelanjutannya ya.

    Suka

  13. jangan di ubah alurnya pliss..ini menurutku udah pas..aku mengikuti dan menikmati setiap perubahan perasaan minji dan itu perlahan2 , selain itu ngerasain juga kegalauan Kyuhyun tentang perasaannya sendiri, ga mungkin dia langsung ngeh jatuh cinta sama minji sedangkan di ceritain sebelumnya kalau dia sangat mencintai bomi hingga merubahnya jadi pria tertutup. Pastilah ia akan bertanya pada dirinya sendiri, antara percaya dan tidak percaya jika dirinya sudah tertarik sama Minji, Konfliknya juga sederhana ga ribet, pokoknya aku suka dan nikmatin banget ffnya..(Y) ditunggu lanjutannya ya..

    Suka

  14. Kaget bgt Minji bisa sampe nangis begitu. Ugh kyuhyun gak peka. Padahal kayaknya ibu Kyu peka tuh sama perasaan Minji. Chanyeol aja peka sampe nyesek sendiri. Kyu-Bomi-Siwon-Jaebum gatau penasaran bgt sama hubungan mereka. Kok sampe segitu gak senengnya mereka. Dan knp bpk Minji kurang setuju kalo KyuMinji deket hmm… Please next part cepet😂😂😂

    Suka

  15. baguslah kyuhyun semakin lama udah makin bisa lupain bomi. dan sekarang udah mau dekat sama minji.
    berharap yang baik aja sih buat mereka. *aku ngarepnya minji mau melanjutkan sesuai keinginannya wkwk

    Suka

  16. Kalau baca ff disini, bisa kebawa perasaan banget. Bisa ikut masuk kedalem cerita itu, bisa ngerasain apa yang dirasain sama kyuminji.. Uuhhh daebak author.. Keren..
    Alurnya lambat asal sesuai dengan cerita itu lebih bagus. Daripada buru buru kan jadi terkesan gantung diceritanya nanti..
    Semangat buat authornyaaa..
    Ditunggu post My Fair Lady selanjutnya 😊🙌🙌🙌

    Suka

  17. Memang alurnya harus seperti ini. Lambat, tapi jelas. Daripada cepat tapi terkesan dipaksakan, kan jadi aneh. Lagipula KyuJi baru saja kenal, kan. Oke dech, ditunggu perkembangannya saja 🙂

    Suka

  18. bingung mw komen apa, feel nya kena bgd,kasian kyuminji terjebak pada posisi yg menyulitkan, kyu sprtinya memang dah mengikis perasaannya ke bomi tp klo dia ktmu bomi dia masih goyah, minji yg punya perasaan ke kyu juga g tw mw gimana menyikapinya, jd penasaran kelanjutannya, tp ibu kyu dah tw klo minji suka ma kyu, g ngebayangin gmana minji ma keluarganya ma keluarga kyu klo tw cuma sandiwara, next ya..

    Suka

  19. Bner banget eon, kalo mereka langsung jatuh cinta aja kan berasa bgt alur nya kcptan.
    Udah keliatan sih sbnarnya tanda2 kyuhyun mulai tertarik sama minji. Intinya next part aja lh yg dtnggu hhee udh gk sabar mau baca gmna crta mrka brdua nanti nya lanjut atau selesai disitu aja ???

    Suka

  20. Awal yg bagus buat minji dan kyuhyun walaupun mereka ghag menyadari,,,,kenapa sich siwon oppa jhat pa iri sama kyuhyun slalu dicintai wanita cantik dan sexy,,,ghag sabar akhu buat nunggu part slanjutnya 😀

    Suka

  21. Tanpa disadari kyuhyunpun menyukai minji y
    Mm minji milih buat truz lanjut ato berakhir yach, aq harap sandiwaranya berakhir tapi berakhir dg mereka beneran hd sepasang kekasih bkn pura”, hihihi biarin chayeol ma chayeong aj yach

    Suka

  22. Ewewewew pilihan yg sulit tpi ini kayanya si minji bkal milih pilihan kedua … tpi knapa gk ada flashback ya knpa si kyu sma bomi bisa kontra bnget …pdahal dlu dia sepasang kekasihhh? Tpi ini kan cerita authorr..jdi yaudahlah hanya author yg bisa ngebentuk ceritanya kya gmna. Oh iyaa ada beberapa penulisan yg ngena bnget bner” ampe ke ati..nah itu yg aku arepin dri part kmaren . Tpi dri atas ke bawah gk ada yg typo ya.. wkwk..luar biasa .. okeee sperti biasa segini aja coment nya karna memang gk ada yg perlu di komenin lg sihh udh okelah pokonya.. 🙂

    Suka

  23. Gak apa – apa sech alurnya lambat asal ceritanya jelas daripadacalurnya cepat tapi para pembacanya bingung dibuatnya.

    Aku juga tak mengerti dengan ucapan kyuhyun tentang ” kita lanjutkan kedekatan ini tanpa memikirkan pendapat orang lain tentang kita ”
    Memangnya orang – orang berpendapat apa soal mereka ?

    Suka

  24. wah… dua duanya galau eaaaaa kesian bgt sih tp emg lebih berat di minji soh karena dia udah pake perasaan dan kyuhyun kayanya udah mulai juga niha ahahahahh bomi ga jelas bgt sih aaliiii aku ga ngrrti lagi atuh itu gimana kenapa begitu kyuhyun udahlah lupain aja dan siwon sama bapaknya bomi juga kenapa sih huh sebel sendiri jadinya hahaha duh plihan kedua kyuhyun menggiurkan bgt buat minjilah hahahah lanjuuuuttt

    Suka

  25. maksud ucapann kyuu ituu mksdnyaa mauu ngelnjutin kahh hubungan pura2 menjadii bnerann???
    smogaaa ajaaa minjii menjawab iyaaa…. haha..
    bukannha ituu yg diaa inginkann…hehe
    tp sebnarnyaa tujuan kyuu nanyaa gituu gmna? apa ia ingin menjawab soal perasaannya k minji kahh??? dan apa dia yakin dgm ucapannyaa itu??? omaigattt

    Suka

  26. Minji~aaa please say “Kita lanjutkan saja” hahahah.. kek penghasut kelas kakap aku, wkwkwkwk
    abang Kyu belum sadar klo Minji punya perasaan ke diaa.. huhuhuhu..
    Semoga neneknya Kyu cpet ngejodohin mereka, terus nyuruh mereka nikah, dan kyu megang perusahaan, kekekek khayal bgt..
    Gomawo Thor, xoxoxo

    Suka

  27. Huhuuuu….. aku justru suka adegan yang lambat, krna aku bisa msuk dlam crta dan dpt bgt feelnya. Smua hal itu bttuh proses, untuk melihat pelangi aja kita harus menerima hujan dlu bukan? *abaikan

    Pda intinyaaaaa aku ska crtanyyaaaaaa… authornim jjang👍

    Suka

  28. kedekatan Kyu dan Minji jadi heboh dan bikin orang salah paham. kasihan juga Minji harus menangis sedib karena perasaan sepihak kepada Kyu. ya ampun yang bikin kaget sama omongan Kyu berhenti di sini atau lanjut tanpa memikirkan pendapat orang lain Minji seolah dapat angi segar jadinya

    Suka

Leave a Comment ...